Gadis Bogor
Suatu hari seorang laki-laki sedang melewati jalan pedesaan. Laki-laki itu hendak menemui calon istrinya yg dipilihkan ayahnya.
Rendi surya Pratama biasa dipanggil Surya oleh ayahnya namun lebih dikenal dgn nama Rendi, ia seorang pengusaha muda yg tampan.
Saat sedang fokus berkendara tiba-tiba Rendi melihat seorang gadis sedang berjalan ditepi jalan.
"Waw! Ternyata ada juga cewe cantik yg tinggal di desa," ucap Rendi didalam hatinya.
Karena pandangannya terus kearah gadis itu, Rendi tak memperhatikan jalanan dan akhirnya.
Prang!!!
Mobil Rendi menabrak pohon besar disisi jalan. Untunglah Rendi tak terluka parah.
Rendi keluar dari mobilnya dengan sempoyongan, kepalanya terasa pusing dan sakit akibat terbentur dengan keras.
"Aaah ... Sial! Gara-gara liatin tu cewe. Jadi nabrak gue," rutuk Rendi. "Oh,ya dimana alamat yang dikasih papa?"
Tiba-tiba Rendi teringat dengan secarik kertas yang bertuliskan alamat sang gadis pilihan papanya.
Beberapa warga yang melihat mobil Rendi menabrak pohon langsung menghampiri Rendi untuk menolongnya!
"Aa tidak apa-apa? Apa ada yang terluka parah?" tanya warga kepada Rendi.
"Tidak, Pak. Saya baik-baik saja hanya sedikit pusing," sahut Rendi.
"Punten A! Aa teh mau kemana dan sedang mencari apa?" tanya warga yang melihat Rendi sedang kebingungan.
"Ini. Pak saya lagi cari kertas yg berisi alamat. Saya mau mengunjungi sahabat tapi alamatnya hilang. Di telpon juga gak bisa karena gak ada sinyal," jelas Rendi berbohong.
"Disini emang gak ada sinyal. Aa tau siapa nama teman Aa? siapa tau saya kenal," tanya warga lagi.
"Namanya ... namanya Rizal," ucap Rendi sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Rendi mengatakan asal nama saja karena dia sebenarnya lupa dengan nama gadis pilihan Papanya itu.
Tiba-tiba gadis yang tadi dilihat Rendi berjalan melewati mereka.
"Bapak-bapak, ada apa ini? Siapa yang mengalami kecelakaan?" tanya Indah.
Air mata kesedihan masih membekas di pipi Indah, namun dia tetap menyempurnakan diri untuk bertanya kepada bapak-bapak itu karena takut orang yang mengalami kecelakaan adalah saudara atau kerabatnya.
"Si Aa ini, Neng," ucap Kang Asep.
Indah menatap pemuda yang ditunjuk oleh Kang Asep sejenak lalu kembali mengalihkan pandangannya.
"Tidak ada luka, kalau gitu saya permisi ya, Bapak-bapak udah sore saya takut dicariin sama Ibu," ucap Indah dengan senyum manisnya.
Indah segera pergi meninggalkan tempat itu!
"Pak! Siapa gadis itu?" Tanya Rendi penasaran.
Rendi merasa penasaran dengan gadis yang barusan berdiri di hadapannya, biasanya gadis-gadis akan berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian darinya namun tidak dengan gadis itu.
"Itu Indah, penduduk desa ini," jelas warga yang hendak menolong Rendi.
"Pak, disini ada penginapan ngga ya?" Tanya Rendi pada seorang warga.
"Nggak ada. Kalo Aa mau, Aa boleh nginep di rumah saya," ucap Asep.
"Apa tidak merepotkan, pak?"
"Tidak. Hayu atuh kita ke rumah saya! Nanti keburu malam!"
Karena tak ada penginapan akhirnya Rendi menginap di rumah Kang Asep. Untunglah warga dikampung itu ramah-ramah padanya.
