Indah pergi ke dapur untuk mengambil air minum!
Sementara Rendi. Ia masih asik memandangi Indah yang kini sudah berlalu!
"Bos, ayo masuk!" ajak Feri sembari melangkahkan kakinya memasuki rumahnya.
Feri sudah duduk di kursi yang ada diruang tamu rumahnya,sedangkan Rendi masih berdiri di depan pintu.
Feri menggelengkan kepalanya melihat Rendi yang hanya berdiri mematung.
"Woy, Ren! ... ayo masuk!"
Teriakan Feri membuat Rendi tersadar dari lamunannya.
"Eh, iya."
Rendi pun menghampiri Feri lalu duduk di sebelah Feri! tak lama Indah datang dengan dua gelas air minum. Indah meletakan gelas berisi teh itu di atas meja!
"Silahkan di minum!" ucap Indah dengan ramah, lalu ia berbalik hendak pergi ke belakang!
"Indah! kamu mau kemana?" tanya Feri.
"Indah mau ke dapur, A," sahut Indah.
"Kadieu heula atuh!"
"Naon, sih Aa? Indah teh masih banyak kerjaan," ucap Indah, sembari kembali menghampiri Feri.
"Kenalan dulu atuh sama bos aku," ucap Feri. "Bos kenalin ini Indah," lanjut Feri.
Rendi mengulurkan tangannya! "Hai, salam kenal. Aku Rendi."
Indah menjabat tangan Rendi! lalu tersenyum. "Indah," ucapnya singkat
Dua menit berlalu Indah mulai tak nyaman, karna Rendi belum juga melepas jabatan tangan nya.
Indah menarik tangannya! namun Rendi malah mengeratkan pegangannya!
Indah menatap Feri dengan raut wajahnya yang mulai ketakutan.
"Biasa aja kali," ketus Feri.
Rendi segera melepas jabatan tangannya!
"Eh, maaf. Lupa" Rendi nyengir kuda menampakkan deretan giginya yang rapi dan juga bersih.
Indah tak menjawab. Ia segera berlari ke kamarnya!
"Tunggu. Indah!" panggil Rendi.
Indah tak dihiraukan Rendi yang memanggilnya, dia baru saja mengalami kejadian yang membuatnya trauma dan takut terhadap laki-laki asing.
"Indah!" seru Feri.
"Lo tunggu disini ya, gue samperin Indah dulu," ucap Feri kepada Rendi.
Feri pun menghampiri Indah ke kamarnya!
Tok!
Tok!
Feri mengetuk pintu kamar Ibdah sembari membuka pintu itu lalu dia duduk disebelah Indah.
"Indah, kamu kenapa?" tanya Feri.
"Indah takut A, bos Aa itu tadi megang tangan Indah, dengan pandangan yang aneh," lirih Indah dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Kamu teh, jangan takut. Dia baik ko. Dia kaya gitu karna dia suka sama kamu," jelas Feri.
Indah terdiam untuk sesaat. "Aa, ga akan jual Indah kan?" tanya Indah sembari menatap netra Feri.
"Astagfirullah Indah aku teh sayang sama kamu, aku udah anggap kamu seperti adik kandungku sndiri. Ga mungkin atuh aku jual kamu. Emang kamu teh barang dagangan yang bisa diperjual belikan? " jelas Feri.
Indah hanya tersenyum mendengar penuturan Feri.
"Ya udah atuh, kalau kamu masih ragu gak apa-apa. Aku ke depan dulu ya kasian bos aku nunggu lama," ucap Feri.
Feri mengusap pucuk kepala Indah sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan Indah di kamarnya.
Feri berjalan ke ruang tamu lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan Rendi!
"Rendi-Rendi. Lo tau ga, si Indah itu sampai ketakutan gara-gara elu megang tangan dia kelamaan tadi," jelas Feri.
"Serius lu Fer? sampai segitunya," ucap Rendi dengan tatapan tak percaya.
"Dia itu pernah diperlakukan tidak baik sama ibu dan kaka tirinya, mungkin dia masih trauma. Kalo lo suka sama dia, lo harus bersabar dan harus bekerja lebih keras lagi untuk meyakinkan dia kalau lo itu pantas dicintainya."
"Hmm ... Indah benci ga ya sama gue?"
*******
Beberapa hari berlalu setelah Rendi dan Indah berkenalan.
Hari ini Rendi datang ke rumah Feri, untuk menemui Indah.
Saat itu hari masih pagi, jam menunjukkan pukul delapan pagi namun Rendi sudah tiba di rumah sahabat sekaligus asistennya itu.
Rendi menghentikan mobilnya di pinggir jalan karena dia melihat Feri yang sedang berjalan menuju suatu tempat.
"Bos, ngapain lu kesini, pagi-pagi?" tanya Feri.
Rendi mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
"Indah mana?" tanya Rendi.
"Dia di rumah," sahut Feri.
"Gue. Gue mau ... " Rendi menggantung ucapannya kala melihat Indah sedang menyiram tanaman di halaman rumah Feri!
"Lo mau ketemu Indah?"
Rendi cengengesan dengan gaya nyelenehnya.
"Indah, masih takut ga ya sama gue?" ucap Rendi.
"Mana gue tahu," saut Feri. "Lo tanya aja sendiri," sambungnya.
Rendi segera turun dari mobilnya lalu menghampiri Indah yang sedang asyik menyiram tanaman sambil bernyanyi dengan suara medunya!
