"Tunggu kehancuran mu!" Itu saja!" Jawab Dirga berterus terang.
"Hanya itu?. tidak ada yang lain?" Respon Arya keheranan.
"Ya cuma itu saja bos, dan selebihnya hanya tanya tanya nama dan tempat ini saja, tidak ada kata menarik lainnya." Jawab Dirga berterus terang, dan apa adanya.
"Humm, cukup aneh?. Datang datang yang diucapkan cuma itu saja, tidak ada yang lain. Ada apa ya?" Guman Arya lirih, dan cuma didengar oleh dia sendiri.
Tapi ternyata Jodi dan yang lainnya mendengar, karena waktu itu suasananya sedikit sunyi, sebab sudah cukup larut malam. Tapi mereka hanya diam saja, karena mereka juga bingung dengan apa yang terjadi, dan apa maksud dari perkataan tunggu kehancuran mu itu?
"Okelah kalau begitu!. nanti akan aku pikirkan maksudnya."
"Sekarang tutuplah tempat ini, dan kalian sudah boleh pulang, atau tidur di dalam saja, karena tempat ini cukup luas." Ucap Arya pada anak buahnya, agar mereka segera beristirahat.
"Kami tidak mempunyai tempat tinggal bos selain tempat ini."
"Jadi bolehlah kami ramai-ramai tidur di sini, sekaligus untuk menjaga barang-barang yang ada." Jawab Jodi apa adanya.
"Kami sebagian nya juga begitu bos!. Mau pulang hanya rumah orang tua, itu pun cukup jauh."
"Kalau diperbolehkan, kami juga ingin menumpang tidur di sini?" Ucap Dirga pula meminta persetujuan dari Arya.
"Oh tidak masalah!. Itu jauh lebih bagus daripada tempat ini dibiarkan kosong dan tanpa ada yang menunggu." Reaksi Arya cukup senang.
Kemudian menyuruh mereka untuk bersiap-siap.
"Kebetulan tempat ini belum berpagar apalagi berpintu?. Jadi orang yang berniat kurang baik, bisa masuk seenaknya."
"Jadi dengan adanya kalian, akan membuat tempat ini aman, karena aku tahu kalian orang-orang yang bertanggung Jawab." Ucap Arya memberikan pujian pada anak buahnya.
"Biarlah kami tidur di luar saja bos!. Kebetulan tenda tenda ini bisa kami pakai, kursi-kursinya juga."
"Kalau masalah nyamuk dan dingin itu mah sudah biasa bagi kami, dan jangan bos risau kan!" Ucap anak buah Dirga pada Arya.
"Yakin tidak masalah?. Kalau sudah malam kota ini ternyata dingin lho?. Apakah tidak akan membuat kalian sakit?" Reaksi Arya terkesan khawatirkan atas kesehatan anak buahnya.
"Sakit?. Kami sudah terbiasa bos. Bahkan di emperan toko juga kami pernah tidur. Apalagi di tempat sebagus ini, ada tendanya lagi?"
"Jadi bos pulang saja!. Masalah kami jangan bos risau kan. Kami tidak apa-apa?" Jawab Dirga mewakili anak buahnya.
"Baiklah kalau begitu!. Sebagian dari kalian tidur di dalam, dan sebagainya lagi tidur di luar."
"Tapi kalau merasa dingin dan banyak nyamuk, masuk saja ke dalam. Masalah meja, kursi dan barang-barang lainnya, yang ada diluar ini, jangan kalian pikirkan. Oke?" Respon Arya memberi semangat kepada mereka, lalu segera pulang.
"Hati-hati di jalan bos!. Kalau ada apa-apa, cepat hubungi kami!" ucap Jodi mewakili semuanya.
"Baik terima kasih!. Kalian ternyata baik sekali dan terima kasih sekali lagi atas perhatian kalian itu. Aku pulang dulu!" Jawab Arya terdengar tulus. Kemudian menghidupkan motornya dan pergi dari tempat itu seolah tanpa beban.
***
Sesampainya di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 01.01 tengah malam. atau jam 01.01 pagi.
