"Dengan siapa ya, Mbak?" tanya bodyguard nya, Indah.
"Kalian tidak perlu tahu. Saya mau ketemu, Indah sekarang," ucap Vira.
Saat itu, Vira masih ada di luar area rumah milik, Feri para bodyguard itu tak membiarkan, Vira masuk ke dalam rumahnya karena mereka selalu mengingat pesan, Feri yang menyuruh mereka agar tidak mengizinkan sembarang orang masuk ke dalam rumahnya.
"Maaf, Mbak kami tidak bisa membiarkan Anda masuk karena kami tidak mengenal Anda."
"Sebelumnya kita belum pernah bertemu. Gimana kalian mau mengenal saya? Cepat izinkan saya masuk untuk menemui adik saya." Vira mulai berteriak karena tiga bodyguard itu tidak membiarkannya masuk ke dalam rumah.
"Maaf, Mbak. Tidak bisa, Anda tidak boleh masuk ke dalam rumah."
"Saya kakaknya, Indah," ucap Vira dengan nada tinggi.
"Siapa nama, Mbak?" tanya salah satu bodyguard itu.
"Vira," sahut Vira ketus.
Seorang bodyguard masuk ke dalam rumah untuk menanyakan pada, Indah apakah dia kenal kepada wanita yang kini sedang ada di luar rumahnya!
Di dalam rumah.
"Maaf, Mbak di luar ada wanita yang mengaku sebagai kakaknya, Mbak. Namanya Vira, dia ingin bertemu dengan, Mbak Indah," ucap Bodyguard itu dengan rinci dan terdengar begitu jelas.
"Iya, itu benar kakak saya. Suruh saja dia masuk," ucap Indah.
Bodyguard itu segera ke luar rumah untuk mempersilahkan tamunya masuk ke dalam rumah!
'Dia menang kayanya, Mbak Indah. Biarkan dia masuk."
Belum juga bodyguard itu mempersilahkan, Vira masuk, dia sudah nyelonong masuk ke dalam rumah itu!
"Indah!"
"Indah!"
Tidak ada ucapan salam ataupun sapaan, Vira berjalan memasuki rumah sambil berteriak memanggil, Indah.
"Teteh, teteh tahu dari mana kalau aku tinggal di sini? Ayo duduk," ucap Indah.
"Ya, aku cari tahu lah," ucap Vira.
Vira duduk di kursi ruang tamu dan langsung meminum minuman yang Indah buatkan untuknya.
Karena, Indah sudah tahu bahwa,Vira berkunjung ke rumahnya, dia langsung membuatkan minuman dan membawanya ke ruang tamu.
"Ibu sakit. Dia ingin sekali bertemu dengan kamu," ucap Vira berbohong.
Kini, Vira tidak berteriak lagi, dia berbicara lebih tenang bahkan raut wajah penuh kesedihan terlihat di wajahnya.
"Apa, Ibu sakit. Sakit apa?" ucap Indah.
"Aku gak tahu, Indah. Aku sudah membawa, Ibu ke dokter tapi tetap tidak sembuh juga mungkin, Ibu akan sembuh setelah bertemu dengan kamu."
"Nanti aku pulang, Teh. Teteh jangan khawatir aku pasti pulang untuk menemui Ibu."
"Kenapa harus nanti? Sekarang saja bersama Teteh," ucap Vira.
"Gak bisa, Teh aku harus minta izin dulu sama Aa Feri."
*******
"Fer sini deh," ucap Rendi kepada Feri.
Feri langsung menghampiri, Rendi yang sedang berdiri di depan pintu ruangannya.
Sebenarnya, Rendi hendak menemui Feri dan kebetulan mereka bertemu saat, Rendi baru keluar dari ruangannya.
Rendi mengajak, Feri masuk ke dalam ruangannya dan menyuruhnya duduk di sofa yang ada di dalam ruangannya.
"Ada apa, Bos? Penting banget," ucap Feri.
"Vira datang untuk mencari, Indah," ucap Rendi.
"Apa! Kok lo tahu, tahu dari mana?" tanya Feri.
"Ya tahu lah, orang semalam nginap di rumah gue."
"Serius lo. Indah dalam bahaya dong."
"Vira tahu gak, dimana rumah lo?'
" Yang gue tahu sih nggak, tapi gak tahu deh, sekarangkan zaman modern orang-orang bisa dengan mudahnya menemukan apa yang mereka inginkan hanya dengan mengutak-atik ponsel."
"Keadaaan ini bahaya gak ya buat, Indah?" tanya Rendi.
