Bab 7. Pocong Baper

"Yeee, kocak! Eh, sesama hantu bukannya temenan?" tanya Adam pada Tania.

"Kalau sama yang lain aku mau temenan. Tapi aku nggak kalau sama dia! Aku juga nggak mau kenalan sama dia! Dia itu mesum banget. Makanya tadi aku dari kamar mandi cewek pindah ke sini karena ada dia," sungut Tania.

"Memangnya nggak boleh kalau saya naksir sama kamu, hehehe." Hantu penjaga sekolah itu malah tersenyum genit.

"Idih! Kaki buntung gitu aja sok naksir aku! Minimal tuh yang naksir aku sekelas selebgram gitu, yang mukanya cakep kayak Adam gini," ucap Tania.

"Jadi hantu aja belagu luh, Tan!" celetuk Adam.

"Oh, jadi gitu ya, Dam? Kalau udah jadi hantu itu menurut kamu buruk, ya? Aku seburuk itu, kah?" Tania lantas pergi menghilang.

"Idih, udah jadi pocong aja masih baperan. Tania! Tania! Gue minta maaf," tukas Adam.

Sosok Tania lantas kembali muncul.

"Nah, gitu dong! Kamu tuh nggak berubah, ya, masih aja asal jeplak!" ucap Tania.

"Lah, elu juga kaga berubah, masih aja baperan!" sungut Adam.

"Aku hilang lagi, nih."

"Eh, jangan gitu dong! Jangan ambekan," ucap Adam.

"Kamu sekolah di sini, Dam?" tanya Tania.

"Menurut elu? Ya, gue sekolah di sini lah. Dira, Fasya, sama Disya juga sekolah di sini. Lihat nih seragam gue! Masa gue mau jadi satpam macam dia!" Adam menunjuk hantu kaki buntung tadi.

"Ya, kalau niat sekolah di sini kenapa masih ada di sini? Jam pelajaran abis istirahat udah dari tadi, loh." Tania mengingatkan.

"Sompret! Gue sampai lupa!" Adam bergegas menuju ke kelasnya.

...***...

Dira melihat sosok pocong sedang melompat dari kejauhan menuju ke kelasnya. Wajah pucat pocong itu melukiskan senyum merekah ke arah Dira.

"Lah, ngapa tuh pocong senyum-senyum begitu?" Dira mengernyitkan dahi.

Pocong itu kembali mendekat dan berdiri di depan pintu kelas Dira. Pocong Tania tersenyum seraya bersedekap. Padahal dia ingin melambaikan tangannya.

"What? Tania?!" Dira sampai tak sadar menggebrak meja.

"Nadira! Apa-apaan kamu?" Wali kelas 10 A bernama Ibu Murni yang sedang memperkenalkan diri itu berseru ke arah Dira.

"Maaf, Bu, anu ada kecoa kecil tadi di meja. Saya takut, Bu," jawab Dira berbohong.

"Jangan berisik lagi, ya!" tukasnya.

"Ummm, saya izin ke toilet ya, Bu," ucap Dira.

"Ya udah sana, lekas kembali!" titah Bu Murni.

Dira langsung menghampiri Tania. Mereka menuju ke toilet untuk murid perempuan di lantai lima tersebut. Di lorong menuju toilet itu juga terdapat kuntilanak yang sering berseliweran.

"Hai, Tante! Hai, Mbak!" sapa Dira yang menyapa hantu para perempuan itu.

Para hantu yang bersembunyi di bawah tangga menuju rooftop karena gelap itu lantas menelisik ke arah Dira.

"Jangan pada ganggu, ya, Dira cuma mau lewat," ucapnya meminta para hantu untuk tidak mengganggu.

Namun, hantu perempuan dengan bagian sekitar mata menghitam, wajah pucat, dan memakai daster lusuh dengan bagian punggung berongga itu malah mendekat.

"Tante, La, ini temen aku. Namanya Dira, dia bisa lihat hantu dan nggak takut sama hantu," ucap Tania.

"Oh, begitu. Yah, nggak bisa ditakutin, dong!" Tante La lantas pergi menghilang.

Tania menemani Dira menuju toilet perempuan. Dia lantas menceritakan kondisi dirinya yang kembali ke sekolah setelah kematiannya. Tania sendiri seperti terjebak di dalam sekolah itu. Dia dan hantu lainnya hanya bisa bergentayangan di sana.

"Dira pipis dulu, ya," ucapnya.

Tania mengangguk dan menunggu. Tak lama kemudian, Dira keluar seraya memekik kesal.

"Ih, males banget! Masa ada pembalut di dalam kloset, sih!" Dira lalu masuk ke bilik satunya setelah mem-flush bekas pembalut di kloset sebelumnya.

Setelah Dira selesai dan mencuci tangannya, Tania mencurahkan rasa kesalnya pada Dira.

"Nih ya kamu denger dulu penjelasan aku. Para murid di sini tuh jorok dan suka membuang pembalut menstruasinya sembarangan. Mereka tuh maunya buang aja nggak dicuci dulu sebelum dibuang. Makanya para hantu kuntilanak suka menghisap darah pembalut itu," ucap Tania.

"Idih, pada jorok banget itu kunti. Tinggal ke kantin aja minum minuman segar banyak tuh. Ngapain pakai ngisep darah bekas haid, idih jorok banget sumpah!" tukas Dira.

Ternyata memang benar kalau kuntilanak itu suka banget menghisap darah segar manusia. Pantas saja para hantu perempuan ini suka sekali nongkrong gratisan di toilet perempuan.

Dira lalu melangkah ke bagian ujung karena toilet murid yang terbagi dua. Di sebelah toilet pria itu ada keran. Air dari keran itu terasa sangat menyegarkan.

Tania tiba-tiba mundur seperti takut akan sesuatu ketika melewati toilet laki-laki.

"Kenapa, Kak Tan?" tanya Dira.

"Di situ ada yang lebih serem, Ra," ucap Dira.

Gadis itu menoleh di antara keran air dan jalan masuk menuju toilet pria itu, untuk pertama kalinya Dira tersentak dengan sebuah penampakan sosok pocong. Tepatnya di depan pintu toilet pria. Kedua matanya melotot menatap Dira dengan tajam. Gadis itu merasa tubuhnya dibuatnya kaku.

Jantung Dira tiba-tiba deg-degan setengah mati. Tidak biasanya dia dibuat seperti ini oleh penampakan pocong berwajah merah bersimbah darah. Tubuhnya sangat amis anyir darah dan berbau busuk bagaikan menghirup aroma seribu bangkai tikus. Dira merasa menjadi sangat mual.

"Kak Tania, itu serem–" Dira sudah tak mendapati keberadaan Tania di sisinya.

Sempat merasa kaku, tubuh Dira kini bisa bergerak kembali. Gadis itu lalu menjauh setelah menahan napas sedari tadi. Bau sangat busuk menyerang ke hidungnya.

"Aku pemimpin di wilayah ini, tak boleh ada yang menganggu di sini," tukas pocong itu.

"Dira nggak mau ganggu, kok. Dira cuma mau sekolah di sini. Dira nggak peduli dengan keberadaan kamu, jadi kamu juga nggak usah peduli dengan keberadaan kami di sini. Meski kita berdampingan, kalian hidup masing-masing aja sama kami," ucap Dira.

"Ras, dia kan udah mati. Gimana bisa hidup lagi?" bisik Tania yang ternyata bersembunyi di balik pintu toilet perempuan.

"Oh iya lupa kalian udah pada mati. Gini, Om Cong, Maksudnya kita kita ini sudah hidup masing-masing di alam kita masing-masing. Dira ada di alam nyata kamu di alam gaib. Jangan pada ganggu, ya," ujar Dira.

"Baiklah kalau begitu. Tapi ingat, jika ada manusia yang mengganggu kami, maka kami akan mengganggu balik. Apa pun yang akan terjadi di sekolah ini, kamu juga jangan ikut campur!" tegas si pocong penuh ancaman.

"Maksudnya?" Dira mengernyitkan dahi karena malah tak mengerti dengan nada ancaman itu.

