Setelah selesai buang air besar, Disya menyempatkan diri untuk mencuci tangan di wastafel dan bercermin dulu di depan kaca wastafel. Sedikit merapikan baju juga. Tiba-tiba, perasaan Disya menjadi tidak enak. Bulu kuduknya meremang.
Pada saat Disya sedang bercermin, secara mengejutkan, dia melihat dari cermin sosok seorang gadis yang memakai baju seragam sekolah yang berbeda dengannya. Sosok itu sedang membelakangi Disya.
"Tapi, kok, bajunya aneh ya? Sepertinya, bukan seragam sekolah sini," ucap Disya dalam hati seraya mengernyitkan dah
Disya mencoba mengamati sosok dalam cermin itu. Sosok itu ada di belakangnya. Dan hal yang makin membuatnya histeris, ternyata sosok itu tidak menapakkan kaki ke lantai. Perlahan Sosok itu menoleh ke arah cermin. Disya langsung tersentak kala ketika dia melihat wajah sosok itu tampak rata. Tak ada mata, mulut dan juga hidung.
"Astagfirullah, Ya Allah makhluk apa itu?" pekik Disya.
Sontak saja, tanpa pikir panjang lagi Disya segera berlari terbirit-birit. Dia tak mau lagi menoleh ke belakang.
"Hahaha, bukannya itu temennya Dira, ya? Kok, dia nggak ngenalin aku, sih? Hahahaha."
Sosok hantu Minul penunggu perpustakaan malah muncul mengganggu di toilet murid perempuan tersebut. Saat melihat wajahnya di cermin, Minul baru menyadari kalau wajahnya tampak rata.
"Oh, pantes aja dia takut hihihi. Aku lupa merubah wajahmu," gumam Minul.
...***...
Malam itu, Dira berada di kamar Anta yang kini telah menjadi kamarnya.
Malam semakin beranjak larut. Rembulan tak lagi terlihat menghiasi langit dan tertutup sempurna oleh awan kelabu. Tak lama kemudian, mulai terdengar suara petir bersahut-sahutan, menggelegar di kejauhan. Hujan mulai turun kala gadis itu menutup tirai jendela kamar di lantai dua.
Namun, Dira melihat sesosok perempuan tengah berdiri di samping tiang listrik. Wajahnya tertutup oleh payung hitam. Saat wanita misterius berpakaian serba hitam itu mendongak, Dira dapat melihat kalau wajah wanita itu seperti wajah Miss Hana.
"Mau apa Miss Hana berdiri di situ?" Dira yang penasaran bergegas keluar dari kamarnya menuju ke luar rumah.
"Mau ke mana, Ra?" tanya Dita.
"Dira penasaran mau liat perempuan di bawah tiang listrik, Bunda."
"Tak ada siapa pun di sana," ucap Ratu Sanca.
"Tapi, Oman Sanca, tadi Dira lihat–"
"Tak ada siapa pun di sana, Dira." Ratu Sanca menegaskan.
"Hujan gede, Ra, mungkin yang tadi hantu dan udah hilang. Udah ya, kamu kembali ke kamar aja," pinta Dita.
"Baik, Bunda."
Dira tak membantah dan melangkah gontai menaiki anak tangga. Mungkin saja apa yang dikatakan ibunya benar. Akan tetapi, Dira yakin kalau wajah perempuan tadi sangat mirip dengan Miss Hana.
Sementara itu, Dita dan Ratu Sanca saling bertatapan lalu menatap ke arah jendela ruang tamu yang lampunya sudah dimatikan itu.
"Aku tak suka aura ini, Ratu Sanca. Apakah Ratu Masako berhasil menemukan medianya kembalu untuk reinkarnasi? Dan apa yang dilihat Dira tadi adalah dia," lirih Dita.
"Aku tak suka jika dugaan kamu benar. Yang jelas aku sudah membuat pagar gaib rumah ini lebih kuat. Aku akan minta Silla tetap berjaga di depan," ujar Ratu Sanca.
"Terima kasih, Ratu." Dita menarik napas dalam.
Setelah Anta hampir mati karena ulah Ratu Masako, lalu Raja juga hampir mati karena Nyi Ageng, Dita berharap hal mengerikan itu tidak akan mengincar Dira atau Adam lagi.
...***...
