Memasuki ruang rahasia

"Tunggu kehancuran mu!" Itu saja!" Jawab Dirga berterus terang.

"Hanya itu?. tidak ada yang lain?" Respon Arya keheranan.

"Ya cuma itu saja bos, dan selebihnya hanya tanya tanya nama dan tempat ini saja, tidak ada kata menarik lainnya." Jawab Dirga berterus terang, dan apa adanya.

"Humm, cukup aneh?. Datang datang yang diucapkan cuma itu saja, tidak ada yang lain. Ada apa ya?" Guman Arya lirih, dan cuma didengar oleh dia sendiri.

Tapi ternyata Jodi dan yang lainnya mendengar, karena waktu itu suasananya sedikit sunyi, sebab sudah cukup larut malam. Tapi mereka hanya diam saja, karena mereka juga bingung dengan apa yang terjadi, dan apa maksud dari perkataan tunggu kehancuran mu itu?

"Okelah kalau begitu!. nanti akan aku pikirkan maksudnya."

"Sekarang tutuplah tempat ini, dan kalian sudah boleh pulang, atau tidur di dalam saja, karena tempat ini cukup luas." Ucap Arya pada anak buahnya, agar mereka segera beristirahat.

"Kami tidak mempunyai tempat tinggal bos selain tempat ini."

"Jadi bolehlah kami ramai-ramai tidur di sini, sekaligus untuk menjaga barang-barang yang ada." Jawab Jodi apa adanya.

"Kami sebagian nya juga begitu bos!. Mau pulang hanya rumah orang tua, itu pun cukup jauh."

"Kalau diperbolehkan, kami juga ingin menumpang tidur di sini?" Ucap Dirga pula meminta persetujuan dari Arya.

"Oh tidak masalah!. Itu jauh lebih bagus daripada tempat ini dibiarkan kosong dan tanpa ada yang menunggu." Reaksi Arya cukup senang.

Kemudian menyuruh mereka untuk bersiap-siap.

"Kebetulan tempat ini belum berpagar apalagi berpintu?. Jadi orang yang berniat kurang baik, bisa masuk seenaknya."

"Jadi dengan adanya kalian, akan membuat tempat ini aman, karena aku tahu kalian orang-orang yang bertanggung Jawab." Ucap Arya memberikan pujian pada anak buahnya.

"Biarlah kami tidur di luar saja bos!. Kebetulan tenda tenda ini bisa kami pakai, kursi-kursinya juga."

"Kalau masalah nyamuk dan dingin itu mah sudah biasa bagi kami, dan jangan bos risau kan!" Ucap anak buah Dirga pada Arya.

"Yakin tidak masalah?. Kalau sudah malam kota ini ternyata dingin lho?. Apakah tidak akan membuat kalian sakit?" Reaksi Arya terkesan khawatirkan atas kesehatan anak buahnya.

"Sakit?. Kami sudah terbiasa bos. Bahkan di emperan toko juga kami pernah tidur. Apalagi di tempat sebagus ini, ada tendanya lagi?"

"Jadi bos pulang saja!. Masalah kami jangan bos risau kan. Kami tidak apa-apa?" Jawab Dirga mewakili anak buahnya.

"Baiklah kalau begitu!. Sebagian dari kalian tidur di dalam, dan sebagainya lagi tidur di luar."

"Tapi kalau merasa dingin dan banyak nyamuk, masuk saja ke dalam. Masalah meja, kursi dan barang-barang lainnya, yang ada diluar ini, jangan kalian pikirkan. Oke?" Respon Arya memberi semangat kepada mereka, lalu segera pulang.

"Hati-hati di jalan bos!. Kalau ada apa-apa, cepat hubungi kami!" ucap Jodi mewakili semuanya.

"Baik terima kasih!. Kalian ternyata baik sekali dan terima kasih sekali lagi atas perhatian kalian itu. Aku pulang dulu!" Jawab Arya terdengar tulus. Kemudian menghidupkan motornya dan pergi dari tempat itu seolah tanpa beban.

***

Sesampainya di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 01.01 tengah malam. atau jam 01.01 pagi.

Saat itu kondisinya sangat sepi sekali, karena masyarakat di sekitar situ sudah pada tidur. Kebetulan pula rumah Arya jaraknya sedikit jauh dari rumah lainnya. yang paling terdekat hanya warung milik Bu Rosma. Itupun berjarak sekitar 50 meter lebih. Sedangkan yang lainnya cukup jauh.

