Gadis Bogor Bab 9

"Surya, besok kamu ikut Papa untuk menemui Tiara," ucap Firman pada Rendi.

Rendi yang sedang asyik main ponsel, menatap Papanya sekilas lalu kembali menatap layar ponselnya.

"Gak bisa, Pa besok Feri pulang dari rumah sakit, aku harus menjemputnya lalu mengantarkannya pulang," sahut Rendi dengan gaya malas.

"Jam berapa Feri pulang?"

"Kata dokter sih pagi, sekitar jam delapan atau sembilan pagi."

"Kalau gitu setelah kamu mengantarkan Feri pulang."

"Di kantor banyak kerjaan, Pa."

"Banyak kerjaan atau memang kamu sebenarnya tidak ingin menemui Tiara?"

Rendi kembali menatap Papanya yang kini sudah duduk di kursi yang berada di depannya.

"Pa, aku serius kalau besok aku sibuk. Papa tahu kan kalau Feri gak bisa masuk kantor, gak ada yang bantuin aku meng_handle urusan kantor."

"Kalau mau nolak, jujur saja, Surya jangan banyak alasan."

Firman bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan Rendi di ruangan itu!

"Pa! Pa! Papa mau kemana?" ucap Rendi sembari bangkit lalu mengejar Papanya.

"Papa mau tidur," sahut Firman tanpa menoleh ke arah Rendi.

"Pa tunggu dulu, sebenarnya aku sudah jatuh cinta sama gadis lain."

Firman menghentikan langkahnya lalu berbalik badan menjadi menghadap Rendi.

"Surya, Papa tidak bisa memaksamu untuk menikah dengan, Tiara tapi setidaknya temui dia dulu untuk menghormati Papa dan juga Ayahnya Tiara meski Ayahnya Tiara itu sudah meninggal sebelum perjodohan ini terjadi."

Firman kembali melanjutkan langkahnya tanpa menunggu Rendi mengucapkan sesuatu padanya.

Rendi berdiri mematung sembari menatap kepergian Papanya. Ada sesuatu perasaan yang tak bisa dijelaskannya yang mengganggu hatinya.

Setelah beberapa saat hanya berdiri di tempat itu. Rendi berjalan memasuki kamarnya!

Dia menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur!

"Apa aku harus mengikuti keinginan Papa? Tapi itu artinya aku tidak akan pernah bisa memiliki Indah," gumam Rendi.

Rendi menatap langit-langit kamarnya dalam waktu yang lama, pikirannya kacau setelah tahu Papanya ternyata sudah menemukan Tiara tanpa harus pergi ke luar kota untuk mencarinya.

Jam terus berputar, waktu semakin malam, perlahan Rendi menutup matanya dan mulai pergi ke alam bawah sadarnya.

*******

Pagi hari saat Rendi dan Firman sedang sarapan.

"Pa, aku akan menemui Tiara tapi setelah aku mengantarkan Feri pulang," ucap Rendi setelah beberapa saat hanya ada keheningan di ruang makan itu.

Feri menatap putranya yang kini juga sedang menatapnya, sebuah senyuman terukir di bibir Firman.

"Papa tidak mau mengatakan apa-apa setelah mendengar keputusan aku?" tanya Rendi karena Papanya itu hanya diam dalam senyuman.

"Papa ingin tahu bagaimana reaksi mu setelah melihat Tiara."

"Aku tidak akan jatuh cinta dia, Papa tahu aku hanya akan mencintai Indah."

"Terserah kamu tapi kalau ternyata kamu suka pada Tiara, kamu akan Papa hukum."

"Baiklah, siapa takut," ucap Rendi penuh percaya diri.

"Aku permisi, mau jemput Feri," sambung Rendi lalu pergi meninggalkan Papanya tanpa menunggu Papanya menyuruhnya pergi.

*******

Di rumah Feri.

Indah sedang menyiapkan makanan untuk dirinya dan juga Feri, hari itu Indah sangat bahagia karena Feri akan pulang ke rumah setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit.

"Aa Feri pasti suka sama sayur ini," gumam Indah lalu dia tersenyum manis.

