Siang itu, Feri mendatangi lagi panti asuhan tempat dahulu dirinya tinggal. Sebenarnya dirinya sering ke temat itu, namun bukan untuk mencari tahu tentang orang tuanya, Feri sudah bosan mencari orang tuanya karena dari dulu dia tidak pernah mendapatkan informasi tentang mereka.
Karena mendapatkan dorongan dari Firman dan Rendi, Feri mendapat semangat lagi untuk mencari dimana keberadaan orang tuanya.
"Hai anak-anak," ucap Feri kepada beberapa anak yang tinggal di panti itu.
"Kak, Feri datang. Teman-teman ayo kita minta oleh-oleh dari, kak Feri," ucap seorang anak yang usianya kira-kira masih lima atau enam tahun itu.
Feri melipat kalinya dan berdiri dengan lututnya, direntangkan nya kedua belah tangannya untuk memeluk anak-anak itu!
"Kakak, datang bawa apa?" tanya anak perempuan yang kini sudah berada di pelukan Feri.
"Ada deh. Gak akan kakak kasih tahu sebelum semuanya kumpul."
"Teman-teman ayo cepat! Cepat! Cepat!" teriak anak laki-laki itu.
Bu Salma tersenyum lebar saat melihat semua anak asuhannya berhamburan memeluk Feri.
Bu Salma adalah orang yang mengurus panti itu sekaligus pengasuh anak-anak yang tinggal di panti itu.
Salma juga yang mengurus, Feri dari kecil hingga akhirnya diadopsi oleh Ridwan Sanjaya ~ Ayahnya Indah.
"Kakak, mana oleh-olehnya?"
"Iya, mana oleh-olehnya."
"Aku mau coklat."
"Aku mau jajan es cream."
Kira-kira seperti itulah rengekan anak-anak yang sedang mengerumuni Feri itu.
"Cium, kakak dulu. Yang gak mau cium kakak gak dapat oleh-olehnya," ucap Feri.
Anak-anak itu pun bergantian mencium Feri, ada yang mencium pipi ada yang mencium kening bahkan ada yang mencium hidung dan dagu.
Feri tertawa bahagia bersama anak-anak yang memiliki nasib yang sama dengannya itu.
Anak-anak itu memang sudah dekat dengan Feri selain Feri sering mendatangi tempat itu, Feri juga sangat menyayangi anak-anak itu dan selalu membawa oleh-oleh untuk mereka semua.
"Mana oleh-olehnya? kita semua udah mengabulkan permintaan kakak."
"Ambil sendiri di dalam mobil kakak, ingat jangan rebutan ya," ucap Feri.
Anak-anak itu pun langsung berlarian menghampiri mobil milik Feri.
*******
"Hai, Indah selamat siang," ucap Rendi yang baru tiba di rumah Feri.
"Kamu ngapain ke sini? 'A Feri nya gak ada dia kan kerja," ucap Indah.
"Aku tahu, aku ke sini mau ketemu kamu."
"Ngapain? Gak baik laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim berada dalam–"
"Dalam satu ruangan yang sama," tukas Rendi.
Indah memang selalu mengatakan perkataan yang sama saat Rendi datang menemuinya disaat Feri sedang tidak ada di rumah sampai, Rendi bisa menghafal perkataan Indah.
"Itu kamu tahu."
"Kita kan tidak berdua, itu ada bodyguard yang selalu ada di rumah ini."
"Kamu ya, dibilangin bisa aja ngeles nya."
Rendi nyengir kuda, "Indah Mutiarani, aku kangen sama kamu," ucap Rendi.
"Gak boleh kangen sama orang lain."
"Kamu kan pacar aku, bukan orang lain."
"Kata siapa, aku pacar kamu? Jadian aja gak pernah."
"Ya udah, kita jadian sekarang."
"Gak mau."
"Kenapa?"
"Belum jadi pacar saja, aku sering dibikin jantungan sama kamu apalagi udah jadi pacar kamu, bisa-bisa aku jantungan beneran."
"Jangan jantungan nanti aku bisa ikut jantungan."
*******
Feri menghampiri, Bu Salma yang dari tadi hanya berdiri sambil memandang indahnya!
"Assalamu'alaikum, Bu," ucap Feri.
"Waalaikumsalam," sahut, Bu Salma.
Feri mencium punggung tangan, Bu Salma!
"Bu, apa kabar?"
"Seperti yang kamu lihat, Ibu baik-baik saja," ucap Salma.
"Ayo masuk! Kebetulan tadi, Ibu bikin kue kesukaan kamu," sambung Bu Salma.
Feri tersenyum lalu mengekor dibelakang, Bu Salma!
"Duduklah, Nak."
Feri langsung duduk di kursi itu dan dengan setia menunggu, Bu Salma datang lagi ke tempat itu.
Tak lama, Bu Salma datang dengan membawa kue dan dya gelas teh.
Setelah menaruh kue dan teh itu di atas meja, Bu Salma duduk di kursi yang berada di depan Feri!
Feri meminum teh itu lalu mengambil kue buatan, Bu Salma!
"Kue nya enak, Bu," ucap Feri.
"Ada apa, Nak?"
Tiba-tiba, Bu Salma bertanya seperti itu padahal, Feri sama sekali belum mengucapkan sesuatu apa pun.
Feri berhenti mengunyah kue itu. "Maksud, Ibu apa?"
Bu Salma tersenyum lalu mengusap tangan Feri dengan lembut.
"Jangan pura-pura gak ngerti, Ibu tahu saat ini kamu sedang menyembunyikan sesuatu."
"Bu, sebenarnya aku mau mencoba mencari orang tuaku lagi," ucap Feri jujur.
Bu Salma terdiam dengan sedikit menundukkan kepalanya.
"Bu, seperti apa wajah wanita yang menitipkan aku ke sini?"
Bu Salma tetap diam dalam posisi yang sana, seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh wanita paruh baya itu.
*******
Firman sedang duduk di kursi ruangan kerjanya sambil menegang sebuah foto.
"Ridwan, kalau saja kamu masih ada, pasti kamu akan merasakan bahagia seperti yang aku rasakan. Kamu beruntung sekali karena memiliki putri yang begitu cantik dan baik. Aku tidak tahu apa yang sudah terjadi pada putrimu itu sehingga dia tidak mau pulang ke rumah. Tapi kamu tenang saja, aku akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Tiara dan aku juga akan membuktikan bahwa semua ucapan Vina dan Vira tentang, Tiara itu tidak benar."
Firman terus berbicara kepada foto Ridwan yang sedang dia pegang dan sesekali dia usap.
Firman menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi yang dia duduki lalu memejamkan matanya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments