Di kampung.
"Saya tidak mau tahu ya, Bu Vina kalau kalian tidak bisa memberikan Indah kepada saya, saya minta uang saya kembali atau kalian saya akan laporkan kalian ke polisi," ucap Rudi, laki-laki yang sudah membayar Indah dengan harga mahal.
"J_jangan, Tuan kami pastikan, Indah akan ketemu dalam waktu dekat. Tolong Anda bersabar ya," ucap Vina.
"Sampai kapan saya harus bersabar? Pokoknya saya minta secepatnya."
"Baik, Tuan akan kami usahakan secepatnya."
Rudi pergi dari rumah Vina dengan perasaan kesal yang ia pendam. Dia begitu menyukai Indah tapi ternyata Indah malah lari darinya.
Setelah Rudi pergi, Vira menghampiri Vina yang sedang kebingungan!
"Sebenarnya ada apa sih, Bu?" tanya Vira sembari menghempaskan bokongnya ke kursi.
"Kamu tahu gak, kalau kita gak menemukan Indah, si Rudi tua bangka itu meminta uangnya kembali dan kalau tidak dia akan melaporkan kita ke polisi," jelas Vina.
Uhuk!
Uhuk!
Vira tersedak air minum yang ia minum, dia terkejut dengan penjelasan Vina.
"Kalau gitu kita harus segera mencari Indah."
"Sepertinya kita harus mengerahkan semua anak buah si Ridwan itu," ucap Vina.
Vina dan Vira menyuruh orang-orangnya untuk mencari Indah!
Mereka tidak ingin kehilangan dua ratus juta dari hasil penjualan Indah dan juga tidak ingin masuk penjara karena tidak bisa memberikan Indah kepada laki-laki itu.
Setelah mengumpulkan orang-orang suruhannya, Vina meminta mereka segera pergi ke kota untuk mencari Indah.
"Saya mau kalian cari Indah sampai dapat. Kalian tidak boleh pulang kalau tidak bersama Indah," jelas Vina kepada beberapa orang yang berdiri berjejer di depannya.
"Siap, Bu kami akan mencari Indah sampai dapat.
Mereka pun segera berangkat ke kota untuk mencari Indah!
Tak ingin hanya diam, Vina dan Vira pun turut serta ke Jakarta tentunya bukan untuk mencari Indah melainkan untuk pergi jalan-jalan.
Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, akhirnya mereka tiba di kota yang mereka tuju.
Orang-orang suruhannya Vina langsung menyebar untuk menjalankan tugas yang majikannya berikan sedangkan Vina dan Vira melanjutkan perjalanannya menuju Mall besar di ibukota!
Saat dalam perjalanan menuju tempat tujuan mereka, tanpa sengaja mereka melihat Indah yang sedang naik ojek.
"Bu, itu kan si Indah," ucap Vira sembari mengarahkan jari telunjuknya ke samping.
Vina yang sedang menyetir mobil langsung memperlambat laju mobilnya lalu mengikuti arah yang ditunjukkan oleh Vina.
"Iya benar, itu si anak sialan itu," sahut Vina.
Vina langsung mengikuti ojek yang ditumpangi oleh Indah itu dari belakang hingga akhirnya mereka sampai di rumah milik Feri, tempat Indah tinggal selama beberapa hari terakhir.
Indah segera masuk ke dalam rumah setelah membayar ongkosnya.
Sementara itu, Vina dan Vira hanya memperhatikan Indah dari kejauhan karena mereka tidak ingin dicurigai oleh Indah.
"Oh, ternyata si anak sialan itu tinggal disini," ucap Vina.
"Hayu atuh Bu, kita bawa Indah ke rumah orang itu," ucap Vira.
"Itu, siapa?" tanya Vina.
"Orang yang membeli Indah. Pak Rudi itu Bu," jelas Vira.
"Jangan sekarang. Kita cari waktu dulu, lagian kita harus janjian dulu sama, Pak Rudi nya."