Di dalam kamar bernuansa serba ungu itu, Dira masih tak dapat memejamkan matanya. Dia membolak-balikkan tubuh di atas kasur kapuk itu. Suara burung hantu terdengar menyeramkan kala bertengger di pohon jambu air depan rumahnya. Hal yang semakin membuat rasa kantuk enggan menghampirinya.
Dira akhirnya meraih buku novel di rak buku milik Anta. Sambil tiduran, dia membaca cerita novel horor misteri yang ditulis oleh kakaknya. Judul "Misteri Hantu Rumah Spanyol" itu terinspirasi dari kisah nyata kakaknya dan teman-temannya para "Ghost Helper" saat memburu hantu semasa SMA dulu.
Tiba-tiba, suara ketukan pelan terdengar dari jendela kamar Dira, membuat sang gadis tersentak. Dira menoleh ke arah kusen jendela yang saat ini tertutup tirai berwarna ungu muda motif hello kitty.
"Apa itu suara angin, ya?" pikir Dira saat menepis perasaan ganjil yang mulai merambah benaknya.
Dira pun membalikkan badan membelakangi jendela-dan lanjut membaca buku novel tersebut. Sekali lagi suara ketukan terdengar. Kali ini diketuk secara beruntun. Seolah-olah ada seseorang di luar jendela yang sedang mencoba memanggilnya. Dira kembali tersentak.
"Hmmmm, jangan-jangan setan, nih."
Gadis itu kembali menoleh ke arah jendela. Ia meletakkan buku novel itu di atas nakas. Dira mengangkat tubuhnya bangkit dan duduk di pinggir ranjang. Ketukan tersebut masih terdengar dengan suara mulai lambat tetapi beraturan.
Dorongan rasa penasaran membuat Dira akhirnya beranjak dari tempat tidur. Ia melangkah menuju jendela dan menyingkap tirai tersebut. Tak ada siapa pun di sana. Ketukan juga terhenti. Gadis itu melirik ke arah kiri dan kanan, mencoba mencari sosok hantu iseng yang mungkin sedang bersembunyi saat ia menghampiri jendela.
Dira kembali melihat pemandangan halaman depan jendela tersebut. Gadis itu mencoba menajamkan indera penglihatannya. Dia mencoba melihat ke arah semak-semak yang tersembunyi oleh sayup malam yang gelap. Hanya ada sosok pocong galau di sebrang rumah yang kerap duduk di atas genteng seraya menatap bulan di langit.
"Tuh, pocong gila kali, ya. Masa hujan deres begini liat bulan? Mana keliatan, sih?" gumam Dira seraya berdecak.
Sepasang mata berkilat membalas tatapan Dira. Pocong itu menoleh ke arahnya seolah tahu sedang diperhatikan. Dira mengangkat tangan kanannya dan melambai ke arah pocong tersebut.
"Hai, Om!" sapa Dira meskipun suaranya tak terdengar karena suara air hujan yang deras.
Dira juga melihat kucing hitam yang tengah duduk di antara semak belukar seberang jendela itu melompat, lalu pergi untuk berteduh. Gadis akhirnya menghela napas dalam penuh kelegaan saat mendekati jendela kembali.
Entah dari mana ketukan tadi berasal karena Dira yakin bukan ulah pocong galau itu. Gadis itu lalu menutup tirai jendela kembali. Dira berniat untuk kembali berbaring dan membalikkan badannya kembali ke tempat tidur. Diraihnya selimut karena cuaca terasa semakin dingin.
Akan tetapi, baru satu langkah berjalan, ketukan dari balik jendela kembali terdengar. Dira mulai menghentakkan kaki dengan kesal. Dia mulai merasa jengkel. Pasalnya, siapa hantu yang sedang mengganggunya ini.
Pada akhirnya, Dira kembali membuka tirai. Namun, alangkah terkejutnya gadis itu ketika mendapati sosok yang berada di balik jendela terbalut kain putih lusuh yang menyerupai mukena. Akan tetapi, kain itu kotor oleh tanah. Kain lusuh itu menutup seluruh tubuh kecuali wajah yang bersimbah darah.
"Tolong bukain," lirihnya seraya menangis.
...*****...
...Bersambung dulu, ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Ayuk Vila Desi
siapa tu
2023-06-17
0
Novi Novi
pocong galau 😂😂😂
2023-01-04
0
Ree.Pand
nyi ageng.. kembali...seremm
2022-12-18
0