BAB 15

"Dokter Nara."

"Bukankah kamu pengasuh Arsen? Apa yang kamu lakukan di sini?

"Saya baru dari kantor pos."

"Astaga. Cuaca terik begini, kenapa kamu bawa Arsen keluar rumah?"

"Tadi saya naik taksi kok, bukan jalan kaki. Jadi tuan muda Arsen tidak kepanasan," tukas Suci.

"Ray pasti marah besar jika tahu kamu mengajak Arsen keluar rumah."

"Kenapa harus marah? Saya sudah minta izin pada tuan Rayyan. Dia tidak mempermasalahkan jika saya mengajak tuan muda Arsen keluar rumah."

"Saya ini dokter, jadi saya yang lebih tahu mana yang boleh dilakukan atau dilarang dilakukan pada bayi seusia Arsen."

"Saya hanya mengajak tuan muda keluar sebentar. Mungkin hanya satu jam. Kenapa Dokter suka sekali memojokkan saya? Apa saya punya salah dengan Dokter?"

"Ini salah satu yang membuat saya tidak menyukaimu. Kamu ini kampungan, tapi sok tahu."

"Mentang-mentang saya orang kampung, Dokter seenaknya saja merendahkan saya, begitu? Saya pikir seseorang yang berpendidikan tinggi akan memiliki etika yang berkelas, tapi nyatanya?"

"Apa maksud kamu bicara begitu 'hah?! Kamu mau bilang saya tidak punya etika?"

"Memang begitu kenyataannya."

"Sayang ini tempat umum. Jika kita hanya berdua, aku pasti akan merobek mulutmu!"

"Ternyata sekolah tinggi bukan jaminan seseorang memiliki kepribadian yang baik."

"Kamu, …!" Dokter Nara yang mulai terpancing amarahnya itu pun mengangkat tangannya hendak melayangkannya ke wajah Suci. Namun, kemunculan seseorang membuatnya urung melakukannya."

"Kenapa kalian mengobrol di tengah pintu? Memangnya supermarket ini punya nenek kalian?!" ucap salah satu pengunjung.

"Telur siapa ini? Kenapa berserakan di lantai?" tanya pengunjung lain.

"Gara-gara gadis ini telur yang baru saja kubeli pecah."

"Jika Dokter tidak berjalan sambil memainkan ponsel, telur ini tidak mungkin pecah."

"Lihat gadis ini. Bukannya minta maaf, dia malah menyalahkan orang lain."

"Maaf, kebetulan tadi saya mengantre di belakang Mbak. Mbak memang tidak berhenti bermain ponsel." Pengunjung lain menimpali

"Enak saja panggil Mbak. Memangnya saya pembantu? Saya ini dokter."

"Kalau dokternya model begini, pasien bukannya sembuh, tapi penyakitnya akan semakin parah," ucap salah satu pengunjung yang sontak membuat tawa mereka meledak.

"Cepat bersihkan pecahan telur ini, Bu Dokter." Pengunjung itu terkekeh.

Dokter Nara mendengus kesal. Pun dia tidak punya pilihan selain membersihkan lantai itu.

"Awas kamu, pengasuh kampungan!" Dokter Nara memelototi Suci sebelum akhirnya meninggalkan tempat tersebut.

Mbok Asih selesai belanja di pasar bersamaan dengan Suci yang juga telah selesai membeli perlengkapan mandi Arsen di supermarket.

"Kita langsung pulang, Nduk?" tanya mbok Asih.

"Iya, Mbok. Sepertinya tuan muda mengantuk."

****

"Mbok ingin tahu, siapa yang tadi bertemu denganku di supermarket?" tanya Suci saat dalam perjalanan pulang.

"Siapa, Nduk? Teman kamu?"

"Bukan, Mbok."

"Lantas?"

"Dokter Nara."

Tiba-tiba mbok Asih mengamati wajah Suci.

"Sepertinya kamu sedang kesal."

"Mbok benar. Aku tidak menyangka, gadis berpendidikan sepertinya ternyata etika nya nol."

"Begitulah, dokter Kinara. Dia akan bersikap angkuh pada orang yang tidak disukainya."

"Kenapa dia tidak suka padaku? Memangnya apa kesalahanku?"

"Mungkin dia kurang setuju jika tuan muda Arsen diasuh gadis dari desa sepertimu."

"Memang dia itu siapa? Dari cara memanggil tuan Rayyan, sepertinya mereka cukup akrab."

"Dokter Nara adalah sahabat mendiang nyonya Arini. Dari pengamatan simbok, sepertinya dia menyukai tuan Ray. Tapi tak pernah berani mengungkapkannya," jelas mbok Asih. Suci mengangguk paham.

"Apakah setelah kematian nyonya Arini, tuan Ray dekat dengan perempuan lain?"

"Tidak pernah. Tuan Ray bahkan terkesan menutup diri."

*Sepertinya tuan Ray begitu mencintai nyonya Arini. Sudah cukup lama setelah kepergiannya, namun tuan Ray tidak cepat-cepat mencari penggantinya."

"Mbok merawat tuan Ray dari semenjak ia masih sangat kecil. Mbok masih ingat saat mendiang tuan Bayu membawa tuan Ray ke rumah. Nyonya Sofia tampak keberatan jika tuan Bayu mengadopsinya dari sebuah panti asuhan. Saat itu pernikahan Nyonya Sofia dan tuan Bayu sudah memasuki usia lima tahun. Ketika memasuki usia remaja, tuan Ray tak pernah sekalipun berpacaran. Hingga pada suatu hari ketika usianya menginjak dua puluh tahun, secara tiba-tiba dia memperkenalkan nyonya Arini sebagai calon istrinya," ungkap mbok Asih.

"Rupanya nyonya Arini adalah cinta pertama dan terakhir tuan Rayyan," ujar Suci.

Mbok Marni mengulas senyum.

"Tuan Ray masih muda. Bisa saja suatu saat nanti dia kembali jatuh cinta," ujarnya.

"Benar juga."

****

Di sebuah kamar kost terdengar obrolan antara dua orang.

"Kenapa setiap waktu makan kamu hanya membelikan ibu tahu dan tempe, sedangkan kamu selalu dengan lauk ayam atau daging."

"Aku yang susah payah bekerja. Masih untung aku mau menampung Ibu di sini."

"Astaga. Sama ibu sendiri kenapa begitu perhitungan?"

"Jangan bandingkan hidup di desa dan di kota. Di kota apa-apa mahal. Kalau Ibu masih mau tinggal di sini ya sudah, makan saja. Tidak usah kebanyakan protes."

Obrolan di atas terjadi antara seorang ibu dengan anaknya. Ya, sang ibu bernama Widya, dan sang anak bernama Siska.

Widya berpikir hidup bersama sang puteri di kota yang sudah memiliki penghasilan pastilah lebih baik jika dibandingkan dengan hidup di desa bersama duda beranak dua. Namun, rupanya realita tak sesuai ekspektasi. Meskipun memiliki penghasilan yang cukup besar, Siska memperlakukan sang ibu kurang baik. Kedatangan Widya justru dimanfaatkan olehnya untuk menjadi tenaga loundry gratisan.

"Kenapa malah menangis?" tanya Siska yang mendapati sang ibu hanya mengaduk-aduk makanannya sambil terisak.

"Ibu kecewa kenapa kamu memperlakukan ibu begini kejam," ucap Widya.

"Kejam? Aku sudah memperbolehkan Ibu menumpang di kamar kost ini. Masih bagus aku mau memberi makan tiga kali sehari. Kenapa aku masih saja dibilang kejam? Ibu lah yang tidak tahu berterima kasih."

"Lantas, dari semua yang pernah ibu lakukan untukmu, apa pernah sekalipun kamu berterima kasih pada ibu? Lihat sepeda motor itu! Hanya demi menuruti keinginanmu, ibu menggadaikan rumah tanpa sepengetahuan bapak sambungmu hingga membuat mereka berurusan dengan rentenir."

"Ibu pikir aku peduli? Itu salah Ibu. Kenapa menikah dengan pria miskin, beranak tiga pula."

"Kenapa kamu jadi nyalahin ibu?"

"Jelas ini salah Ibu. Jika ibu menikah dengan pria kaya, hidup kita akan berkecukupan."

"Aku berangkat kerja dulu. Baju-baju kotor sudah kutaruh di kamar mandi. Jangan lupa juga setrika baju seragamku," ucap Siska. Dia pun lantas meninggalkan kamar kost nya.

Widya membiarkan saja buliran hangat itu meleleh. Perih, itulah yang dirasakannya saat ini. Tiba-tiba ia teringat Bimo dan ketiga puterinya. Meskipun bukan anak kandungnya, mereka bertiga tidak pernah menyuruhnya melakukan ini dan itu. Mereka bahkan tak pernah protes saat dirinya hanya membeli makanan lezat untuk dirinya sendiri.

"Suci … Fitri … Murni … maafkan ibu, Nak," lirihnya.

Bersambung …

Hai, pembaca setia…. ditunggu dukungannya ya….

Jangan lupa tinggalkan like,komentar positif, favorit, vote, dan hadiah. Sekecil apapun dukungan kalian. Akan sangat berarti bagi Author 🥰🥰🥰🥰

Happy reading…

Terpopuler

Comments

Kenyang

Kenyang

siapa menanam pasti akn mnuai Bu,,sekarang ibu Bru tau bagai mna rasanya di sakiti seorang anak 😱

2022-12-14

1

Suhaetieteetie

Suhaetieteetie

baru tau Kan widya anak sendiri ibuny dijadiin babu makany jngn semena2 karma pasti ada

2022-11-09

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 Promo novel baru
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
Promo novel baru
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!