BAB 17

Suci dan mbok Asih baru saja memasuki halaman rumah ketika tiba-tiba terdengar suara teriakan Zola dari dalam rumah.

"Astaghfirullahaldzim. Kenapa kamu teriak-teriak, Zola?" ucap mbok Asih.

"Tuan Rayyan … Tuan Rayyan."

"Kenapa dengan tuan Rayyan? Bicara yang jelas," desak Suci.

"Tuan Rayyan kecelakaan!"

"Kamu jangan bercanda, Zola!" bentak mbok Sumi.

"Aku serius, Mbok. Barusan polisi menelpon dan memberi kabar jika tuan Rayyan mengalami kecelakaan. Sekarang dia berada di rumah sakit," ungkap Zola.

"Innalilahi wa inna ilaihi raji'un. Di mana Nyonya Sofia?"

"Nyonya pergi dari satu jam yang lalu. Aku sudah mencoba menghubungi ponselnya namun tidak tersambung."

"Dia pasti pergi menemui selingkuhannya," gerutu mbok Asih.

"Mbok Asih bilang apa barusan?" tanya Zola.

"Ehm, ti-ti-tidak. Mbok hanya kesal kenapa nyonya tidak bisa dihubungi di saat keadaan genting begini."

"Bagaimana ini, Mbok? Nyonya Sofia pasti pergi bersama pak Seto juga," ucap Suci.

"Ya sudah, kamu ajak Arsen masuk ke dalam. Biar mbok dan Zola ke rumah sakit," ucap mbok Asih. Suci pun mengangguk paham.

Sore harinya.

Suci merasa kebun lantaran sedari tadi Arsen menangis tanpa henti. Semua cara sudah ia lakukan untuk menenangkannya, namun tangis balita itu tak kunjung mereda.

"A-yah … A-yah …" Sesekali Arsen memanggil nama sang ayah.

"Bagaimana ini, Pak? Saya tidak tahu lagi bagaimana menenangkan tuan muda Arsen," ucap suci pada sang security, pak Bondan.

"Sepertinya tuan muda rewel karena ayahnya sedang tidak baik-baik saja. Mungkin sebaiknya Mbak Suci ajak tuan muda ke rumah sakit. Siapa tahu setelah bertemu tuan Rayyan, tangisnya akan mereda," ucapnya.

"Baik, Pak. Kalau begitu sekarang juga saya ajak tuan muda ke rumah sakit."

"Hati-hati, Mbak."

Sesampainya di rumah sakit.

"Maaf, balita sehat tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah sakit. Anda tidak buta huruf 'bukan?" ucap seorang perawat ketika Suci baru saja melintasi bagian depan rumah sakit.

"Tentu saja saya bisa membaca pengumuman yang tertera di bagian depan pintu masuk. Kalau tidak terpaksa, saya tidak mungkin membawa bayi sekecil ini ke rumah sakit."

"Jadi, sekarang juga silahkan anda tinggalkan rumah sakit ini."

"Sedari tadi tuan muda tidak berhenti menangis sambil memanggil ayahnya. Inilah alasan saya mengajaknya ke tempat ini."

"Maaf, tapi peraturannya sudah jelas 'bukan? Saya harap anda paham."

"Ayah … Ayah," celoteh Arsen.

"Suster lihat sendiri 'bukan? Anak ini hanya ingin bertemu dengan ayahnya."

"Maaf, tidak bisa." Perawat itu mendorong tubuh Suci agar segera meninggalkan ruangan itu. Bukan Suci namanya kalau dia tidak berani melawan. Meski dilarang, dia tetap saja dia menuju sebuah ruangan yang diyakininya menjadi ruang perawatan Rayyan.

"Suci? Apa yang kamu lakukan di sini, Nduk?" tanya mbok Asih.

"Astaga. Dasar gadis go*lok! Kenapa kaku membawa tuan muda ke sini?" ucap Zola.

"Dari tadi tuan muda tidak berhenti menangis sambil memanggil nama tuan Ray."

"Kamu kan pengasuhnya. Seharusnya kamu bisa membuat tangisnya mereda."

"Kamu pikir aku tidak melakukan apapun? Semua cara sudah kulakukan agar tuan muda berhenti menangis, tapi aku gagal."

Tiba-tiba seorang dokter keluar dari dalam ruangan itu.

"Maaf, ada apa ini?" tanyanya.

"Gadis kampungan ini membawa bayi ke rumah sakit ini, Dok. Sepertinya dia tidak bisa membaca," ketus Zola.

"Peraturan di rumah sakit ini, anak sehat di bawah usia tujuh tahun tidak diperbolehkan masuk," jelas dokter.

"Pasang telingamu baik-baik," sungut Zola.

