Jayden dan Yuna Jadian

"Kamu mau nggak jadi pacar aku?" ungkap Jayden.

"Hah? Kamu jangan bercanda deh Jay," ucap Yuna kaget.

"Aku nggak bercanda Yuna, ini beneran."

"Mungkin ini terlalu cepat buat aku mengungkapkan isi hati aku ke kamu. Tapi aku berharap kamu bisa nerima aku," ucap Jayden dengan wajah seriusnya.

Yuna hanya terdiam, ia bingung akan menjawab apa. Karena dari dulu Yuna tidak pernah mau yang namanya pacaran, walaupun banyak yang menyukainya.

Eh ralat, kebanyakan dari mereka menyukai Yuna hanya karena dia terlahir dari keluarga kaya raya, hati mereka tidak tulus dengan Yuna. Oleh sebab itu Yuna masih enggan untuk berpacaran hingga sekarang.

"Gimana Yun? Kamu nggak mau ya jadi pacar aku?" tanya Jayden. Yuna tetap diam dengan matanya terus menatap Jayden.

"Kalau kamu ambil buket bunga ini berarti kamu terima aku jadi pacar kamu. Dan kalau kamu buang buket bunga ini berarti kamu nolak aku jadi pacar kamu."

Beberapa saat kemudian, Yuna mengambil bucket bunga dari Jayden tersebut. Ia mencoba untuk membuka hatinya untuk Jayden, walaupun itu tergolong sangat cepat.

"Kamu nerima aku Yun?" tanya Jayden dengan senyum sumringahnya.

"Iya Jay, aku mau jadi pacar kamu," jawab Yuna malu-malu.

"Makasih udah mau nerima aku." Jayden berdiri, lalu memeluk tubuh Yuna sebentar dan kembali duduk di kursinya.

'Akhirnya aku berhasil dapetin cewek kampungan dan nyebelin ini. Yes, I'm the winner,' batin Jayden tersenyum evil.

"Kalau gitu sekarang kita makan yuk." Yuna hanya mengangguk. Mereka berdua pun langsung menyantap hidangan yang telah disajikan.

...****************...

Sepulang dari dinner, Yuna di antar oleh Jayden sampai di depan minimarket lagi. Dengan alasan ia takut dimarahi oleh papanya.

Di kamar, Yuna membaringkan tubuhnya di kasur sambil memikirkan kejadian tadi waktu Jayden mengungkapkan perasaan padanya.

"Aku nggak nyangka banget udah jadian sama Jayden. Padahal awal ketemu, aku udah punya masalah aja sama dia."

"Ya ampun, dia romantis banget tadi, bikin aku baper tingkat dewa." Yuna bermonolog sambil senyum-senyum sendiri. Jika orang melihat Yuna, orang itu bakal mengira Yuna sudah seperti orang yang tidak waras.

"Tapi apa dia bener-bener serius sama aku?"

Tiba-tiba suara dering handphone Yuna berdering, ternyata Jayden lah yang menelponnya. Tanpa berpikir panjang lagi, Yuna langsung mengangkat telpon dari laki-laki yang baru saja jadi kekasihnya itu.

"Halo Jay."

"Halo Yun, kamu sudah sampai dirumah?" tanya Jayden.

"Udah, kamu juga udah sampai rumah belum?"

"Iya aku juga udah sampai dirumah. Kamu tidur gih! Udah malem loh ini, nggak baik cewek begadang," titah Jayden.

"Iya ini aku mau tidur, kamu juga tidur ya?" Yuna balik menyuruh Jayden untuk tidur.

"Oke, besok pagi aku jemput ya? Kita barengan ke kampusnya."

"Em nggak usah deh Jay."

"Kenapa Yun? Kamu malu ya jalan sama aku?" tanya Jayden dengan nada tak suka.

"Eh bukannya begitu. Itu seharusnya pertanyaan aku buat kamu, aku nggak mau nantinya kamu malu jalan sama aku. Gapapa aku berangkat sendiri aja besok Jay," jelas Yuna dengan lembut.

"Beneran nggak mau berangkat samaan nih?"

"Iya Jayden, aku juga nggak mau ngerepotin kamu."

Terdengar diseberang telepon suara helaan nafas dari Jayden.

"Tapi besok pulangnya aku antar ya?"

"Em oke, tapi tunggu di halte dekat kampus ya?"

"Lah kenapa?" tanya Jayden bingung.

"Biar nggak di tau sama anak-anak yang lain. Soalnya nggak enak diliatin sama mereka."

