Laki-laki paruh baya itu berjalan sempoyongan sembari memegangi kepalanya! Dia berusaha mencari Indah disekitar hotel tempatnya menginap.
"Sial, gadis itu kabur," ucap laki-laki setengah tua itu.
Dia terus berjalan sembari mengedarkan pandangannya ke semua tempat, berharap dirinya bisa menemukan Indah yang sudah dia beli dengan harga mahal.
Dia langsung menelpon Vina untuk memberitahukan bahwa Indah telah kabur.
["Bu Vina! Indah kabur. Saya tidak mau tahu, Anda harus bertanggungjawab,"] ucap laki-laki itu setelah Vina menerima telpon darinya.
["Apa! Indah kabur? A_anda tenang saja saya akan mencari Indah sampai dapat,"] sahut Vina.
["Saya tunggu kabar dari Anda,Bu Vina."]
Laki-laki tua itu langsung mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.
*******
Di kediaman Vina.
Vina segera memerintahkan semua orang suruhannya untuk segera mencari Indah sampai dapat.
Wanita licik itu tidak ingin kehilangan uang dia ratus juta yang sudah berada ditangannya.
"Kamu, kerahkan semua anak buah mu untuk mencari Indah!" titah Vina kepada orang kepercayaannya.
"Sekarang, Bu?" tanya laki-laki yang kira-kira baru berusia dua puluh tahun atau lebih itu.
"Iya, sekarang!"
Vina berucap dengan sedikit berteriak.
Laki-laki itu langsung pergi untuk menjalankan tugasnya!
Vira yang saat itu sudah masuk ke dalam kamarnya, keluar lagi dari kamarnya karena mendengar teriakan Ibunya!
"Ada apa sih, Bu teriak-teriak dimalam hari?" tanya Vira.
"Si Indah Kabur," sahut Vina.
"Apa! Indah kabur? Ini gak bisa dibiarkan,kita harus cepat mencari gadis itu."
Vina dan semua orang suruhannya langsung mencari Indah malam itu juga.
*******
Beberapa hari kemudian, setelah Vina menyebar foto Indah di kota bogor tempat Indah melarikan diri. Kini sudah ada orang yang memberi tau keberadaan Indah.
Vina dan Virapun langsung menuju ketempat yang diberitahukan orang tersebut.
"Indah ... ternyata kamu disini! Ibu khawatir nak," ucap Vina dengan air mata penuh kepalsuan.
"Terimakasih, pak. Karna bapak, saya bisa menemukan putri saya," ucap Vina pada pemilik warung makan tempat Indah bekerja.
Rupanya selama beberapa hari ini, Indah bekerja di sebuah warung makan yang terdapat dipinggir jalan.
Ya. Si pemilik warunglah yang memberitahu Vina tentang keberadaan Indah.
"Indah, kemarin saya liat kertas ini terpajang disepanjang jalan. Jadi saya hubungi ibu kamu untuk jemput kamu," jelas pemilik warung.
"Tapi pak. Indah betah disini. Indah ga mau pulang," ucap Indah.
"Sayang. Ibu sayang sama kamu, ayo kita pulang nak!" ajak Vina, wanita kejam itu memang pandai berakting.
"Ga mau bu. Indah gak mau pulang!"
"Indah, pulang sana sama ibu kamu. Kasihan dia udah cari-cari kamu," ucap si pemilik warung.
Andai saja pemilik warung itu tau kalau Indah akan di jual. Tak mungkin ia mengizinkan Indah pulang.
*******
Di ibukota laki-laki bejat itu sedang mengatur tempat untuknya menikmati t***h Indah. Dia sudah tahu bahwa Vina sudah menemukan Indah.
Drrt!
Drrt!
Drrt!
Suara getaran handphon milik laki-laki itu tanda adanya pesan masuk, ia segera melihat pesan dari siapakah itu.
Ternyata pesan dari Vina yang memberitahu kalau mereka sudah sampai di jakarta.
Laki-laki itu langsung menyuruh Vina membawa Indah kesebuah villa miliknya yang terletak jauh dari keramaian.
*******
Indah terus menangis sembari memohon pada ibu tirinya agar bermurah hati padanya.
"Bu, tolong jangan lakukan ini pada Indah, Indah mohon," ucap Indah dengan suara parau khas orang yang sedang menangis.
"Diam! Indah. Awas jika kamu mencoba kabur lagi. Akan ibu bunuh kamu nanti!" ancam Vina.
"Bu, tolong biarkan Indah pergi, Indah janji gak akan hadir dikehidupan kalian lagi," lirih Indah.
Setelah melakukan perjalanan selama setengah jam lebih, akhirnya mereka tiba di tempat yang sudah diberitahukan oleh laki-laki hidung belang itu.
Sopir itu menghentikan mobilnya lalu memaksa Indah untuk keluar dari mobilnya.
Orang suruhannya Vina itu menarik tangan Indah dengan paksa!
"Ayo! Masuk Indah!"
Seorang laki-laki suruhan Vina itu menarik Indah dan memaksanya masuk ke dalam villa tersebut.