Vina pun kembali melanjutkan perjalanan mereka namun kini bukan menuju Mall yang awalnya ingin mereka datangi, namun kini mereka menuju hotel yang akan dijadikan tempat untuk mereka beristirahat selama menjalankan rencana jahat mereka.
Mereka pun merencanakan penculikan terhadap Indah.
*******
Sore hari setelah Feri pulang bekerja, Indah dan Feri duduk bersama sembari menonton televisi.
Berapa kali Feri menatap Indah yang sedang seru menonton siaran televisi kesukaannya itu.
Indah terus menatap layar televisi sembari terus mengunyah cemilannya tanpa disadari sedari tadi Feri memperhatikannya.
"Ndah, kamu udah punya pacar atau belum?" Tanya Feri.
"Kenapa, Aa tanya gitu?"
"Pengen tau aja, Ndah, emang gak boleh?"
"Boleh sih. Boro-boro pacar 'A, kenalan lalaki ge Indah mah teu gaduh," jawab Indah dengan menggunakan bahasa Sunda sembari cengengesan.
"Kunaon atuh kamu teh ga punya pacar? kamu kan cantik Ndah," sahut Feri yang juga menggunakan bahasa Sunda
"Udahlah, ulah ngabahas yang gituan 'A. Indah masih betah sebdiri," ucap Indah.
"Kamu mah, aku tanya gitu kan buat kebaikan kamu juga."
"Indah ngantuk, Indah tidur duluan ya, kalau Aa mau makan malam, makan sendiri saja ya."
Indah segera berjalan memasuki kamarnya!
*********
Di kediaman Rendi.
"Surya, gimana jadi gak kita ke Surabaya?" tanya Firman kepada Rendi.
"Pa, sekarang aku masih sibuk, nanti saja kita ke Surabaya nya," sahut Rendi.
"Sibuk atau emang gak mau?"
Rendi duduk di samping Firman di kursi yang sama dengan Papanya itu!
"Pa, aku belum siap untuk menikah."
"Papa gak minta kamu menikah dalam waktu dekat, Papa hanya meminta kamu untuk menemui gadis itu."
"Iya, setelah bertemu kan pasti disuruh nikah."
Firman tersenyum tipis. "Itu kamu tahu."
"Papa, kenapa sih menjodohkan aku dari sejak aku kecil, gimana kalau ternyata aku gak ada umur sampai tiba masanya pernikahan itu."
"Hus, kamu kalau ngomong jangan sembarangan."
"Lagian, aneh-aneh aja sekarang bukan zamannya Siti Nurbaya lagi. Udah gak zaman nikah karena dijodohkan."
"Kamu mau menolak permintaan terakhir, Papa? Ayahnya Tiara udah gak ada loh, udah gak bisa di ubah lagi perjanjiannya."
"Terserah, Papa deh. Aku tidur duluan ya, Pa aku ngantuk."
Rendi berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua rumahnya!
*******
Pagi telah tiba.
Sebelum waktunya jam kantor, Rendi sudah ada di kantornya, dia sengaja menyibukkan dirinya karena tak ingin pergi ke luar kota bersama Papanya.
"Pagi bos," ucap Feri saat baru sampai di kantor.
"Lu telat 30 menit," ucap Rendi.
Feri melihat jam di tangannya baru menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh menit.
"Justru gue datang tiga puluh menit lebih awal. Lo nya aja yang ke kantornya kepagian.
"Jangan banyak protes, Bos gak pernah salah ya."
"Terserah lo aja deh, Bos lagian gue kan emang gak pernah bener dimata lo."
"Nah itu lo tahu."
Rendi nyengir menampakkan giginya yang rapi.
*******
"Pak, kita udah nemuin Indah," ucap Vira pada Rudi.
"Bagus, segera bawa ke Fila xxx saya akan tunggu kalian di sana hari kamis," ucap Rudi.
"Baik Pak. Tapi Bapak jangan laporin kita ke polisi ya," ucap Vina.
