BAB 15 Lepaskan Aku!

Azkira berbalik memunggungi Fathan. Dia merasa malu, aneh, dan juga ingin menghilang saja dari penglihatan Fathan saat itu. Akan tetapi, berbeda dengan Fathan yang tampak begitu puas, bahkan secercah senyum tamapak membias di bibirnya.

Selepas pergulatan panas itu. Malamnya menjadi malam seribu diam bagi Azkira, bahkan dia tidak menjawab saat Fathan melontarkan beberapa pertanyaan. Mulut Azkira bagai terkunci seribu bahasa. Hanya tatap mata kosong dengan pikiran yang melayang jauh entah kemana.

"Azki, apa kamu mau sesuatu?" tanya Fathan menawarkan. Berharap wanita itu mau bicara dengannya.

Azkira hanya bergerak sedikit menggelengkan kepalanya. Memberi pertanda bahwa dia tidak ingin apa-apa. Sungguh, Azkira tidak ingin apapun, kecuali diam.

"Huuuh!" Terdengar Fathan menghela napas kasar. Mungkin dia lelah bicara sendiri dan tidak mendapat respon apa-apa dari Azkira, kecuali isyarat penolakan yang dilakukukan dengan gerakan kepalanya.

"Oke, terserah padamu saja!" tandas Fathan lantas dia turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar, usai mengenakan celana boxer dan kimono tidur pria, yang tergantung di sebuah stand hanger yang ada di kamar itu.

Pria itu terus berjalan menuju dapur, dan lemari es menjadi tempat tujuannya. Dia mengambil botol kemasan berisi jus apel, lalu menuangkan ke dalam gelas dan meminumnya. Suara khas orang setelah meneguk minuman segar terdengar dari mulut Fathan.

Kemudian, Fathan berjalan menuju balkon rumahnya dengan membawa gelas yang masih terdapat sisa jus apel di tangannya. Sampai di sana, Pemilik tubuh proporsional itu berdiri mengarahkan pandangannya ke langit lepas. Memandangi bintang-bintang yang semakin bermunculan di seluruh permukaan langit malam kala itu.

"Kenapa dia tidak mau bicara lagi padaku? Apa dia marah? Atau menyesali apa yang sudah dilakukannya bersamaku?" gumamnya penuh tanya.

"Apa peduliku? Aku 'kan suaminya, jadi aku berhak atas dirinya," lanjut Fathan.

"Aarrrghh! Aku tidak suka ketika dia banyak bicara, tapi ternyata aku lebih tidak suka lagi saat dia hanya diam seperti itu." Fathan merasa kesal diacuhkan oleh Azkira.

Hembusan angin bertiup semakin dingin menembus kulit Fathan. Bahkan, dinginnya sampai membuat pori-pori kulit Fathan tampak meremang. Dia pun memutuskan untuk masuk dan kembali ke kamarnya.

"Dia sudah tidur? Apa dia kelelahan?" ucap Fathan kala dia disuguhi dengan pemandangan mata Azkira yang telah terpejam.

"Wajahnya cantik juga. Lebih dari itu, dia tampak begitu natural." Tanpa sadar Fathan memuji Azkira, saat itu dia sudah duduk di tepi ranjang dan memandangi wajah lelap Azkira dengan jarak yang sangat dekat.

"Aahh! Apa yang aku katakan ini? Aku tidak mungkin menyukainya," imbuhnya lagi. Dia menepis kenyataan yang dirasakan hatinya.

Lalu, lampu kamar pun dimatikan dan malam ini Fathan memilih berbagi ranjang dengan Azkira. Dia ingin memeluk tubuh Istrinya itu. Tubuh yang beberapa saat lalu telah memberinya perasaan paling indah yang disebut surga dunia.

****

Keesokan paginya, Azkira terbangun di awal waktu. Dia tersentak mendapati lengan kekar yang melingkar di tubuhnya. Napasnya seketika tertahan, kemudian dengan sangat hati-hati dia menyingkirkan lengan itu. Kemudian, Azkira bergegas mandi dengan cepat dan pergi dari kamar setelah rapi dengan pakaian yang dikenakannya.

