"Lux terus ikutin dia." Leon membidik punggung sosok yang telah menjadi bencana baginya dan beberapa oknum lain di luaran sana. .
Tentara itu berjalan masuk ke dalam bandara dengan tergesa-gesa. Agent YSL terus memperhatikan tentara palsu yang di rasa punya misi besar di balik kemunculannya. Tentara itu melihat ke arah cctv dengan tatapan tajam dan-
Dor!
Rekaman cctv langsung terhenti.
"Arrrrgghh!"
Teriak agent YSL yang tidak dapat melihat apa yang terjadi setelah itu.
"Sial, kenapa dia merusak cctv itu." heran Max begitu kesal dengan tindakan sosok yang seolah tau sedang di awasi.
"Berita terkini presiden Arnold dari Belanda tertembak, kini presiden Arnold di larikan ke rumah sakit terdekat." siaran televisi terbaru di umumkan dengan lantang oleh salah satu reporter yang ada di kejadian perkara.
Mendelik tajam mata semua orang, mata seketika jatuh pada televisi. Keterkejutan menghampiri secara signifikan.
"Sial." Batin Leon mengepalkan tangan kesal. Hal yang di takut-takutkan terjadi, dan berhasil mengenai target yang notabenenya adalah seorang pemimpin negara besar.
"Lux cari cctv yang memperlihatkan bagaimana presiden Arnold tertembak." seru Leon.
Lelaki yang di perintahkan berusaha keras mendapatkan cctv di bandara dengan cara menghack-nya. Pada akhirnya rekaman yang di inginkan berada di depan mata. Namun ketika di buka, sesuatu menghentikan tindakan.
*File tidak bisa di buka*
"Kenapa gak bisa di buka." wajah remuk redam menyelimuti secara keseluruhan sosok bernama Max. Rasa penasaran yang membumbung tinggi harus hancur.
"Seseorang pasti sudah menghapusnya, tidak mungkin detik-detik presiden Arnold tertembak masih ada." Jonson memprediksi, melihat dari rencana matang seseorang, sudah pasti semuanya di atur hingga tak berbekas.
"Ishaan, Lucas cepat ke bandara, cari informasi terkait presiden Arnold yang berhasil di tembak, kalau bisa kalian harus temukan siapa pelakunya." tugas terbaru dan terupdate di serahkan oleh Leon kepada dua orang itu.
"Siap." Mereka berdua dengan tergesa-gesa berangkat ke bandara.
Drrt
Drrt
Drrt
Tiba-tiba ponsel Leon berbunyi dan keluarlah nama Anton yang keluar.
"Leon, presiden Arnold di kabarkan tertembak, kau dan yang lain baik-baik saja bukan?" kecemasan hadir di wajah Anton, berita yang cepat menyebar dalam waktu beberapa detik sukses membuat timbul kekhawatiran di diri Anton.
"Kami baik-baik saja Pak, bapak tidak usah khawatir, semuanya aman terkendali." hanya kalimat penenang yang dapat Leon berikan.
"Syukurlah kalau seperti itu. Tapi Le, apa kau tidak tau siapa yang sudah melakukannya?"
Sudah Leon duga, pasti bosnya akan bertanya hal ini."Ishaan dan Lucas sedang mencari tau, sebentar lagi mereka pasti akan kembali dan membawakan informasi kenapa presiden Arnold bisa tertembak."
"Kalian harus hati-hati, banyak musuh yang berkeliaran, kalian jangan sampai lengah, sampai saat ini masih belum di ketahui motif pelaku yang berhasil menembak presiden Arnold. Ingat di sana kalian harus jaga dan lindungi presiden John, jangan sampai kejadian yang menimpa presiden Arnold terjadi pada presiden John." tingkat kewaspadaan terus Anton sebutkan agar anak-anak didiknya semakin hati-hati.
"Kami akan berusaha menjaga dan melindungi presiden John semaksimal mungkin. Bapak tenang saja, kami tidak akan biarkan hal itu terjadi." itu suara Max yang menyahut.
"Bagus, jaga nama baik negara saat berada di sana, jangan sampai kalian membuat nama baik negara kita tercemar." peringatan keras Anton lepaskan.
"Baik Pak." terdengar jawaban dari bibir agent rahasia tersebut.
"Aku tutup dulu, nanti jika Ishaan dan Lucas sudah kembali langsung hubungi aku."
"Siap Pak."
"Lux apa rekaman video itu bisa di buka?" pertanyaan kembali Leon layangkan, sungguh demi apapun, Leon ingin memastikan apakah tentara gadungan yang menembak presiden Arnold atau orang lain.
"Tidak bisa, aku rasa orang-orang yang bersekongkol dengan tentara palsu itu telah menghapus video rekaman detik-detik presiden Arnold tertembak." sahut Lux sudah berupaya semaksimal mungkin.
Tak ada cara lain kecuali satu hal, yakni menunggu Lucas dan Ishaan kembali. Hanya 2 manusia itu yang kini menjadi harapan terbesar mereka.
...⚖️⚖️⚖️...
Lucas dan Ishaan tiba di bandara yang kini sudah terpasang garis polisi. Wartawan banyak yang menyorot tempat TKP yang tidak boleh di lalui, kanan dan kiri tempat itu di jaga oleh keamanan ketat yang di miliki Jepang. Mereka tertegun melihat darah yang berceceran dan juga serpihan kaca yang berserakan dan ada banyak juga sepanduk-sepanduk yang berjatuhan.