"Ra, sebaiknya pergi dari sini. Jangan berurusan lebih dalam dengan ketua geng di sini," pinta Tania. Dia menggiring Dira untuk menjauh.

...*****...

...Bersambung dulu, ya....

Terpopuler

Comments

Ayuk Vila Desi

Ayuk Vila Desi

ada ketua geng nya🤣

2023-06-16

0

Ayuk Vila Desi

Ayuk Vila Desi

gurunya kaget nih ..🤭

2023-06-16

0

Ree.Pand

Ree.Pand

serem tuh oncom... dira saja bisa kaku lihat penampakannya

2022-12-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kembar Indigo
2 Bab 2. Tania Laras Hanafi
3 Bab 3. Kematian Tania
4 Bab 4. Lulus SMP
5 Bab 5. SMA Pandai Sentosa
6 Bab 6. Sekolah Berhantu
7 Bab 7. Pocong Baper
8 Bab 8. Membawa Tania Pulang
9 Bab 9. Hantu di Ruang Musik
10 Bab 10. Hantu Bu Ros
11 Bab 11. Pasar Malam
12 Bab 12. Di Rumah Hantu
13 Bab 13. Misteri di Rumah Hantu
14 Bab 14. Kafe Backdoor
15 Bab 15. Sipit
16 Bah 16. Kedatangan Murid Baru
17 Bab 17. Penglihatan Dadakan Adam
18 Bab 18. Aura Aneh
19 Bab 19. Hantu Ruri
20 Bab 20. Hantu yang Sial
21 Bab 21. Bermalam di Sekolah
22 Bab 22. Hantu Baju Merah
23 Bab 23 - Sosok Wanita Misterius
24 Bab 24. Hantu Anak-Anak
25 Bab 25. Rumah Merah
26 Bab 26. Kepala Terbang
27 Bab 27. Bertemu Setta
28 Bab 28. Rumah Keluarga Wals
29 Bab 29. Penglihatan Adam
30 Bab 30. Petaka di Ruang Bawah Tanah
31 Bab 31. Berakhirnya Kekejaman Brian dan Jane
32 Bab 32. Kondisi Fasya
33 Bab 33. Wartawan Bernama Mia
34 Bab 34. Kisah Mia (Part 1)
35 Bab 35. Kisah Mia (Part 2)
36 Bab 36. Korban Baru di Pasar Malam
37 Bab 37. Penemuan Mayat
38 Bab 38. Rumah Kayu di Kebun Belakang
39 Bab 39. Lorong Bawah Tanah
40 Bab 40. Mia Hilang
41 Bab 41. Tetangga Baru Depan Rumah
42 Bab 42. Kuntilanak Terbang
43 Bab 43 - Di Cinema 22
44 Bab 44. Hantu Perempuan di Studio Satu
45 Bab 45. Disekap
46 Bab 46 - Dia Akan Kembali
47 Bab 47. Yagi Kembali
48 Bab 48. Perempuan yang Tersiksa
49 Bab 49. Setta dan Jin Pindah
50 Bab 50. Menolong Heru
51 Bab 51. Tania Kangen Mami
52 Bab 52. Misteri di Rumah Miyako dan Joshua
53 Bab 53. Korban Kuntilanak Terbang
54 Bab 54. Terkuaknya Sosok Kuntilanak Terbang
55 Bab 55. Setta Diincar
56 Bab 56. Kunjungan Dita dan Dira
57 Bab 57. Memusnahkan Kuntilanak Terbang
58 Bab 58. Kengerian di Rumah Sandara (Part 1)
59 Bab 59. Kengerian di Rumah Sandara (Part 2)
60 Bab 60. Misteri Mulai Terkuak
61 Bab 61. Dira Diburu
62 Bab 62. Dira Diculik
63 Bab 63. Rahasia James
64 Bab 64. Kelam, Kejam
65 Bab 65. Masa Lalu James dan Icha
66 Bab 66. Penyesalan
67 Bab 67. Petualangan Keluarga Prayoga
68 Bab 68. Misi Pencarian