Jadi keadaan itu menambah suasana semakin sepi, dan sedikit mencekam.

Arya sudah sangat mengantuk saat itu. Sedangkan untuk tidur dia belum bisa. Malam ini pun merupakan malam ketiga, ia berada di rumah itu. Tapi masyarakat sekitar mengatakan, bahwa itu rumah berhantu. Namun sudah tiga hari dia tinggal di rumah tersebut, tapi tidak terjadi apa-apa.

Namun saat Arya ingin beranjak tidur, terdengar sebuah suara yang sangat mencurigakan, yang kemungkinan berasal dari bawah lantai berkeramik tersebut. Suaranya sangat berisik sekali, dan benar seperti orang yang sedang bekerja.

Mendengar itu tidak lantas membuat Arya merasa takut. Dia malah merasa penasaran, lagipula ruangan tersebut kondisinya cukup terang. Lampu yang dia pasang sengaja berwatt besar, jadi bisa menjangkau seluruh ruangan.

Semakin dia mendekat, maka suara berisik itu semakin terdengar. Lalu dia memusatkan pikirannya untuk menemukan di mana sebenarnya suara suara itu berasal?.

"Oh ternyata dari tempat ini?. Pantesan orang-orang mengatakan, bahwa rumah ini berhantu. Ternyata memang benar."

"Ah tapi aku rasa ini bukan suara hantu, tapi suara orang-orang yang sedang bekerja dan mengerjakan sesuatu?"

"Tapi siapa ya?. Ah lebih baik aku selidiki saja, dan membongkar saja lantainya. Siapa tau ada ruang bawah tanah yang tersembunyi?"

"Eh tunggu dulu!. Kalau aku membongkarnya, tentu lantainya akan rusak. Tapi kalau aku biarkan, akan semakin membuatku merasa penasaran?"

"Ah masa bodoh lah!. Aku bongkar saja, siapa tahu ada sebuah rahasia yang cukup besar di dalamnya?" Guman Arya pada diri sendiri.

Kemudian mengambil palu, yang kebetulan tersedia di tempat itu, walaupun ukurannya sedikit kecil, namun sudah cukup untuk memecahkan lantai keramik, yang diperkirakan tempat suara-suara itu berasal.

"Selama ini orang-orang mengira, bahwa suara suara yang terdengar itu adalah suara hantu, yang selalu menghantui para penghuni di rumah tua ini."

"Kebetulan aku pula yang datang. Jadi jangan kira aku bisa kalian takuti?"

"Jadi sekarang bersiaplah!. Aku akan membuka kedok kalian, agar aku tahu, sebenarnya suara suara apa itu?. Dan jangan salahkan aku jika lantai rumah ini akan aku hancurkan!" Ucap Arya cukup lantang, yang ditujukan pada suara-suara yang dia dengar itu.

Tak lama kemudian, Arya mengayunkan palu dengan sekuat tenaga. Tapi belum juga sampai, terjadi sesuatu yang sangat luar biasa. Tempat yang dia perkirakan sebagai lubang persembunyian. ternyata adalah ruang bawah tanah."

Itu ia ketahui, saat secara tiba-tiba sebuah pintu berukuran besar terbuka, tapi bukan melalui lantai, namun melalui dinding yang ada di depannya.

"Wah!. Berarti suara suara berisik itu bukan berasal dari lantai ini, tapi berasal dari ruangan yang ada di dinding itu!"

"Ini cukup menarik. Apapun yang terjadi, aku tetap akan masuk!"

"Tapi aku butuh senter. Jika aku masuk dalam keadaan gelap begini, takutnya ada apa-apanya di dalam."

"Tapi kalau aku tidak masuk, jelas akan membuatku semakin penasaran."

"Baiklah!. Sekarang aku sudah memutuskan. aku akan tetap memasukinya, setelah aku mengambil senter sebagai penerang." Ucap Arya menenangkan diri. Kemudian mengambil senter yang kebetulan ia letakkan di atas bufet kecil, yang hari itu ia beli di pasar.

"Nah ini dia!. Dengan adanya lampu yang cukup terang ini, aku yakin apapun yang disorotnya akan kelihatan."

"Kalaupun ada hantu, aku sudah bersiap-siap, karena sebelumnya aku juga sudah pernah melihatnya di ruang bawah sumur itu."

"Jika saat ini mereka muncul, maka jangan salahkan aku jika harus melawan!" Ucap Arya pada diri sendiri, kemudian memasuki ruangan tersebut, yang ternyata ada pintunya.

"Tapi tunggu dulu!. Sepertinya ini ada saklar lampu?. Mungkin di dalamnya ada lampu yang masih bisa dinyalakan?"

Tek

Terdengar suara sedikit kasar, karena Arya memencet saklar yang ada di dinding dekat pintu masuk. Sekejap saja, tempat itu sudah menjadi terang. Ada belasan lampu, yang menyala serentak, saat Arya menekan saklar tersebut, hingga membuat ruangan itu menjadi terang benderang.

"Wah ini namanya ruang rahasia!. Tapi siapa yang membuatnya?. Kenapa tempatnya sangat luas sekali, banyak lampunya lagi?"

"Tapi kok kelihatannya kosong?, hanya ruangan yang ada."

"Sebenarnya tempat apa ini?" Ucap Arya pada diri sendiri. Kemudian berteriak lantang, yang ditujukan pada orang-orang yang tadi membuat berisik, hingga membuatnya terganggu.

"Halo para penghuni yang ada di ruangan ini!. Apakah kalian ada di dalam?"

"Kalau ada cepat perlihatkan diri, karena selama bertahun-tahun, kalian sudah menghantui penghuni di rumah ini."

"Sekarang aku datang, ingin menemui kalian!. Jadi cepatlah kalian keluar!"

"Aku tahu kalian ada di sini, dan sedang mengawasi ku, karena aku bisa merasakan keberadaan kalian melalui Aura kesadaran ku!"

"Jangan salahkan aku jika harus berbuat kasar pada kalian!"

"Walau kalian bisa menyerang ku secara sembunyi-sembunyi, tetapi aku bisa merasakan bau yang kalian pancarkan."

"Oleh karena itu cepatlah keluar sebelum aku hilang kesabaran!" Ucap Arya pada penghuni yang ada di ruangan tersebut. Padahal dia hanya menerka saja.

Tetapi hasilnya di luar dugaan. Tiba-tiba tempat itu menjadi redup. Lalu semua lampu yang ada mendadak mati. Tapi tak lama kemudian hidup kembali.

Setelah lampu yang tadi sempat mati, Arya melihat sebuah pemandangan yang sangat luar biasa. Di mana ada 20 makhluk tak kasat mata, yang sedang berlutut ke arahnya.

Salah seorang dari mereka, yang berada di posisi paling depan, mungkin adalah pemimpinnya. Orang itu berperawakan bagus, tangannya diletakkan di depan dada seperti sedang memberi penghormatan kepada Arya.

Sepertinya mereka berasal dari suatu tempat yang tidak biasa , karena pakaian mereka sangat asing bagi Arya.

"Siapa sebenarnya kalian?. Kenapa kalian bisa ada di tempat ini?"

"Apakah kalian yang sudah menakut-nakuti para penghuni rumah ini?" Tanya Arya pada mereka.

"Salam hormat kami yang mulia tuan muda!. Perkenalkan!, kami adalah pengikut dari ayahanda yang mulia, yang sengaja ditugaskan untuk menjaga ruangan ini, karena ada sesuatu yang sangat berharga di dalamnya."

"Oleh karena itu siapapun yang tinggal di tempat ini harus berurusan dengan kami, dan kami buat tidak betah kecuali yang mulia tuan muda."

"Selama beberapa hari kami terus mengawasi yang mulia, dan meyakini bahwa yang mulia adalah putra tuan Purbaya, yang sempat hilang saat berusia 1 tahun, hingga membuat kesedihan yang sangat luar biasa pada yang mulia Purbaya dan yang mulia ratu."

"Tapi akhirnya setelah belasan tahun, takdir membawa yang mulia datang ke mari dan menemukan tempat ini."

"Oleh karena itu kami sangat bersukacita, karena telah menemukan keturunan dari tuan kami itu."

