Akhirnya Yuna sampai juga di depan gedung Imperial College. Dia melirik ke arah jam tangan yang dipakainya.
"Ya ampun, tinggal 3 menit lagi," ucap Yuna panik. Saking terburu-buru dia berjalan, Yuna tidak sengaja menabrak salah satu kakak senior di kampusnya bernama Jessie.
BRUKKK!
"Heh anak baru! Kamu itu punya mata nggak sih! Jelas-jelas loh ya saya jalan disini, kamu main nabrak aja!" bentak Jessi.
Yuna hanya diam dengan wajah datarnya ketika kakak seniornya ini tengah memarahinya.
"Jawab! Jangan diam aja kamu, minta maaf nggak?!"
Yuna menghela napas panjang. "Maafin saya kak, tadi saya buru-buru jadi nggak sengaja nabrak kakak."
"Kamu jangan cari masalah sama saya! Ingat ya saya itu senior disini!" Jessie menaruh jari telunjuknya di dahi Yuna dan mendorong kepala Yuna dengan kasar.
Setelah melakukan itu Jessie pergi dari hadapan Yuna dengan langkah angkuhnya.
Yuna hanya bisa geleng-geleng kepala dan kembali melanjutkan langkahnya menuju ke dalam gedung kampus. Setelah masuk ke dalam kampusnya, sudah banyak calon mahasiswa-mahasiswi baru yang sudah berada disana.
"Heh! Kamu lagi, kamu lagi!" Yuna dicegat oleh Jessie. Jessie menelisik penampilan Yuna dari atas sampai bawah.
"Kamu apa-apaan sih pakai kaos kaki warna hitam! Kamu nggak liat apa yang lain pakai kaos kakinya berwarna putih semua!" bentak Jessie. Sepertinya Yuna selalu salah di mata seniornya ini.
"Sekarang juga kamu berlutut!" titah Jessie.
Yuna hanya diam tanpa mengikuti perintah dari Jessie.
"Cepetan kamu berlutut!" titah Jessie lagi, namun lagi-lagi Yuna tidak mengindahkannya.
"Cepet ih! Lama banget sih kamu." Karena kesal Yuna tak mengikuti perintahnya, Jessie langsung menarik tangan Yuna dengan kasar, sehingga kini Yuna berlutut di depannya.
Di parkiran kampus kedatangan 5 mobil mewah, lalu keluarlah 7 pemuda tampan dari dalam masing-masing mobil tersebut. Entah siapa mereka, kemudian 7 pemuda tersebut langsung berjalan menuju ke dalam gedung kampus.
Kembali ke dalam kampus, semua calon mahasiswa-mahasiswi baru sudah di kumpulkan. Lalu seorang laki-laki yang menjabat sebagai ketua BEM akan berpidato tentang peraturan apa saja yang ada di Imperial College.
"Selamat pagi semua!"
"Pagi!" jawab semuanya.
"Selamat datang di Imperial College. Perkenalan nama saya Henry Kang, saya ketua BEM di kampus ini. Dan saya disini akan mengumumkan peraturan dan tata tertib di kampus ini."
"Yang pertama Mahasiswa peserta kuliah diwajibkan hadir sebelum kuliah dimulai."
"Kedua, bila mahasiswa terlambat hadir, diwajibkan melapor kepada dosen yang bersangkutan."
"Ketiga, mahasiswa peserta kuliah diwajibkan mengikuti perkuliahan dengan sopan, tertib dan tenang serta mematuhi tata tertib yang berlaku."
"Keempat-"
Belum selesai Henry berbicara, tiba-tiba saja datang 7 pemuda tampan, membuat retensi semua orang kepada mereka bertujuh dan Henry pun menghentikan pidatonya.
"Kalian semua berlutut sekarang!" titah semua senior dan yang paling kencang suaranya diantara senior itu adalah Jessie.
Semua calon mahasiswa-mahasiswi baru langsung berlutut, tak terkecuali dengan Yuna. Walaupun ia sempat heran kenapa mereka semua disuruh untuk berlutut.
Salah satu dari 7 pemuda tadi, langsung merebut dengan kasar mikrofon dari tangan Henry. Henry pun sampai bergetar ketakutan dan langsung mengundurkan diri dari sana, karena dia tidak ingin berbuat masalah dengan 7 pemuda itu.
'Itu kan cowok angkuh yang lempar aku pakai kaleng soda tadi. Ngapain dia ada disini?' batin Yuna bertanya-tanya.
"Oke. Semua peraturan kampus, bisa kalian baca sendiri nanti. Sekarang saatnya kalian semua dengerin peraturan dari saya, Jayden Choi. Dan ini, wajib kalian semua taati. Mengerti?" titah laki-laki yang bernama Jayden Choi itu.
Semua calon mahasiswa-mahasiswi baru hanya bisa mengangguk, tanpa bisa menyela dan Jayden langsung menjelaskan semua peraturan yang dibuat olehnya.
"Siapa sih mereka? Sampai ditakuti segala sama semua orang disini," tanya Yuna kepada dua orang teman barunya bernama Kenzo dan Deana.
"Kamu nggak tau siapa mereka?" tanya Kenzo balik.
Yuna menggeleng. "Nggak tau, memangnya siapa?"
"Beneran kamu nggak tau?" Kini Deana yang bertanya pada Yuna dengan wajah keheranan.
"Ya ampun, iya aku nggak tau. Siapa sih mereka itu?"
"Mereka itu D'Warlords," jawab Deana.
"Nama apaan itu? Aneh banget namanya."
