BAB 10

Siang itu Suci tengah mengajak Arsen bermain di taman belakang rumah sembari menyuapinya.

"Makan yang banyak ya, Sayang. Aaaaa,"

Suci membuka mulutnya agar Arsen mengikutinya.

"Alhamdulillah, sejak kamu tinggal di sini, selera makan tuan muda Arsen meningkat. Berat badannya pun naik," ucap mbok Asih.

"Arsen ini tidak pilih-pilih makanan, Mbok. Apa saja masuk," ucap Suci.

Obrolan mereka terhenti saat tiba-tiba ponsel Suci berdering. Rupanya sang ayah yang menghubunginya. Dengan penuh semangat Suci menjawab panggilan itu. Ini adalah kali pertama sang ayah menelpon semenjak ia bekerja di kota.

[Assalamu'alaikum, Pak]

[Waalaikumsalam. Bagaimana kabarmu, Nduk?]

[Alhamdulillah, kabarku baik. Bapak, Budhe dan adik-adik bagaimana?"

[Alhamdulillah, kabar kami juga baik. Sebenarnya ehm, …]

[Kenapa, Pak?]

[Ini soal hutang Widya. Besok adalah batas terakhir pembayaran hutang itu. Bapak takut penagih hutang itu mendatangi rumah kita. Ehm … apa kamu sudah memiliki uangnya?]

[Aku baru beberapa hari bekerja sementara gajiku akan diberikan setiap bulan]

[Jadi, bagaimana jika penagihan hutang itu benar-benar datang dan menagih hutang? Sementara bapak tidak memiliki uang sebesar itu]

[Aku akan usahakan uang itu secepatnya. Bapak cukup do'akan saja dari rumah]

[Bapak merasa tidak berguna. Seharusnya bapak yang membayar hutang Widya, bukan kamu yang harus bekerja keras begini]

[Bapak jangan bicara begitu. Ini sudah kewajibanku sebagai anak untuk membantu orangtua saat kesusahan]

[Kamu sungguh anak yang berbakti. Bapak sungguh beruntung memiliki Puteri sepertimu]

[ Oh ya. Bagaimana Fitri? Apa dia sering menanyakanku?]

[Sesekali saja dia bertanya kapan kamu pulang. Katanya dia ingin dibelikan boneka beruang besar berwarna merah muda. Setiap malam dia baru mau tidur setelah memeluk bajumu]

[Sampaikan padanya jika pulang nanti aku akan membawakannya itu banyak oleh-oleh]

[Oh ya, Nduk. Bagaimana dengan tempat bekerjamu? Majikannya baik 'bukan?]

[Alhamdulillah, Pak. Majikanku baik]

[Syukurlah kalau begitu, bapakmu ini jadi tenang. Ya sudah, lanjutkan kembali pekerjaanmu. Kalau bapak kelamaan nelpon nanti kamu dimarahi]

[Ya, Pak. Sampaikan salam kangenku untuk budhe, Murni dan Fitri]

[Pasti bapak sampaikan. Kamu jaga diri baik-baik di sana, jangan lewatkan sholat. Assalamu'alaikum]

[Waalaikumsalam]

Panggilan terputus.

"Loh, kenapa kamu menangis, Nduk?" tanya mbok Asih saat mendapati mata Suci yang mulai basah.

"Tidak apa, Mbok. Saya hanya kangen dengan keluarga saya. Tadi bapak yang menelpon."

"Begitu, ya."

"Saya bingung, Mbok."

"Bingung kenapa?"

"Jujur, tujuan saya merantau adalah mendapatkan uang untuk membayar hutang ibu sambung saya pada rentenir. Beberapa hari sebelum berangkat, penagih hutang itu mendatangi rumah kami. Mereka mengancam akan mengusir paksa kami dari rumah. Saya pun sudah terlanjur mengatakan untuk membayar hutang itu dalam waktu seminggu. Namun yang jadi masalah dari mana saya mendapatkan uang sebesar itu dalam waktu seminggu? Sementara saya juga baru beberapa hari bekerja," ungkap Suci.

Suasana hening sejenak.

"Bagaimana kalau kamu coba meminjam uang pada tuan Rayyan?"

"Saya belum genap bekerja di rumah ini. Saya tidak berani, Mbok."

"Ya sudah, kalau kamu tidak berani, nanti mbok yang coba bicara pada tuan Rayyan. Mbok rasa hanya itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan keluargamu dari kekejaman rentenir."

"Maaf, jadi merepotkan Mbok."

"Tidak kok Nduk. Kamu itu sudah mbok anggap seperti puteri mbok sendiri."

"Allah begitu baik mempertemukan saya dengan orang sebaik Mbok."

"Ya sudah, mbok mau masak untuk makan siang dulu. Sebentar lagi nyonya besar pulang."

"Terima kasih, Mbok."

Suci kembali menghampiri Arsen yang masih asyik bermain di atas rerumputan. Raut wajahnya berubah panik saat tiba-tiba bayi laki-laki itu muntah hingga mengotorinya pakaiannya.

