Sore hari, setelah setengah hari menunggu akhirnya, Firman dan Rendi pulang ke rumahnya.
Vira beranjak dari duduknya dan menatap Firman dan Rendi yang baru tiba di rumahnya.
Sebuah senyuman terukir dibibir Vira.
"Vira, sejak kapan kamu menunggu?" tanya Firman.
Vira menyalami, Firman dan tersenyum penuh arti ke arah Rendi.
Rendi hanya tersenyum tipis lalu mengalihkan pandangannya ke sembarang tempat.
"Belum lama, Om," sahut Vira.
"Bagaimana kabar, Om dan Surya?" sambung Vira.
"Kami baik-baik saja. Tidak baik berbicara di luar rumah, ayo masuk dulu, Nak," ucap Firman kepada Vira.
Vira mengangguk lalu mengekor dibelakang Firman sedangkan Rendi, dia masih berdiri di halaman rumahnya.
"Ngapain dia ke sini?" gumam Rendi.
"Pak, sejak kapan dia datang?" tanya Rendi kepada tukang kebunnya.
"Belum lama, Den," sahutnya.
Didalam rumah tepatnya di ruang tamu.
"Vira, kamu sengaja datang ke sini?" tanya Firman.
"Sebenarnya tidak, Om. Aku datang ke sini untuk mencari, Tiara kebetulan aku lewat sini jadi aku mampir deh ke rumah, Om."
"Mencari, Tiara?" Firman berucap sembari menatap Rendi.
Rendi menggelengkan kepalanya, mengisyaratkan agar Firman tidak memberitahu dimana, Indah berada.
"Memangnya, Tiara kemana dan kenapa kamu jauh-jauh mencari dia?"
"Aku gak tahu, Tiara kemana, Om tapi aku harus berhasil menemui dia karena, Ibu sakit dan terus manggil-manggil nama dia," ucap Vira berbohong.
Gadis itu memang sudah pandai berbohong, semua itu dipelajarinya dari Ibunya.
"Ibumu sakit?"
"Iya, Om semenjak, Tiara tidak pulang-pulang, Ibu selalu memikirkan dia sampai, Ibu jatuh sakit."
"Astaga, semoga kamu cepat menemukan, Tiara ya," ucap Firman.
Firman sengaja, berpura-pura tidak mengetahui tentang, Indah semua dia lakukan atas permintaan, Rendi.
*******
Di kampung.
"Ini sudah sore tapi kenapa, Vira belum pulang juga bahkan dia tidak mengabari aku," ucap Vina.
Vina mulai merasa khawatir terhadap Vira. Dirinya tak bisa berhenti memikirkan, Vira.
"Aku tidak bisa berdiam diri saja, aku harus melakukan sesuatu."
Vina meraih tasnya lalu dia berjalan menuju luar rumahnya! Vina ingin pergi ke Jakarta untuk menyusul Vira.
Drrt!
Drrt!
Drrt!
Saat Vina akan membuka pintu rumahnya, ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk.
Vina segera melihat pesan dari siapa dan segera membaca pesan itu setelah tahu, Vira yang mengirimnya pesan.
[Bu, aku sedang berada di rumah, Om Firman. Ibu jangan khawatir, aku akan pulang besok dengan membawa, si anak sialan itu.] Vira.
Setelah membaca pesan itu, Vina mengurungkan niatnya untuk menyusul Vira ke Jakarta.
*******
"Gimana pertemuannya siang tadi?" tanya Feri kepada Indah.
"Pertemuan apa, Aa menjebak, Indah dalam pertemuan itu."
Indah menggerutu dan berucap tidak jelas kepada, Feri.
"Tapi kamu suka kan, kamu happy kan?"
Feri tertawa kecil, dia terus menggoda, Indah meski pipi gadis itu sudah berwarna merah seperti kepiting rebus.
"Aa, sudahlah jangan bahas itu. Aku capek dan sekarang aku mau istirahat," ucap Indah.
"Yakin mau istirahat? Bukan mau ngebayangin wajah, Rendi yang ganteng itu?"
"Aa," ucap Indah dengan gaya manjanya.
"Aa apaan sih."
Indah semakin dibuat malu oleh, Feri akhirnya dia berlari masuk ke dalam kamarnya.
Feri menatap kepergian, Indah. Senyum lebar terus menghiasi bibir Feri kala itu.
"Sebenarnya cinta hanya saja malu untuk mengakuinya," gumam Feri.
*******
"Vira, sekarang hari sudah gelap, sebaiknya kamu nginap saja di sini," ucap Firman.
"Tapi, Om aku harus melanjutkan pencarian ku. Aku harus menemukan, Tiara," ucap Vira.
