Isi rekaman [Telah Revisi]

"Tapi siapa yang akan ngambilnya?" Pertanyaan itu di ajukan oleh Aletta.

Wajah-wajah semua orang serius dalam posisi bibir masih tak bergeming. Pertanyaan Aletta seolah angin lalu yang tak tertangkap tapi bisa di rasakan.

"Kamu dan aku." ujar Oliver.

Aletta merasa sangat terkejut mendengarnya. Di antara banyaknya anggota VCL mengapa harus dia yang menjadi tumbal.

"AKU." tunjuk Aletta pada diri sendiri dengan perasaan shak-shik-shok.

"Iya kamu. Apa kamu keberatan?" Oliver memastikan tatkala melihat wajah gadis itu yang tergemap hebat.

Aletta menggeleng-gelengkan kepala."Tidak, tapi bagaimana caranya kita ngambil rekaman itu?"

"Begini, kalian dengarkan baik-baik." Oliver sang pemimpin turun tangan.

Mereka semua mengangguk dan berusaha mendengarkan apa yang akan Oliver katakan dengan baik.

"Jadi nanti itu...

Oliver menjelaskan rencananya tentang bagaimana cara mengambil rekaman cctv dari tangan agent YSL.

"Bagaimana, kamu bisa kan Aletta?" tatapan pemuda itu jatuh pada sosok yang akan bertindak lebih jauh dalam rencana ini.

"Bisa, tapi kenapa harus aku, di sini masih ada Cris, Nicho, Edward, dan kakak ku." walau tak terucap secara langsung, namun penolakan berusaha Aletta sampaikan.

"Hanya kamu yang bisa di sini, sedangkan mereka pasti akan langsung ketahuan jika berusaha ngambil rekaman cctv itu, karena agent-agent lain taunya kalau agent VCL itu semuanya berjenis kelamin laki-laki, tapi sebenarnya ada dua anggota VCL yang memang di rahasiakan yaitu kamu dan kakak mu, dan sampai saat ini masih belum ada yang tau siapa dua agent VCL itu." cetus Oliver yang dapat membungkam bibir Aletta.

"Iya Aletta, kamu bisa mengambil rekaman cctv itu tanpa ada yang curiga jika kamu bagian dari VCL, kamu bisa menyelinap masuk untuk bisa dapetin rekaman itu." Jonson berupaya membujuk gadis yang kadang kala sulit di kekang.

"Baiklah, aku yang akan ngambil rekaman itu dan jika aku perlu bantuan, kalian harus siaga dan langsung membantu ku, aku tidak mau hidup ku berakhir karena gara-gara hal ini." syarat Aletta.

Senyum merekah di wajah semua orang, walau bagaimanapun mereka tau jika Aletta bisa di andalkan.

"Iya, kami akan langsung nolongin kamu, kamu tidak usah khawatir tentang hal itu." sanggupi Nicholas.

Pistol tergeletak di atas meja di raih, Oliver taruh senjata api itu di pinggang yang kemudian tertutupi baju. Tatapan tajam lelaki itu mengarah pada Aletta."Ayo."

"Oliver, jaga adik ku, jangan biarkan dia kenapa-napa, jika sampai dia kenapa-napa, kau yang akan habis di tangan ku." peringat Leonor melayangkan tatapan maut.

Wajah dingin Oliver meredam semuanya. Lelaki yang malas menyahut itu mengisyaratkan Aletta menggunakan pandangan semata. Dan tanpa di jelaskan Aletta pun paham harus apa. Beriringan kedua agent besar itu keluar dari kamar dan mulai bergerak melancarkan aksi.

...•••...

Ishaan dan Lucas tiba di apartemen. Dengan terburu-buru mereka berjalan menuju kamar Leon.

Krieet

Pintu terbuka, mereka yang sedang menunggu kedatangan keduanya langsung menyorot secara sempurna ke pintu yang memampangkan sosok yang di tunggu-tunggu.