Azkira berjalan mengendap-endap untuk memastikan langkah kakinya tidak menciptakan suara. Dia tidak ingin membangunkan siapa pun. Walaupun, saat itu sepertinya Bi Inah sudah memulai aktifitasnya di dapur.

Sekitar satu jam kemudian, Fathan pun bangun dan mendapati Azkira sudah tidak ada di sampingnya. Tidak banyak curiga, Fathan bersikap biasa saja. Dia turun dari atas kasur empuk itu. Di dalam pikiranya, Fathan mengira .... Mungkin, Azkira sedang menyiapkan sarapan pagi seperti biasanya.

Detik berikutnya, Fathan sudah rapi dengan setelan formal. Sepertinya dia hendak pergi bekerja. "Bi Inah!" serunya.

"Iya, Den." Sang Asisten rumah tangga itu datang menghampiri Fathan.

Fathan menyapukan pandangannya ke segala arah. "Azkira di mana, Bi? Apa dia masih sibuk di dapur?" terka Fathan sambil memegangi sendok dan garpu di kiri dan kanan tangannya.

"Maaf, Den Fathan. Bibi kira Non Azki masih tidur. Soalnya sejak tadi Bibi sibuk di dapur dan tidak melihat Non Azki," beber Bi Inah.

Fathan terhenti seketika dari aktifitas sarapannya. "Jadi, yang menyiapkan makanan ini bukan Azkira?" Fathan bertanya sembari mengerutkan dahinya. Bi Inah menggelengkan kepalanya.

Pria itu langsung bangkit dari duduknya dan tidak menyelesaikan sarapannya tersebut. Dia langsung mengambil kunci mobilnya dan pergi dengan cepat. Bi Inah yang melihat itu hanya bisa diam dan bertanya-tanya dalam hatinya saja.

Mobil yang Fathan kemudikan melaju dengan sangat cepat, membelah jalanan yang tampak masih sedikit sepi dari keramaian lalu lalang kendaraan lainnya. Mungkin, karena saat itu terhitung masih sangat pagi sekitar pukul 06.00.

"Kemana lagi dia? Apa dia diciptakan hanya untuk merepotkan hidupku?" Fathan berdesis kesal.

"Kemana aku harus mencarinya? Aaarrrghh! Dasar wanita aneh." Amarah mulai bergelora dan semakin berkobar di dalam dada Fathan. Namun, beberapa saat kemudian, dia memutuskan untuk menepikan mobilnya agar bisa berpikir dengan tenang.

Benar saja, setelah lebih tenang ide pun langsung bermunculan. Fathan melacak lokasi keberadaan Azkira melalui aplikasi, dengan menggunakan nomer ponselnya. Tak perlu waktu lama untuk mengetahuinya. Fathan langsung bisa mendeteksi lokasi di mana istrinya itu berada.

"Untuk apa dia mendatangi sebuah gang sempit seperti itu?" Kecurigaan Fathan akan perselingkuhan Azkira semakin merajalela.

Tanpa pikir panjang lagi, Fathan pun meluncur ke sana untuk memergoki Azkira. "Pasti dia pergi ke sana untuk menemui kekasih gelapnya. Beraninya dia padaku!" Mata Pria itu memerah dibakar rasa yang entah apa namanya. Mungkinkah itu perasaan cemburu?

Tepat di menit ke dua puluh pencariannya, Fathan pun tiba di titik lokasi. Dan benar saja, dia langsung melihat Azkira sedang asyik duduk di sebuah warung bubur ayam, yang berada di gang sempit di belakang sebuah perumahan. Fathan memarkirkan mobilnya agak jauh dari sana, lalu berjalan mengendap seperti seorang detektif yang sedang membuntuti seorang penjahat.