"Aaaa!" Indah berteriak sembari meronta.
"Indah gak mau pak," sambung Indah.
*******
Di satu tempat ada seseorang yang sedang memperhatikan kejadian tersebut. Ia adalah seorang pemuda yang dulu pernah ditolong oleh ayahnya Indah. Setelah keadaan sepi, baru ia akan menolong Indah.
*******
Vina dan semua orang suruhannya, pergi meninggalkan tempat itu, hanya ada Indah dan laki-laki bejat itu di dalam villa tersebut.
Saat Indah sedang dipaksa untuk melayani si brengsek itu.
Bruk!
Seseorang memukul kepala si brengsek itu sampai tak sadarkan diri.
"Indah, kamu tenanaon?" tanya pemuda itu dgn bahasa sunda.
"Aa, Feri. Haturnuhun," lirih Indah dengan air matanya yang masih mengalir.
Ya, Feri adalah pemuda yang penah ditolong oleh ayahnya Indah.
"Iya, Indah. Tidak perlu berterimakasih, ayo kita pergi dari sini sebelum laki-laki itu terbangun.
Feri membawa Indah ke kantor tempat ia bekerja.
Karna sekarang masih jam kerja, Feri tak bisa membawa Indah kerumahnya. Akhirnya Feri mengajak Indah ke tempat ia kerja.
"Indah, saya masih harus kerja, kamu tunggu saya disini ya!" ucap Feri.
"Tapi, A'. Indah takut," ucap Indah.
"Jangan takut, Indah. Saya kerja di depan sana. Tuh kamu liat bangunan itu!" ucap Feri sembari mengarahkan jari telunjuknya ke sebuah bangunan tinggi.
"Kalau aya naon-naon, buru panggil saya!" ucap Feri lagi. "Lagian disini mah tempat biasa saya nongkrong, jadi kamu gak usah takut."
Indah tersenyum! "Iya atuh. Aa, jangan lama-lama nya!"
"Bu. Saya titip teman saya disini, bolehkan?" ucap Feri pada pemilik kafe yang berada tak jauh dari kantornya.
Feri memang sudah kenal dekat dengan karyawan di kafe itu.
"Iya boleh. Mas Feri ini teman atau pacar? cantik ya," ucap ibu kafe itu.
"Makasih, bu. Kalo gitu saya ke kantor dulu!" ucap Feri lalu pergi meninggalkan mereka.
*******
"Eh, Fer. Gimana lo udah cek lahan yang akan kita beli itu?" tanya Rendi.
"Udah, bos. Ini gue baru dateng abis dari sana," jawab Feri.
"Trus, gimana, tempatnya cocok ga?"
"Gue belum tau, soalnya tempatnya jauh dari keramaian," jawab Feri.
"Oh. Eh Fer lu orang bogorkan ya?" tanya Rendi.
"Iya. Emang kenapa?"
"Nggak deh. Gak apa-apa," ucap Rendi. "Udah ah, gue pulang dulu," sambungnya.
Rendi berjalan keluar dari kantornya dengan langkahnya yang cepat!
"Masih siang, udah pulang. Dasar Bos," rutuk Feri.
Rendi segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang Setelah beberapa menit berjalan tiba-tiba Rendi melihat sorang gadis yang sedang duduk di kafe yang terdapat di sebrang kantornya.
"cewe itu?" gumam Rendi.
Rendi segera memundurkan mobilnya untuk memastikan bahwa dia tidak salah lihat!
Sebelum Rendi menghentikan mobilnya, Indah pergi ke kamar mandi karena dia merasa ingin buang air kecil!
"Ko, ngga ada orang?" Rendi bingung sendiri, "Ah! Rendi otak lu udah di isi sama cewe bogor itu!" rutuk Rendi lalu segera melanjutkan perjalanannya untuk pulang.
Sore hari setelah Feri selesai bekerja, dia langsung menjemput Indah yang ia titipkan di kafe tadi.
Feri melajukan mobilnya menuju kafe itu!
"Indah! hayu kita pulang!" ajak Feri.
"Eh Aa. Hayu atuh!" Indah bangkit dari duduknya lalu menghampiri Feri!
Merekapun segera pergi menuju rumah Feri! Tak lupa sebelum pergi Indah dan Feri berpamitan dan berterimakasih kepada ibu karyawan kafe itu.
Setelah berkendara sekitar dua puluh lima menit, mereka tiba di depan sebuah rumah.
Feri memarkirkan mobilnya di depan rumah itu lalu mengajak Indah turun dari mobilnya.
"Ini rumah Aa?" tanya Indah sembari menatap rumah itu.
"Iya. Anggap aja rumah sendiri. Hayu masuk!" ajak Feri.
"Nuhun atuh A."
Mereka berdua pun memasuki rumah itu secara bersamaan!
"Ayo Indah, aku tunjukkan kamar kamu!"
Feri memperlakukan Indah dengan baik seperti kepada adiknya sendiri. Laki-laki itu ingin membalas kebaikan Ayahnya Indah kepada Indah.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Piaah
Next
2022-11-02
1