Berbeda dengan Yuna, setelah sampai di mansion. Ia hanya di sambut hangat oleh scurity yang berjaga di mansion nya.
"Sore Nona," sapa security yang bernama John.
"Sore juga pak John," sapa balik Yuna dengan senyuman ramahnya.
Yuna dan orangtuanya dikenal oleh para pekerja di mansion, kantor maupun di butik sebagai orang yang sangat ramah dan baik hati. Semua pekerjanya sangat beruntung dan bersyukur memiliki atasan dan majikan seperti mereka.
Setelah masuk ke dalam mansion, Yuna melihat mamanya sedang duduk di sofa ruang tamu dan ia segera menghampiri mamanya disana.
"Sore Ma," sapa Yuna lalu duduk di sofa.
"Sore sayang. Eh anak Mama yang cantik ini udah pulang," ucap Jasmine.
"Bagaimana hari pertama kamu masuk kampusnya? Senang kan? Terus senior-senior kamu gimana? Mereka semua baik-baik kan? Terus ada yang kamu taksir nggak nak?" tanya Jasmine dengan bertubi-tubi.
Yuna jengah mendengar pertanyaan bertubi-tubi dari mamanya. Ia memilih untuk diam tanpa menjawab pertanyaan dari mamanya.
"Ish! Ayo lah sayang cerita sama Mama, Mama ingin dengar ceritanya. Ayo dong," desak Jasmine agar putrinya itu bercerita.
"Boro-boro ada yang aku taksir, orang-orang disana pada sombong dan nyebelin semua," jelas Yuna kesal.
Jasmine memicingkan matanya, "Masa sih, nak? Sekarang coba cerita sama Mama, gimana ceritanya? Kenapa nggak ada yang kamu taksir? Kenapa Yuna?"
"Aduh, nanti aja ya Yuna ceritanya Ma. Yuna malas, nggak asik kalau cerita tentang mereka."
"Ya sudah kalau gitu kamu ganti baju dulu, terus habis itu cerita sama Mama ya?"
Yuna hanya mengangguk malas, ia beranjak dari sofa lalu pergi dari hadapan Mamanya. Ia mengistirahatkan tubuhnya tidak langsung di kamar, melainkan duduk di sofa yang ada di ruang keluarga.
Mata Yuna tak sengaja melirik ke arah majalah yang ada di atas meja. Di cover majalah tersebut terpampang berita tentang D'Warlords.
Yuna berdecak kesal. "Kenapa dimana-mana ada foto dan poster mereka sih."
"Nggak di tempel di halte, di dalam bus, sekarang ada di dalam majalah lagi. Nggak ada artis lain gitu yang lebih bagus dari dia." Yuna terus saja menggerutu sambil membalikkan majalah tersebut agar berita tentang D'Warlords tidak terlihat olehnya.
"Lebih baik aku nonton TV aja."
Lalu Yuna menyalakan televisi yang ada di ruang keluarga tersebut. Saat televisi itu telah menyala, yang muncul malah perfomance dari D'Warlords, membuat Yuna bertambah kesal.
"Kenapa sih dimana-mana ada mereka?! Bikin mood aku tambah hancur aja." Yuna langsung mematikan televisinya
Jasmine datang menghampiri putrinya yang berada di ruang keluarga itu.
"Eh kok disini nak? Mama kira kamu langsung ke kamar tadi."
"Iya Ma, Yuna mau nonton TV disini dulu bentar," jawab Yuna.
"Lah terus kok dimatikan Tv-nya nak?" tanya Jasmine.
"Ah itu, soalnya nggak ada acara yang bagus Ma," elak Yuna.
"Ya sudah Yuna mau ke kamar dulu, Ma." Jasmine hanya tersenyum dan mengangguk.
...****************...
Malam harinya, Jayden dan member D'Warlords lainnya sedang berkumpul di ruang VIP di salah satu Cafe terkenal di Korea Selatan bernama Cafe Galaxy.
"Enaknya tu cewek sialan itu diapain ya?" tanya Jayden tiba-tiba.
"Emangnya siapa Jay?" tanya David penasaran.
"Cewek yang nantang aku di kampus tadi," jawab Jayden.
"Oh si Yuna? Ya, ya baru kali ini ada cewek kayak gitu. Salut aku sama dia," balas Arthur.
"Woy Thur, kok kamu malah salut sama cewek kampungan itu sih!" ucap Jayden kesal.
"Ya iyalah Jay. Hampir 4 tahun kita berkuasa di kampus, nggak ada satu orangpun yang berani sama kita. Sedangkan Yuna? Tu cewek di hari pertama masuk kampus udah berani banget ngelawan kita. Bener nggak guys?" timpal Levin.
"Yoi bro," ucap Arthur, David, Felix dan Nathan serempak.
"Dan aku kira sih, cewek itu emang agak spesial," timpal Felix.
"Hah apa kamu bilang? Dia spesial? Kamu pacaran aja sama dia kalau kamu mau!" sentak Jayden menatap sinis Felix.
"Wow, wow. Aku ada satu ide nih, kenapa nggak kamu aja yang pacari dia, Jay?" tawar Felix.
"Nah bener tuh kata Felix. Ayo Jay kita beri waktu buat kamu sampai malam performance acara ulang tahun kampus. Dan kamu harus jadian sama dia. Kalau nggak biar aku yang jadian sama dia," ucap David.
"Dih najis! Kurang kerjaan banget aku ngelakuin hal menjijikkan kayak gitu," ucap Jayden dengan nada angkuhnya.
William yang sedari tadi hanya diam sambil membaca majalah, akhirnya membuka suara.
"Kenapa Jay? Kamu takut?" tanyanya.
"Heh William, maksud kamu apaan hah?"
"Ya mungkin saja kamu takut nerima tantangan dari anak-anak. Karena nggak mungkin kalau cewek itu mau sama kamu, setelah kejadian di kampus tadi," ucap William dengan nada meremehkan.
"Oh, jadi kamu meragukan aku masalah cewek? Oke, aku terima tantangan kalian semua," ucap Jayden sambil mengeluarkan kunci mobil dari dalam saku celananya.
"Nih kunci mobilku. Kalian bisa ambil mobil aku, kalau sampai dalam 1 minggu aku nggak bisa dapetin tu cewek kampungan!" Jayden melempar kunci mobilnya tersebut di atas meja.
"Wah ide bagus tuh. Bagaimana kalau kamu, Wil? Jadi apa yang kamu kasi kalau Jayden bisa dapetin si Yuna?" tanya Nathan sambil menatap William.
William langsung berdiri sambil masih setia membaca majalah dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya mengambil kunci mobil di saku celana. Setelah itu William langsung melempar kunci mobilnya ke atas meja dan langsung pergi dari hadapan temen-temennya.
"Wih ngeri-ngeri," ucap Felix menatap dua kunci mobil milik kedua sahabatnya itu.
...****************...
Keesokan harinya, yakni hari kedua Yuna melakukan kegiatan ospek. Seperti biasa Yuna di antar ke kampus oleh sang papa sampai halte dekat kampusnya.
Walaupun Yuna sempat menolak untuk tidak di antar, tapi sang mama yang kekeh memaksa dengan alasan tidak ingin terjadi apa-apa dengan putri satu-satunya itu. Yah, mau tidak mau Yuna pun harus mengalah dan mengikuti kemauan mamanya.
Sesampainya di halte, Yuna pun langsung melanjutkan jalan menuju kampusnya. Ketika ia sudah berada di halaman kampus, tiba-tiba sebuah mobil Maserati GranCabrio hitam melaju sangat pelan dan mobil itu tepat berada di sampingnya. Yuna melirik ke arah mobil tersebut, ternyata di dalam mobil tersebut ada Jayden dan Felix.
"Mau ngapain kamu?" tanya Yuna sewot.
"Masih belum puas ya ngerjain aku? Silahkan! Aku udah siap lahir dan batin," lanjut Yuna.
"Aku cuma mau minta maaf doang kok sama kamu," ucap Jayden.
Yuna tertawa renyah. "Hah apa? Bisa nggak di ulang lagi sekali?" tanyanya.
"Aku cuma mau minta maaf sama kamu! Kamu bisa kan maafin aku!" ucap Jayden dengan suara yang meninggi.
Felix yang berada di samping Jayden hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan sahabatnya. Mana ada orang minta maaf suaranya keras kayak gitu, itu sih nanti dikiranya nggak ikhlas, pikirnya.
"Kayak gini minta maaf? Jangan terpaksa gitu kali!" ucap Yuna sinis.
"Niat! Belajar dulu bagaimana cara minta maaf yang benar!" lanjutnya dengan ketus. Setelah mengatakan itu Yuna mempercepat langkahnya dan meninggalkan Jayden yang menatapnya geram.
Felix yang sedari tadi menahan tawa, langsung tertawa terbahak-bahak saat Yuna sudah pergi.
"Ngapain kamu ketawa-ketawa?" tanya Jayden menatap Felix tajam.
"Ya iyalah, kamu minta maafnya begitu. Ya nggak bakal diterima lah," ucap Felix yang masih diiringi dengan tawanya.
"Sorry ya aku nggak bakal menyerah. Lihat aja tu cewek, bakal bisa aku taklukan," ucap Jayden dengan percaya dirinya.
Felix hanya bisa mengiyakan ucapan dari sahabatnya itu.
.
.
.
.
.
.
.
To be continued.
...---------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Mak Aul
lagi kesel malah ngeliat terus🤣🤣🤣 banting aja tivinya.
eh bdw, tivi Yuna pake setobox kagak ya?
2023-01-16
1
Aril Chan
awas benci jdi cinta loh jay🤣
2023-01-14
1
❊Indah Kurniyah❊
seneng deh punya mama kayak ibu jasmine 🥰
2022-11-14
2