"Mohon yang mulia mengambil kami sebagai pengawal, kemanapun yang mulia pergi. Niscaya siapapun tidak akan mampu mengganggu yang mulia, walau sakti bagaimanapun dia. Karena setelah ini yang mulia harus mengambil sesuatu yang diletakkan di sebuah kotak yang ada di tengah ruangan itu. juga yang ada di luarnya.

"Sekarang perhatikanlah!. Sebenarnya ruangan ini bukan hanya segini, tapi lebih besar daripada ini."

Tik

Sekejap saja tempat itu sudah berubah. Sudah semakin luas dan terlihat mewah

Arya yang melihat itu tentu saja takjub. dan saking takjubnya tak sadar dia berkata.

"Luar biasa!. Ini mah bukan ruangan bawah tanah lagi, tapi istana, cantik sekali!!"

"Siapa yang membuatnya?" Respon Arya tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya.

"Ini dibuat oleh ayah tuan khusus untuk menyimpan harta yang diwariskan kepada tuan muda nantinya."

"Tapi dari seluruh harta yang ada, cuma ada beberapa yang sangat luar biasa. Selebihnya hanya terdiri dari batu-batu mulia berupa emas, berlian, permata, dan lain sebagainya."

"Sedangkan benda yang ada di dalam kotak itu adalah tujuan hidup tuan hamba."

"Oleh karena itu mari ikut kami, untuk mengambil benda tersebut!" Ucap pemimpin dari kelompok itu cukup sopan pada Arya .

"Tunggu dulu!. Siapa sebenarnya kalian?. Kenapa kalian bisa hidup di ruang bawah tanah ini? Bahkan cukup lama sekali?" Tanya Arya ingin tahu.

"Kami adalah makhluk primordial, yang hanya bisa dilihat oleh orang yang mempunyai ilmu metafisika. Tapi hanya bisa dirasakan, namun tidak bisa dilihat bentuknya."

"Kami berasal dari istana bumi, yang sebenarnya itu berada di atas awan."

"Raja kami telah menugaskan kepada kami untuk terus menjaga orang tua tuan sampai kapanpun, termasuk kepada keturunannya. Karena sejujurnya kami katakan, bahwa raja kami itu masih ada hubungannya dengan orang tua tuan muda"

"Berarti tuan juga adalah keturunannya."

"Jika tuan bukan keturunannya, tuan tidak akan bisa masuk ke ruangan ini. Mendekatinya saja pasti akan terbakar, tapi tuan tidak?"

"Kenyataan itulah yang membuat kami semakin yakin, bahwa tuan adalah orang yang selama ini kami tunggu dan cari."

" Baiklah tuan!. Saya rasa semua yang ingin tuan ketahui sudah saya katakan. Oleh karena itu mari ikut kami untuk membuka kotak tersebut." Ucap orang itu lagi, memberi tawaran pada Arya.

"Siapa namamu?, kenapa tidak kau sebutkan dari tadi?"

"Oh maafkan ketidak sopanan kami tuan muda!"

"Nama ku Argani. Komandan satu sektor delapan, yang bertugas mengawal keturunan raja termasuk tuan muda." Jawab orang yang bernama Argani itu berterus terang.

Terpopuler

Comments

bibarkatil_Musthofa

bibarkatil_Musthofa

makin rami nih

2023-06-06

1

Taufik Hidayat

Taufik Hidayat

mungkin garis keturunannya banyak ntah itu dari ayah ntah ibu ntah kakek dari ayahnya ntah nenek dari ayahnya atau ibunya

2023-03-31

1

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Josss...