"Kacau." Lucas yang melihat itu semua sungguh tak percaya dan sulit menduga kalau kejadian hina itu akan terjadi hari ini.
Di sekeliling mereka berdua banyak ada aparat negara yang sedang di sibukkan dengan adanya kejadian Presiden Arnold yang di tembak di depan mata mereka.
"Di mana Presiden Arnold?" komisaris yang panik mendengar berita mengejutkan itu langsung datang ke lokasi.
"Presiden Arnold sudah di larikan ke rumah sakit Pak" jawab salah seorang tentara.
"Bagaimana presiden Arnold bisa tertembak, kalian ada di sini bukan?" wajah cemas berlumur di diri komisaris, shock menghantam tubuh tatkala mendengar berita mengerutkan.
"Kami memang ada di sini Pak, tapi ada orang asing yang menyamar menjadi tentara dan menembak presiden Arnold, kami awalnya mengira jika tentara itu adalah tentara gabungan yang di perintahkan untuk membantu kami dalam menjaga dan melindungi bandara karena akan ada banyak Presiden dan orang-orang penting yang akan datang ke sini, tapi sayangnya perkiraan saya salah, dia bukan tentara tetapi orang yang memang berniat jahat pada presiden Arnold." penjelasan itu di tangkap oleh telinga Lucas dan Ishaan yang berpura-pura menjadi pengunjung biasa.
"Lalu bagaimana dengan tentara palsu itu, kalian sudah mengamankannya?"
"Maaf Pak dia menghilang dan tidak dapat kami temukan." wajah lesu penuh rasa bersalah menempel diri tentara yang tengah di interogasi.
Komisaris berdecak kesal."Kalian jaga tempat ini baik-baik, jangan sampai kalian kecolongan lagi!"
"B-baik Pak." takut-takut mereka menjawab.
Komisaris kembali masuk ke dalam mobil hitam dan menuju rumah sakit.
Ishaan dan Lucas masih diam di tempat.
"Jadi benar jika tentara palsu itu yang sudah menembak Presiden Arnold." dugaan yang Ishaan pikiran sejak tadi benar adanya.
"Tak salah lagi, memang dia yang sejak tadi gerak-geriknya mencurigakan." lanjut Lucas.
"Lucas ayo kita menyusuri tempat ini, aku rasa tentara palsu itu masih belum keluar dari dalam bandara." Ishaan menatap sekeliling, di mana banyak manusia yang berkeliaran dan penjagaan ketat terjadi di mana-mana.
Lucas setuju lalu keduanya berjalan masuk ke dalam bandara.
"Angkat tangan."
Mereka langsung mengangkat tangan karena tiba-tiba mereka di hadapkan oleh munculnya dua tentara yang tengah waspada dengan semua orang. Kedua tentara itu mengarahkan senjata apinya ke wajah mereka."Siapa kalian?"
"Kami berasal dari Amerika serikat, kami ke sini ingin mengambil barang-barang yang ketinggalan di dalam." jawab Ishaan dengan wajah tenang.
Seketika senjata api itu langsung di turunkan.
"Perlihatkan identitas kalian." tak percaya semua itu, mereka perlu memastikan demi keamanan terus berjalan dengan baik.
Mereka berdua memberikan kartu identitas pada dua tentara itu. Tentara melihat indentitas Lucas dan Ishaan dengan teliti.
"Apa kami boleh masuk ke dalam?" Pertanyaan itu keluar dari bibir Lucas.
"Silahkan."
Ishaan dan Lucas masuk ke dalam area dekat pesawat setelah mengambil kartu identitas itu kembali.
"Ishaan kenapa penjagaan di bandara ini menjadi seketat ini?" takjub Lucas.
"Aku rasa ini terjadi karena adanya kejadian yang menimpa Presiden Arnold dan mereka tidak mau kejadian itu terulang kembali sehingga mereka memperketat penjagaan di bandara."
"Shaan kita susah bergerak kalau seperti ini, lihatlah banyak sekali tentara yang berada di dalam bandara, lebih baik kita kembali saja ke apartemen." tingkat keberanian Lucas menciut.
"Lucas kau tenanglah, kita ke sini buat mencari informasi tentang siapa yang sudah menembak Presiden Arnold, kita harus temukan dulu pelakunya baru kita kembali ke apartemen." tolak Ishaan.
"Tapi Ishaan kita harus mencarinya di mana? Di sini tidak ada apapun."
Ishaan tidak menjawab ia terus berjalan dengan Lucas yang terus mengikutinya. Mereka terus melangkah, namun tiba-tiba sesuatu menarik perhatian Lucas."Ada apa di sana, kenapa banyak tentara yang berkerumun di tempat itu?"
"Kita harus ke sana juga, kita harus cek ada apa di sana." manik tajam Ishaan membidik punggung-punggung sosok dengan seragam khasnya yang paling banyak bertebaran di bandara.
Kedua agent YSL berjalan menghampiri mereka.
Mereka berdua melihat jika tempat yang di kerumuni oleh tentara dan polisi adalah tempat di mana presiden Arnold di tembak. Terlihat ada banyak darah yang memenuhi lantai dan tentara-tentara itu sedang berjaga di sana agar tak ada mendekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments