Ratu Sanca membangunkan Dita dan Anan. Dia tak menyangka kalau akan ada sosok hantu mengerikan yang bisa memasuki pagar gaibnya lewat lantai atas. Sepasang suami istri itu langsung bergegas menaiki anak tangga menuju kamar Dira.
Anan dan Dita melihat putrinya tengah berdiri dengan tatapan datar dan kosong. Kedua tangan gadis cantik sedang terarah untuk membuka mukena milik Ruri.
"DIRA JANGAN!"
Anan berteriak sambil menarik pinggang Dira agar menjauh dari sosok Ruri.
"Pergi kamu!" seru Dita.
Hantu Ruri tersenyum menyeringai. Ia lantas melayang pergi seperti layang-layang tertiup angin ditambah basah kuyup karena hujan yang deras.
Anan menutup jendela kamar Dira. Adam dan Raja yang terbangun karena teriakan ayah dan ibunya langsung menghampiri.
"Ada apa ini, Bunda?" tanya Raja mendekat.
"Dira hampir aja terjebak dengan mukena gaib," ujar Dita.
"Hah? Maksudnya Bunda?" Adam gantian bertanya.
Anan membopong Dira ke atas ranjangnya. Sementara Dita mencari minyak kayu putih untuk membuat putrinya siuman. Ratu Sanca datang mendekat.
Sang ratu siluman ular itu menceritakan tentang hantu yang memakai kain penutup seperti mukena. Sosok yang merupakan cerita zaman dulu itu ternyata masih ada bahkan sosok hantu mukena tadi merupakan warga di komplek tempat keluarga Prayoga tinggal.
"Jadi, yang dia pakai tadi mukena?" tanya Raja yang duduk di atas ranjang seraya memijat kaki telapak kaki Dira.
Dita meminta Adam untuk membuatkan Dira teh manis hangat. Anak itu segera menuju ke dapur.
"Mukena itu jimat pesugihan, Ja. Si Ruri tadi bukan orang pertama yang pakai mukena itu. Dia hanya sedang apes," ucap Dita yang sempat mnerawang apa yang terjadi pada Ruri.
"Maksud, Bunda?" Raja masih saja bertanya.
Anan menyalakan laptop milik Dira. Dia mengetikkan kata "hantu mukena" di bagian pencarian situs internet lalu menunjukkannya pada Adam.
"Oh gitu … jadi ada seorang wanita yg menuntut ilmu pesugihan dengan menggunakan mukena sebagai media mencari harta yg tidak halal rupanya. Mirip ya sama kain pocong atau tali pocong. Tapi, aku masih nggak habis pikir, itu mukena loh buat ibadah, masa jadi jimat." Raja masih memijit telapak kaki Dira sampai ia menyadari kalau adiknya sudah siuman.
Lantas saja Raja langsung menggelitik telapak kaki Dira sampai gadis itu mengaduh dan minta ampun.
"Nih, teh manis buatan gue. Elu harus habisin!" Adam yang datang ke kamar Dira menyerahkan secangkir teh manis hangat ke arah Dira.
"Aaaahhh… makasih, ya. Dira seneng deh dimanja begini," ucap gadis itu.
"Ra, Bunda mau kamu hati-hati, ya. Kamu tuh masih gampang banget dipengaruhi. Coba kalau tadi Ratu Sanca nggak bangunin Bunda sama Yanda. Kamu udah lepas mukena anak tadi terus kamu yang gantiin dia jadi hantu mukena," ucap Dita.
"Astagfirullah, masa sih, Bunda? Ih, serem banget. Makasih ya Oma Ratu udah nolong Dira," ucapnya.
Ratu Sanca tersenyum mengiyakan.
"Kalau zaman sekarang itu alat atau media pesugihan seperti kain pocong atau kain kafan dari seseorang yg telah meninggal. Nah, itu kalau tadi Dira pakai itu mukena, terus jadi hantu mukena, ya? Dira kan belum mati, Bunda. Kok, bisa?" tanya Raja lagi.
"Jadi gini, kalau menurut Bunda, ya. Mungkin secara tak sengaja anak perempuan tadi itu memakai mukena ibunya. Seketika itu juga anak itu terbang tertiup angin. Soalnya kalau yang pakai itu mukena bukan yang menuntut ilmu pesugihan, maka pemakai lainnya akan terbang melayang bagaikan layang-layang. Kan yang tahu bagaimana cara memakai mukena pesugihan itu ya si pelaku," tutur Dita.
Dia sampai menjambak kepala Anan dan Adam yang mulai rusuh karena asik bermain game dengan laptop Dira.
"Tadi itu Ruri, Bunda. Temen Dira waktu esde. Dia ketemu hantu mukena waktu di kuburan deket pesantren dia. Dira tadi sempat masuk ke dimensi masa lalu Ruri sebelum dia terjebak begitu. Terus apa nggak ada cara buat menolong Ruri, Bunda?" tanya Dira.
"Bunda juga belum tahu, Ra."
"Tapi, Bunda, wajahnya Ruri kok hancur banget, ya. Serem banget, Bun." Dira sampai bergidik ngeri.
"Begini biar saya jelaskan," ucap Ratu Sanca datang mendekat. Lalu melanjutkan lagi penuturannya.
"Yang aku tahu, ya, siapa pun orang yang memakai mukena tersebut, maka dia tidak memiliki gaya gravitasi di tubuhnya. Tubuh si pemakai akan terasa sangat ringan hingga sulit untuk bertahan dalam satu tempat. Oleh karena itu, teman kamu itu wajah serta tubuhnya hancur karena tertabrak benda-benda yang dia lewati," ucap Ratu Sanca menjelaskan.
"Jadi, karena itu Ruri mati?" tanya Dira lagi.
"Sebenarnya, orang tersebut tidak bisa mati walaupun rohnya sudah keluar dari jasadnya. Dia seperti mayat hidup seperti yang kalian lihat di film barat mirip itu," ucap Ratu Sanca.
Adam menoleh lalu berkata, "kayak zombie, gitu?"
"Nah, itu." Ratu Sanca mengangguk.
"Hih, serem amat, ya." Adam mencoba meraih laptop Dira, tetapi Anan langsung sigap berpindah tempat agar Adam tak bisa mengambil alih permainnya.
"Pokoknya, selama si pemakai masih belum dapat membuka mukena tersebut, dia akan tetap melayang bagai mayat hidup yang pontang-panting ke sana ke mari. Dia hanya bisa lepas jika ada seseorang yang mau menolongnya untuk membukakan mukena itu. Lalu, si pemakai awal baru bisa kembali ke alamnya. Nah, mukena itu langsung berpindah ke orang lain yg membukakannya," sahut Dita.
"Ya ampun, tadi Dira hampir aja jadi hantu mukena, dong? Ngeri banget kalau tadi sampai kejadian." Dira bergidik.
Adam yang sudah kalah saing dari ayahnya lantas berdiri di tepi jendela kamar Dira. Iris matanya menangkap sesuatu yang melayang di kabel listrik komplek rumahnya. Awalnya, Adam sempat mengira benda itu hanyalah layangan putus yang kerangkanya tersangkut di kabel listrik. Namun, semakin dia fokus pada benda itu, Adam jadi dapat menemukan wajah hancur sosok tersebut. Tubuh sosok itu terlihat tersengat listrik dan kejang-kejang.
"Bunda, itu kayaknya hantu mukenanya kesetrum, deh," ucap Adam.
"Masa, sih?" Dita mendekat pada Adam.
Raja dan Dira juga ikut mendekat. Hanya Anan yang masih asik menikmati permainan Free Fire di laptop Dira.
"Buahahaha, itu hantu nyangkut, tuh!" tukas Raja.
"Ya Allah kasian banget si Ruri, Bunda. Nanti dia jadi hantu gosong, dong, Bun," celetuk Dira.
"Lah, tragis amat nasibnya. Udah mukanya ancur, kesangkut, kesetrum sampai gosong pula. Gue mau ketawa takut dosa tapi kalau kaga ketawa ya nanggung, buahahaha." Adam dan Raja makin seru menertawai hantunya Ruri.
Dira masih menatap kasian. Dita menutup tirai jendela tersebut.
"Udah biarin aja si Ruri. Dia udah mati, Ra, masa iya dia kesakitan. Nanti juga kalau hujan reda ada angin, dia melayang pergi lagi. Kamu istirahat, gih! Adam sama Raja juga pada balik ke kamar sana!" titah Dita.
"Iya, Bunda." Semua anak Dita menurut.
Namun, tidak dengan suaminya.
"Yanda … bisa nggak mainnya udahan?" tanya Dita.
"Tanggung, Bunda." Anan menoleh sekilas.
Namun pada akhirnya, Anan mematikan laptop Dira. Ia tak berani membantah Dita yang sudah berkacak pinggang seraya melayangkan tatapan tajam. Dira sampai menahan tawanya.
...*****...
...Bersambung dulu, ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
choowie
😂😂😂😂apes bgt tuh 👻
2024-03-03
0
Ayuk Vila Desi
kasian tuh hantu...tapi bikin ketawa ngakak 🤣🤭
2023-06-17
0
Hati Yang Terkilan
Yang takut sama istri🤣🤣🤣🤣
2022-11-22
0