2023-01-19

3

lihat semua
Episodes
1 Memainkan perasaan
2 Mencoba bertahan
3 Mulai terkuak kebenaran
4 Tidak amanah
5 Arya hilang
6 Mendapat keajaiban
7 Membuat perhitungan
8 Minuman neraka
9 Arya diserang
10 Salah paham
11 Menyewa Rumah
12 Menjadi pengikut
13 Hari pertama di rumah itu
14 Tak sudi jadi teman
15 Memborong banyak barang
16 Baik kalau ada maunya
17 Arya difitnah dan dapat masalah
18 Menyewa tempat usaha
19 Memulai usaha
20 Memasuki ruang rahasia
21 Mendapatkan pusaka
22 Sah menjadi milik Arya
23 Memulai debutnya di sekolah
24 Tampil mengagumkan
25 Arya memecahkan rekor
26 Niat akan dicurangi
27 Masalah datang di saat yang salah
28 Senjata makan tuan
29 Curiga
30 Pengkhianatan
31 Belum juga takluk
32 Jodi menjadi kuat
33 Master diatas master
34 Berterus terang
35 Kebaikan Arya
36 Deal harganya
37 Cobaan lagi
38 Teknik Sembilan Matahari
39 Terus dapat cobaan
40 Masih beralasan
41 Tanggung jawab besar
42 Engkau masih anak sekolah
43 Halangi mereka!
44 Perusahaan baru
45 Ingin berubah jadi baik.
46 Badung dan kawan kawan
47 Perselisihan sengit
48 Juara umum
49 Arya jadi viral
50 Sihir pemikat jiwa
51 Sihir penyegel jantung
52 Enggan mengakui
53 Aura guna guna
54 Mulai suka
55 Teknik energi jarum api
56 Pergi mengambil api bumi
57 Api tujuh warna
58 Arya direndahkan
59 Dominasi Arya
60 Bersekongkol
61 Kegilaan Dave tua
62 Tamu agung direndahkan
63 Terkejut semua
64 Untung besar
65 Penguasa aliansi bisnis dunia
66 Kianshi bumi bentuk perubahan
67 Hotel Mandala
68 Terbongkar status Arya
69 Kepalang tanggung tahu
70 Arya di Dunia Naga
71 Ingin dijadikan tumbal
72 Pengikut baru lagi
73 Di paksa
74 Murid super kaya
75 Mengambil daun tulang naga
76 Dendam turunan
77 Menaklukkan preman
78 Jarum Pelumpuh Sukma
79 Ratu pemangsa
80 Akhirnya dimaafkan
81 Sukses besar
82 Sehat itu mahal
83 Sup Jamur Dewa
84 Bisnis ya bisnis
85 Wisata ke laut
86 Keberuntungan Arya
87 Tangkapan besar lagi
88 Pengalaman berharga.
89 Kanaya dalam bahaya
90 Kanaya di dunia jiwa
91 Akan ada serangan
92 Pangeran iblis
93 Penyerangan pertama
94 Amanda diculik
95 Semut juga punya kekuatan
96 Pembicaraan setelah bencana
97 Arya terluka
98 Memotivasi
99 Segel penangkap jiwa
100 Plakat perintah
101 Serangan dadakan
102 Iblis Zongga vs Pemanggil jiwa
103 Mempermainkan lawan
104 Cuek saat menghadapi tantangan
105 Cabut paku
106 Berani meremehkan
107 Diperas
108 Aliansi pembunuh bayaran
109 Rencana menghancurkan
110 Terkendala
111 Imigran di pulau perbatasan
112 Musuh baru muka lama
113 Berencana membeli pulau Angsa
114 Dianggap remeh
115 Mau tahu dia
116 Perdebatan sengit
117 Diragukan kebenarannya.
118 Kesadaran spiritual
119 Kemajuan yang sangat menggembirakan
120 Kemunculan yang tiba tiba
121 Mencari gara gara
122 Ditopang Naga
123 Terkuak suatu kebeneran
124 Wejangan Wangsa
125 Kejadian tidak terduga
126 Arya menghilang
127 Gerbang kemarahan naga
128 Arya kewalahan
129 Bertemu Sang Legenda
130 Mendapatkan penjelasan
131 Linglung awalnya
132 Pulau impian
133 Hampir saja
134 Arya tidak berdaya
135 Sihir neraka
136 Bunglon Matsuya
137 Bukan lawan seimbang
138 Mulai terkuak kebenaran
139 Leviathan dan para penguasa
140 Takdir Arya
141 Menjadi orang biasa
142 Pembantaian
143 Pembantaian jilid dua
144 Dasar Sampah
145 Pembersihan
146 Juragan Loba
147 Tengkulak darah