"Bukannya saya ingin melanggar peraturan di rumah sakit ini, akan tetapi sedari tadi anak ini tidak berhenti menangis sambil memanggil nama ayahnya. Itulah alasan saya membawanya ke rumah sakit ini."

"Bagaimana keadaan tuan Rayyan, Dokter?" sela Zola.

"Pasien belum sadarkan diri."

"Ayah ….Ayah." Tangis Arsen kembali pecah.

"Bagaimana, Dok. Apa anak ini diperbolehkan masuk ke dalam?" tanya Suci.

Dokter itu tampak berpikir sejenak sebelum ia memberi jawaban.

"Baik, saya beri waktu sepuluh menit."

"Terima kasih, Dokter."

Suci pun bergegas memasuki ruang perawatan Rayyan. Pria itu tampak tergolek lemah di atas ranjang pasien dengan luka yang cukup parah di bagian wajahnya.

"Ayah …"

"Iya, Sayang. Itu ayah," ucap Suci sembari mengusap lembut rambut Arsen.

"Ayah … ngun."

Suci hampir tak mempercayai apa yang dilihatnya. Bayi laki-laki berusia satu tahun itu meraih tangan Ray lalu menciumnya.

"Ayah … ngun."

Keajaiban pun terjadi. Rayyan yang sudah lebih dari empat jam tak sadarkan diri itu tiba-tiba membuka matanya.

"Arsen," lirihnya.

"Tuan muda yang membuat Tuan sadar," ucap Suci.

"Maafkan ayahmu ini, Nak."

Rayyan berniat mengangkat kepalanya yang tertutup perban namun ia memekik kesakitan.

"Tuan jangan banyak bergerak dulu," ucap Suci.

"Apa yang terjadi pada saya? Kenapa saya berada di sin?" tanyanya.

"Tuan mengalami kecelakaan."

Rayyan terlihat berpikir sejenak.

"Ayah membelikanmu mainan, Nak."

"Maaf, Tuan. Tadi saya sempat berbicara dengan polisi. Mobil Tuan mengalami kerusakan yang cukup parah, begitu pun dengan mainan mobil-mobilan nya," ucap mbok Asih yang baru saja memasuki ruangan itu.

"Maafkan ayahmu ini, Nak. Selama ini ayah acuh dan selalu menganggapmu anak pembawa sial. Ayah berjanji akan lebih meluangkan banyak waktu untuk bermain denganmu," ungkap Rayyan.

"Tuan muda sudah bertemu ayah 'kan? Sekarang waktunya kita pulang," ucap Suci. Bocah laki-laki itu mengangguk paham.

"Ayah …pulang."

"Iya, Sayang. Ayah pasti akan segera pulang," ucap Rayyan.

"Kalau begitu kami pulang dulu."

"Dadah … Ayah." Arsen melambaikan tangan ke arah Rayyan. Rayyan yang belum bisa banyak bergerak itu menanggapinya dengan senyum.

"Hati-hati, Nduk," ucap mbok Asih.

Suci pun lantas meninggalkan ruangan tersebut.

****

Di sebuah rumah.

"Aku mau dibelikan mobil sport," ucap seorang remaja laki-laki berseragam SMA yang baru saja memasuki ruang tamu.

"Kamu ini kenapa? Datang-datang minta dibelikan mobil."

"Memangnya apa susahnya? Ibu tinggal mengambil uangnya saja tanpa susah payah mencarinya."

"Enteng saja bicara begitu. Apa kamu mau tahu berapa harga mobil incaranmu itu? Di atas tiga ratus juta."

"Alah! Uang itu bukan apa-apa buat anak angkat Ibu yang kaya raya itu."

"Dia bisa curiga jika Ibu terus-terusan mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Lagipula sepeda motormu itu baru bulan lalu dibeli."

"Mudah saja kok. Jika Ibu tidak mau menuruti keinginanku, aku akan menemui anak angkat Ibu itu lalu kubongkar semua rahasia Ibu jika ibu memiliki suami dan anak tanpa sepengetahuannya!" ancam remaja laki-laki bernama Jonas itu.

"Berani sekali kamu mengancam Ibu."

Obrolan keduanya terhenti ketika tiba-tiba seseorang muncul ke dalam ruangan itu dengan raut wajah kesal.

"Kamu kenapa, Sayang?" tanya si perempuan.

"Aku gagal mencari sasaran," jawabnya.

Bersambung …

Hai, pembaca setia…. ditunggu dukungannya ya….

Jangan lupa tinggalkan like,komentar positif, favorit, vote, dan hadiah. Sekecil apapun dukungan kalian. Akan sangat berarti bagi Author 🥰🥰🥰🥰

Happy reading…

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 Promo novel baru
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
Promo novel baru
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!