"Oke deh gapapa, besok pulang aku tunggu di halte ya. Ya udah sekarang kamu tidur."

"Iya kamu juga."

"Oke, good night."

"Night too."

Selesai nelpon dengan Jayden, hati Yuna terasa berbunga-bunga. Ia sampai guling-guling tidak jelas di atas ranjangnya.

Keesokan paginya, Yuna telah siap untuk masuk kuliah. Hari pertamanya menjadi mahasiswa baru di Imperial College.

Yuna mengenakan pakaian yang sederhana, yakni sweater rajut bewarna putih tulang dan celana jeans panjang berwarna abu tua. Walaupun sederhana, harga pakaian itu terbilang cukup mahal jika dilihat oleh orang yang memiliki mata jeli.

Seperti biasa Yuna di antar ke kampus oleh sang papa walaupun hanya sampai di halte saja.

"Hati-hati ya princess. Inget kalau ada apa-apa hubungi Papa!" titah Lukas pada putri semata wayangnya.

"Siap pa," ucap Yuna sambil mencium pipi Lukas.

Yuna turun dari mobil dan melambaikan tangan pada papanya. Mobil Lukas pun langsung melaju lagi, meninggalkan Yuna di halte. Yuna juga langsung melanjutkan jalannya menuju ke gedung Imperial College.

Sesampainya di dalam kelas, disana banyak mahasiswa-mahasiswi yang sudah datang. Tak terkecuali dua temannya, yakni Deana dan Kenzo.

"Pagi guys," sapa Yuna pada kedua temannya itu.

"Pagi juga Yuna," jawab Deana dan Kenzo dengan kompak.

"Ya ampun, kompak banget sih kalian berdua."

"Dia nih yang ikutan!" Deana menyalahkan Kenzo.

"Kamu tuh yang ikut-ikutan!" ucap Kenzo tak mau kalah.

"Eh sudah-sudah, kok kalian malam berdebat sih," lerai Yuna.

"Tau tuh! Dia aja yang ngajak debat duluan," ucap Deana kesal sambil menunjuk Kenzo.

"Lah kok malah aku yang di salahkan. Kamu itu yang seharusnya di salahkan!"

Yuna memijat pelipisnya. "Sudah-sudah, nanti kalian bisa berjodoh loh kalau sering berdebat kayak gitu."

"Dih ogah!"

"Dih najis!"

Yuna hanya geleng-geleng kepala, melihat kedua temennya yang tak pernah akur seperti kucing dan tikus.

"Oh ya guys, aku mau cerita sesuatu ke kalian. Tapi nanti aja waktu kita istirahat," ucap Yuna.

"Oke Yuna."

Jam istirahat pun telah tiba, semua mahasiswa-mahasiswi berhamburan keluar untuk beristirahat. Tak terkecuali dengan Yuna, Deana dan Kenzo yang akan pergi ke kantin untuk makan siang bersama.

"Kalian mau pesan apa? Biar aku yang pergi pesan?" tanya Kenzo.

"Aku pesan jjampong sama milkshake melon," pesan Deana.

"Kalau kamu, Yun?" tanya Kenzo pada Yuna.

"Kalau aku pesan tonkatsu sama Milkshake strawberry."

"Oke, kalau gitu tunggu ya aku pesankan dulu." Yuna dan Deana hanya mengangguk.

"Oh ya Yun tadi kata kamu di kelas mau cerita sesuatu, emangnya cerita apa?" tanya Deana.

"Tunggu Kenzo dulu biar samaan."

"Oke."

Akhirnya Kenzo datang membawa pesanan mereka dibantu oleh salah satu temannya bernama Albert.

"Thanks ya udah bantuin aku, Al," ucap Kenzo.

"No problem." Setelah mengatakan itu Albert langsung pergi dari meja mereka.

"Ini pesanan Yuna." Kenzo menaruh makanan dan minuman pesanan Yuna.

"Terus ini pesanan Deana." Kemudian Kenzo menaruh makanan dan minuman pesanan Deana.

"Dan ini pesanan aku."

"Thanks Kenzo," ucap Yuna dan Deana serempak.

"It's my pleasure," balas Kenzo.

"Oh ya Yun, tadi di kelas bilang mau cerita. Memangnya mau cerita apaan ya?" tanya Kenzo.

"Oke akan aku ceritakan. Tau nggak tadi malam aku di ajak dinner sama Jayden," ucap Yuna.

"What?!" pekik Deana dan Kenzo.

"Ih jangan teriak gitu, nanti temen-temen yang lain dengar," ucap Yuna kesal.

