BAB 13

"Ehm, … bukan apa-apa kok," ucap mbok Asih.

"Kalian pikir aku percaya begitu saja? Kalian pasti menyembunyikan sesuatu," tuduh Zola.

Tiba-tiba Arsen terbangun dan menangis.

"Sudah sore, waktunya tuan muda mandi. Mbok ke dapur dulu memanaskan air," ucap mbok Sumi. Dia lantas melangkah menuju dapur. Suci sendiri bergegas membopong tubuh Arsen dari ranjang bayi. Seperti biasanya, tangis Arsen akan mereda saat tubuh mungil itu berada di dekapan sang pengasuh.

"Kamu ngapain masih berdiri di situ? Memangnya pekerjaanmu sudah selesai?" sungut Suci pada Zola yang masih belum beranjak dari tempatnya berdiri.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku. Apa yang sebenarnya kalian berdua sembunyikan?"

"Bukankah sudah kubilang, kami tidak menyembunyikan apapun. Kami hanya ngobrol biasa saja."

"Zola! Zola! Kemari lah!" teriak nyonya Sofia dari arah taman.

"Tuh, nyonya besar memanggil. Cepat ke sana sebelum suaranya naik 10 oktaf lebih tinggi." Suci terkekeh.

Zola mendengus kesal sebelum akhirnya berlalu dari hadapan Suci.

"Ada apa, Nyonya?" tanya Zola sesampainya di taman.

"Kamu ini bagaimana? Lihat tanaman-tanaman bunga ini. Kenapa semuanya layu? Apa kamu tidak merawatnya dengan baik?"

"Seperti perintah Nyonya, saya harus menyirami tanaman bunga ini dua kali sehari."

"Jika kamu sudah bekerja dengan benar, mana mungkin tanaman-tanaman ini layu?"

"Ehm … ma-ma-af, Nyonya. Sebenarnya beberapa kali saya tidak menyiram bunga-bunga ini karena saya sibuk merawat tuan muda Arsen."

"Apa maksudmu?"

"Suci sering mengabaikan tuan muda. Tidak hanya sekali saya mendapatinya asyik bermain ponsel sementara tuan muda Arsen dibiarkan bermain sendirian. Buktinya tuan muda sampai sakit, itu pasti dia mengurusnya dengan sesuka hati. Bagi orang miskin sepertinya yang dipikirkannya hanyalah uang, uang dan uang."

Zola mengkambinghitamkan Suci untuk menutupi kesalahan yang sudah ia perbuat.

"Keterlaluan! Aku akan mengadukan hal ini pada Ray. Biar dia sendiri yang memecat gadis kampungan itu," ucap nyonya Sofia.

Tentu saja Zola bersorak dalam hati. Ternyata hanya perlu sedikit akal licik untuk membuat Suci keluar dari rumah ini.

****

"Pengasuh itu memang sudah keterlaluan," ucap nyonya Sofia yang sengaja menghampiri Rayyan di ruang kerjanya. Tujuannya tak lain adalah meracuni otak Rayyan agar cepat-cepat memecatnya.

"Kenapa Ibu marah-marah?" tanya Rayyan. Pandangannya tak beralih sedikit pun dari layar laptop.

"Aku baru tahu dari Zola kalau pengasuh pilihanmu itu sering berbuat sesuka hati."

"Maksud Ibu apa?"

"Suci sering mengabaikan Arsen dan meminta Zola untuk mengasuhnya sementara dia sendiri asyik bermain ponsel."

"Apa Zola yang mengadu pada Ibu?" tanya Rayyan. Nyonya Sofia menganggukkan kepalanya.

Rayyan mengulas senyum.

"Hubungan Suci dan Zola memang kurang baik. Aku sempat beberapa kali mendapati mereka berdebat. Sepertinya Zola yang sering memancing masalah."

"Kenapa kamu jadi belain Suci?" protes sang nyonya.

"Aku tidak membela siapapun. Dibandingkan Suci, memang Zola yang lebih sering memancing keributan."

"Sudahlah, kamu pecat saja pengasuh itu. Ibu akan mencari pengasuh melalui yayasan resmi," ucap nyonya Sofia.

"Apa Ibu berani menjamin pengasuh yang diambil dari yayasan bisa 100 persen kita percaya? Tidak hanya satu-dua orang saja yang mendapatkan masalah setelah mereka menggunakan jasa pengasuh dari yayasan. Dari masalah pengasuh yang kasar, tidak tlaten, bahkan beberapa hari yang lalu kawanku sendiri yang mengalaminya. Pengasuh yang diambilnya dari yayasan membawa kabur bayinya. Setelah diselidiki ternyata pengasuh itu bekerja sama dengan sindikat penjualan bayi. Sudahlah, kita percayakan saja Arsen pada Suci. Semenjak dalam pengasuhannya berat badan Arsen naik. Dia juga tidak sering tantrum," ungkap Rayyan.