Mereka pun langsung bergegas pergi ke rumah Kang Asep!
*******
Pagi-pagi sekali Asep sedang bersiap untuk ke sawah, sedangkan Rendi baru membuka matanya.
Rendi bangkit dari tidurnya lalu menghampiri Asep yang sedang duduk di depan rumahnya!
"Bapak mau kemana? Pagi-pagi begini?" tanya Rendi karena masih pagi, Asep sudah bersiap untuk pergi.
"Saya mau ke sawah. Tidak lama kok Aa tunggu di sini saja."
"Indaaaah!" Teriak vina ibu tirinya indah.
Saat mereka sedang mengobrol tiba-tiba terdengar suara teriakan dari rumah mewah yang ada di sebelah rumah Kang Asep.
*******
Di dalam rumah milik keluarga Indah.
"I-iya bu," ucap Indah ketakutan.
"Kenapa kamu belum membereskan rumah!" Ucap Vina sembari menjambak rambut Indah yang tertutup mukena.
"Iya, Bu aku mau mengerjakannya sekarang setelah aku sholat," lirih Indah sembari menahan sakit pada kepalanya.
"Cepat lakukan, saya tidak mau tahu, rumah harus bersih karena akan ada calon suami kakakmu."
*******
"Pak itu suara siapa?" Tanya Rendi pada Asep.
"Itu suara Bu Vina, tetangga sebelah," jawab Asep.
"Sepertinya dia sedang marah. Marah pada siapa? Maaf saya lancang udah bertanya-tanya pada bapak."
"Dia marah sama anak tirinya. Nasib Indah memang memperihatinkan, sejak ayahnya meninggal 6 bulan lalu, Indah diperlakukan seperti pembantu oleh ibu dan kaka tirinya," jelas Asep panjang lebar.
Tak lama mereka melihat Indah keluar dari rumah dengan air mata yang masih mengalir membasahi pipinya!
"Gadis itu," gumam Rendi.
"Neng Indah, mau kemana?" tanya Asep.
Indah segera menghapus air matanya! "Kang Asep. Indah mau beli sayuran kang," jawab indah dengan suara serak khas orang habis nangis.
"Sabar ya neng, semua ini cobaan," ucap Asep menguatkan Indah.
Asep memang tahu apa yang Indah alami, karena rumah mereka berdekatan dan juga Indah sudah dekat dengan Kang Asep membuat Asep tahu semua penderitaan yang Indah rasakan.
Indah tersenyum. "Makasih kang. Ya udah atuh Indah jalan duluan ya kang!"
Indah melangkahkan kakinya menuju tempat biasa ia membeli sayuran!
"Ya udah A' saya mau ke sawah dulu ya, kalo Aa mau makan itu di dapur sudah ada makanan," ucap Asep.
"Iya pak. Maaf merepotkan," ucap Rendi.
Asep pun pergi ke sawahnya! Kini Rendi hanya sendirian di rumah.
"Indah. Cantik, tapi sayang gue udah dijodohin sama papa," lirih Rendi didalam lamunannya.
******
"Heh indah! Kalo udah beres masaknya. Nanti cuciin baju saya!" Ucap Vira kakak tirinya Indah.
"Iya teh," jawab Indah singkat.
"Indah! Indah!" Teriak ibu tirinya Indah.
Indah segera berlari menghampiri ibunya! "Iya bu. Ada apa?"
Vina menjambak rambut Indah. "Indah! Kalo nyuci yang bersih! Kamu gak liat baju saya masih kotor!" Vina berucap dengan suaranya yang tinggi.
Wanita paruh baya itu memang tidak pernah berucap dengan nada lembut kepada Indah.
"Aww! Sakit bu," ringis Indah.
"Cuci lagi bajunya!" Ucap Vina.
Indah pun langsung mengerjakan perintah dari Ibu tirinya itu.