Saat itu kondisinya sangat sepi sekali, karena masyarakat di sekitar situ sudah pada tidur. Kebetulan pula rumah Arya jaraknya sedikit jauh dari rumah lainnya. yang paling terdekat hanya warung milik Bu Rosma. Itupun berjarak sekitar 50 meter lebih. Sedangkan yang lainnya cukup jauh.
Jadi keadaan itu menambah suasana semakin sepi, dan sedikit mencekam.
Arya sudah sangat mengantuk saat itu. Sedangkan untuk tidur dia belum bisa. Malam ini pun merupakan malam ketiga, ia berada di rumah itu. Tapi masyarakat sekitar mengatakan, bahwa itu rumah berhantu. Namun sudah tiga hari dia tinggal di rumah tersebut, tapi tidak terjadi apa-apa.
Namun saat Arya ingin beranjak tidur, terdengar sebuah suara yang sangat mencurigakan, yang kemungkinan berasal dari bawah lantai berkeramik tersebut. Suaranya sangat berisik sekali, dan benar seperti orang yang sedang bekerja.
Mendengar itu tidak lantas membuat Arya merasa takut. Dia malah merasa penasaran, lagipula ruangan tersebut kondisinya cukup terang. Lampu yang dia pasang sengaja berwatt besar, jadi bisa menjangkau seluruh ruangan.
Semakin dia mendekat, maka suara berisik itu semakin terdengar. Lalu dia memusatkan pikirannya untuk menemukan di mana sebenarnya suara suara itu berasal?.
"Oh ternyata dari tempat ini?. Pantesan orang-orang mengatakan, bahwa rumah ini berhantu. Ternyata memang benar."
"Ah tapi aku rasa ini bukan suara hantu, tapi suara orang-orang yang sedang bekerja dan mengerjakan sesuatu?"
"Tapi siapa ya?. Ah lebih baik aku selidiki saja, dan membongkar saja lantainya. Siapa tau ada ruang bawah tanah yang tersembunyi?"
"Eh tunggu dulu!. Kalau aku membongkarnya, tentu lantainya akan rusak. Tapi kalau aku biarkan, akan semakin membuatku merasa penasaran?"
"Ah masa bodoh lah!. Aku bongkar saja, siapa tahu ada sebuah rahasia yang cukup besar di dalamnya?" Guman Arya pada diri sendiri.
Kemudian mengambil palu, yang kebetulan tersedia di tempat itu, walaupun ukurannya sedikit kecil, namun sudah cukup untuk memecahkan lantai keramik, yang diperkirakan tempat suara-suara itu berasal.
"Selama ini orang-orang mengira, bahwa suara suara yang terdengar itu adalah suara hantu, yang selalu menghantui para penghuni di rumah tua ini."
"Kebetulan aku pula yang datang. Jadi jangan kira aku bisa kalian takuti?"
"Jadi sekarang bersiaplah!. Aku akan membuka kedok kalian, agar aku tahu, sebenarnya suara suara apa itu?. Dan jangan salahkan aku jika lantai rumah ini akan aku hancurkan!" Ucap Arya cukup lantang, yang ditujukan pada suara-suara yang dia dengar itu.
Tak lama kemudian, Arya mengayunkan palu dengan sekuat tenaga. Tapi belum juga sampai, terjadi sesuatu yang sangat luar biasa. Tempat yang dia perkirakan sebagai lubang persembunyian. ternyata adalah ruang bawah tanah."
Itu ia ketahui, saat secara tiba-tiba sebuah pintu berukuran besar terbuka, tapi bukan melalui lantai, namun melalui dinding yang ada di depannya.
"Wah!. Berarti suara suara berisik itu bukan berasal dari lantai ini, tapi berasal dari ruangan yang ada di dinding itu!"
"Ini cukup menarik. Apapun yang terjadi, aku tetap akan masuk!"
"Tapi aku butuh senter. Jika aku masuk dalam keadaan gelap begini, takutnya ada apa-apanya di dalam."
"Tapi kalau aku tidak masuk, jelas akan membuatku semakin penasaran."