"Mbok! Mbok Marni!" teriaknya. Namun mbok Marni yang sudah masuk ke dalam dapur tidak mendengar teriakannya. Zola lah yang tengah menyirami tanaman bunga itu yang datang menghampirinya.

"Astaga. Kenapa kamu teriak-teriak begitu. Kamu pikir rumah ini milik nenekmu?!" sungutnya.

"Tuan muda Arsen …"

"Kenapa dengan tuan muda?"

"Tuan muda muntah-muntah!"

"Pasti kamu sembarangan memberi makan dia," tuduh Zola.

"Nggak! Saya hanya memberinya bubur."

"Jika tuan muda Arsen hanya makan bubur, mana mungkin dia muntah-muntah begini. Awas saja! Aku akan melaporkanmu pada tuan Rayyan biar dia tahu seperti apa pengasuh bayi yang sudah dipilihnya. Aku pastikan hari ini adalah hari terakhirmu bekerja di rumah ini!" ancam juru bersih-bersih itu.

"Dasar penjilat!"

"Apa kamu bilang?!"

"Penjilat! Suka cari muka!"

"Breng*ek!" Zola menarik rambut Suci hingga wajahnya mendongak ke atas.

"Apa-apaan ini?!"

Kedatangan seseorang tentu saja mengagetkan keduanya.

"Tu-Tu-Tuan Ray."

"Apa saya membayar kalian untuk bertengkar 'hah!"

"Gadis kampungan ini yang mulai duluan. Saya yang menegurnya agar tidak memberi makanan sembarangan pada tuan muda, tapi dia justru marah-marah dan menampar saya."

"Kamu jangan bohong, Zola! Saya melihat dengan mata kepala sendiri kamu yang menjambak rambut Suci!"

"Saya hanya …"

"Sekali lagi saya melihat kalian bertengkar, kalian berdua akan saya pecat!" ancam laki-laki yang kerap dipanggil Ray itu.

"Tuan muda Arsen tiba-tiba muntah-muntah, Tuan," ucap Suci seraya mengangkat tubuh Arsen dari rerumputan.

"Memangnya siapa yang menyuruh Arsen bermain di sana?!"

"Ehm … tuan muda sepertinya bosan bermain di dalam kamar, jadi saya ajak ke taman ini. Dia juga perlu udara segar. Terlalu lama di dalam ruangan ber- AC kurang baik bagi bayi."

"Sok tahu kamu! Menikah saja belum, sok-sokan bicara cara mengurus bayi."

"Saya pernah membacanya di majalah bekas yang diberikan salah satu kawan bapak saya."

"Gadis kampung ya bacaannya majalah bekas," cibir Zola.

"Biarpun majalah bekas, yang terpenting saya bisa mendapatkan informasi."

"Zola."

"Saya, Tuan."

"Cepat hubungi dokter Nara."

"Baik, Tuan."

"Dan kamu, bawa Arsen ke kamar dan ganti pakaiannya."

Suci lekas meninggalkan taman belakang rumah, lalu membawa Arsen masuk ke dalam kamarnya.

"Makanan apa yang tadi Mbok masak untuk Arsen?" tanya Ray pada mbok Asih yang tengah sibuk memasak di dapur.

"Seperti saran dokter Nara, saya memasak makanan ***** untuk tuan muda."

"Arsen muntah-muntah."

"Astaghfirullahaldzim!"

Saya sudah menyuruh Zola menghubungi dokter Nara. Dia sedang dalam perjalanan ke rumah ini."

"Di mana tuan muda sekarang?"

"Dia ada di kamarnya bersama Suci."

"Kasihan Suci. Dia pasti akan terkena masalah," gumam bi Asih.

Seorang perempuan berusia dua puluh lima tahun terlihat turun dari mobil. Dia tampak menenteng koper dan mengenakan rompi berwarna putih. Kulitnya putih bersih, postur tubuhnya pun terbilang ideal. Ya, perempuan itu adalah dokter anak khusus Arsen.

"Di mana Arsen?" tanyanya pada Zola yang membukakan pintu untuknya.

"Tuan muda ada di dalam kamarnya."

Dokter muda itu pun lantas melangkahkan kakinya menuju kamar Arsen. Alangkah terkejutnya dia saat mendapati Suci berada di dalam sana.

"Siapa kamu?" tanyanya.

"Nama saya Suci, pengasuh tuan muda Arsen."

Dokter bernama lengkap Kinara itu pun mengamati penampilan Suci dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Seperti hari-hari biasanya Suci hanya mengenakan kaos lengan pendek dan celana jeans panjang.

"Bagaimana bisa Ray memilih gadis tomboy begini menjadi pengasuh Arsen?" gumamnya.

Bersambung …

Hai, pembaca setia…. ditunggu dukungannya ya….

Jangan lupa tinggalkan like,komentar positif, favorit, vote, dan hadiah. Sekecil apapun dukungan kalian. Akan sangat berarti bagi Author 🥰🥰🥰🥰

Happy reading…

Terpopuler

Comments

Kenyang

Kenyang

dokter jngn melihat orng dari pnampiln saja😡😱

2022-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 Promo novel baru
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
Promo novel baru
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!