"Kalian mendapatkannya?" pertanyaan tak terselip basa-basi di layangkan Max.

Kepala Ishaan menggeleng."Dari yang aku dengar yang sudah menembak presiden Arnold adalah tentara palsu yang menyamar demi bisa mengelabuhi semua orang."

"Jadi benar jika tentara palsu itu memang berniat untuk membunuh presiden Arnold, pertanyaannya kenapa dia melakukan itu semua?" Lux termenung sambil berpikir keras mengenai tragedi yang masih bersifat misteri.

"Aku rasa pasti ada tujuan tertentu tentara palsu melakukan ini semua, menurut yang aku lihat dari rekaman cctv yang sudah Lux rentas, tentara palsu seperti tidak hanya ingin mencelakai presiden Arnold saja tapi juga presiden lainnya, dan beruntung presiden John tidak sampai di celakai olehnya." dugaan kuat di lontarkan Leon. Pemuda yang di ibaratkan seorang singa mampu mendeteksi hal yang tidak manusia biasa lakukan. Perangai tentara fake telah memberi sinyal bagi Leon mengenai target yang tidak hanya satu.

"Tapi apa maksudnya melakukan itu semua?" lirikan mata Max mengacu pada sosok sedingin es di kutub Utara.

"Pasti ada tujuan tertentu, kita harus jaga baik-baik presiden John, karena dia yang sedang di buru oleh musuh-musuh yang tidak tau melakukan ini semua dengan tujuan apa." pertegas Leon menatap lurus ke depan.

"Apakah kalian menangkap tentara itu?" pertanyaan menikam di layangkan Lux.

"Maaf kita tidak bisa menangkapnya, dia berhasil kabur karena meloncat dari atas atap." wajah Lucas agak masam saat target yang di kejar-kejar lolos begitu saja.

"Tapi kalian lihat kan seperti apa wajah tentara itu?" memastikan Lux.

"Tidak, aku belum sempat melihat wajahnya, dia sudah keburu melarikan diri." Ishaan menyahuti.

"Jadi kalian gak dapat apa-apa?" takjub Max akan dua rekan yang baru pertama kalinya kembali dengan tangan kosong.

"Kami hanya membawa ini." dengan bangga Ishaan tunjukkan kamera berukuran persegi pada mereka semua.

"Kami menemukan kamera itu di atas atap bandara, kami merasa jika kamera itu milik tentara palsu yang jatuh saat berlari." imbuh Lucas.

Kamera di ambil oleh Leon."Lux periksa kamera ini."

Dengan sigap Lux mengeluarkan flashdisk yang di simpan di balik kamera itu. Menggunakan keahliannya ia mengobrak-abrik data dan berputarlah rekaman video yang ada di dalam kamera.

Di dalam rekaman itu terdapat video presiden Arnold yang baru turun dari dalam pesawat. Saat presiden Arnold berjalan keluar dari dalam bandara tiba-tiba tentara itu menembak presiden Arnold tepat di kepalanya.

Dor!

Suara tembakan itu terdengar seisi bandara. Presiden Arnold langsung tumbang karena kehilangan keseimbangan. Pengawal presiden Arnold yang melihat itu semua langsung panik.

"Presiden!"

Terkejut mereka saat kejadian tidak terduga terjadi di depan mata.

Seketika tentara-tentara yang berada di sana langsung mendekati presiden Arnold dengan panik. Tentara palsu menggunakan kesempatan ini untuk bisa pergi, dan kerennya tak ada satupun yang memperhatikannya, semua orang terlalu panik ketika mengetahui presiden Arnold tertembak.

"Kalian dari mana saja, kenapa kalian tidak becus menjaga bandara ini!" Menteri dari Belanda marah dan meluapkannya pada kapten tentara yang terbungkam hebat.

Kapten tentara itu hanya diam mengaku salah namun semuanya sudah terjadi dan tidak bisa terulang kembali.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!