BAB 11

"Kenapa dengan tuan muda Arsen?" tanya dokter Nara.

"Tiba-tiba dia muntah-muntah," jawab Suci.

"Memangnya kamu beri dia makanan apa?"

"Saya hanya memberinya bubur saja."

Dokter berambut panjang itu pun lantas memeriksa Arsen di beberapa bagian tubuhnya.

"Arsen kenapa, Dok? Dia baik-baik saja, 'bukan?" tanya Ray yang baru saja memasuki kamar Arsen.

"Kamu tidak perlu khawatir. Arsen hanya kekenyangan dan sedikit kembung."

"Jelas saja tuan muda kembung. Suci membiarkannya berlama-lama di atas rerumputan." Zola menimpali.

"Apa benar begitu?"

"Tidak lama kok, Dok. Mungkin satu jam. Tuan muda ini kan baru belajar berjalan. Bukankah sesekali dia perlu menginjakkan kakinya di tanah?"

"Oh, jadi kamu merasa lebih pintar dari saya, begitu?" sungut sang dokter.

"Bu-bu-bukan begitu, Dok. Saya mengajaknya berjalan-jalan agar tuan muda menghirup udara segar. Saya rasa orang dewasa pun akan jenuh jika hanya menghabiskan waktunya di dalam rumah."

"Ternyata aku salah sangka. Gadis udik ini rupanya cukup cerdas," batin dokter Nara.

"Jadi, Arsen tidak perlu dirawat, Dok?" tanya Ray lagi.

"Tidak perlu, Ray. Beritahu pengasuh Arsen, jangan sampai kecerobohannya membahayakan kesehatan ataupun keselamatan putramu."

"Memangnya siapa yang ceroboh? Saya selalu menjaga tuan muda dengan baik. Mungkin tuan muda mengalami perut kembung karena belum terbiasa terkena udara di luar."

"Kamu tahu 'kan tuan muda Arsen ini siapa? Jangan samakan dia dengan anak-anak di kampungmu yang sering bermain sembarangan," ucap Zola.

"Kami pun berasal dari kampung 'bukan? Jangan jadi kacang yang lupa akan kulit nya," sindir Suci.

"Astaga. Apa tidak ada hal lain yang bisa kalian lakukan berdebat?" protes Rayyan yang sontak membuat kedua gadis itu bungkam.

"Saya harap kejadian ini tidak kembali terulang. Kami jangan memperlakukan Arsen sesuka hatimu hanya dengan mitos kampungan," ucap dokter Nara yang tentu saja ditujukan pada Suci.

"Ucapan dokter Nara jangan hanya kamu dengar saja, tapi dijalankan," ucap Zola.

"Baiklah, saya permisi dulu."

Dokter Nara meninggalkan kamar Arsen diikuti Ray di belakangnya.

"Apa kamu tidak salah pilih pengasuh untuk Arsen?" tanya dokter Nara sesampainya di teras.

"Apa maksud Dokter?"

"Bukankah sudah kubilang, saat kita hanya berdua panggil namaku saja."

Rayyan tak pernah tahu jika kawan sekolahnya itu memendam perasaan padanya. Bahkan jauh sebelum dia menikah. Namun, Nara tidak bisa berbuat banyak saat tahu Ray lebih tertarik pada sahabatnya, Arini. Ketika mendengar kabar Arini meninggal dunia, Kinara menjadi satu-satunya orang yang paling berbahagia lantaran kesempatan untuk mendekati Ray terbuka lebar. Ternyata Nara salah. Jangankan mendekati perempuan lain. Sepeninggal Arini, Rayyan seolah menutup hati bagi perempuan manapun. Rayyan yang dulunya berpenampilan rapi dan menawan perlahan berubah menjadi laki-laki yang acuh pada penampilan. Kesan rapi seolah menghilang berganti menjadi laki-laki yang usianya lebih tua dua puluh tahun dari usia sesungguhnya.

"Kamu menyetir sendiri 'kan?" Ray mengalihkan pembicaraan.

"Ya. Aku terbiasa sendiri kemanapun."

Tiba-tiba Nara mengamati wajah Ray.

"Apa kamu belum memiliki keinginan untuk mencukur jambang dan mencukur rambutmu? Jujur, aku kurang suka dengan penampilanmu yang sekarang."

"Aku masih nyaman dengan berpenampilan begini. Maaf, aku masih ada pekerjaan. Kamu hati-hati menyetirnya." Ray berlalu dari hadapan Nara lalu masuk kembali ke dalam rumah.

Nara mendengus kesal. Ray tak pernah peka meskipun dirinya sudah berulang kali menunjukkan sinyal atas ketertarikannya pada duda beranak satu itu.