"Baiklah!. Sekarang aku sudah memutuskan. aku akan tetap memasukinya, setelah aku mengambil senter sebagai penerang." Ucap Arya menenangkan diri. Kemudian mengambil senter yang kebetulan ia letakkan di atas bufet kecil, yang hari itu ia beli di pasar.
"Nah ini dia!. Dengan adanya lampu yang cukup terang ini, aku yakin apapun yang disorotnya akan kelihatan."
"Kalaupun ada hantu, aku sudah bersiap-siap, karena sebelumnya aku juga sudah pernah melihatnya di ruang bawah sumur itu."
"Jika saat ini mereka muncul, maka jangan salahkan aku jika harus melawan!" Ucap Arya pada diri sendiri, kemudian memasuki ruangan tersebut, yang ternyata ada pintunya.
"Tapi tunggu dulu!. Sepertinya ini ada saklar lampu?. Mungkin di dalamnya ada lampu yang masih bisa dinyalakan?"
Tek
Terdengar suara sedikit kasar, karena Arya memencet saklar yang ada di dinding dekat pintu masuk. Sekejap saja, tempat itu sudah menjadi terang. Ada belasan lampu, yang menyala serentak, saat Arya menekan saklar tersebut, hingga membuat ruangan itu menjadi terang benderang.
"Wah ini namanya ruang rahasia!. Tapi siapa yang membuatnya?. Kenapa tempatnya sangat luas sekali, banyak lampunya lagi?"
"Tapi kok kelihatannya kosong?, hanya ruangan yang ada."
"Sebenarnya tempat apa ini?" Ucap Arya pada diri sendiri. Kemudian berteriak lantang, yang ditujukan pada orang-orang yang tadi membuat berisik, hingga membuatnya terganggu.
"Halo para penghuni yang ada di ruangan ini!. Apakah kalian ada di dalam?"
"Kalau ada cepat perlihatkan diri, karena selama bertahun-tahun, kalian sudah menghantui penghuni di rumah ini."
"Sekarang aku datang, ingin menemui kalian!. Jadi cepatlah kalian keluar!"
"Aku tahu kalian ada di sini, dan sedang mengawasi ku, karena aku bisa merasakan keberadaan kalian melalui Aura kesadaran ku!"
"Jangan salahkan aku jika harus berbuat kasar pada kalian!"
"Walau kalian bisa menyerang ku secara sembunyi-sembunyi, tetapi aku bisa merasakan bau yang kalian pancarkan."
"Oleh karena itu cepatlah keluar sebelum aku hilang kesabaran!" Ucap Arya pada penghuni yang ada di ruangan tersebut. Padahal dia hanya menerka saja.
Tetapi hasilnya di luar dugaan. Tiba-tiba tempat itu menjadi redup. Lalu semua lampu yang ada mendadak mati. Tapi tak lama kemudian hidup kembali.
Setelah lampu yang tadi sempat mati, Arya melihat sebuah pemandangan yang sangat luar biasa. Di mana ada 20 makhluk tak kasat mata, yang sedang berlutut ke arahnya.
Salah seorang dari mereka, yang berada di posisi paling depan, mungkin adalah pemimpinnya. Orang itu berperawakan bagus, tangannya diletakkan di depan dada seperti sedang memberi penghormatan kepada Arya.
Sepertinya mereka berasal dari suatu tempat yang tidak biasa , karena pakaian mereka sangat asing bagi Arya.
"Siapa sebenarnya kalian?. Kenapa kalian bisa ada di tempat ini?"
"Apakah kalian yang sudah menakut-nakuti para penghuni rumah ini?" Tanya Arya pada mereka.
"Salam hormat kami yang mulia tuan muda!. Perkenalkan!, kami adalah pengikut dari ayahanda yang mulia, yang sengaja ditugaskan untuk menjaga ruangan ini, karena ada sesuatu yang sangat berharga di dalamnya."
"Oleh karena itu siapapun yang tinggal di tempat ini harus berurusan dengan kami, dan kami buat tidak betah kecuali yang mulia tuan muda."