"T-t-tapi, …"

"Sudah malam, waktunya istirahat."

Rayyan menutup laptopnya. Tidak berselang lama ia pun meninggalkan ruangan tersebut.

"Kamu memaksaku untuk turun tangan, Suci," gumam nyonya Sofia.

****

Keesokkan harinya.

Suci keluar dari ruang kerja Rayyan dengan wajah berseri. Uang sejumlah dua puluh juta kini telah berada di genggaman yang berarti masalah besar yang melilit keluarganya akan segera selesai. Tak disangka dia akan berpapasan dengan nyonya Sofia saat dirinya menuruni tangga.

"Amplop apa itu?" tanyanya.

"Bu-bu-bukan apa-apa, Nyonya."

Suci bergegas memasukkan amplop tebal berwarna cokelat itu ke dalam saku celananya. Sial, amplop itu terbuka hingga membuat isi di dalamnya jatuh berhamburan.

"Uang siapa ini?" tanya sang nyonya lagi.

"Ehm, … ini-ini uang gaji saya."

"Kamu belum genap sebulan bekerja di rumah ini. Mana mungkin Rayyan memberi gaji untukmu? Kalaupun kamu memang digaji, mustahil gajimu sebesar ini."

"Ehm, saya-saya sebenarnya, ehm …"

"Jangan-jangan kamu mencuri uang ini dari dari ruangan Ray!"

"Astaghfirullahaldzim. Saya tidak mungkin melakukan hal sebodoh itu."

"Cepat jelaskan pada saya, uang apa itu!" desak sang nyonya.

"Sebenarnya … sebenarnya, …"

"Cepat jelaskan!" seru sang nyonya.

"Saya meminjam uang ini dari tuan Rayyan."

"Berani betul kamu meminjam uang pada Ray. Memangnya kamu ini siapa 'hah?!"

"Saya terpaksa meminjam uang ini demi menyelamatkan keluarga saya. Jika hari ini saya tidak mendapatkan uang, bapak dan kedua adik perempuan saya akan diusir dari rumah," ungkap Suci.

"Kembalikan uang itu!" Tiba-tiba saja sang nyonya merebut paksa amplop berwarna cokelat itu dari saku belakang celana Suci.

"Saya mohon jangan diambil, Nyonya. Hanya uang itulah yang bisa menyelamatkan keluarga saya."

"Dari pada dipinjamkan untukmu, lebih baik uang ini aku gunakan untuk membeli tas branded terbaru."

"Jangan, Nyonya."

"Minggir kamu!" seru sang nyonya seraya menyenggol tubuh Suci hingga membuatnya nyaris terjatuh.

"Saya mohon berikan uang itu, saya sangat membutuhkannya," ucap Suci.

"Sudah! Pergi sana!" Kali ini sang nyonya mendorong tubuh Suci. Entah kenapa tiba-tiba lantai yang dipijaknya terasa begitu licin. Tubuh sang nyonya pun ambruk dan terjatuh dari tangga hingga ke lantai dasar.

"Astaghfirullahaldzim! Nyonya!" pekiknya.

Teriakannya yang cukup lantang terdengar hingga ke arah teras. Zola yang tengah berada di tempat itu pun bergegas masuk ke dalam rumah. Alangkah terkejutnya saat mendapati sang nyonya jatuh terjengkang di lantai dasar. Ia terlihat merintih kesakitan sambil memegangi pinggangnya.

"Nyonya baik-baik saja?" Kenapa Nyonya bisa jatuh?" tanyanya.

"Gadis kampungan ini yang mendorongku!" Nyonya Sofia mengacungkan jari telunjuknya tepat di hadapan wajah Suci.

"Itu tidak benar. Nyonya justru terjatuh setelah mendorong saya," bantah Suci.

Beberapa saat kemudian Ray terlihat menuruni tangga. Ia pun tak kagetnya saat mendapati wanita paruh baya itu tengah terduduk di atas lantai dasar seraya merintih kesakitan.

"Astaga! Apa yang terjadi, Bu?" tanyanya.

"Gadis ini mau mencelakaiku, dia mendorongku hingga terjatuh," jawab nyonya Sofia.

Rayyan pun lantas menatap tajam mata Suci.

Bersambung …

Hai, pembaca setia…. ditunggu dukungannya ya….

Jangan lupa tinggalkan like,komentar positif, favorit, vote, dan hadiah. Sekecil apapun dukungan kalian. Akan sangat berarti bagi Author 🥰🥰🥰🥰

Happy reading…

Terpopuler

Comments

timbuljaya

timbuljaya

drama bangetz dah si nenek

2023-02-09

0

Kenyang

Kenyang

astagfirullah dasar nenek nenek munafik😡😡😡semoga saja tulangnya fatah

2022-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 Promo novel baru
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
Promo novel baru
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!