Untuk sesaat Indah memandangi makanan yang sudah dia siapkan dan sudah ditata rapi di atas meja lalu kemudian dia kembali melanjutkan pekerjaannya yang lain.

*******

Di rumah sakit.

Rendi berjalan menuju ruangan Feri dirawat lalu memasuki ruangan itu setelah dirinya sampai di depan pintu ruangan yang didalamnya ada Feri!

"Sudah siap untuk pulang?" tanya Rendi setelah dia masuk ke dalam ruangan itu.

"Tentu saja sudah siap. Bos bagaimana dengan kabar Indah?" tanya Feri.

"Lo mau pulang kan? Lihat saja sendiri setelah lo tiba di rumah."

Feri tersenyum kecil. "Gue kangen sama dia."

"Lo cinta sama dia?" tanya Rendi sembari menatap Feri dengan tatapan misterius.

"Lo pikir, kangen hanya untuk orang yang dicintai saja? Memangnya kangen sama adik gak boleh? Kangen sama keluarga gak boleh?"

Rendi tertawa kecil. "Gue pikir lo–"

"Apa? Lo pikir apa?"

Rendi menggelengkan kepalanya lalu tersenyum, dirinya merasa konyol karena menyangka Feri mencintai gadis yang sudah dianggapnya seperti adik sendiri.

"Ayo kita pulang," ucap Rendi sembari berjalan keluar dari ruangan itu.

Mereka pun mulai meninggalkan rumah sakit itu!

*******

Di kampung.

"Sialan! Kenapa si anak sialan itu selalu berhasil kabur!" Vina berteriak didepan orang-orang suruhannya.

"Bu kami sudah mencari, Indah tapi kami tidak menemukan dia," ucap laki-laki itu.

"Saya tidak mau tahu, kalian harus cari anak itu."

"Kami akan mencari, Indah lagi, Bu."

"Tunggu apa lagi? Cepat cari!"

Beberapa laki-laki suruhan Vina itu langsung pergi dari rumah Vina! Mereka harus mencari Indah sampai dapat sebelum Vina murka.

*********

"Udah siap, Pa?" tanya Rendi yang baru menginjakkan kakinya di rumahnya setelah mengantarkan Feri pulang.

"Kamu sendiri?" tanya Firman.

"Siap gak siap harus siap daripada Papa marah."

"Dasar anak nakal," gumam Firman.

Kini Firman dan Rendi sedang bersiap untuk menemui gadis yang akan jadi istri Rendi.

"Pa, apa nggak terlalu cepat? kan papa baru ketemu dia kemarin," ucap Rendi.

"Ketemu aja dulu. Siapa tahu kamu cocok. Lagian Tiara itu cantik kok," jelas Firman.

*******

Di rumah Feri.

"Ndah, kamu masak banyak banget?" tanya Feri.

"Iya. Kan Aa baru sembuh, jadi Aa harus makan banyak," sahut Indah.

*********

Diperjalanan Rendi merasa heran karna Firman melajukan mobilnya menuju rumah Feri.

"Pa, ko kita kesini?" tanya Rendi.

"Iya, kenapa emang?"

"Yakin, papa nggak salah jalan?"

Rendi semakin bingung karena papanya memarkirkan mobilnya di depan rumah Feri! bukanya mereka mau menemui Tiara tapi kenapa malah kerumah Feri.

"Ayo, Surya! malah bengong," ucap Firman.

"Eh, iya pah. Ah mungkin papa mau ajak Feri juga," lirih Rendi lalu ia turun dari mobil!

Firman mengetuk pintu rumah tersebut!

Cklek!

pintu terbuka dan langsung menampakkan wajah cantik Indah.

Indah tersenyum lalu menyalami Firman!

Rendi dan Indah terkejut saat saling bertatapan.

"Kamu!" ucap Indah dan Rendi berbarengan.

Firman menatap Rendi lalu menatap Indah! ada pertanyaan-pertanyaan yang mengisi otaknya, saat ini.

"Ada tamu, kok nggak disuruh masuk Ndah," ucap Feri dari dalam rumah.

Firman semakin bingung kala mendengar suara Feri dari dalam rumah.