Deana dan Kenzo langsung nyengir kuda dan mengangkat kedua jarinya.

"Kamu serius Yun?" tanya Deana.

"Iya aku serius."

"Terus terus gimana? tanya Deana dengan rasa keingintahuannya.

"Terus aku di tembak sama Jayden," jawab Yuna dengan suara pelan.

"What the hell?" pekik Deana dan Kenzo kembali dengan kompak.

"Terus kamu terima dia, Yun?" tanya Kenzo penasaran. Yuna hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kok kamu terima dia sih Yun?"

PLAKKK!

Deana memukul belakang kepala Kenzo.

"Aduh, sakit Deana! Kamu ini main mukul orang sembarangan aja!" kesal Kenzo sambil mengelus belakang kepalanya yang di pukul oleh Deana.

"Kamu sih nanya nya gitu sama Yuna, seharusnya kamu seneng dong kalau temen kamu nggak jomblo lagi," ucap Deana tak kalah kesal.

"Iya aku senang Yuna punya pacar, tapi kenapa harus Jayden sih? Kan dari awal si Yuna nggak suka sama Jayden," ucap Kenzo.

"Terserah Yuna sih mau terima atau nggak, kan yang ngejalanin dia. Yang terpenting kita sebagai teman seharusnya mendukung dia," ucap Deana sewot.

"Kalian berdua ini berantem mulu, pusing aku dengarnya."

"Iya sorry Yun. Oh ya, selamat ya kamu udah jadian sama Jayden. Kalau Jayden berani nyakitin kamu bilang aja sama aku, biar nanti aku tinju muka sok gantengnya itu!" ucap Kenzo menggebu-gebu.

"Heh, muka Jayden memang udah ganteng dari dulu kali. Bilang aja kamu iri!"

Yuna hanya bisa geleng-geleng kepala dengan tingkah kedua temennya ini.

"Oh ya Yun, selamat ya kamu udah jadian sama leader D'Warlords yang sangat digilai oleh semua perempuan di dunia ini," ucap Deana.

"Thanks ya guys udah ngedukung aku," ucap Yuna tersenyum.

Deana dan Kenzo tersenyum dan mengangguk. Mereka pasti akan mendukung hubungan Yuna dengan Jayden, jika itu bisa membuat temannya itu bahagia.

"Oh ya kalian datang pas acara ulang tahun kampus nanti?" tanya Yuna

"Iya pastinya lah aku datang, apalagi ada performance dari D'Warlords gratis tanpa bayar gitu," jawab Deana dengan antusias.

"Heran deh aku, kamu itu suka banget sih sama yang gratisan. Padahal orang tua kamu kayak banget," timpal Kenzo. Mata Deana mendelik ke arah Kenzo.

"Kenapa? Kamu syirik sama aku?"

"Ih sudah-sudah, kalian ini berantem mulu dari tadi. Ayo makan makanan kalian, nggak enak kalo udah dingin!" titah Yuna. Deana dan Kenzo pun hanya mengangguk, lalu mereka bertiga menyantap makanan yang mereka pesan tadi.

.

.

.

.

.

.

.

To be continued.