Saking antengnya nyiram tanaman, Indah sampai gak sadar kalau ada Rendi yang tengah memperhatikannya dari belakang.
Lama Rendi terdiam sembari menatap Indah, sepertinya pemuda itu begitu terpesona melihat Indah meski hanya dari belakang.
"Ehmm!"
Suara deheman Rendi, membuat Indah menghentikan nyanyiannya, lalu menoleh ke arah suara itu!
"Kamu! sejak kapan kamu di situ?" ucap Indah dengan raut wajah yang terkejut bercampur malu.
"Dari tadi," ucap Rendi santai.
Indah melongok kedalam rumah mencari Feri.
Karna tak melihat Feri, Indah segera masuk kedalam rumah! namun saat Indah hendak masuk ke rumah, Rendi menghalangi pintu yang akan di lewati Indah!
"Mau kemana?" tanya Rendi.
"Saya, mau masuk. Tolong kamu minggir," sahut Indah.
Bukannya minggir. Rendi malah mendekati Indah yang kini berdiri tepat di depannya!
Indah berjalan mundur! ia mulai ketakutan dengan sikap Rendi.
"M-mau a-apa, kamu?" ucap Indah terbata-bata.
Rendi tersenyum, lalu menghentikan langkahnya!
"Segitu seremnya ya aku. Bagimu? Sampai membuat kamu ketakutan gitu." Bukannya menjawab pertanyaan Indah, Rendi malah bertanya balik.
Indah hanya diam tanpa menatap Rendi.
"Aku mau minta maaf sama kamu," ucap Rendi.
"Maaf, untuk apa? kamu gak punya salah apa-apa sama saya,"
"Karena aku, udah bikin kamu nggak nyaman kemarin," sahut Rendi.
Indah terdiam. "Maaf ya, saya harus ke dapur!" ucap Indah lalu berlalu meninggalkan Rendi.
Rendi tersenyum menatap Indah yang menurutnya beda dari yang lain.
"Ren, lu pulang gih! gue mau ajak Indah jalan-jalan. Mungpung hari libur," ucap Feri yang baru tiba di depan pintu rumahnya.
"Lu, ngusir bos lu sendiri?"
"Bukan gitu bos. Kalo lu mau ikut boleh aja."
Hari ini adalah hari libur, kebetulan Feri baru saja gajian, dia mengajak Indah ke mall untuk membeli pakaian Indah.
"Ndah! Kamu udah siap?" tanya Feri.
"Udah. Aa sendiri?"
"Aku ganti baju dulu ya."
"Bos, lo tunggu di ruang tamu saja ya. Awas kalau lo berani gangguin Indah," ucap Feri kepada Rendi lalu dia segera pergi memasuki kamarnya.
Rendi tersenyum tipis lalu menatap Indah yang sedang berdiri tak jauh darinya.
Indah tak menghiraukan Rendi, dia malah masuk ke dalam kamarnya karena merasa tidak nyaman berduaan bersama bosnya Feri itu.
Tak butuh waktu lama, Feri keluar dari kamarnya dengan sudah menggunakan pakaian rapi.
"Ayo, berangkat!" ajak Feri sembari merapikan baju yang dia kenakan.
Rendi masih duduk santai di kursi itu, sembari terus menatap layar ponselnya.
"Indah nya mana?" tanya Rendi tanpa mengalihkan pandangannya.
"Lah, tadi 'kan di sini sama lu."
"Dia pergi, mungkin karena takut jatuh cinta sama gue yang tampannya kebangetan."
Feri tertawa kecil lalu berjalan menuju kamar Indah!
"Ndah, kamu di dalam ya? Ayo kita pergi!"
Feri berucap dari depan pintu kamar Indah yang tertutup rapat.
Tak lama, Indah keluar dari dalam kamarnya!
"Ayo," sahut Indah.
Mereka pun segera berangkat ke Mall yang akan mereka tuju.
Selama dalam perjalanan tidak ada sedikitpun obrolan diantara mereka. Mereka semua sibuk dengan pemikirannya masing-masing.
Tiga puluh menit berkendara, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan.
"Kita sudah sampai, ayo kita turun!" ucap Feri sembari membuka sabuk pengamannya.
Mereka bertiga sudah turun dari mobil dan mulai memasuki Mall itu.
"Aa, kita ngapain kesini?" tanya Indah kepada Feri.
"Mau beli baju kamu, Ndah," saut Feri.
"Serius? Baru kemarin aku beli baju, 'A."
"Aku tahu mungpung kita pergi sama si bos, kali aja kamu dibeliin baju yang banyak dan mahal-mahal," sahut Feri sembari memberi kode kepada Rendi.
"Tenang, kamu mau beli sama toko-toko nya juga aku beliin," ucap Rendi dengan penuh percaya diri.
Indah hanya tersenyum yang terlihat dipaksakan sambil terus berjalan mengikuti Feri!
Feri mengajak Indah masuk ke toko pakaian dan aksesoris khusus perempuan. Merekapun sibuk memilih pakaian yang disukai oleh Indah.
"Aa, ini cocok gak ya?" tanya Indah sembari menunjukkan sebuah gaun berwarna biru.
"Bagus," ucap Feri.
"Coba liat belakangnya," ucap Rendi.
Indah menoleh ke arah Rendi lalu ke arah Feri.
Feri mengangguk seakan ia tahu Indah sedang bertanya padanya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments