Di Belanjakan William

Yuna tengah misuh-misuh berdiri di luar kelasnya.

"Dasar dosen killer nggak punya hati, kenapa nggak suruh aku pulang aja sekalian! Kesel banget sumpah!" ucap Yuna sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Tiba-tiba saja member D'Warlords, kecuali Jayden dan William tidak sengaja melewati depan ruang kelas Yuna.

'Aduh, kenapa mereka harus lewat sini sih!' gerutu Yuna dalam hatinya.

"Yuna, kamu ngapain di luar sendirian? Jangan bilang kamu lagi di hukum ya?" tanya Felix dengan tatapan meledek pada Yuna.

"Malu woy malu!" celetuk Nathan.

"Ya ampun Yun, hari kedua kuliah kamu udah di hukum aja," ejek Arthur.

"Iya gimana sih Yun? Katanya mahasiswa pintar, kok bisa di hukum sih?" Ucapan dari Nathan membuat gelak tawa dari member D'Warlords lainnya.

Emosi Yuna kini sudah berada di ubun-ubun, karena tak tahan lagi ia pun menginjak kaki Felix dengan lumayan keras, sebab laki-laki itu yang berada lumayan dekat dengannya.

"Awww, gila nih cewek! Bar-bar banget!" Felix meringis kesakitan.

"Ada apa ini?" tanya Jayden yang tiba-tiba datang.

"Ini mantan pacar kamu, lagi di hukum aja masih sempat-sempatnya menginjak kaki aku," adu Felix sambil memegang dagu Yuna, namun dengan cepat tangan Felix dihempaskan kasar oleh Yuna.

"Siapa bilang dia mantan pacar aku! Ayo kita cabut!" Jayden menatap jijik ke arah Yuna.

Ketika mereka ingin pergi, namun mendengar ucapan dari Yuna membuat mereka berbalik lagi ke gadis itu.

"Puas kalian semua udah mempermalukan aku di depan umum?!" hardik Yuna menatap tajam ke arah enam laki-laki yang didepannya itu.

"Apa sekarang kalian masih belum puas juga hah?!" sambung Yuna.

"Ngomong apaan sih kamu? Kalau ngomong itu yang jelas dong!" ketus David.

"Ingat ya kalian, suatu saat nanti keadaan itu akan berbalik. Kalian semua yang akan di permalukan di depan aku!" ucap Yuna dengan menggebu-gebu.

"Jadi kamu mengancam kami?" tanya Levin menatap tajam Yuna. Jayden menepuk pundak Levin.

"Udah lah nggak usah tanggapi dia. Dasar cewek kampungan!" cibir Jayden pada Yuna.

"Ck, udah miskin, kampungan terus belagu lagi!" David ikut mencibir Yuna. Mereka pun pergi dari hadapan Yuna.

"Dasar bajingan! Awas aja kalian!" kesal Yuna sambil menendang angin.

...***************...

Tepat pukul 4 sore, Yuna pulang kuliah. Kini ia tengah duduk di halte sambil menunggu bis datang.

Ketika ia sedang menunggu bis, sebuah mobil jenis Mercedes Benz berwarna putih menghampiri, Orang yang mempunyai mobil itu tak lain adalah William, laki-laki itu keluar dari mobilnya dan segera menghampiri Yuna.

"Hei kok kamu belum pulang?" tanya William.

"Iya aku lagi nungguin bis datang," jawab Yuna.

"Gimana kalau aku antar kamu pulang?" tawar William.

"Nggak usah Will, nanti aku tambah ngerepotin kamu lagi," tolak Yuna dengan halus.

"Nggak ngerepotin sama sekali, ayo aku antar aja. Daripada kamu nunggu lama disini."

"Beneran nih gapapa?" tanya Yuna.

"Iya gapapa, sekalian aku main main-main ke rumah kamu. Boleh kan?" tanya William.

Yuna tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja boleh, kalau gitu ayo ke rumah aku," ucapnya antusias.

William tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya. Ia segera membukakan pintu mobilnya untuk Yuna.

"Thanks Will."

William hanya tersenyum. Ia pun berlari kecil memutar kemudian masuk ke dalam mobilnya. Setelah itu William segera menyalakan mesin mobil lalu melakukannya dengan kecepatan rata-rata.

"Alamat rumah kamu dimana?" tanya William melirik sekilas Yuna.

"Di jalan Bougenville nomor 23."

"Lah kemarin kata kamu di jalan rose nomor 9," ucap William bingung.

"Itu cuma alamat palsu. Aku sengaja bohong biar nggak ketahuan penyamaran aku sama kamu," ucap Yuna cengengesan. William langsung geleng-geleng kepala mendengarnya.

"Apa kamu waktu diantar pulang sama Jayden bilang seperti itu juga?" tanya William penasaran.

Yuna mengangguk. "Iya aku juga bilang seperti itu ke Jayden dan aku suruh dia turunin di depan minimarket seperti yang aku suruh ke kamu waktu itu."

"Kamu bener-bener ya." William mencubit gemas pipi Yuna menggunakan tangan kanannya.

"Aduh sakit William," ucap Yuna cemberut. William tertawa melihat wajah cemberut Yuna yang menurutnya sangat lucu.

"Nggak usah cemberut gitu, bibir kamu udah kayak bebek tau," ejek William.

"Ih kamu ini." Yuna membalas dengan mencubit pinggang William.

"Aduh sakit Yuna." William sedikit meringis karena cubitan Yuna.

"Kamu sih ejek aku, masa cantik-cantik gini dibilang mirip bebek," kesal Yuna sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Iya maaf-maaf, aku tadi cuma bercanda," ucap William sambil menahan tawanya.

"Tau ah kamu nyebelin banget!" ucap Yuna pura-pura ngambek.

"Iya maaf Yun, udah jangan ngambek gitu dong."

"Mau dimaafin nggak?"

William hanya mengangguk tanpa melihat Yuna, matanya tetap fokus melihat ke depan.

"Kalau gitu beliin aku es krim yang banyak," pinta Yuna, toh pasti menurut William itu hanya permintaan kecil baginya.

"Cuma itu aja?" tanya William.

"Iya beliin aku es krim yang banyak, kalau kamu mau di maafin," jawab Yuna.

"Oke, nanti kita mampir di minimarket ya?"

"Oke."

'Yey bisa makan es krim sepuasnya nih. Mana gratis lagi,' batin Yuna merasa puas mengerjai William.

...****************...

Sesampainya di minimarket, Yuna dan William langsung masuk kedalam minimarket tersebut.

Tak lupa juga William mengenakan topi dan masker, agar para penggemarnya tidak mengenal dirinya.

Lalu mereka berdua pergi ke tempat es krim berada. Yuna memilih lebih dari 5 es krim yang berbeda rasa dan menaruhnya di keranjang.

'Mumpung di traktir ambil lebih dari 5 aja es krimnya, dia juga kan orang kaya nggak mungkin uang nya bakalan habis cuma karena beli es krim doang,' batin Yuna. Gadis itu memang sangat menyukai es krim apapun rasa dan jenisnya.

"Sudah. Ayo kita bayar."

"Segitu aja kamu beli es krimnya?" tanya William melihat es krim yang Yuna ambil sangat sedikit menurutnya.

"Iya, ini pun sudah lebih dari cukup," jawab Yuna.

"Emang buat orang rumah kamu nggak beliin? Ambil aja kalo masih kurang," ucap William.

"Udah segini aja cukup Wil. Nanti kalau mama, papa atau pekerja dirumah mau es krim ini, nanti kan tinggal ambil aja di kulkas," jelas Yuna.

"Tapi itu masih kurang Yuna, sini deh."

William mengambil alih keranjang yang Yuna bawa. Lalu ia memasukkan lebih dari 15 biji es krim berbagai macam rasa ke dalam keranjang. Yuna hanya bisa pasrah saja melihat apa yang dilakukan oleh William.

"Nah ini baru cukup, terus mau beli apa lagi? Mumpung masih disini," tawar William.

Yuna menggeleng. "Udah ini aja Wil."

"Yakin?" tanya William memastikan.

"Iya yakin, ayo sekarang kita pergi bayar," ucap Yuna sambil mendorong tubuh William ke arah kasir berada.

Sesampainya di kasir, Yuna langsung menaruh keranjang belanjaannya pada meja kasir.

"Totalnya semuanya ₩95.000 Tuan," ucap kasir itu. Dengan cepat William mengeluarkan dompetnya, lalu mengeluarkan black card miliknya.

Yuna yang melihat itu biasa saja, karena orang tuanya juga memiliki Black Card seperti itu. William menyodorkan black card tersebut ke kasir.

"Tolong pin anda, Tuan." William mengangguk dan memencet beberapa nomor pin black card miliknya.

"Ini kartunya, terimakasih sudah berbelanja disini," ucap kasir itu tersenyum seraya menyerahkan barang belanjaan serta black card milik William.

"Terima kasih kembali," balas Yuna, sedangkan William hanya menganggukkan kepalanya saja. Mereka berdua pun keluar dari minimarket tersebut.

.

.

.

.

.

.

.

To be continued.

...----------------...

Episodes
1 Laki-laki Menyebalkan
2 Senior Arogan
3 Mood Yang Hancur
4 Awal Mula Taruhan
5 Jayden Yang Tiba-tiba Baik
6 Yuna Makan Siang Bareng Jayden
7 Jayden Datang Menolong
8 Yuna Diajak Dinner
9 Keribetan Yuna
10 Jayden dan Yuna Jadian
11 Malam Yang Menyakitkan
12 Berusaha Untuk Tegar
13 Ketahuan William
14 Yuna Di Hukum
15 Di Belanjakan William
16 William Bertamu Ke Mansion Yuna
17 Makan Malam Bersama
18 Keingintahuan Jayden
19 Jayden Pergi Mencari William
20 Jayden Bertengkar Dengan William
21 Kedatangan Ibu Dari Jayden
22 Berita Menghebohkan
23 Yuna Disidang Orangtuanya
24 Peringatan Eleanor
25 Yuna Dikejar oleh Wartawan
26 Mencoba Melupakan
27 Kenyataan Yang Menyakitkan
28 Identitas Yuna Ketahuan Jayden
29 Curhatan Hati William
30 Pengirim Bunga Misterius
31 Poor William
32 Identitas Yuna terbongkar?
33 Menjenguk Azura
34 Yuna Memaafkan Mereka
35 Maling?
36 Si Pengirim Bunga Sebenarnya
37 PDKT Jayden dengan Keluarga Yuna
38 Ungkapan Hati Jayden
39 Jayden Galau
40 Rencana Eleanor
41 Lukas Datang Ke Imperial College
42 Rencana Deana
43 Bersama William
44 Skenario Deana
45 Menonton Bareng Jayden
46 Pergi Ke Mansion Sahabat Lukas
47 William di jodohkan?
48 William tidak bisa menolak
49 Pelukan terakhir?
50 Diselamatkan Jayden
51 Ide William
52 Jayden dan Yuna balikan
53 Kembalinya Masa Lalu Jayden
54 Pergi ke kantor Jayden
55 Sarapan bersama
56 Ingin melamar Yuna
57 Ingin Terus Bersamamu
58 Malam Pertunangan William
59 William kabur?
60 Pesan William
61 Berangkat bersama Jayden
62 Menjadi Gosip Para Mahasiswa
63 Kepindahan Kenzo
64 Hari Kelulusan
65 Makan Bersama
66 Jayden akan pergi
67 Apakah aku boleh egois?
68 Mengantarkan Jayden
69 Keberadaan William
70 Dihubungi William
71 Go to New York
72 Jayden Birthday
73 Tinggal bersama Jayden
74 Menyiapkan Sarapan
75 Pergi ke pesta
76 Nathan akan bertunangan?
77 Pillow Talk
78 Jalan-jalan
79 Balik ke Korea
80 Jayden Kecewa
81 Rumor
82 Kedatangan Jayden
83 Kembalinya William
84 Ajakan Dinner
85 Jayden melamar Yuna
86 Taman Hiburan
87 Adik Sepupu Yuna
88 Qiara mengidam masakan Yuna
89 Menikah enak tidak?
90 Fitting Baju
91 Yuna di culik?
92 Permintaan Alex
93 Wedding Day!
94 Mine
95 Again?
96 Honey Moon
97 Langit Maldives
98 Hari terakhir Honeymoon
99 Jayden tidak nafsu makan
100 She's Pregnant?
101 Jayden Protektif
102 Yuna Mual
103 Liora dan Givanno
104 Awal kehidupan Liora
105 Liora dijodohkan?
106 Bertemu Dia
107 Pernikahan Liora dan Zelvin
108 Sikap Zelvin
109 Sifat Zelvin yang Keras
110 Kemarahan Zelvin
111 Liora jatuh sakit
112 Undangan
113 Pergi ke pesta
114 Ke sekolah Emmanuel
115 Mansion Mertua
116 Kehancuran hati Alvin
117 Bersama Emmanuel
118 Kemarahan Zelvin (2)
119 Rahasia penyakit Zelvin
120 Perubahan Emmanuel
121 Family time
122 Pergi ke perusahan Zelvin
123 Berita baik dan buruk
124 Kelakuan aneh Zelvin
125 Bad Day
126 Kemurkaan Zelvin
127 Maafkan aku
128 Bertemu Erica
129 Camping
130 Getting Better
131 Liora Ditabrak
132 Tidur Sekamar?
133 Akhir dari Lea?
134 Family Dinner
135 Truth or Dare
136 Tidur Bertiga
137 Sidang
138 Hadiah dari Zelvin
139 Mengunjungi Lea
140 Inggris, London
141 Marahnya Liora
142 Zelvin Cemburu
143 Zelvin Cemburu (2)
144 Fakta
145 Gagal, Kecewa dan Kecelakaan
146 Sayang Kamu...
147 Perubahan, Penyesalan dan Perasaan
148 Kembali ke Korea
149 Finally
150 My Son, Emmanuel.
151 Night Drive
152 Good Boy
153 Jalan-jalan sore
154 City Light
155 My night
156 Why?
157 Liora hamil
158 Bad Day (2)
159 Zelvin mulai menerima
160 Jalan-jalan
161 Gone
162 Kondisi Liora
163 Happy Ending
Episodes