Episodes
1 Laki-laki Menyebalkan
2 Senior Arogan
3 Mood Yang Hancur
4 Awal Mula Taruhan
5 Jayden Yang Tiba-tiba Baik
6 Yuna Makan Siang Bareng Jayden
7 Jayden Datang Menolong
8 Yuna Diajak Dinner
9 Keribetan Yuna
10 Jayden dan Yuna Jadian
11 Malam Yang Menyakitkan
12 Berusaha Untuk Tegar
13 Ketahuan William
14 Yuna Di Hukum
15 Di Belanjakan William
16 William Bertamu Ke Mansion Yuna
17 Makan Malam Bersama
18 Keingintahuan Jayden
19 Jayden Pergi Mencari William
20 Jayden Bertengkar Dengan William
21 Kedatangan Ibu Dari Jayden
22 Berita Menghebohkan
23 Yuna Disidang Orangtuanya
24 Peringatan Eleanor
25 Yuna Dikejar oleh Wartawan
26 Mencoba Melupakan
27 Kenyataan Yang Menyakitkan
28 Identitas Yuna Ketahuan Jayden
29 Curhatan Hati William
30 Pengirim Bunga Misterius
31 Poor William
32 Identitas Yuna terbongkar?
33 Menjenguk Azura
34 Yuna Memaafkan Mereka
35 Maling?
36 Si Pengirim Bunga Sebenarnya
37 PDKT Jayden dengan Keluarga Yuna
38 Ungkapan Hati Jayden
39 Jayden Galau
40 Rencana Eleanor
41 Lukas Datang Ke Imperial College
42 Rencana Deana
43 Bersama William
44 Skenario Deana
45 Menonton Bareng Jayden
46 Pergi Ke Mansion Sahabat Lukas
47 William di jodohkan?
48 William tidak bisa menolak
49 Pelukan terakhir?
50 Diselamatkan Jayden
51 Ide William
52 Jayden dan Yuna balikan
53 Kembalinya Masa Lalu Jayden
54 Pergi ke kantor Jayden
55 Sarapan bersama
56 Ingin melamar Yuna
57 Ingin Terus Bersamamu
58 Malam Pertunangan William
59 William kabur?
60 Pesan William
61 Berangkat bersama Jayden
62 Menjadi Gosip Para Mahasiswa
63 Kepindahan Kenzo
64 Hari Kelulusan
65 Makan Bersama
66 Jayden akan pergi
67 Apakah aku boleh egois?
68 Mengantarkan Jayden
69 Keberadaan William
70 Dihubungi William
71 Go to New York
72 Jayden Birthday
73 Tinggal bersama Jayden
74 Menyiapkan Sarapan
75 Pergi ke pesta
76 Nathan akan bertunangan?
77 Pillow Talk
78 Jalan-jalan
79 Balik ke Korea
80 Jayden Kecewa
81 Rumor
82 Kedatangan Jayden
83 Kembalinya William
84 Ajakan Dinner
85 Jayden melamar Yuna
86 Taman Hiburan
87 Adik Sepupu Yuna
88 Qiara mengidam masakan Yuna
89 Menikah enak tidak?
90 Fitting Baju
91 Yuna di culik?
92 Permintaan Alex
93 Wedding Day!
94 Mine
95 Again?
96 Honey Moon
97 Langit Maldives
98 Hari terakhir Honeymoon
99 Jayden tidak nafsu makan
100 She's Pregnant?
101 Jayden Protektif
102 Yuna Mual
103 Liora dan Givanno
104 Awal kehidupan Liora
105 Liora dijodohkan?
106 Bertemu Dia
107 Pernikahan Liora dan Zelvin
108 Sikap Zelvin
109 Sifat Zelvin yang Keras
110 Kemarahan Zelvin
111 Liora jatuh sakit
112 Undangan
113 Pergi ke pesta
114 Ke sekolah Emmanuel
115 Mansion Mertua
116 Kehancuran hati Alvin
117 Bersama Emmanuel
118 Kemarahan Zelvin (2)
119 Rahasia penyakit Zelvin
120 Perubahan Emmanuel
121 Family time
122 Pergi ke perusahan Zelvin
123 Berita baik dan buruk
124 Kelakuan aneh Zelvin
125 Bad Day
126 Kemurkaan Zelvin
127 Maafkan aku
128 Bertemu Erica
129 Camping
130 Getting Better
131 Liora Ditabrak
132 Tidur Sekamar?
133 Akhir dari Lea?
134 Family Dinner
135 Truth or Dare
136 Tidur Bertiga
137 Sidang
138 Hadiah dari Zelvin
139 Mengunjungi Lea
140 Inggris, London
141 Marahnya Liora
142 Zelvin Cemburu
143 Zelvin Cemburu (2)
144 Fakta
145 Gagal, Kecewa dan Kecelakaan
146 Sayang Kamu...
147 Perubahan, Penyesalan dan Perasaan
148 Kembali ke Korea
149 Finally
150 My Son, Emmanuel.
151 Night Drive
152 Good Boy
153 Jalan-jalan sore
154 City Light
155 My night
156 Why?
157 Liora hamil
158 Bad Day (2)
159 Zelvin mulai menerima
160 Jalan-jalan
161 Gone
162 Kondisi Liora
163 Happy Ending
Episodes