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Memainkan perasaan
2
Mencoba bertahan
3
Mulai terkuak kebenaran
4
Tidak amanah
5
Arya hilang
6
Mendapat keajaiban
7
Membuat perhitungan
8
Minuman neraka
9
Arya diserang
10
Salah paham
11
Menyewa Rumah
12
Menjadi pengikut
13
Hari pertama di rumah itu
14
Tak sudi jadi teman
15
Memborong banyak barang
16
Baik kalau ada maunya
17
Arya difitnah dan dapat masalah
18
Menyewa tempat usaha
19
Memulai usaha
20
Memasuki ruang rahasia
21
Mendapatkan pusaka
22
Sah menjadi milik Arya
23
Memulai debutnya di sekolah
24
Tampil mengagumkan
25
Arya memecahkan rekor
26
Niat akan dicurangi
27
Masalah datang di saat yang salah
28
Senjata makan tuan
29
Curiga
30
Pengkhianatan
31
Belum juga takluk
32
Jodi menjadi kuat
33
Master diatas master
34
Berterus terang
35
Kebaikan Arya
36
Deal harganya
37
Cobaan lagi
38
Teknik Sembilan Matahari
39
Terus dapat cobaan
40
Masih beralasan
41
Tanggung jawab besar
42
Engkau masih anak sekolah
43
Halangi mereka!
44
Perusahaan baru
45
Ingin berubah jadi baik.
46
Badung dan kawan kawan
47
Perselisihan sengit
48
Juara umum
49
Arya jadi viral
50
Sihir pemikat jiwa
51
Sihir penyegel jantung
52
Enggan mengakui
53
Aura guna guna
54
Mulai suka
55
Teknik energi jarum api
56
Pergi mengambil api bumi
57
Api tujuh warna
58
Arya direndahkan
59
Dominasi Arya
60
Bersekongkol
61
Kegilaan Dave tua
62
Tamu agung direndahkan
63
Terkejut semua
64
Untung besar
65
Penguasa aliansi bisnis dunia
66
Kianshi bumi bentuk perubahan
67
Hotel Mandala
68
Terbongkar status Arya
69
Kepalang tanggung tahu
70
Arya di Dunia Naga
71
Ingin dijadikan tumbal
72
Pengikut baru lagi
73
Di paksa
74
Murid super kaya
75
Mengambil daun tulang naga
76
Dendam turunan
77
Menaklukkan preman
78
Jarum Pelumpuh Sukma
79
Ratu pemangsa
80
Akhirnya dimaafkan
81
Sukses besar
82
Sehat itu mahal
83
Sup Jamur Dewa
84
Bisnis ya bisnis
85
Wisata ke laut
86
Keberuntungan Arya
87
Tangkapan besar lagi
88
Pengalaman berharga.
89
Kanaya dalam bahaya
90
Kanaya di dunia jiwa
91
Akan ada serangan
92
Pangeran iblis
93
Penyerangan pertama
94
Amanda diculik
95
Semut juga punya kekuatan
96
Pembicaraan setelah bencana
97
Arya terluka
98
Memotivasi
99
Segel penangkap jiwa
100
Plakat perintah
101
Serangan dadakan
102
Iblis Zongga vs Pemanggil jiwa
103
Mempermainkan lawan
104
Cuek saat menghadapi tantangan
105
Cabut paku
106
Berani meremehkan
107
Diperas
108
Aliansi pembunuh bayaran
109
Rencana menghancurkan
110
Terkendala
111
Imigran di pulau perbatasan
112
Musuh baru muka lama
113
Berencana membeli pulau Angsa
114
Dianggap remeh
115
Mau tahu dia
116
Perdebatan sengit
117
Diragukan kebenarannya.
118
Kesadaran spiritual
119
Kemajuan yang sangat menggembirakan
120
Kemunculan yang tiba tiba
121
Mencari gara gara
122
Ditopang Naga
123
Terkuak suatu kebeneran
124
Wejangan Wangsa
125
Kejadian tidak terduga
126
Arya menghilang
127
Gerbang kemarahan naga
128
Arya kewalahan
129
Bertemu Sang Legenda
130
Mendapatkan penjelasan
131
Linglung awalnya
132
Pulau impian
133
Hampir saja
134
Arya tidak berdaya
135
Sihir neraka
136
Bunglon Matsuya
137
Bukan lawan seimbang
138
Mulai terkuak kebenaran
139
Leviathan dan para penguasa
140
Takdir Arya
141
Menjadi orang biasa
142
Pembantaian
143
Pembantaian jilid dua
144
Dasar Sampah
145
Pembersihan
146
Juragan Loba
147
Tengkulak darah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!