Updated 163 Episodes

1
Laki-laki Menyebalkan
2
Senior Arogan
3
Mood Yang Hancur
4
Awal Mula Taruhan
5
Jayden Yang Tiba-tiba Baik
6
Yuna Makan Siang Bareng Jayden
7
Jayden Datang Menolong
8
Yuna Diajak Dinner
9
Keribetan Yuna
10
Jayden dan Yuna Jadian
11
Malam Yang Menyakitkan
12
Berusaha Untuk Tegar
13
Ketahuan William
14
Yuna Di Hukum
15
Di Belanjakan William
16
William Bertamu Ke Mansion Yuna
17
Makan Malam Bersama
18
Keingintahuan Jayden
19
Jayden Pergi Mencari William
20
Jayden Bertengkar Dengan William
21
Kedatangan Ibu Dari Jayden
22
Berita Menghebohkan
23
Yuna Disidang Orangtuanya
24
Peringatan Eleanor
25
Yuna Dikejar oleh Wartawan
26
Mencoba Melupakan
27
Kenyataan Yang Menyakitkan
28
Identitas Yuna Ketahuan Jayden
29
Curhatan Hati William
30
Pengirim Bunga Misterius
31
Poor William
32
Identitas Yuna terbongkar?
33
Menjenguk Azura
34
Yuna Memaafkan Mereka
35
Maling?
36
Si Pengirim Bunga Sebenarnya
37
PDKT Jayden dengan Keluarga Yuna
38
Ungkapan Hati Jayden
39
Jayden Galau
40
Rencana Eleanor
41
Lukas Datang Ke Imperial College
42
Rencana Deana
43
Bersama William
44
Skenario Deana
45
Menonton Bareng Jayden
46
Pergi Ke Mansion Sahabat Lukas
47
William di jodohkan?
48
William tidak bisa menolak
49
Pelukan terakhir?
50
Diselamatkan Jayden
51
Ide William
52
Jayden dan Yuna balikan
53
Kembalinya Masa Lalu Jayden
54
Pergi ke kantor Jayden
55
Sarapan bersama
56
Ingin melamar Yuna
57
Ingin Terus Bersamamu
58
Malam Pertunangan William
59
William kabur?
60
Pesan William
61
Berangkat bersama Jayden
62
Menjadi Gosip Para Mahasiswa
63
Kepindahan Kenzo
64
Hari Kelulusan
65
Makan Bersama
66
Jayden akan pergi
67
Apakah aku boleh egois?
68
Mengantarkan Jayden
69
Keberadaan William
70
Dihubungi William
71
Go to New York
72
Jayden Birthday
73
Tinggal bersama Jayden
74
Menyiapkan Sarapan
75
Pergi ke pesta
76
Nathan akan bertunangan?
77
Pillow Talk
78
Jalan-jalan
79
Balik ke Korea
80
Jayden Kecewa
81
Rumor
82
Kedatangan Jayden
83
Kembalinya William
84
Ajakan Dinner
85
Jayden melamar Yuna
86
Taman Hiburan
87
Adik Sepupu Yuna
88
Qiara mengidam masakan Yuna
89
Menikah enak tidak?
90
Fitting Baju
91
Yuna di culik?
92
Permintaan Alex
93
Wedding Day!
94
Mine
95
Again?
96
Honey Moon
97
Langit Maldives
98
Hari terakhir Honeymoon
99
Jayden tidak nafsu makan
100
She's Pregnant?
101
Jayden Protektif
102
Yuna Mual
103
Liora dan Givanno
104
Awal kehidupan Liora
105
Liora dijodohkan?
106
Bertemu Dia
107
Pernikahan Liora dan Zelvin
108
Sikap Zelvin
109
Sifat Zelvin yang Keras
110
Kemarahan Zelvin
111
Liora jatuh sakit
112
Undangan
113
Pergi ke pesta
114
Ke sekolah Emmanuel
115
Mansion Mertua
116
Kehancuran hati Alvin
117
Bersama Emmanuel
118
Kemarahan Zelvin (2)
119
Rahasia penyakit Zelvin
120
Perubahan Emmanuel
121
Family time
122
Pergi ke perusahan Zelvin
123
Berita baik dan buruk
124
Kelakuan aneh Zelvin
125
Bad Day
126
Kemurkaan Zelvin
127
Maafkan aku
128
Bertemu Erica
129
Camping
130
Getting Better
131
Liora Ditabrak
132
Tidur Sekamar?
133
Akhir dari Lea?
134
Family Dinner
135
Truth or Dare
136
Tidur Bertiga
137
Sidang
138
Hadiah dari Zelvin
139
Mengunjungi Lea
140
Inggris, London
141
Marahnya Liora
142
Zelvin Cemburu
143
Zelvin Cemburu (2)
144
Fakta
145
Gagal, Kecewa dan Kecelakaan
146
Sayang Kamu...
147
Perubahan, Penyesalan dan Perasaan
148
Kembali ke Korea
149
Finally
150
My Son, Emmanuel.
151
Night Drive
152
Good Boy
153
Jalan-jalan sore
154
City Light
155
My night
156
Why?
157
Liora hamil
158
Bad Day (2)
159
Zelvin mulai menerima
160
Jalan-jalan
161
Gone
162
Kondisi Liora
163
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!