Vira sengaja berkata seperti itu untuk mendapatkan perhatian lebih dari, Firman. Sebenarnya dia sudah tahu tempat tinggal, Indah yang sekarang.
"Lanjutkan besok saja."
"Baiklah kalau, Om memaksa."
Rendi berjalan melewati Firman dan Vira dengan memasang wajah datarnya.
Rendi yang tahu bagaimana sikap Vira yang sebenarnya terhadap, Indah membuat, dirinya sama sekali tak menyukai gadis itu.
Dia tahu sebenarnya, Vira dan Vina hanya berpura-pura khawatir terhadap, Indah.
"Surya, apa kamu tidak mau berbincang sebentar saja dengan, Vira?" tanya Firman karena, Rendi hanya melewati mereka.
Vira menatap Rendi dengan memasang senyum terbaiknya, dia mengedipkan sebelah matanya berusaha menggoda laki-laki tampan yang sedang ditatapnya.
Rendi bergidik melihat tingkah, Vira. Dia merasa jijik kepada gadis yang kini sedang menatapnya.
Rendi memasang sering digoda oleh wanita-wanita sebayanya tapi entah kenapa dia merasa benci saat digoda oleh Vira. Mungkin karena dia tahu sifat asli dari gadis itu sehingga dia tak bisa menerima setiap perlakuan gadis itu.
"Aku capek, Pa. Aku mau istirahat," sahut Rendi.
Vira bangkit dari duduknya lalu berjalan menghampiri Rendi!
"Ayolah, Surya. Bukankah kita sudah berteman sejak kecil," ucap Vira kepada Rendi.
"Kalian berbincang lah, Surya kamu temani, Vira ya. Papa mau ke kamar dulu."
Tanpa menunggu Rendi berucap, Firman sudah langsung pergi meninggalkan Rendi dan Vira di ruang keluarga!
"Duduk, Vir," ucap Rendi kepada Vira.
Vira kembali ke tempat duduknya! Kini dirinya tidak ditemani oleh Firman lagi, kini dia ditemani oleh pemuda tampan yang banyak disukai oleh para kaum hawa itu.
Rendi hanya duduk dalam diam matanya terus tertuju pada layar televisi.
"Surya, apa kamu tetap ingin menikah dengan, Tiara meski kamu tidak tahu dia dimana?" tanya, Vira.
Rendi terus terdiam, dia enggan menjawab pertanyaan gadis yang kini sedang duduk di sampingnya.
"Surya, aku bertanya padamu, apa kamu tidak mendengarnya?" tanya Vira lagi.
"Aku rasa aku tidak perlu menjawab pertanyaan kamu, karena aku tahu kamu sudah tahu jawabanku."
Rendi berucap tanpa menatap, Vira sedikitpun.
"Surya, Tiara itu bukan gadis baik-baik. Dia tidak mungkin mau menerima perjodohan antara kamu dengan dia karena dia akan memilih laki-laki yang dicintainya."
"Kalau dia bukan gadis baik-baik lalu kenapa kamu sudi jauh-jauh datang ke sini untuk mencari dia? Seharusnya kalian biarkan saja dia di luar sana melakukan apa yang dia mau."
"Surya, kamu tidak mengerti. Ibuku sangat menyayangi dia."
"Benarkah? Semoga yang kamu katakan ini benar. Sekarang sudah malam, aku mau tidur. Selamat malam, Vira."
Rendi langsung pergi dari ruangan itu!
"Lihat saja, Surya aku akan membuat kamu jatuh cinta padaku," gumam Vira lalu berjalan memasuki kamarnya.
Sebelumnya, Firman sudah menyuruh asisten rumah tangganya untuk menyiapkan kamar untuk, Vira dan Firman juga sudah menunjukkan kamar itu kepada Vira.
*******
"Selamat malam, Indah," ucap Feri kepada, Indah.
"Ih, Aa ngapain masuk ke dalam kamar, Indah?" ucap Indah.
"Siapa suruh, kamu gak kunci pintunya."
"Kan aku belum mau tidur, makanya pintunya belum dikunci."
"Kenapa belum mau tidur? Mikirin, Rendi ya?"
"Ish, dia lagi."
Indah mengerucutkan bininya lalu berbalik badan menjadi membelakangi, Feri.
"Udah malam, 'Ndah. Tidur ya, aku juga mau tidur."
Feri segera keluar dari kamar, Indah!
"Selamat malam, 'A," ucap, Indah sebelum akhirnya Feri benar-benar pergi dari kamarnya.
Indah segera mengunci pintu kamarnya karena dia akan segera tidur.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Uneh Wee
tuh dah mau ngasut kn c vira
2023-02-04
0
uminya fahmi
Kakak tiri yang jahat
2022-11-13
0
amel220
Ah dasar Vira
2022-11-12
1