"Dasar bodoh! Masa begitu saja gagal."
"Sasaranku kali ini tidak semudah yang kamu pikirkan."
"Kamu saja yang tidak becus!"
"Ayah, belikan aku sepeda motor," rengek remaja itu.
"Lihat anakmu itu, pulang sekolah tiba-tiba saja merengek minta dibelikan sepeda motor."
"Tinggal belikan saja. Uangmu 'kan banyak."
"Baru bulan kemarin aku membelikannya sepeda motor baru. Bagaimana jika nanti Ray curiga karena aku menggunakan uang untuk pengeluaran yang tidak jelas."
"Itu pintar-pintar kamu saja."
Ya. Percakapan itu terjadi antara nyonya Sofia dan dan pria yang menjadi selingkuhannya yang bernama Sean.
Keduanya menjalin hubungan di belakang mendiang ayahnya Rayyan hingga nyonya Sofia melahirkan seorang anak laki-laki yang kini duduk di bangku SMA.
"Sejauh mana usahamu untuk menyingkirkan anak angkatmu itu?" tanya Sean.
"Semuanya butuh proses."
"Tapi jangan kelamaan juga, keburu anaknya besar. Bisa-bisa dia yang akan mendepakmu dari rumah itu."
"Kamu hanya pandai bicara saja, giliran kuberi tugas menipu Rayyan tidak becus!" sungut Sofia.
"Kamu mau kemana?" tanya Sean saat mendapati anak laki-lakinya itu keluar dari kamarnya setelah berganti pakaian.
"Aku bosan di rumah, mau main ke rumah kawan."
"Awas saja kamu kalau ikut balap liar lagi!" ancam Sean.
Remaja yang kerap dipanggil Ben itu enggan menanggapi ucapan sang ayah. Dia justru mempercepat langkahnya meninggalkan ruang tamu dan menuju halaman rumah.
"Astaga. Punya anak satu saja susah sekali diatur," gerutu Sean.
"Ini akibatnya karena kamu terlalu memanjakan Ben," ucap Sofia.
"Kamu menginap di sini 'kan, Sayang?"
Tiba-tiba Sean melingkarkan tangannya di pinggang Sofia.
"Mana bisa begitu. Aku datang kesini bersama si Seto."
"Di mana sopirmu itu?"
"Aku sengaja menyuruhnya menunggu di depan pintu masuk perumahan ini."
"Kamu yakin dia tidak curiga?"
"Selama ini yang dia tahu aku berkunjung ke rumah kerabatku. Jadi wajar menurutnya kalau dia agak lama menunggu hingga tertidur di dalam mobil."
"Bayu sudah lama mati, kenapa kamu masih saja merahasiakan status pernikahan kita?" bisik Sean. Ia mulai mencumbu tengkuk leher Sofia.
"Sabar, Sayang. Semua ada waktunya."
Sean yang tidak setiap malam bisa menuntaskan hasratnya pada Sofia rupanya begitu menginginkan tubuh istrinya saat ini.
"Ayolah, kita bercinta singkat saja," bisiknya. Sementara tangannya sudah mulai bermain di gundukan kembar itu.
Sofia membalikkan badannya. Sorot matanya memberi isyarat agar permainan ini dilanjutkan.
"Jangan di sini, nanti ada yang mengintip," godanya.
Sean yang sudah dikuasai n*fsu itu pun membopong tubuh Sofia dan membawanya masuk ke dalam kamar. Ia lantas membuka satu persatu kain yang membalut tubuh mulus istrinya itu. Desa*an demi desa*an meluncur bergantian dari mulut mereka hingga tibalah saatnya Sean menancapkan senjata pamungkasnya di lubang kenikmatan Sofia.
Suara dering ponsel membuat Sean mendengus kesal. Sofia yang separuh tubuhnya telah berada di bawah tubuh Sean itu pun lekas beranjak dan meraih ponselnya.
[Halo, Zola. Ada apa?]
[Tuan Ray … tuan Ray]
[Kenapa dengan Ray? Kalau bicara itu yang jelas]
[Tuan Ray mengalami kecelakaan, Nyonya. Sekarang dia dirawat di rumah sakit]
"Ini kabar bagus. Semoga saja dia tidak selamat," batin Sofia.
[Halo, Nyonya]
[I-i-iya. Aku akan segera ke rumah sakit]
Sofia mengakhiri percakapan lalu menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas.
"Siapa yang menelpon? Mengganggu saja!"
"Asisten pribadiku memberi kabar jika Ray mengalami kecelakaan dan sekarang dirawat di rumah sakit."
"Biarkan saja. Bukankah lebih baik kalau dia mati?" ketus Sean.
"Jadi?"
Sean mendorong tubuh Sofia dan kembali menindihnya. Keduanya pun melanjutkan hasrat yang sempat tertunda.
Bersambung …
Hai, pembaca setia…. ditunggu dukungannya ya….
Jangan lupa tinggalkan like,komentar positif, favorit, vote, dan hadiah. Sekecil apapun dukungan kalian. Akan sangat berarti bagi Author 🥰🥰🥰🥰
Happy reading…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Kenyang
dasar perempuan jalang tunggu saja sentr lagi rahasiamu akn terbongkar😡😡
2022-12-14
1