BAB 2

Sebuah sepeda motor matic berhenti tepat di depan rumah Suci. Pemiliknya adalah seorang gadis seusianya.

"Suci, …"

"Maaf, anda siapa dan ada perlu apa?" tanya Suci.

"Astaga. Bagaimana mungkin kamu tidak mengenaliku? Ini aku, Dina. Kawan bermainmu."

Suci pun lantas mengamati penampilan gadis berambut kecoklatan itu dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Tentu saja ia masih ingat Dina, kawannya semasa kecil dulu. Dia bukanlah dari keluarga berada. Sama sepertinya, saat sekolah dulu sepatu atau tas yang dikenakannya dibelikan oleh kedua orangtuanya di pasar.

Setelah hampir delapan tahun tidak bertemu, penampilan Dina benar-benar berubah total. Wajahnya yang dulu begitu kusam, kini tampak glowing. Tidak hanya wajahnya saja. Pakaian, tas ataupun sepatu yang dikenakannya adalah barang mahal yang mungkin hanya bisa ditemukannya di Mall.

"Suci. Kamu kok bengong?"

"Kamu benar Dina Anggraeni?" tanya Suci. Gadis itu menganggukan kepalanya.

"Maaf, aku nyaris tidak mengenalimu karena penampilan kamu sekarang jauh berbeda saat masih SMP dulu."

"Ya jelas beda. Sekarang aku sudah kenal

Skincare, salon, dan tentu saja cowok. Itulah sebabnya aku harus pintar-pintar menjaga penampilan."

"Skin-skin-apa?" tanya Suci dengan polosnya.

"Skincare, atau produk perawatan wajah. Kamu lihat 'kan sekarang? Wajahku yang dulu dekil dan berjerawat sekarang putih dan mulus. Itu karena aku rutin menggunakan skincare."

"Begitu ya." Suci manggut-manggut.

"Apa kamu nggak pingin juga cantik sepertiku? Kalau penampilan kamu kuno begini mana ada laki-laki yang mau mendekatimu, apalagi melamarmu."

"Buat apa aku mikir penampilan? Setiap hari kerjaku hanya memberi makan ribuan ekor bebek. Belum lagi membersihkan kandangnya. Ehm … ngomong-ngomong kamu sekarang kerja di mana, Din?"

Pertanyaan yang sedari tadi ditunggu akhirnya meluncur juga dari mulut Suci.

"Aku bekerja di kota sebagai asisten rumah tangga di rumah seorang artis Rapi amat."

"Asisten rumah tangga? Pekerjaan apa itu?" tanya Suci.

"Astaga. Masa itu saja kamu nggak tahu. Itu bahasa modern untuk pembantu."

"Memangnya berapa gaji kamu?" tanya Suci lagi.

"Hampir lima juta."

"Lima juta? Itu uang semua, Din?"

"Bukan, … daun. Tentu saja uang. Padahal pekerjaanku setiap hari hanya menyuci dan menyetrika bajunya saja. Itulah sebabnya dalam waktu satu tahun saja aku bisa membeli sepeda motor baru. Aku juga bisa merenovasi rumah orangtuaku."

"Ckckckck." Suci berdecak kagum.

"Memangnya kamu tidak pingin kerja di kota juga?" tanya Dina.

"Sebenarnya aku sedang dipusingkan oleh hutang. Ini semua karena ibu tiriku yang sok bergaya hidup mewah itu. Tanpa sepengetahuan bapak ia berhutang pada rentenir dengan menggadaikan rumah ini sebagai jaminannya. Jumlahnya tidak main-main, dua puluh juta."

"Ibu tiri kamu itu memang benar-benar sudah gila! Bisa-bisanya dia menggadaikan rumahnya sendiri sebagai jaminan hutang."

"Sssst … jangan keras-keras. Nanti ibuku dengar. Aku tidak mau kamu ribut dengannya," ucap Suci setengah berbisik.

"Memangnya uang sebanyak itu buat apa?"

"Katanya untuk membeli sepeda motor buat Siska yang kini sedang kuliah di kota. Sekarang aku pusing memikirkan bagaimana caranya melunasi hutang itu beserta bunganya. Aku sudah berjanji pada orang suruhan rentenir itu untuk melunasinya dalam waktu seminggu."

"Seminggu? Nekat banget kamu. Memangnya kamu mau cari duit sebanyak itu ke mana? Ngepet? Merampok? Atau menjual bebek-bebek di kandang pak Burhan secara diam-diam?"

"Hushh! Ngawur kamu. Aku terpaksa mengatakan itu biar orang suruhan pak Burhan cepat pergi. Aku tidak tega melihat bapak dipukuli mereka," ungkap Suci.

"Oh, begitu."

"Ehm … setelah kupikir, kerja di kota itu lumayan juga gajinya. Kalau penghasilannya lima juta perbulan aku bisa melunasi hutang pada rentenir itu dalam waktu empat bulan saja."

"Tapi masalahnya kamu sudah terlanjur berjanji melunasi hutang itu dalam waktu seminggu. Bagaimana jika rentenir itu nekat mengusir paksa kalian dari rumah ini?"

