Episode 5

Fakta kisah lalu.

Sebuah bangunan megah nan kokoh, menjulang tegak dalam pandangan Gihana. wanita itu tak tahu seberapa kaya Si suaminya, Tirta. Yang Hana tahu, Tirta memiliki perusahaan yang berada di bawah perusahaan Praja Bekti.

Gihana tidak tahu, ia harus bahagia atau menangis melihat bangunan ini. Semua pasangan pengantin baru, berharap wanita mendapatkan kejutan rumah dari suaminya. Tapi disisi lain, Gihana merasa bahwa mungkin rumah ini akan menjelma menjadi neraka tak bertepi.

Kini, dihadapkan pada situasi seperti ini, Gihana mana berani menolak? Inginnya, Hana tinggal bersama dengan Daniel dan Dita, kedua orang tuanya saja.

"Ayo masuk." Ajak Tirta dengan suara datar. Lelaki itu hanya melirik sekilas ke arah Hana, sebelum melangkahkan kakinya berlalu masuk ke dalam tanpa berniat menggandeng tangan Hana. Benar-benar menjengkelkan.

Hana mengedarkan pandangannya, meneliti setiap ruangan yang tampak megah dengan beberapa ukiran yang tampak mewah di beberapa sudut ruangan. Siapa yang menyangka, bahwa dibalik kepribadian Tirta yang menyeramkan itu, tersimpan sebuah selera yang tinggi dan berkelas.

Rumah yang didominasi dengan cat putih dan dipadu dengan warna emas di beberapa bagian, membuat rumah tampak megah. Patung Medusa dan Shiren, menghias di pinggir pintu gerbang. Sebuah kolam air mancur di tengah halaman, juga tampak indah saat air mancur bersumber dari sebuah patung mulut naga.

Beberapa pepohonan juga tampak rindang dan menambah asri suasana. Juga jangan lupakan tanaman hias yang menyertai. Beberapa bunga bermekaran dengan sangat elegan. Hana berdecak kagum dengan selera Tirta kali ini.

"Kau menyukainya? Jika iya, aku akan segera melakukan transaksi secepatnya." Ujar Tirta kemudian.

Tak lama, lelaki itu tersadar, dan menghentikan langkah untuk sejenak. Apa yang ia lakukan? Bahkan selama ini ia bertekad untuk membekukan hatinya, dan berniat untuk memperlakukan Hana seperti ia memperlakukan Anita yang dulu telah membunuh mati kepercayaannya?

Tirta tak mengerti dengan dirinya yang berubah, di luar kendalinya. Ada apa ini?

"Terserah kau saja. Menurutku ini bagus. Hanya saja, aku tak ingin punya banyak harapan dan permintaan padamu."

Setidaknya, aku tak akan terluka karena terlalu banyak berharap pada pria kejam sepertimu.

Tentu saja Hana mengucapkannya dalam hati. Mana berani ia mengatakan pada Tirta?

Tirta diam tanpa berniat untuk menjawab. Lelaki itu benar-benar tak ingin jika nanti ia harus kembali mendebat Hana, dan semakin membenci wanita itu.

Kini, keduanya telah berkeliling di bagian dalam rumah. Baik di lantai dua dan lantai dasar, tak luput dari pandangan keduanya. Tentu rumah mewah nan megah itu, mengundang decak kagum Hana berkali-kali. Sayang, itu hanya di dalam hati.

"Baiklah. Transaksi akan dilakukan besok. Aku perlu beberapa tanda tanganmu besok." Ucap Tirta kemudian.

"Kenapa harus aku? Bukankah kau yang membeli rumah ini?" Tanya Hana tak mengerti. "Aku tak ingin terlibat masalah apa pun." Sambungnya kemudian.

Segera saja Tirta menghentikan langkahnya, menatap Hana dengan tatapan tajam penuh peringatan.

"Kau lupa dengan statusmu? Aku pun tak sudi bila harus meminta tanda tanganmu, jika kau bukan istriku. Jangan banyak memancing masalah denganku, Hana. Bersikap baiklah demi keselamatan dirimu. Ingat satu hal, aku bukanlah orang yang mudah dalam bertoleransi." Ungkap Tirta yang kemudian kembali melangkahkan kakinya.

Hana tercengang di tempatnya.

"Apa? Istri? Jadi, kau menganggap ku sebagai istrimu? Kau tak gila? Kau sadar?" Tanya Hana dengan langkah berlari mengejar suaminya.

Tirta diam, tak sedikitpun menjawab tanya Hana.

"Aku tak menyangka, sikapmu yang dingin itu terselip anggapan bahwa aku ini istrimu. Bukankah kau selama ini selalu dingin, dan tak menyukai aku?" Tanya Hana kemudian.

"Kau selalu kasar padaku, dan kau pernah mengatakan jika kau akan membungkamku. Mengapa sekarang kau menganggap diriku sebagai istri?"

"Jawab aku, Tirta Rahardja. Siapa kau sebenarnya? Apa arti diriku untukmu?" Tanya Hana dengan nada penuh penekanan. Wanita itu tengah digulung emosi.

"Kau tak sesuci yang terlihat. Aku tau semua manusia memiliki cacat cela pada sifat dan karakternya. Hanya saja, aku tak suka padaku, meski aku melihatmu dari sudut mana pun. Sudahlah. Jangan memancing perdebatan. Aku sedang tak ingin menyakiti wanita." Ungkap Tirta.

"Beri tahu aku alasan ketidaksukaan dirimu padaku, Tirta. Mari duduk dan kita saling bicara, agar aku bisa merubah diriku seperti yang kau ingin. Aku ingin kau menerimaku apa adanya, dan aku bersedia berubah demi kau. Aku ingin rumah tangga ini berhasil, Jadi mari berkomunikasi lebih terbuka tentang kekurangan dan sebuah harapan." Tegas Hana dengan berani.

Siapa yang menyangka, Hana bisa seberani ini untuk banyak bicara pada lelaki yang bersifat dominan itu? Wanita itu takjub dengan keberaniannya sendiri.

Tirta berdiam diri di tempatnya. Ada banyak hal yang membanjiri otaknya. Banyak tanya yang berjajar rapi layaknya kisi-kisi jendela sebuah bangunan tinggi.

Pendirian dan perasaan lelaki itu mulai goyah. Siapa yang bisa mengira, Hana berani melangkah sejauh ini?

"Kau yakin kau ingin tahu jenis wanita seperti apa yang aku inginkan?" Tanya Tirta.

"Ya, aku sangat yakin." Jawab Hana dengan keras kepala. Meski ia sedikit gentar dan nyalinya menciut saat menatap Tirta, namun tekad dan pendiriannya kuat. Diam-diam, Tirta tersenyum simpul menanggapi keteguhan serta kekeraskepalaan Hana.

"Mari duduk, dan kita bicara." Jelas Tirta sambil terus melangkah menuju sebuah kursi memanjang, yang terletak dibawah pohon mangga di pojok halaman.

"Katakan padaku, aku harus bagaimana untuk membuatmu bisa berubah?" Tanya Hana kemudian.

"Jangan banyak bertingkah, dan jangan sering berulah dengan menantangku. Andai kau tahu masa laluku, aku berani menjamin, kau tak akan sudi untuk tetap bertahan di sisiku, dalam pernikahan ini." Ujar Tirta kemudian, setelah ia duduk dan Hana menyusul di sampingnya.

Kedua tangan Tirta dilipat di depan dada. Lelaki itu duduk dengan anggun dan memiliki pembawaan maskulin. Ditambah lagi, terpaan matahari pagi menjelang siang, membuat Tirta kian memancarkan ketampanan yang tinggi. Hana saja takjub dibuatnya.

"Lalu?" Tanya Hana lagi.

"Aku memiliki masa lalu kelam yang mungkin kau tak akan percaya jika aku menceritakan. Jadi jangan banyak bertingkah demi keamanan dan kesehatan jiwamu, Hana. Perjodohan ini membuatku tak berkutik. Aku bahkan tak memiliki kekuatan yang sebanding dengan kekuatan Praja Bekti. Jika kau memang bersedia untuk menjadi istriku, maka kau harus siap menjadi apa yang aku mau, juga kau harus menjadi wanita yang penurut." Ungkap Tirta tanpa menatap Hana.

Tatapan mata tirta nyalang jauh menembus langit.

"Masa lalu apa yang membuatmu demikian membenci wanita cantik?" Tanya Hana. Inilah, puncak keingintahuan yang membuat Hana penasaran akut.

"Aku pernah dikhianati dan dihancurkan habis-habisan mentalku oleh mantan kekasihku. egoku sebagai lelaki terluka. Mengalami krisis kepercayaan, dan berakhir aku membungkam wanita yang menyakiti aku sangat dalam. Kau harus tahu satu hal, Hana. Aku bukanlah pria baik-baik. Tanganku bernoda dengan lumuran darah. Masa laluku kelam dan penuh kegelapan. Percayalah, aku adalah lelaki berbahaya. Masihkah kau tetap ingin bertahan disisiku?" Tanya Tirta dengan sorot mata sendu. Tatapan tak biasa.

Hana memucat ditempatnya. Lelaki seperti apa yang menikahinya ini?

**

Terpopuler

Comments

Novie Achadini

Novie Achadini

klo gue mending kabur. takut punya duami kejam

2023-04-14

0

lovely

lovely

klo gue jadi Hana mnding pergi cari kebahagiaan di luar sana daripda punya suami ky ganteng bakndewa Yunani tapi pshilliopat ga ada ahlaq

2023-01-03

0

Vera Mahardika

Vera Mahardika

terus beri kelembutan hana biar tirta berubah. pd dasarnya dia baik cm krna penghianatan jd di bgtu

2022-11-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!