69 Bab 69. Sosok Wiro
70 Bab 70. Villa Mahardika
71 Bab 71. Ruang Bawah Tanah
72 Bab 72. Perlawanan
73 Bab 73. Pemusnahan
74 Bab 74. Anta Hamil
75 Bab 75. Tamat
76 Mr. Vampire, I Love You!
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1. Kembar Indigo
2
Bab 2. Tania Laras Hanafi
3
Bab 3. Kematian Tania
4
Bab 4. Lulus SMP
5
Bab 5. SMA Pandai Sentosa
6
Bab 6. Sekolah Berhantu
7
Bab 7. Pocong Baper
8
Bab 8. Membawa Tania Pulang
9
Bab 9. Hantu di Ruang Musik
10
Bab 10. Hantu Bu Ros
11
Bab 11. Pasar Malam
12
Bab 12. Di Rumah Hantu
13
Bab 13. Misteri di Rumah Hantu
14
Bab 14. Kafe Backdoor
15
Bab 15. Sipit
16
Bah 16. Kedatangan Murid Baru
17
Bab 17. Penglihatan Dadakan Adam
18
Bab 18. Aura Aneh
19
Bab 19. Hantu Ruri
20
Bab 20. Hantu yang Sial
21
Bab 21. Bermalam di Sekolah
22
Bab 22. Hantu Baju Merah
23
Bab 23 - Sosok Wanita Misterius
24
Bab 24. Hantu Anak-Anak
25
Bab 25. Rumah Merah
26
Bab 26. Kepala Terbang
27
Bab 27. Bertemu Setta
28
Bab 28. Rumah Keluarga Wals
29
Bab 29. Penglihatan Adam
30
Bab 30. Petaka di Ruang Bawah Tanah
31
Bab 31. Berakhirnya Kekejaman Brian dan Jane
32
Bab 32. Kondisi Fasya
33
Bab 33. Wartawan Bernama Mia
34
Bab 34. Kisah Mia (Part 1)
35
Bab 35. Kisah Mia (Part 2)
36
Bab 36. Korban Baru di Pasar Malam
37
Bab 37. Penemuan Mayat
38
Bab 38. Rumah Kayu di Kebun Belakang
39
Bab 39. Lorong Bawah Tanah
40
Bab 40. Mia Hilang
41
Bab 41. Tetangga Baru Depan Rumah
42
Bab 42. Kuntilanak Terbang
43
Bab 43 - Di Cinema 22
44
Bab 44. Hantu Perempuan di Studio Satu
45
Bab 45. Disekap
46
Bab 46 - Dia Akan Kembali
47
Bab 47. Yagi Kembali
48
Bab 48. Perempuan yang Tersiksa
49
Bab 49. Setta dan Jin Pindah
50
Bab 50. Menolong Heru
51
Bab 51. Tania Kangen Mami
52
Bab 52. Misteri di Rumah Miyako dan Joshua
53
Bab 53. Korban Kuntilanak Terbang
54
Bab 54. Terkuaknya Sosok Kuntilanak Terbang
55
Bab 55. Setta Diincar
56
Bab 56. Kunjungan Dita dan Dira
57
Bab 57. Memusnahkan Kuntilanak Terbang
58
Bab 58. Kengerian di Rumah Sandara (Part 1)
59
Bab 59. Kengerian di Rumah Sandara (Part 2)
60
Bab 60. Misteri Mulai Terkuak
61
Bab 61. Dira Diburu
62
Bab 62. Dira Diculik
63
Bab 63. Rahasia James
64
Bab 64. Kelam, Kejam
65
Bab 65. Masa Lalu James dan Icha
66
Bab 66. Penyesalan
67
Bab 67. Petualangan Keluarga Prayoga
68
Bab 68. Misi Pencarian
69
Bab 69. Sosok Wiro
70
Bab 70. Villa Mahardika
71
Bab 71. Ruang Bawah Tanah
72
Bab 72. Perlawanan
73
Bab 73. Pemusnahan
74
Bab 74. Anta Hamil
75
Bab 75. Tamat
76
Mr. Vampire, I Love You!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!