"Bahaya, sepertinya gue harus pulang. Bos, gue izin kerja setengah hari ya hari ini. Vira sangat licik sedangkan, Indah sangat lemah, gue yakin kalau Vira nemuin dia, dia pasti ikut pulang dengan cara paksa ataupun suka rela," jelas Feri.
Tanpa menunggu, Rendi mengizinkannya pulang, Feri sudah bergegas pergi dari ruangan, Rendi! Feri harus segera pulang sebelum terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
*******
"Siapa, Feri? Dia pacarmu atau suamimu?" tanya Vira.
"Bukan, dia itu anak angkatnya, Ayah, Teh."
Meski Vira sering menyakiti dirinya, Indah tetap bersikap ramah pada kakak tirinya itu karena dia selalu berharap kelak mereka akan berubah. Indah selalu berharap mereka bisa menyayangi dirinya seperti keluarga pada umumnya.
Indah selalu menyayangi mereka dengan sepenuh hatinya, dalam pikirannya, dirinya tidak mungkin bisa hidup sampai saat ini kalau bukan karena, Vina yang mengurusnya.
"Oh, jadi kamu tinggal sama anak itu?"
Vira memang tahu kalau Feri adalah anak angkatnya, Ayahnya Indah karena dulu saat pertama, Ridwan mengadopsi, Feri. Ridwan membawa Feri tinggal bersama mereka tapi karena Vina tak setuju dengan Ridwan yang mengadopsi, Feri, Vina terus marah-marah kepada Ridwan dan sering memaki Feri juga.
Sampai akhirnya, Ridwan mengembalikan, Feri ke panti asuhan namun dia tetap menanggung semua kebutuhan, Feri. Sampai Feri menginjak usia remaja saat dirinya sudah bisa hidup mandiri, Ridwan membeli Rumah untuk Feri dan meminta, Feri untuk tinggal di rumah itu bersama dengan seorang pembantu rumah tangga yang sengaja, Ridwan pekerjakan untuk mengurus rumah dan mengurus kebutuhan Feri.
"Iya, Teh."
"Indah, maafkan aku ya. Selama ini aku dan Ibu selalu menyakiti kamu."
Vira mulai mengeluarkan senjata andalannya untuk meluluhkan hati seorang, Indah Mutiarani.
Vira meminta maaf dengan meneteskan air matanya, dia memasang wajah memelas memohon agar, Indah mengasihani dirinya.
"Teteh ini bicara apa, aku sudah memaafkan, Teteh. Aku tidak bisa ikut pulang karena aku butuh izin dari, 'A Feri. Teteh lihat bodyguard-bodyguard itu, mereka tidak akan mengizinkan aku pergi tanpa sepengetahuan Aa Feri," jelas Indah
"Sekarang anak itu sudah kaya. Kerja apa dia? Atau mungkin dia menjalankan bisnis, Ayah ya?"
Indah tersenyum tipis ke arah, Vira.
"Tidak, Teh dia bekerja di kantoran. O ya dia juga tidak menjalankan bisnis, Ayah. Dia bekerja kepada orang lain," jelas Indah lagi.
Vira melihat jam di tangannya! Waktu sudah semakin siang namun dirinya belum berhasil membujuk, Indah untuk pulang ke kampung.
"Indah, udah siang ini. Aku takut, Ibu kenapa-kenapa. Apa kamu tidak bisa bicara pada mereka? Katakan saja kalau Ibu kita sedang sakit dan ingin sekali bertemu dengan kamu. Aku yakin mereka pasti mengerti," ucap Vira.
Sebisa mungkin gadis itu membujuk, Indah agar ikut pulang dengannya.
Indah terdiam, dia merasa yang dikatakan oleh Vira ada benarnya juga apalagi bodyguard-bodyguard itu sudah dekat dengannya pastinya kalau dirinya berbicara pada mereka, mereka akan mengizinkannya pergi bersama dengan, Vira terlebih tiga bodyguard itu adalah orang baik-baik. Dalam pikiran, Indah, bodyguard-bodyguard itu akan mengerti dengan keadaan sekarang ini.
"Baiklah, Teh aku akan mencoba bicara dengan mereka. Semoga saja mereka mengizinkan aku pergi bersama teteh."
Indah segera beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri bodyguardnya yang sedang berjaga di depan rumahnya!
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Uneh Wee
lah c indah bg amat sih ah pikeheln wae dah ulah atuh ah ...diparab kn keh ...kamu nya ...duh rendi tolongin indah tuh ...
2023-02-04
1
uminya fahmi
jangan, Indah. kamu akan disakiti oleh mereka
2022-11-13
1