Pagi sudah tiba. Seperti biasa Feri akan melakukan rutinitasnya yaitu bekerja.
"Saya berangkat kerja dulu ya Indah!" ucap Feri sembari berjalan menuju pintu rumahnya!
"Sarapan dulu," ucap Indah.
Feri menghentikan langkahnya, dia berbalik menjadi menghadap Indah.
"Kamu masak, masak apa?" tanya Feri, seingat dirinya di rumahnya tida ada bahan untuk memasak. Sehari-hari dirinya selalu makan di luar atau pesan di gofood.
"Masak nasi goreng. Aku lihat ada beras sedikit, jadi aku masak dan aku jadikan nasi goreng," ucap Indah dengan senyuman manis di bibirnya.
Feri tersenyum sembari menatap Indah.
"Kamu cantik Indah, tapi aku tidak berani mencintaimu karena aku cukup tahu diri, siapa lah aku ini," ucap Feri didalam hatinya.
"Ayo kita sarapan! Maaf rasanya pas-pasan," ucap Indah.
Feri kembali tersenyum lalu segera berjalan menuju meja makan yang di atasnya sudah ada dua porsi nasi goreng!
Setelah beberapa menit, mereka sudah selesai sarapan.
Feri Pun langsung pergi ke kantor untuk bekerja. Ia berangkat lebih awal karena ada urusan yang harus segera di selesaikan.
Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit, Feri tiba di kantor tempat dirinya bekerja.
Feri berjalan dengan sedikit berlari menuju ruangan bosnya!
Tok!
Tok!
Tok!
Setelah mengetuk pintu ruangan pribadi bosnya, tanpa disuruh Feri masuk ke dalam ruangan itu!
"Pagi, bos. Lu ngapain sih nyuruh gue ke kantor sepagi ini?" tanya Feri sembari berjalan menghampiri Rendi yang sedang duduk di kursi kebesarannya.
"Antar gue ke bogor sekarang," ucap Rendi.
"Apa! Ke bogor? ngapain?" Feri bertanya dengan menatap Rendi tanpa berkedip.
"Cari cewe,"
"What's! Cewek, yang bener?"
"Ah, lo banyak tanya. Ayo berangkat!"
Rendi menarik tangan Feri dengan sedikit kencang!
"E_e_eh! Bos pelan-pelan napa sih," ucap Feri.
"Habisnya lo kebanyakan nanya."
Rendi dan Feri memang sudah berteman sejak dulu jadi walau Rendi adalah bosnya Feri mereka selalu bersikap seperti seorang sahabat.
Di perjalanan, Feri tak hentinya bertanya untuk apakah Rendi mengajaknya pergi ke kota Bogor.
"Ren. Kerumah gue dulu sebentar ya!" ucap Feri.
"Ngapain?"
"Pamitan sama temen gue biar dia ga nungguin gue sampai malam."
"Ya udah. Tumben nimbun teman di rumah?" ucap Rendi.
Feri tak berucap lahir dia langsung mengarahkan mobilnya ke arah rumahnya.
Sesampainya di rumah Feri.
Feri langsung turun dari mobil tanpa memarkirkan mobilnya di tempat yang seharusnya, sedangkan Rendi hanya diam dan menunggu Feri di dalam mobilnya.
"Indah! ... Indah!" teriak Feri.
Mendengar suara seseorang memanggil namanya, Indah segera keluar dari kamarnya!
"Aa, ko udah pulang lagi, apa ada yang ketinggalan?" tanya Indah.
"Nggak. Aku pulang cuma mau bilang, kalau nanti aku pulangnya agak telat. Jadi kamu jangan nungguin aku! Jangan lupa kunci pintu ya!" jelas Feri.
"Emangnya Aa, teh mau kemana?" tanya Indah.
"Aku mau ke bogor sama bos ku. Aku pamit ya Indah, kamu hati-hati di rumah!"
"Iya. Aa juga hati-hati ya!" ucap Indah.
Setelah selesai berbicara dengan Indah, Feri langsung keluar lagi untuk segera berangkat ke kota tujuan bosnya.
Rendi dan Feripun melanjutkan perjalanannya menuju bogor!
Diperjalanan Rendi terlihat sangat bahagia, tak disadari senyuman terus terukir di bibirnya.
"Bos! lu kenapa senyum-senyum sendiri? Kayak orang gila aja!" ledek Feri.
"Apaan sih lo," ketus Rendi.
"Haha. Ada yang bete tuh!"
"Sebenarnya gue bingung Fer. Guekan udah di jodohin sama bokap, tapi gue suka sama cewe lain," ucap Rendi.