Updated 163 Episodes

1
Laki-laki Menyebalkan
2
Senior Arogan
3
Mood Yang Hancur
4
Awal Mula Taruhan
5
Jayden Yang Tiba-tiba Baik
6
Yuna Makan Siang Bareng Jayden
7
Jayden Datang Menolong
8
Yuna Diajak Dinner
9
Keribetan Yuna
10
Jayden dan Yuna Jadian
11
Malam Yang Menyakitkan
12
Berusaha Untuk Tegar
13
Ketahuan William
14
Yuna Di Hukum
15
Di Belanjakan William
16
William Bertamu Ke Mansion Yuna
17
Makan Malam Bersama
18
Keingintahuan Jayden
19
Jayden Pergi Mencari William
20
Jayden Bertengkar Dengan William
21
Kedatangan Ibu Dari Jayden
22
Berita Menghebohkan
23
Yuna Disidang Orangtuanya
24
Peringatan Eleanor
25
Yuna Dikejar oleh Wartawan
26
Mencoba Melupakan
27
Kenyataan Yang Menyakitkan
28
Identitas Yuna Ketahuan Jayden
29
Curhatan Hati William
30
Pengirim Bunga Misterius
31
Poor William
32
Identitas Yuna terbongkar?
33
Menjenguk Azura
34
Yuna Memaafkan Mereka
35
Maling?
36
Si Pengirim Bunga Sebenarnya
37
PDKT Jayden dengan Keluarga Yuna
38
Ungkapan Hati Jayden
39
Jayden Galau
40
Rencana Eleanor
41
Lukas Datang Ke Imperial College
42
Rencana Deana
43
Bersama William
44
Skenario Deana
45
Menonton Bareng Jayden
46
Pergi Ke Mansion Sahabat Lukas
47
William di jodohkan?
48
William tidak bisa menolak
49
Pelukan terakhir?
50
Diselamatkan Jayden
51
Ide William
52
Jayden dan Yuna balikan
53
Kembalinya Masa Lalu Jayden
54
Pergi ke kantor Jayden
55
Sarapan bersama
56
Ingin melamar Yuna
57
Ingin Terus Bersamamu
58
Malam Pertunangan William
59
William kabur?
60
Pesan William
61
Berangkat bersama Jayden
62
Menjadi Gosip Para Mahasiswa
63
Kepindahan Kenzo
64
Hari Kelulusan
65
Makan Bersama
66
Jayden akan pergi
67
Apakah aku boleh egois?
68
Mengantarkan Jayden
69
Keberadaan William
70
Dihubungi William
71
Go to New York
72
Jayden Birthday
73
Tinggal bersama Jayden
74
Menyiapkan Sarapan
75
Pergi ke pesta
76
Nathan akan bertunangan?
77
Pillow Talk
78
Jalan-jalan
79
Balik ke Korea
80
Jayden Kecewa
81
Rumor
82
Kedatangan Jayden
83
Kembalinya William
84
Ajakan Dinner
85
Jayden melamar Yuna
86
Taman Hiburan
87
Adik Sepupu Yuna
88
Qiara mengidam masakan Yuna
89
Menikah enak tidak?
90
Fitting Baju
91
Yuna di culik?
92
Permintaan Alex
93
Wedding Day!
94
Mine
95
Again?
96
Honey Moon
97
Langit Maldives
98
Hari terakhir Honeymoon
99
Jayden tidak nafsu makan
100
She's Pregnant?
101
Jayden Protektif
102
Yuna Mual
103
Liora dan Givanno
104
Awal kehidupan Liora
105
Liora dijodohkan?
106
Bertemu Dia
107
Pernikahan Liora dan Zelvin
108
Sikap Zelvin
109
Sifat Zelvin yang Keras
110
Kemarahan Zelvin
111
Liora jatuh sakit
112
Undangan
113
Pergi ke pesta
114
Ke sekolah Emmanuel
115
Mansion Mertua
116
Kehancuran hati Alvin
117
Bersama Emmanuel
118
Kemarahan Zelvin (2)
119
Rahasia penyakit Zelvin
120
Perubahan Emmanuel
121
Family time
122
Pergi ke perusahan Zelvin
123
Berita baik dan buruk
124
Kelakuan aneh Zelvin
125
Bad Day
126
Kemurkaan Zelvin
127
Maafkan aku
128
Bertemu Erica
129
Camping
130
Getting Better
131
Liora Ditabrak
132
Tidur Sekamar?
133
Akhir dari Lea?
134
Family Dinner
135
Truth or Dare
136
Tidur Bertiga
137
Sidang
138
Hadiah dari Zelvin
139
Mengunjungi Lea
140
Inggris, London
141
Marahnya Liora
142
Zelvin Cemburu
143
Zelvin Cemburu (2)
144
Fakta
145
Gagal, Kecewa dan Kecelakaan
146
Sayang Kamu...
147
Perubahan, Penyesalan dan Perasaan
148
Kembali ke Korea
149
Finally
150
My Son, Emmanuel.
151
Night Drive
152
Good Boy
153
Jalan-jalan sore
154
City Light
155
My night
156
Why?
157
Liora hamil
158
Bad Day (2)
159
Zelvin mulai menerima
160
Jalan-jalan
161
Gone
162
Kondisi Liora
163
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!