"Aku harus minta bantuan John." Choisan dengan tergesa-gesa menghubungi presiden negara lain untuk membantu menangani musibah yang melanda negara tercinta.
"John tolong aku, selamatkan aku." kepanikan menghantam Choisan.
"Katakan ada di mana kau saat ini?"
"Di gedung DPR, ku mohon tolong aku, hanya aku yang tersisa di sini, semuanya sudah berubah menjadi zombie."
"Baik, aku akan segera menghubungi anak buah ku untuk menyelamatkan mu dan negara mu." janji presiden John.
"Terimakasih John."
John tidak menjawab, ia lalu mematikan sambungan.
Di markas besar YSL, semua orang menunggu kedatangan Leon. Lelaki dengan power terkuat itu sedang di nanti-nanti kehadirannya. Kecemasan memupuk di wajah setiap insan, berita terupdate tentang negara Korea terus berdatangan dan terdata korban berubah menjadi zombie semakin meningkat dengan pesat. Dalam hitungan jam saja sudah ada ribuan orang yang terinfeksi virus zombie.
Drrt
Drrt
Drrt
Telepon Anton tiba-tiba berbunyi dan tertera nama John yang keluar.
"Pak John." Satu nama yang di sebut Anton sukses mengalihkan perhatian semua orang.
"Cepat angkat ton, aku rasa itu penting." Mark bergegas memerintahkan lelaki itu.
"Halo pak." dengan hati-hati Anton memberikan sapaan, sebagai bawahan ia harus bersikap sopan terhadap presiden negara Amerika Serikat yang paling berkuasa di antara yang lain.
"Antony presiden Choisan meminta bantuan negara kita dalam wabah yang melanda negaranya, kita harus membantunya Antony, kau bujuklah Leon untuk mau membantu negara sebelah yang sedang terkena musibah." perintah Pak John.
"Baik pak, saya akan membujuknya."
John lalu mematikan sambungan telepon.
"Ada apa ton?" penasaran berat bersarang di kepala Mark.
"Presiden Choisan meminta bantuan kita untuk menangani wabah yang menyerang negaranya."
Dugaan Mark tidak luput."Kita harus tolong mereka ton."
"Kita tunggu Leon datang dulu, hanya dia yang bisa menyelesaikan masalah ini." Anton tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Sebagai seorang agent rahasia negara yang bertugas di dalam ruangan, ia perlu menunggu sang agent besar yang selama ini menjadi penawar di antara ribuan penyakit yang berdatangan di tempat-tempat berbeda. Dia adalah Leon, agent rahasia negara yang paling mengesankan yang pernah ada.
Mark mengangguk paham. Menunggu dan menunggu hanya itu yang bisa di lakukan.
Leon menatap gedung utama YSL yang besar dan berdiri kokoh di hiruk pikuk kota New York. Dengan gagah Leon berjalan menuju ruangan yang biasa di gunakan sebagai pertemuan dalam menyelesaikan kasus-kasus besar.
Tap
Tap
Suara sepatu Leon yang memecah keheningan. Seketika semua orang tertuju pada Leon yang baru datang.
"Leon negara Korea Selatan sedang di landa wabah yang sangat besar yaitu wabah zombie, apakah kau tau mereka datang dari mana?" pertanyaan lantas di ajukan oleh Anton pada sosok pemberani dan penguasa seperti arti nama pemuda itu.
"Tidak." singkat padat jawaban Leon.
Leon mengambil duduk di dekat rekan-rekan agent rahasia yang sama sepertinya. Ia duduk sambil menyilangkan tangan di dada. Wajah datar dan tatapan setajam elang terus mengumbar.
"Negara itu sedang dalam bahaya Leon, ada banyak orang-orang yang harus kita selamatkan, kita harus gerak cepat agar tidak terlalu banyak korban di dalam kekacauan itu." tutur Anton.
"Kau tau, mereka sudah merubah sebagian besar penduduk Korea Selatan yang bertempat tinggal di kota Seoul, mungkin memang ada penduduk yang masih belum menjadi zombie, tapi kemungkinan itu sangatlah kecil, lihat saja banyak sekali zombie-zombie yang sudah memenuhi kota Seoul, bahkan mereka sudah menguasai kota itu sepenuhnya." dari layar LED terlihat jelas kekacauan besar yang menimpa negara tetangga. Anton menunjukkan rekaman saat ini yang berlangsung di negara Korea kepada semua agent besar negara Amerika Serikat.
"Lalu?" pertanyaan itu membuat semua anggota sedikit tersentak kaget.
"Kita harus hentikan itu semua, aku tidak mau zombie-zombie itu menguasai dunia, cukup Seoul saja yang mereka kuasai." cetus Anton menatap ke arah Leon yang diam tanpa ekspresi.
Bibir pemuda itu terkatup sempurna, tidak ada tanggapan serius di wajah seorang Leon yang notabenenya adalah pemimpin di antara semua agent besar negara AS. Dia yang paling cerdik dengan kemampuan segunung.