Suasana hening sejenak.

"Kamu bisa bantu aku bekerja di kota? Tidak masalah jadi pembantu juga. Yang penting keluargaku tetap punya tempat tinggal," ucap Suci.

"Ehm … aku mendengar informasi sebuah keluarga kaya tengah mencari jasa seorang babby sitter."

"Babby sitter? Apa pekerjaan itu pembantu rumah tangga juga?" tanya Suci.

"Beda. Tugas babby sitter itu mengasuh dan merawat bayi. Kudengar ibu bayi itu meninggal dunia karena sakit."

"Hanya mengurus bayi saja 'bukan? Saat Murni dan Fitri masih kecil aku juga sering membantu almarhumah ibuku merawat mereka."

"Jangan kamu pikir cara merawat dan mengurus bayi orang kaya itu gampang. Apalagi nenek bayi itu begitu galak. Entah sudah berapa orang pengasuh yang keluar masuk di rumah itu. Hampir semua tidak betah karena sikap nenek bayi itu," ungkap Dina.

"Aku jadi penasaran, seperti apa penampakan nenek si bayi itu. Seseram apapun dia, tidak akan mungkin memakan orang 'bukan?" ucapbSuci yang sontak membuat tawa Dina meledak.

"Kebetulan security yang bekerja di rumah itu adalah kawan pacarku. Jika kamu tertarik dengan pekerjaan ini, aku akan menghubunginya lebih dulu. Tapi kamu juga harus minta izin pada kedua orangtua mu," ucap Dina.

"Kamu jangan khawatir. Aku pasti akan minta izin pada bapak dan ibu. Bagaimana pun juga niatanku bekerja untuk membayar hutang. Mereka pasti mengizinkanku."

"Ya sudah, aku pulang dulu. Aku harus bersiap-siap. Jam tiga sore ini aku harus sudah kembali bekerja. Oh ya, kamu punya handphone 'kan?"

"Ada, tunggu sebentar."

Suci masuk ke dalam rumah. Tidak berselang lama ia kembali dengan membawa ponsel miliknya."

"Aku sudah menyimpan nomormu di handphone ku. Semoga keluarga itu belum menemukan pengasuh bayi," ucap Fina setelah menyalin nomor handphone Suci di ponselnya.

"Aku tunggu kabar baiknya."

"Sampaikan salamku untuk bapakmu dan kedua adikmu." Dina menaiki sepeda motornya. Tidak berselang lama ia pun meninggalkan rumah Suci.

"Siapa yang tadi itu, Nduk?" tanya sang ayah saat ia kembali dari bekerja.

"Dina, Pak."

"Dina anaknya pak Hasan 'bukan? Sudah lama sekali tidak main ke sini."

"Dina sekarang bekerja di kota. Mungkin hanya beberapa bulan sekali pulang. Ehm … anu … Pak."

Pak Bimo meletakkan sabitnya di bawah balai lalu ia merebahkan diri di dipan yang terbuat dari bambu itu.

"Kenapa, Nduk?"

"Aku-aku minta izin untuk bekerja di kota."

"Apa?! Sedari kecil kamu nyaris tidak pernah pergi kemana pun selain ke sekolah dan ke pasar. Bagaimana kamu tiba-tiba mempunyai keinginan untuk bekerja di kota?"

"Apa Bapak lupa ancaman penagih hutang itu? Kita diberi waktu satu Minggu untuk melunasi hutang. Jika tidak, kita harus angkat kaki dari rumah ini."

"Iya, bapak tahu. Tapi, apa kamu sanggup tinggal berjauhan dari ayah dan kedua adikmu? Hidup di kota itu tidak semanis yang kamu pikirkan. Kamu tahu mbak Nia 'kan? Dia berbangga diri saat mendapatkan pekerjaan di kota. Tapi nyatanya nasibnya begitu menyedihkan. Dia pulang ke kampung ini dalam keadaan berbadan dua tanpa menikah ataupun suami. Setelah melahirkan dia menghabisi anaknya lalu mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri."

"Bapak percaya sama aku. Aku akan menjaga diriku baik-baik, juga kehormatanku. Aku melakukan ini demi keluarga kita," ujar Suci.

"Maafkan bapak, Nduk. Gara-gara salah memilih istri, kini kita harus menghadapi masalah berat ini."

"Sudahlah, Pak. Tidak perlu menyesal. Ini semua adalah bagian dari takdir Allah."

Obrolan keduanya terhenti saat tiba-tiba Widya keluar dari dalam rumah dengan membawa tas berukuran besar.

"Kamu mau kemana?" tanya Bimo.

Bersambung …

Terpopuler

Comments

Kenyang

Kenyang

trus terang aku semakin tertarik Thor..
😂😂🤭pasti istri tidak tau diri itu mau mnggat lari dari hutang lepas tngn begitu ja😡😡

2022-12-14

3

Suhaetieteetie

Suhaetieteetie

bagus ceritany nih lanjut thor

2022-11-01

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 Promo novel baru
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
Promo novel baru
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!