"Kalian? Ini gimana sih, kok sepertinya kalian sudah saling kenal?" Firman kebingungan dengan keadaan saat itu.

"Masuk dulu, Om. Gak baik ngobrol didepan pintu," ucap Feri.

Mereka semua pun masuk ke dalam rumah!

Kini mereka sudah duduk di ruang tamu! ada banyak pertanyaan yang menumpuk di kepala Firman.

"Kalian udah pada kenal, dan Feri kenapa kamu ada disini? apa sebenarnya yang terjadi?" ucap Firman penuh rasa penasaran.

"Om ini Indah, adik saya," ucap Feri.

"Indah, bukannya Tiara?" tanya Firman.

"Nama saya Indah mutiarani, Om dan ini Feri orang yang menolong Tiara selama ini," jelas Indh.

"Kalau calon istrinya yang ini sih aku mau pa," ucap Rendi.

"Tiara, ini Surya anak Om, yang Om ceritain itu," ucap Firman.

"Kan udah saling kenal nih. Rendi udah pasti mau sama Indah. Tinggal kamu Ndah, mau ngga sama Rendi?" ucap Feri.

"Jangan terburu-buru. Tiara, kalaupun kamu nggak mau, Om gak akan maksa. Kamu pikirkan aja dulu," ucap Firman.

"Indah, kamu maukan nikah sama aku?" ucap Rendi.

"Kemarin, gak mau ketemu Tiara. Sekarang malah maksa pengen di terima," goda Firman.

"Iya. Kalau Tiara nya yang ini sih, aku gak mau nolak pa," ucap Rendi sambil cengar-cengir.

Firman menggelengkan kepalanya pelan dengan senyum tipis di bibirnya.

"Kamu pikirkan dulu ya, nak, jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari. Kalau Om sih pengennya kalian tetap nikah, tapi keputusan ada di tangan kamu, kamu boleh menolak perjodohan ini," jelas Firman kepada Indah.

Setelah selesai Firman mengajak Rendi pulang! untuk memberikan waktu untuk Indah berpikir.

"Mau ya, Ndah, plis," ucap Rendi.

"Surya, ayo cepat!" ucap Firman sembari menarik tangan Rendi.

"Mau ya, Indah!" teriak Rendi dari dalam mobil.

Indah tersenyum meliat kekonyolan Rendi.

"Bilang aja, mau," ucap Feri.

"Ish, Aa."

Indah segera pergi ke ruang tamu untuk membereskan gelas bekas mereka!

"Rendi, baik kok, Ndah. Ga pernah makan sabun," ceketuk Feri.

"Ih, Aa, malah becanda."

Indah tertawa kecil sambil terus menggerakkan tangannya memindahkan gelas-gelas itu ke nampan untuk selanjutnya dia bawa ke dapur.

Akhirnya Feri malah menggoda Indah, dengan kata-katanya yang nyeleneh. Merekapun bercanda ria walaupun hanya berdua.

"Kamu suka kan sama Rendi? udah Terima aja perjodohan ini," ucap Feri.