"Masa iya sih kamu nggak kenal mereka, mereka itu sekarang lagi terkenal loh," ucap Kenzo.
"Iya nih, kamu ini sebenarnya berasal dari planet mana sih?"
Yuna hanya mengangkat bahunya acuh. Dia benar-benar tidak mengetahui tentang 7 pemuda yang disebut D'WARLORDS oleh Deana. Kenzo dan Deana hanya bisa geleng-geleng kepala dengan gadis yang baru saja menjadi temannya itu.
"D'Warlords itu idol grup yang lagi naik daun, mereka itu terkenal banget loh. Mereka keluaran agensi ternama di negara ini. Kabar yang aku denger nih, mereka bertujuh itu masih satu keluarga. Dan kalau nggak salah, salah satu dari mereka anak pengusaha terkaya kedua di Korea Selatan," jelas Deana.
"Oh gitu, maklum lah aku nontonnya drama dan untuk penyanyi pun aku hanya menyukai beberapa penyanyi solois. Jadinya aku nggak tau siapa mereka," ucap Yuna acuh.
Saking asyiknya mereka bertiga ngobrol, sampai-sampai Jayden yang sedang berbicara di depan tidak didengarkan oleh mereka.
"Woy kalian bertiga yang disitu!" teriak Jayden sambil menunjuk ke arah Yuna, Kenzo dan Deana.
Semua orang yang tadinya tengah seksama mendengarkan Jayden berbicara, kini mengalihkan pandangan mereka ke arah Yuna, Kenzo dan Deana.
"Saya lagi bicara di depan, kalian malah asyik ngobrol bertiga!" bentak Jayden.
"Sekarang juga kalian bertiga saya hukum, berdiri di lapangan basket sana!"
Mau tidak mau dengan berat hati Yuna, Kenzo dan Deana pergi bergegas menuju ke lapangan basket.
Setelah 30 menit lebih mereka bertiga di hukum berdiri dengan memegang kedua telinga dan menaikkan salah satu kakinya di bawah sinar matahari yang lagi teriknya, tiba-tiba mereka di hampiri oleh ke 7 pemuda tadi dan satu perempuan yang tak lain adalah Jessie.
"Gimana rasanya di hukum? Capek kan?" tanya Jayden mengeluarkan senyum smirknya.
"Makanya jadi anak baru itu nggak usah macam-macam. Terutama sama saya!" sambungnya dengan suara keras.
Yuna menurunkan kaki dan tangannya yang berada ditelinga, ia ingin melawan laki-laki di hadapannya ini.
"Heh! Orang kaya sombong yang suka buang sampah sembarangan!" sentak Yuna.
"Emang kamu pikir, kamu itu siapa hah? Seharusnya kamu sebagai senior kasi contoh ke kita semua itu yang benar, bukannya menghukum kita untuk masalah yang tak penting seperti ini!" lanjut Yuna dengan wajah menantang.
Semua yang ada disana, tercengang mendengar Yuna yang sangat berani melawan seorang Jayden Choi, sang penguasa Imperial College.
"Kamu!" Geram Jayden sambil menunjuk Yuna dengan rahang yang sudah mengeras menahan emosi.
"Jay, aku barusan cari tau tentang cewek ini. Namanya Yuna, dia itu mahasiswi yang mendapatkan beasiswa dari kampus kita. Maklumlah orang miskin dan kampungan. Jadi, dia nggak punya sopan santun sama sekali," ucap Jessie sambil bergelayut manja di lengan Jayden.
Ingin rasanya Yuna mengumpat dan memaki Jessie namun ia harus bisa menahannya. Sedangkan Jayden dan member D'Warlords lainnya tersenyum sinis ke arah Yuna.
'Enak aja aku dikira cewek miskin dan kampungan. Aku juga bisa aja ngeluarin kamu dari kampus ini cewek gatal. Cari perhatian banget sih jadi orang,' batin Yuna menatap tajam ke arah Jessie.
"Kamu sekarang balik ke posisi semula!" titah Jayden pada Yuna.
"Balik cepetan!"
Yuna kembali memegang kedua telinga dan menaikkan salah satu kakinya dengan malas-malasan dengan mata yang terus menatap datar ke arah delapan orang di depannya ini
"Oh jadi kamu disini karena dapat beasiswa. Kuliah di Imperial College nyari gratisan ya? Kasihan banget sih," ucap Jayden menatap Yuna dengan tatapan meledek.
"Asal kamu tau ya, saya itu pemilik kampus ini. Sekali saya minta beasiswa kamu dicabut, kamu bakalan angkat kaki dari kampus ini!"
"Orang tua kamu nggak mau kan, kalau kamu diusir dari kampus ini?"
'Aku juga bisa kali suruh papa aku buat cabut sahamnya di kampus kamu ini!' batin Yuna berteriak. Ingin sekali Yuna berteriak seperti itu di depan wajah Jayden, ia sangat jengah dengan kesombongan laki-laki itu. Tetapi ia masih bisa menahan, karena tak ingin identitasnya terbongkar.
"Awas ya kalau kalian bertiga kabur dari hukuman ini!" ancam Jayden.
"Ayo guys, kita pergi dari sini." Jayden dan lainnnya pun pergi meninggalkan ketiga manusia yang sedang di hukum itu.
.
.
.
.
.
.
.
To be continued.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Fenti
ya capek lah, pake nanya lagi 😠
2023-01-16
1
Fenti
kejam amat bang 😭
2023-01-16
1
Mayya_zha
kayaknya bakal seru nih kisah Yuna... terutama dengan jayden
2023-01-16
1