Ada sesuatu yang sudah membludak dan ingin segera dia luapkan pada Azkira. Ya! Rasa marah yang berasal dari kecurigaan dan pikiran buruknya mengenai Azkira. Tanpa basa-basi lagi, dia pun langsung menangkap Azkira.

"Apa-apaan ini?" Azkira yang ternyata sedang sarapan bubur itu merasa terkejut mendapati dirinya diringkus oleh Fathan, bagai seorang pencuri.

Sontak saja, orang-orang yang berada di sana ternganga dan merasa bingung menyaksikan kejadian itu. Sementara itu, Fathan mengancam mereka semua untuk tidak ikut campur atau mencoba membantu Azkira. Akhirnya, mereka hanya bisa merasa iba dan heran.

Namun, ada salah seorang pemuda memberanikan diri untuk menyelamatkan Azkira dari Fathan. "Jangan main paksa pada perempuan. Kalau berani lawan aku!" kata Pemuda itu kepada Fathan.

"Dia Istriku! Kami sudah menikah." Fathan menunjukkan cincin di jari manis Azkira dan juga dirinya yang tampak senada, sehingga Pemuda itu memilih mengurungkan niatnya untuk membantu Azkira.

Lantas, Fathan membopong tubuh Azkira dan membawanya ke mobil. "Kamu lari lagi dari rumahku? Apa kamu ingin sekali kukejar, huh? Sekarang aku sudah melakukanya, Nona Azkira!" Fathan membuat Azkira tidak berdaya, karena Pria itu mengapit dan menindih tubuh Azkira setelah dia berhasil memasukan Azkira ke kursi mobil bagian belakang.

"Lepaskan! Dasar gila ... apa yang kau lakukan padaku?" maki Azkira.

PLAKKK!

Sulutan emosi yang terlanjur meninggi membuat Fathan melayangkan sebuah tamparan ke wajah Azkira, hingga tampak gambar tangan Fathan tercetak dan memerah di pipi mulus dan putih Azkira.

Azkira hanya bisa merasakan panas dan perih yang menjalar di bagian wajahnya itu. Dia bahkan tidak bisa memakai tangannya untuk mengusap pipinya yang sakit, karena Fathan terus saja mengunci dan menindih tubuhnya tersebut. Sekali lagi, air mata Azkira berderai tak tertahankan.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Vita Zhao

Vita Zhao

Dasar G*la😡😡😡
aku membencimu Fathan

2022-11-10

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PROLOG
2 BAB 2 Terjaga Sepanjang Malam
3 BAB 3 Merasa Penuh Dusta
4 BAB 4 Surat Pengunduran Diri Azkira
5 BAB 5 Perjodohan Yang Tidak Diharapkan
6 BAB 6 Pernikahan
7 BAB 7 Pengabaian
8 BAB 8 Bukan Salahku
9 BAB 9 Saat-Saat Paling Melukai
10 BAB 10 Kesakitan
11 BAB 11 Kaih Sayang Hanya Membesarkan Hati
12 BAB 12 Dasar Munafik!
13 BAB 13 Kemalangan Yang Sempurna
14 BAB 14 Rasanya Berbeda
15 BAB 15 Lepaskan Aku!
16 BAB 16 Cukup!
17 BAB 17 Aku Tidak Tahu
18 BAB 18 Luka Yang Disengaja
19 BAB 19 Segurat Sesal
20 BAB 20 Hari Ulang Tahun
21 BAB 21 Hanya Milikku
22 BAB 22 Datar Dan Dingin
23 BAN 23 Api Kebencian
24 BAB 24 Cemas
25 BAB 25 Di Antara Dua Dilema
26 BAB 26 Butuh Waktu Sendiri
27 BAB 27 Tak Pernah Berubah
28 BAB 28 Pulang
29 BAB 29 Riuh Tangis
30 BAB 30 Surga Paling Sempurna
31 BAB 31 Tercengang
32 BAB 32 Sebuah Fakta
33 BAB 33 Milikilah Aku
34 BAB 34 Mengubur Harapan
35 BAB 35 Firasat
36 BAB 36 Cemburu
37 BAB 37 Mengalah
38 BAB 38 Bingkisan Terakhir
39 BAB 39 Foto
40 BAB 40 Rindu
41 BAB 41 Di Bawah Langit Yang Sama
42 42 Rahasia Di Balik Semua Yang Terjadi
43 BAB 43 Sebuah Titik Terang
44 BAB 44 Pulang
45 BAB 45 Aku Kakak Kandungnya
46 BAB 46 Jangan Berani Menyakiti!
47 BAB 47 Maaf
48 BAB 48 Calon Istri
49 BAB 49 Berkabung
50 BAB 50 Curiga
51 BAB 51 Ada Apa?
52 BAB 52 Rencana Bulan Madu
53 BAB 53 Pulau
54 BAB 54 Api Dendam
55 BAB 55 Konsekuensi
56 BAB 56 Duka
57 BAB 57 Tamu Bawel
58 BAB 58 Kejutan
59 BAB 59 Aktifitas Paling Surgawi
60 BAB 60 Sebuah Gelang
61 BAB 61 Akhir Yang Bahagia (TAMAT)
62 EPILOG DAN PROMO KARYA BARU
Episodes