*******
Asep sudah pulang dari sawah, dia memang hanya menengok sawahnya sebentar karena semalam ada hujan badai jadi dia melihat kondisi sawahnya yang padinya sedang berbuah itu.
"Mau kemana A'?" tanya Asep yang melihat Rendi sudah berdandan rapi.
"Pak, saya mau pulang," sahut Rendi.
"Memangnya mobilnya sudah bisa jalan?"
"Sudah Pak, tadi dengan dibantu warga saya sudah memindahkan mobil saya ke jalan dan syukurnya mesin mobilnya tidak mati," jelas Rendi.
*******
Hari ini Rendi sudah berada di jakarta. Kini, ia sedang duduk melamun di ruangannya.
"Surya ... kamu sudah pulang?" tanya Firman (Papanya Rendi)
Rendi memang biasa dipanggil dengan nama Surya orang Firman namun dia lebih dikenal dengan nama Rendi di luaran.
"Eh, Papa. Iya pa," jawab Rendi singkat.
"Gimana, kamu suka ngga sama Tiara? dia cantik kan?" Tanya Papanya lagi.
Tiara adalah nama gadis yang Firman pilihkan untuk Surya.
"Aku gak ketemu sama Tiara, Pa. Kemarin aku kecelakaan dan alamat yang Papa kasih ke aku, hilang entah kemana," jelas Rendi.
"Kamu ini gimana, Surya! ko bisa, kecelakaan?"
"Namanya juga musibah, Pa. Lagian mungkin Tiara bukan jodohku!" ucap Rendi.
Firman menggelengkan kepalanya. "Surya, bulan depan kita akan ke Bogor, untuk menemui Tiara dan keluarganya. Papa harap kamu mau menuruti kemauan Papa," ucap Firman lalu meninggalkan Rendi di ruangan itu.
"Aaaah! gimana bisa gue nikah sama orang yang nggak gue kenal," ucap Rendi seraya memukul meja kerjanya dengan tangannya.
*******
Di kediaman Indah.
Seakan tak ada hari tanpa siksaan, bagi Indah. Gadis malang itu selalu jadi bahan siksaan dan omelan Ibu dan Kaka tirinya.
"Bu ... kenapa ibu, nggak usir aja sih, si Indah dari rumah ini!" ucap Vira, kakak tirinya indah.
"Ga bisa sayang. Karena semua aset yg kita miliki ini, masih atas nama Indah," jawab Vina, ibu tirinya Indah.
"Ya udah kalo gitu, cepat balik nama. Jadi nama Ibu,"
"Ya ga bisa, segampang itu vira, Indah mana mau menandatangani surat pengalihannya,"
Tok!
Tok!
Tok!
Seseorang mengetuk pintu rumah mereka.
Cklek!
Vina membuka pintu.
"Tuan, mari masuk!" ucap Vina pada tamu laki-laki yang dipanggilnya dengan sebutan tuan.
"Gimana, bu Vina? apa bu Vina jadi memberikan Indah pada saya?" tanya laki-laki itu.
"Mmm ... gimana ya, tuan?"
"Ibu tenang aja, saya akan beli Indah dengan harga 200 juta. Tapi kalo benar Indah masih gadis," ucap laki-laki itu.
Indah yang malang. Bukan hanya kejam ternyata Ibu tirinya juga berniat menjual gadis malang itu, pada laki-laki hidung belang.
"200 juta ... baik tuan! saya akan berikan Indah pada tuan. Nanti malam, saya akan bawa Indah ke hotel tempat Anda menginap."
******
Malam hatinya.
"Indah, pakai baju ini! dan dandan yg cantik!" ucap Vina sembari memberikan gaun seksi dan bisa di bilang kurang bahan.
"Kita mau kemana, Bu?" tanya Indah.
"Kita mau ke kota. Menemui teman bisnis Bapakmu," ucap Vina berbohong.
*******
Di hotel itu, seorang laki-laki sedang menunggu kedatangan Vina dan Indah. Tak lain dan tak bukan laki-laki itu adalah orang yang akan membeli Indah.