"Dokter Nara!" panggil seseorang dari dalam rumah.

"Ya, Zola."

"Dokter meninggalkan benda ini di dalam kamar Arsen," ucap Zola sembari menyodorkan stetoschope ke arahnya.

"Astaga. Bagaimana aku bisa meninggalkan alat ini?"

Dokter Nara pun lantas memasukkan benda tersebut ke dalam tas miliknya.

"Terima kasih."

"Ehm …"

"Kamu ingin bicara sesuatu?" tanya dokter Nara.

Zola menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Bagaimana kalau di sana? Tidak enak jika ada yang mendengar obrolan kita." Keduanya pun lantas berjalan beriringan menuju mobil.

"Apa yang mau kamu bicarakan?"

"Bagaimana pendapat Dokter tentang pengasuh kampungan itu?"

"Maksud kamu Suci?"

"Siapa lagi kalau bukan dia."

"Sepertinya kamu kurang suka padanya."

"Bukan kurang suka, aku bahkan tidak menyukainya."

"Memangnya siapa yang membawanya ke rumah ini? Apa dia masih kerabat mbok Asih?" tanya dokter Nara.

"Bukan, Dok. Tiba-tiba saja dia muncul di rumah ini dan melamar sebagai pengasuh tuan muda Arsen. Dari awal nyonya Sofia sudah menolaknya, bahkan sempat mengusirnya. Namun aku tak habis pikir kenapa tuan Rayyan menerima begitu saja gadis itu. Dia beralasan hanya Suci yang dapat membuat tuan muda Arsen tenang saat menangis," ungkap Zola.

"Jika boleh jujur saya pun kurang menyukai gadis itu. Dia merasa sok pintar dan tahu segalanya."

"Oh ya. Dokter menyukai tuan Rayyan ya?" Tiba-tiba Zola mengalihkan pembicaraan.

"Apa maksudmu?"

"Dari cara Dokter menatap mata tuan Rayyan, aku tahu dokter menyukainya."

"Kamu benar. Sudah begitu lama saya mengagumi Ray. Namun dia tak pernah peka. Apalagi setelah kematian Arini. Sikapnya berubah dingin pada perempuan."

"Sudah setahun berlalu, sepertinya tuan Rayyan belum bisa melupakan nyonya Arini."

"Aku heran. Apa yang menarik dari perempuan itu. Secara fisik dan latar belakang keluarganya, sudah pasti aku lebih unggul. Bahkan setelah dia tiada pun Ray tak pernah memandangku."

"Ehm … Dokter sudah cukup lama mengenal tuan Rayyan 'bukan? Dokter pasti tahu apa yang disukai dan apa yang tidak disukainya. Dokter bisa merebut hatinya dengan cara sering-sering memberinya hadiah berupa barang-barang kesukaannya atau pun memasak makanan kesukaannya, dan tentu saja Dokter harus mampu merebut hati tuan muda Arsen."

"Saya tidak menyangka ternyata kamu cukup pandai dalam hal ini."

"Sepertinya ini akibat karena saya terlalu banyak menonton drama Korea." Zola terkekeh.

"Saya rasa tidak ada salahnya mencoba saranmu."

"Dokter harus bergerak cepat sebelum pengasuh kampungan itu benar-benar mencuri hati tuan Ray dan tuan muda Arsen."

Kalimat demi kalimat yang meluncur dari mulut Zola bagaikan minyak tanah yang dituangkan di atas bara api. Keinginannya untuk mendekati Ray semakin menggebu.

***

Sementara itu di dalam kamar Arsen.

Tidak seperti biasanya, Arsen meminta Ray untuk menemaninya di dalam kamar. Tentu saja Suci merasa canggung saat bayi berusia satu tahun itu melarangnya keluar dari kamarnya.

"Mungkin ini adalah saat yang tepat untuk mengutarakan niatanku," gumam Suci.

"Tu-Tu-Tuan."

"Ya, ada apa?"

"Sebelumnya saya minta maaf. Saya sadar diri saya baru beberapa hari bekerja di rumah ini. Tapi, …" Suci menggantung kalimatnya.

"Tapi kenapa? Kamu tidak bermaksud mengundurkan diri dari pekerjaan ini 'bukan?"

Bersambung …

Hai, pembaca setia…. ditunggu dukungannya ya….

Jangan lupa tinggalkan like,komentar positif, favorit, vote, dan hadiah. Sekecil apapun dukungan kalian. Akan sangat berarti bagi Author 🥰🥰🥰🥰

Happy reading…

Terpopuler

Comments

Kenyang

Kenyang

semoga berhasil suci🤲amin

2022-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 Promo novel baru
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
Promo novel baru
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!