"Selama beberapa hari kami terus mengawasi yang mulia, dan meyakini bahwa yang mulia adalah putra tuan Purbaya, yang sempat hilang saat berusia 1 tahun, hingga membuat kesedihan yang sangat luar biasa pada yang mulia Purbaya dan yang mulia ratu."
"Tapi akhirnya setelah belasan tahun, takdir membawa yang mulia datang ke mari dan menemukan tempat ini."
"Oleh karena itu kami sangat bersukacita, karena telah menemukan keturunan dari tuan kami itu."
"Mohon yang mulia mengambil kami sebagai pengawal, kemanapun yang mulia pergi. Niscaya siapapun tidak akan mampu mengganggu yang mulia, walau sakti bagaimanapun dia. Karena setelah ini yang mulia harus mengambil sesuatu yang diletakkan di sebuah kotak yang ada di tengah ruangan itu. juga yang ada di luarnya.
"Sekarang perhatikanlah!. Sebenarnya ruangan ini bukan hanya segini, tapi lebih besar daripada ini."
Tik
Sekejap saja tempat itu sudah berubah. Sudah semakin luas dan terlihat mewah
Arya yang melihat itu tentu saja takjub. dan saking takjubnya tak sadar dia berkata.
"Luar biasa!. Ini mah bukan ruangan bawah tanah lagi, tapi istana, cantik sekali!!"
"Siapa yang membuatnya?" Respon Arya tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya.
"Ini dibuat oleh ayah tuan khusus untuk menyimpan harta yang diwariskan kepada tuan muda nantinya."
"Tapi dari seluruh harta yang ada, cuma ada beberapa yang sangat luar biasa. Selebihnya hanya terdiri dari batu-batu mulia berupa emas, berlian, permata, dan lain sebagainya."
"Sedangkan benda yang ada di dalam kotak itu adalah tujuan hidup tuan hamba."
"Oleh karena itu mari ikut kami, untuk mengambil benda tersebut!" Ucap pemimpin dari kelompok itu cukup sopan pada Arya .
"Tunggu dulu!. Siapa sebenarnya kalian?. Kenapa kalian bisa hidup di ruang bawah tanah ini? Bahkan cukup lama sekali?" Tanya Arya ingin tahu.
"Kami adalah makhluk primordial, yang hanya bisa dilihat oleh orang yang mempunyai ilmu metafisika. Tapi hanya bisa dirasakan, namun tidak bisa dilihat bentuknya."
"Kami berasal dari istana bumi, yang sebenarnya itu berada di atas awan."
"Raja kami telah menugaskan kepada kami untuk terus menjaga orang tua tuan sampai kapanpun, termasuk kepada keturunannya. Karena sejujurnya kami katakan, bahwa raja kami itu masih ada hubungannya dengan orang tua tuan muda"
"Berarti tuan juga adalah keturunannya."
"Jika tuan bukan keturunannya, tuan tidak akan bisa masuk ke ruangan ini. Mendekatinya saja pasti akan terbakar, tapi tuan tidak?"
"Kenyataan itulah yang membuat kami semakin yakin, bahwa tuan adalah orang yang selama ini kami tunggu dan cari."
" Baiklah tuan!. Saya rasa semua yang ingin tuan ketahui sudah saya katakan. Oleh karena itu mari ikut kami untuk membuka kotak tersebut." Ucap orang itu lagi, memberi tawaran pada Arya.
"Siapa namamu?, kenapa tidak kau sebutkan dari tadi?"
"Oh maafkan ketidak sopanan kami tuan muda!"
"Nama ku Argani. Komandan satu sektor delapan, yang bertugas mengawal keturunan raja termasuk tuan muda." Jawab orang yang bernama Argani itu berterus terang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
bibarkatil_Musthofa
makin rami nih
2023-06-06
1
Taufik Hidayat
mungkin garis keturunannya banyak ntah itu dari ayah ntah ibu ntah kakek dari ayahnya ntah nenek dari ayahnya atau ibunya
2023-03-31
1
Jimmy Avolution
Josss...
2023-01-19
3