Updated 62 Episodes

1
BAB 1 PROLOG
2
BAB 2 Terjaga Sepanjang Malam
3
BAB 3 Merasa Penuh Dusta
4
BAB 4 Surat Pengunduran Diri Azkira
5
BAB 5 Perjodohan Yang Tidak Diharapkan
6
BAB 6 Pernikahan
7
BAB 7 Pengabaian
8
BAB 8 Bukan Salahku
9
BAB 9 Saat-Saat Paling Melukai
10
BAB 10 Kesakitan
11
BAB 11 Kaih Sayang Hanya Membesarkan Hati
12
BAB 12 Dasar Munafik!
13
BAB 13 Kemalangan Yang Sempurna
14
BAB 14 Rasanya Berbeda
15
BAB 15 Lepaskan Aku!
16
BAB 16 Cukup!
17
BAB 17 Aku Tidak Tahu
18
BAB 18 Luka Yang Disengaja
19
BAB 19 Segurat Sesal
20
BAB 20 Hari Ulang Tahun
21
BAB 21 Hanya Milikku
22
BAB 22 Datar Dan Dingin
23
BAN 23 Api Kebencian
24
BAB 24 Cemas
25
BAB 25 Di Antara Dua Dilema
26
BAB 26 Butuh Waktu Sendiri
27
BAB 27 Tak Pernah Berubah
28
BAB 28 Pulang
29
BAB 29 Riuh Tangis
30
BAB 30 Surga Paling Sempurna
31
BAB 31 Tercengang
32
BAB 32 Sebuah Fakta
33
BAB 33 Milikilah Aku
34
BAB 34 Mengubur Harapan
35
BAB 35 Firasat
36
BAB 36 Cemburu
37
BAB 37 Mengalah
38
BAB 38 Bingkisan Terakhir
39
BAB 39 Foto
40
BAB 40 Rindu
41
BAB 41 Di Bawah Langit Yang Sama
42
42 Rahasia Di Balik Semua Yang Terjadi
43
BAB 43 Sebuah Titik Terang
44
BAB 44 Pulang
45
BAB 45 Aku Kakak Kandungnya
46
BAB 46 Jangan Berani Menyakiti!
47
BAB 47 Maaf
48
BAB 48 Calon Istri
49
BAB 49 Berkabung
50
BAB 50 Curiga
51
BAB 51 Ada Apa?
52
BAB 52 Rencana Bulan Madu
53
BAB 53 Pulau
54
BAB 54 Api Dendam
55
BAB 55 Konsekuensi
56
BAB 56 Duka
57
BAB 57 Tamu Bawel
58
BAB 58 Kejutan
59
BAB 59 Aktifitas Paling Surgawi
60
BAB 60 Sebuah Gelang
61
BAB 61 Akhir Yang Bahagia (TAMAT)
62
EPILOG DAN PROMO KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!