"Kau harus cari tau kenapa mereka bisa berubah menjadi zombie, siapa yang berada di balik wabah ini, dan untuk apa dalangnya melakukan ini semua." tuntut Anton.
"Apa kau yakin jika wabah yang menyerang negara Korea Selatan ada orang yang sengaja melakukannya?" pertanyaan Leon membungkam mulut Mark dan Anton. Kedua lelaki itu saling berpandangan.
"Kami yakin sekali." jawab mereka kompak.
"Apa tujuan dia melakukan semua ini?" sekali lagi pertanyaan menjebak di lempar oleh Leon.
"Apalagi kalau bukan menguasai dunia, dalang utamanya pasti berniat ingin menguasai dunia dengan cara menghancurkan Korea Selatan sebagai bentuk awal dari rencana yang ia rancang." dengan penuh keyakinan Mark menjawab.
Leon diam mencerna baik-baik perkataan Mark, si panglima militer.
"Kenapa kau diam, apa yang kau pikirkan?" tanya Mark.
"Tidak ada."
tap
tap
tap
Suara langkah kaki seseorang membuat mereka semua mengalihkan perhatian.
"Profesor Gilbert, kenapa kau ada di sini?" Anton menghampiri sosok dengan gelar tidak main-main itu.
"Apalagi kalau bukan menyelidiki wabah zombie yang menyerang Korea Selatan." sahut profesor Gilbert.
"Bagaimana caranya kau menyelidiki wabah zombie itu?" tanya Mark.
"Dengan cara menangkap satu zombie saja dan bawakan ke sini, apakah kau bisa Ishaan?" profesor Gilbert menatap Ishaan, teman Leon yang biasa memecahkan kasus-kasus bersama Leon selama ini.
"Bisa, aku akan menangkap zombie itu untuk mu, kau mau ku bawakan zombie yang masih hidup atau yang sudah mati?" Ishaan tak gentar sedikitpun dengan wabah penyakit ini, walau tersebar luas isu-isu mengerikan tentang zombie, hal itu sama sekali tidak mengguncang bagi Ishaan yang setiap hari selalu bertemu dengan peledak dan bom.
"Yang sudah mati saja, karena jika masih hidup, aku akan sulit menelitinya." jawab Profesor Gilbert.
"Baik, aku akan bawakan zombie yang kau minta ke hadapan mu dalam waktu 10 jam saja, tetapi aku butuh helikopter untuk bisa sampai di negara Korea Selatan, apakah kau bisa menyiapkannya?" persyaratan Ishaan sampaikan.
"Itu hal yang mudah, kau bisa menggunakan helikopter ku. Sekarang pergilah dan bawalah zombie yang ku minta." Perintah Profesor Gilbert.
Ishaan bangkit dari duduk, berjalan keluar dari lingkaran pada orang-orang besar.
"Aku ikut." itu suara Max. Salah satu agent rahasia yang sama seperti Ishaan dan Leon.
"Jangan Max, aku bisa melakukannya sendiri." larang Ishaan.
"Tidak Ishaan, kau harus bawa Max bersama mu, karena dia bisa membantu mu di sana." Saran Anton.
"Oke, kau boleh ikut." tidak ada pilihan lain yang bisa Ishaan tempuh selain membawa rekannya ke medal berbahaya itu.
Max membalasnya dengan dehaman saja.
"Sekarang cepatlah kalian bawakan zombie yang ku minta." kata profesor Gilbert.
Mereka berdua lalu berjalan keluar dari dalam ruangan itu.
Leon bangun dari duduknya.
"Mau kemana kau Leon?" tanya Mark.
"Aku ingin pulang, bukankah mereka akan kembali 10 jam lagi, itu masih lama bukan?"
Tak ada yang dapat mencegah lelaki itu, semua orang hanya bisa kembali menunggu. Leon melanjutkan perjalanan yang sempat terjeda.
"Leon presiden Choisan meminta bantuan kita dalam wabah yang merebak di Korea Selatan, kita harus membantu mereka, kita harus bertindak cepat." panik tak pernah hilang dari diri Anton.
Langkah Leon langsung terhenti."Besok aku akan datang kembali ke sini bersamaan dengan hasil dari penelitian yang profesor Gilbert lakukan."
Langkah yang terjeda lalu kembali di lanjutkan, lelaki itu keluar dari ruangan tanpa menunggu jawaban dari mereka semua.
"Lihatlah murid mu itu, dia malah pergi di saat kita sedang kalang kabut memikirkan wabah yang merebak di Korea Selatan." Mark geleng-geleng kepala tak habis pikir.
"Dia memang seperti itu, kita tunggu saja hari esok. Aku yakin sekali, dia pasti mau menyelesaikan masalah ini, dia itu agent besar, kau tidak boleh meragukan kemampuannya." Anton menjunjung tinggi anak buah yang sudah banyak berjasa kepada negara.
Hanya dehaman yang menjadi jawaban Mark. Lelaki itu sedikit merasa jengkel dengan perangai angkuh Leon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Vallensia
setelah ini semuanya pasti akan jelas
2022-11-07
0