"Ngapain bingung. Lu tinggal bawa cewek elu ke rumah, kenalin deh sama om Firman. Kali aja kalo lu bawa cewek, om Firman jadi ngebatalin perjodohan itu," ucap Feri.
"Gak segampang itu. Masalahnya gue gak tahu dan belum kenal sama itu cewek."
"Gak kenal ko bisa suka. Ya udah terima aja cewek pilihan om Firman. Udah jelas lu pasti kenal sama orangnya,"
"Gue juga gak kenal, gak tahu dan gak mau tahu, sama cewek pilihan papa."
"Asagaa! ribet banget sih hidup lu. Terus kita ke bogor mau ngapain, mau ketemu siapa? lu aja gak tau sama kedua cewek yang mungkin salah satunya adalah jodoh elu!"
Asik mengobrol, tak terasa mereka sudah sampai di tempat tujuan. Rendi mengarahkan Feri menuju rumah Asep, tetangganya Indah.
"Ini kan ...," ucap Feri.
"Apa lu pernah kesini?" tanya Rendi yang mendengar perkataan Feri yang tidak selesai.
"Pernah. Tapi dulu," jawab Feri.
"Eh, Fer. Berhenti disini aja! udah nyampe nih,"
Feri memarkirkan mobilnya didepan rumah Asep! Rendi segera turun dari mobil lalu menghampiri rumah Asep! Sedangkan Feri masih terdiam di dalam mobil.
"Itukan rumah bapaknya Indah, apa aku mampir ke sana ya? Ah tapi ngapain toh Indah nya juga gak ada," ucap Feri dalam hati.
"Fer! ... Feri! malah bengong, ayo turun!" ucap Rendi yang membuyarkan lamunan Feri.
"Eh ... sory-sory. Gue tunggu disini aja deh," ucap Feri.
Rendi Pun segera mengetuk pintu pak Asep.
Tok!
Tok!
Tok!
"Assalamualaikum!" ucap Rendi dari luar rumah itu.
Asep langsung membukakan pintu rumahnya untuk melihat siapa yang bertamu ke rumahnya.
"Waalaikumsallam. Eh, Aa Rendi. Hayu atuh masuk!" ucap Asep setelah melihat sosok Rendi yang berdiri di depan pintu rumahnya.
"Aku gak lama ko Pak. Aku cuma mau ketemu Indah. Apa bapak mau mengantar saya kerumah Indah," ucap Rendi tanpa basa-basi.
"Anu ... Indah ...."
"Kenapa Pak? Ada apa dengan Indah?" tanya Rendi penuh penasaran.
"Indah gak ada di rumahnya. Sudah dua hari dia tidak pulang, ibu tirinya dan juga orang-orang suruhan Bu Vina sudah mencari Indah tapi Indah tidak ditemukan," jelas Asep.
Rendi terdiam, dia tidak tahu apa yang harus dia ucapkan dan dia lakukan.
"Sebenarnya Indah pergi ke mana, Pak? Kok Ibu tirinya tidak tahu?"
"Saya juga tidak tahu atuh 'A yang saya dengar Indah kabur saat dijual kepada seorang laki-laki."
"Apa! Dijual? Tega sekali mereka."
"Saya juga gak tahu kebenaran dari cerita itu, saya hanya mendengar orang suruhan Bu Vina sedang berbicara."
"Ya udah kalau begitu, Pak saya langsung permisi pulang saja. Saya mau coba cari Indah di kota, mudah-mudahan saja saya bisa menemukan Indah. Kasihan dia Pak."
"Ya sudah, hati-hati. Maaf kalau udah ketemu sama Indah, tolong jangan pulangkan dia ke rumah Ibu tirinya karena saya takut Indah akan disiksa lagi sama Bu Vina dan Vira."
Rendi menganggukkan kepalanya lalu segera masuk ke dalam mobilnya!
"Gimana?" tanya Feri.
"Cewek itu gak ada. Dua hilang," sahut Rendi.
"Hilang? Gimana caranya seorang anak manusia bisa hilang?.
"Gue juga gak ngerti. Ya udahlah, mungkin gue belum ada kesempatan bertemu dengan dia lagi."
"Jadi kita kemana nih?"
"Ya pulang lah, Feri masa ke hutan."
Rendi terlihat kecewa karena tidak bisa bertemu dengan Indah, gadis yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Uneh Wee
yah yg nama nya ibu tiri jahat sih ...seribu satu ibu tiri yg baik ...sabar yah indah moga aja rendi jodo mu
2023-02-03
1
amel220
Indah, sabar ya
2022-11-02
1