"Kita lihat nanti. Kalau Indah kabur lagi, saya tetep akan laporkan kalian ke polisi,"
"Indah gak bakal kabur lagi, tenang saya akan kasih tau caranya biar Indah ga bisa kabur," ucap Vira.
*******
Keesokan harinya.
Kini Feri sudah siap untuk ke kantor. Seperti biasa Indah selalu menyiapkan sarapan untuk Feri.
"Aa, sarapan dulu atuh," ucap Indah.
"Iya Ndah, makasih," saut Feri.
"Indah dan Feri pun sarapan bersama sebelum melakukan aktivitas masing-masing.
*******
"Jadi gini, Pak rencananya. Bapa ikat tangan dan kaki Indah di setiap sisi ranjang, nah. Dengan begitu Indah gak bisa kaburkan," ucap Vina.
"Bagus juga ide Bu Vina," saut Rudi.
"Oya, pak. Saya gak bisa bawa Indah ke tempat Bapak. Bapak suruh aja orang untuk menculik Indah. Nanti saya kasih tahu alamat Indah," ucap Vina lagi.
"Baik. Tapi kamu jangan coba-coba membohongi saya," ucap Rudi.
*******
"Ndah, aku pamit ya!" ucap Feri sambil berjalan tergesa-gesa.
"Iya. Aa hati-hati ya," saut Indah.
Saat Indah sedang membereskan piring kotor di meja makan, ia melihat ada berkas milik Feri yang ketinggalan. Indah mencoba mengejar Feri sambil berteriak memanggil Feri! namun Feri tak mendengarnya. Indah pun segera kembali ke rumah! disisi lain ada beberapa orang yang sedang mengawasi gerak-gerik Indah.
Saat keadaan mulai sepi mereka segera mendobrak pintu depan rumah Feri!
karena mendengar hantaman yang sangat keras Indah segera mengecek apa sebenarnya yang terjadi! betapa terkejutnya Indah saat melihat pintu rumah yang rusak dan ada beberapa orang yang memasuki rumah!
"Siapa, kalian?" tanya Indah sambil berteriak.
Mereka tak menjawab, malah mereka berjalan mendekati Indah.
"K_kalian mau apa," ucap Indah sambil berjalan mundur!
"Tolong!" teriak Indah.
"Diam, mau teriak sekencang apa pun gak akan ada yang mendengar suara kamu karena di sini sangat sepi," ucap salah satu dari mereka.
Indah terus mencoba lari dari mereka.
*******
"Duh, berkas gue, ketinggalan lagi," gumam Feri.
Feri segera memutar arah ia kembali kerumahnya untuk mengambil berkas yang ketinggalan!
*******
"Lepas! tolong! ... tolong! ... " teriak Indah.
Indah memukul orang tersebut dengan gelas yang ada di meja! lalu segera berlari, menghindari mereka!
"Kamu gak akan bisa lari gadis manis. Kau akan jadi milik bos kami hari ini," ucap salah satu dari orang itu.
Mendengar ucapan itu, membuat Indah ketakutan.
Mereka segera mengejar Indah kesetiap ruangan yang dilewati Indah.
"Jangan. Tolong jangan apa-apain saya," ucap Indah sembari meronta.
Indah berpegangan pada sebuah lemari agar ia bisa lepas dari pegangan orang itu!
*******
Di kantor.
"Feri mana sih, udah telat juga," rutuk Rendi.
Waktu sudah menunjukkan jam pukul delapan lewat tiga puluh menit, tapi Feri belum juga tiba di kantor.
Rendi mulai kesal karena terlalu lama menunggu Feri.
*******
Saat sampai di depan rumah, Feri sangat terkejut dengan keadaan rumah yang sangat berantakan dengan pintu utama yang rusak total.
"Indah," gumam Feri.
Feri langsung teringat pada Indah, dia langsung turun dari mobilnya dan berlari ke dalam rumahnya untuk mencari Indah namun ia tak menemukan Indah di sekeliling rumah.
"Tolong!" teriak Indah.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments