Berniat mencurinya [Telah Revisi]

tap

tap

tap

Suara langkah kaki Oliver dan Nicholas yang telah tiba di apartemen sudah terdengar di telinga agent VCL lainnya yang sedang menunggu kedatangan mereka.

Krieet

Pelan-pelan pintu terbuka dan memperlihatkan mereka berdua.

"Bagaimana, apa kalian mendapatkan informasi kenapa presiden Arnold?" sambar Aletta tak tanggung-tanggung.

"Tidak." jawaban dingin Oliver.

Wajah heran Aletta terlihat menonjol dari sebelumnya. Begitu pula dengan para agent VCL yang cukup syok saat mereka kembali tanpa membawa apapun, padahal di sini mereka berharap kedua orang itu bisa membawa sesuatu yang sedang mereka tunggu-tunggu.

"Kenapa kalian gagal?" Keheranan Leonor mencuat saat kabar tak sedap masuk ke dalam telinga.

"Karena anggota agent YSL sudah lebih dulu berada di sana, kemungkinan besar mereka yang sudah mengambil rekaman itu." papar Oliver mengambil duduk di kursi kosong bersama mereka.

"Kita kalah cepat, mereka bergerak lebih dulu, sehingga saat kita sudah sampai di sana, segala sisa-sisa bukti penting sudah tidak dapat di temukan." imbuh Nicholas.

Cristian sulit mempercayai ini."Kalian sudah periksa cctv di sana?"

Tatapan horor Oliver memusat pada satu objek."Sudah Cris, tapi tidak ada rekaman yang memperlihatkan bagaimana presiden Arnold di tembak. Aku rasa rekaman itu pasti sudah di ambil oleh agent YSL ataupun penjahat yang sudah mencelakai presiden Arnold."

"Lalu bagaimana ini, kita kehilangan jejak?" risau tampak di wajah Edward. Di negeri China banyak oknum yang bergantung pada mereka dalam menindaklanjuti permasalahan ini. Sedangkan faktanya mereka pun kesulitan dalam perkara ini.

"Aku juga tidak tau Edward, semua bukti tentang kejadian yang di alami presiden Arnold bersih, tidak ada satupun yang tertinggal." Nicholas acungi jempol pada sosok yang sudah bergerak melebihi kilat, singkat dan sukses membuat banyak pihak kesulitan. Apa yang sosok itu lakukan membuat banyak orang penting kembali dengan tangan kosong.

"Siapa sebenarnya yang sudah ngambil bukti itu, apa jangan-jangan agent YSL?" Aletta berpikir keras, dua dugaan yang di sebutkan sama-sama bisa saja terjadi.

"Kemungkinan besar, karena saat aku sedang berusaha mencari rekaman di ruangan cctv, Oliver melihat dua anggota agent YSL yang keluar dari bandara." sahut Nicholas.

"Apa Leon dan Lux yang kau lihat?" Jonson begitu penasaran siapa agent YSL yang di maksud.

"Bukan, yang datang ke sana Ishaan dan Lucas." ucap Oliver.

Jonson terdiam, ia berpikir mengapa Ishaan dan Lucas yang pergi ke sana.

"Apa yang kau pikirkan Jon?" Penasaran Edward saat melihat wajah lelaki itu yang terlihat sangat serius.

"Aku hanya heran kenapa Ishaan dan Lucas yang pergi ke bandara, sedangkan yang pintar dalam merentas data itu Lux." Keahlian Lux terdengar dengan menyeluruh di kalangan semua agent rahasia. Dan Jonson tidak bisa memungkiri fakta yang ada.

"Aku juga berpikir seperti itu, kenapa Le menyuruh Ishaan dan Lucas yang datang ke bandara, apa yang sebenarnya agen YSL rencanakan." dalam keseriusan Nicholas menerka-nerka maksud lain yang mungkin dari tindakan agent YSL.

"Kita harus cari tau, aku merasa jika agent YSL mendapatkan rekaman yang kita inginkan, kita harus bisa ambil rekaman itu dari tangan mereka." ide cemerlang Cristian.

"Tapi bagaimana cara kita ngambil rekaman itu dari tangan agent YSL?" Hanya itu kesulitan terbesar menurut Aletta.

"Dengan cara mencurinya."

Jawaban itu keluar dari bibir Nicholas.

Terdengar seperti petir yang menyambar ide tersebut, tapi tak ada pilihan lain selain bertindak hal demikian. Persoalan yang berbelit membuat para agent-agent besar punya tugas ganda ketika berada di jepang.

"Bagaimana kita bisa nyurinya sedangkan kita tidak tau agent YSL berada di mana?" Leonor menatap wajah-wajah serius yang menyelimuti rekan-rekan satu grupnya.

"Kalau gak salah presiden Amerika serikat di tempatkan di apartemen yang berada di seberang jalan, aku yakin sekali mereka pasti berada di sana juga." Jonson bersuara di tengah hening merajalela.

"Kalau seperti itu kita harus ambil rekaman cctv itu dari tangan mereka." bulat sudah tekad Edward.

"Rekaman itu berada di tangan agent YSL, aku merasa akan sulit jika kalian nekat ngambil rekaman itu, karena mereka sangat waspada di setiap saat." ungkap Oliver pada ketakutan yang dapat membuat mereka dalam masalah besar.

"Tapi Oliver rekaman itu sangat penting, kita harus bisa melihat siapa yang sudah berani menembak presiden Arnold, karena kita bisa waspada pada orang itu." seru Jonson berusaha membujuk lelaki yang terkadang sulit untuk di bantah.

Oliver diam, keraguan melekat di wajah, di pikiran hanya kecemasan yang mendominasi. Sebagai seorang pemimpin tindakan anak buah yang bisa membahayakan dan berujung gagal akan membuat banyak pihak mempertanyakan kepemimpinannya.

"Apa yang Jonson katakan itu benar Oliver, kita harus tau orang yang sudah berani-beraninya menembak presiden Arnold di bandara, agar ke depannya kita bisa lebih waspada, ingat di sini itu bukan negara kita, di negara ini pasti ada banyak musuh yang berkeliaran sehingga kita harus waspada, kita harus tau mana saja musuh yang berniat jahat pada kita agar kita bisa berhati-hati." tambah Leonor.

"Iya Oliver, yang di bilang kakak ku itu benar, kita harus ambil rekaman itu karena tujuan tertentu, dan aku rasa dia bukan orang sembarang, dia pasti memiliki tujuan tersembunyi di balik tindakannya itu." seru Aletta berupaya membantu yang lain.

"Tap-

Drrt

Drrt

Drrt

Perkataan Oliver terhenti saat tiba-tiba ponsel di dalam saku berbunyi dan tertera nama Juna yang keluar.

"Oliver apa benar jika presiden Arnold dari Belanda berhasil di tembak oleh orang misterius?" pertanyaan sulit memiliki titik terang lepas di bibir Juna.

"Benar Pak, presiden Arnold tertembak di dalam bandara beberapa jam yang lalu." sahut Oliver membenarkan.

"Apakah kamu tau siapa yang sudah melakukannya?"

Pertanyaan yang sudah di deteksi akan datang kini terdengar dengan lantang.

"Tidak pak, karena rekaman cctv detik-detik presiden Arnold tertembak tidak ada, entah ada yang mengambil atau menghapusnya kami juga tidak tau, tapi kami merasa agent YSL yang sudah ngambil rekaman itu." ungkap Oliver.

"Kalian harus rebut rekaman itu dari tangan mereka, kalian harus tau siapa orang yang sudah menembak presiden Arnold, lalu kalian telusuri, aku merasa pasti ada orang-orang yang terlibat di dalamnya, bukan orang yang sudah menembaknya saja." desak Juna.

"Tapi Pak resiko ngambil rekaman cctv itu juga besar." tutur Oliver.

"Resikonya akan tambah besar jika kalian tidak mendapatkan rekaman cctv itu, kalian itu saat ini sedang berada di Jepang, musuh berkeliaran di mana-mana, jika kalian tidak tau mana saja yang diam-diam berniat jahat pada kalian, kalian akan mudah di lenyapkan, ingat di sekeliling kalian itu banyak orang yang ingin menjatuhkan kalian, entah karena adanya dendam atau yang lainnya, aku masih belum bisa memastikan." terang Juna.

Oliver diam dan merasa ucapan Juna ada benarnya juga.

"Yang kalian hadapi sekarang itu cuman agent YSL, bukan bom yang bisa meledak kapan saja, kalian harus bisa ambil rekaman itu sebelum musuh berniat mencelakai pemimpin negara kita." tegas Juna.

Sambungan telpon itu berakhir. Oliver memilih mengatupkan bibir, sungguh pemimpinnya benar-benar sangat ambisius dalam urusan tekan menekan. Sebagai anak buah terkadang Oliver merasa sulit menghadapi resiko yang menghancurkan powernya.

"Bagaimana?" Nicholas ajukan pertanyaan.

"Mau tidak mau kita harus ambil rekaman itu." ucap Oliver

"Kita memang harus mengambilnya." wajah sumringah Leonor terpampang jelas.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!