"Bu ... Indah gak nyaman pakai baju ini," ucap Indah sembari menurunkan roknya yang kependekan.
Karena tak biasa dengan pakaian seksi, Indah merasa tak nyaman dengan penampilannya sekarang.
Di kejauhan Vina sudah melihat keberadaan laki-laki bejat yang akan membeli Indah.
"Indah, ayo! ikut ibu ke sana!" ucap Vina sembari menarik tangan Indah.
"Bu, kita mau kemana?" tanya Indah.
"Udah, kamu, ikut aja!"
Sesampainya di tempat yang dijanjikan Vina dan laki-laki bejat itu.
"Tuan! maaf, saya telat," ucap Vina.
"Oh, jadi ini, Indah. Cantik!" ucap laki-laki itu sembari mencolek dagu Indah.
Karena tak nyaman dengan perlakuan laki-laki itu. Indah segera membuang muka menoleh ke sembarang tempat.
"Maaf, Tuan. Maklumlah masih, gadis," ucap Vina.
"Tak, apa. saya suka dengan yang jutek seperti ini,"
Vina berlalu meninggalkan Indah dan laki-laki itu!
"Bu ... Ibu mau kemana? tunggu Indah Bu!" teriak Indah namun tak dihiraukan oleh Vina.
Indah ingin mengejar Vina namun tangan Indah dicekal oleh laki-laki tersebut, agar tak lari mengejar Vina.
"Ayo, Indah!" ucap laki-laki itu sembari menarik Indah menuju kamar hotel.
"Pak! Indah mau dibawa kemana?" tanya Indah sembari meronta-ronta.
Sesampainya di kamar. Laki-laki itu mendorong tubuh Indah sampai terhempas ke ranjang. Laki-laki itu segera membuka baju yang dikenakannya!
"Pak, Jangan. Tolong jangan lakukan ini pada Indah,"
Indah mencoba menghindar sembari terus menangis.
Laki-laki itu menjambak rambut indah. "Denger ya Indah! saya udah beli tubuh kamu dengan harga mahal. Sekarang, kamu layani saya!"
Laki-laki bejat itu mulai memaksa indah. Walau Indah tak mau tapi apalah daya indah hanya seorang wanita tenaganya kalah besar dengan laki-laki itu.
Kini tubuh Indah ditindih oleh laki-laki itu!
Dimeja samping ranjang, Indah melihat botol minuman beralkohol. Dengan susah payah Indah meraih botol itu! setelah botol itu dipegangnya, tanpa ragu Indah memukul kepala laki-laki itu.
Bruk!!
Laki-laki itu jatuh kelantai. Indah segera bangkit lalu pergi keluar dari hotel itu.
"Ahh! kurangajar! awas kau Indah,"
*****
Kini Indah berada jauh dari hotel itu. Indah berjalan tanpa arah dengan tatapan kosong, ia tak tau harus kemana? tak mungkin ia pulang ke rumah karena ibu tirinya pasti memberikannya kembali pada laki-laki bejat itu.
Disebuah taman indah duduk di kursi! ia menangis sejadi-jadinya.
"Tuhan kenapa kau tak adil padaku? kenapa kau jadikan nasibku seperti ini," lirih Indah disela tangisnya.
Indah sangat merasa sedih dan hancur, dia tak menyangka Ibu tirinya tega menjual dirinya pada laki-laki hidung belang padahal harta kekayaan yang Bapaknya Indah tinggalkan sangatlah banyak, mungkin tak akan habis walaupun sampai tujuh turunan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Uneh Wee
mampirka
2023-02-03
1
lovely
baru mampir dah nyesek jangan nyalahin Tuhan indah mnding Lo kabur cari kebahagiaan di luar sana daripada SM ibu Tri matre g berahlaq
2022-11-10
1
Piaah
seru, lanjut
2022-11-02
0