Bersambung

Episodes
1 Gadis Bogor Bab 1
2 Gadis Bogor Bab 2
3 Gadis Bogor Bab 3
4 Gadis Bogor Bab 4
5 Gadis Bogor Bab 5
6 Gadis Bogor Bab 6
7 Gadis Bogor Bab 7
8 Gadis Bogor Bab 8
9 Gadis Bogor Bab 9
10 Gadis Bogor Bab 10
11 Gadis Bogor Bab 11
12 Gadis Bogor Bab 12
13 Gadis Bogor Bab 13
14 Gadis Bogor Bab 14
15 Gadis Bogor Bab 15
16 Gadis Bogor bab 16
17 Gadis Bogor bab 17
18 Gadis Bogor Bab 18
19 Gadis Bogor bab 19
20 Gadis Bogor bab 20
21 Gadis Bogor Bab 21
22 Gadis Bogor bab 22
23 Gadis Bogor Bab 23
24 Gadis Bogor bab 24
25 Gadis Bogor bab 25
26 Gadis Bogor bab 26
27 Gadis Bogor bab 27
28 Gadis Bogor bab 28
29 Gadis Bogor bab 29
30 Gadis Bogor bab 30
31 Gadis Bogor bab 31
32 Gadis Bogor bab 32
33 Gadis Bogor bab 33
34 Gadis Bogor bab 34
35 Gadis Bogor bab 35
36 Gadis Bogor bab 36
37 Gadis Bogor bab 37
38 Gadis Bogor bab 38
39 Gadis Bogor bab 39
40 Gadis Bogor Bab 40
41 Gadis Bogor bab 41
42 Gadis Bogor bab 42
43 Gadis Bogor bab 43
44 Gadis Bogor bab 44
45 Gadis Bogor bab 45
46 Gadis Bogor bab 46
47 Gadis Bogor bab 47
48 Gadis Bogor bab 48
49 Gadis Bogor bab 49
50 Gadis Bogor bab 50
51 Garis Bogor bab 51
52 Gadis Bogor bab 52
53 Gadis Bogor bab 53
54 Gadis Bogor bab 54
55 Gadis Bogor bab 55
56 Gadis Bogor bab 56
57 Gadis Bogor bab 57
58 Gadis Bogor bab 58
59 Gadis Bogor bab 59
60 Gadis Bogor bab 60
61 Gadis Bogor bab 61
62 Gadis Bogor bab 62
63 Gadis Bogor bab 63
64 Gadis Bogor bab 64
65 Gadis Bogor bab 65
66 Gadis Bogor bab 66
67 Gadis Bogor bab 67
68 Gadis Bogor bab 68
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Gadis Bogor Bab 1
2
Gadis Bogor Bab 2
3
Gadis Bogor Bab 3
4
Gadis Bogor Bab 4
5
Gadis Bogor Bab 5
6
Gadis Bogor Bab 6
7
Gadis Bogor Bab 7
8
Gadis Bogor Bab 8
9
Gadis Bogor Bab 9
10
Gadis Bogor Bab 10
11
Gadis Bogor Bab 11
12
Gadis Bogor Bab 12
13
Gadis Bogor Bab 13
14
Gadis Bogor Bab 14
15
Gadis Bogor Bab 15
16
Gadis Bogor bab 16
17
Gadis Bogor bab 17
18
Gadis Bogor Bab 18
19
Gadis Bogor bab 19
20
Gadis Bogor bab 20
21
Gadis Bogor Bab 21
22
Gadis Bogor bab 22
23
Gadis Bogor Bab 23
24
Gadis Bogor bab 24
25
Gadis Bogor bab 25
26
Gadis Bogor bab 26
27
Gadis Bogor bab 27
28
Gadis Bogor bab 28
29
Gadis Bogor bab 29
30
Gadis Bogor bab 30
31
Gadis Bogor bab 31
32
Gadis Bogor bab 32
33
Gadis Bogor bab 33
34
Gadis Bogor bab 34
35
Gadis Bogor bab 35
36
Gadis Bogor bab 36
37
Gadis Bogor bab 37
38
Gadis Bogor bab 38
39
Gadis Bogor bab 39
40
Gadis Bogor Bab 40
41
Gadis Bogor bab 41
42
Gadis Bogor bab 42
43
Gadis Bogor bab 43
44
Gadis Bogor bab 44
45
Gadis Bogor bab 45
46
Gadis Bogor bab 46
47
Gadis Bogor bab 47
48
Gadis Bogor bab 48
49
Gadis Bogor bab 49
50
Gadis Bogor bab 50
51
Garis Bogor bab 51
52
Gadis Bogor bab 52
53
Gadis Bogor bab 53
54
Gadis Bogor bab 54
55
Gadis Bogor bab 55
56
Gadis Bogor bab 56
57
Gadis Bogor bab 57
58
Gadis Bogor bab 58
59
Gadis Bogor bab 59
60
Gadis Bogor bab 60
61
Gadis Bogor bab 61
62
Gadis Bogor bab 62
63
Gadis Bogor bab 63
64
Gadis Bogor bab 64
65
Gadis Bogor bab 65
66
Gadis Bogor bab 66
67
Gadis Bogor bab 67
68
Gadis Bogor bab 68

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!