Pengasuh Tomboy Si Pencuri Hati

Pengasuh Tomboy Si Pencuri Hati

BAB 1

"Suci! Suci!" teriak seorang wanita paruh baya di sebuah kandang bebek.

"Ada apa, Bude? Kok teriak-teriak."

"Itu bapak kamu!"

"Kenapa dengan bapak?"

"Cepat kamu pulang sekarang!" 

Suci bergegas mencuci tangannya. Setelah memastikan pintu kandang yang terbuat dari bambu itu tertutup sempurna, ia pun bergegas meninggalkan tempat itu.

Namanya Suci, gadis berusia dua puluh tahun yang sehari-harinya bekerja sebagai pemberi pakan ternak milik seorang pengusaha yang cukup terkenal di kampung tempat tinggalnya. Ia memiliki sifat periang, tegas dan mandiri.

Suci sendiri adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Kedua adiknya masih duduk di bangku sekolah. Seorang duduk di bangku SMP, sementara si bungsu baru duduk di bangku SD. Sang ibu meninggal dunia sesaat setelah melahirkan si bungsu dan dua tahun yang lalu sang ayah menikah lagi dengan seorang janda beranak satu yang usianya hanya terpaut satu tahun darinya. 

Memiliki ibu sambung tak serta merta membuat kehidupannya lebih baik. Sebaliknya, istri baru sang ayah justru seringkali mendatangkan masalah untuknya. Seolah tak peka dengan penghasilan sang ayah hanya bekerja sebagai buruh pencari rumput ternak, sang ibu tiri justru memiliki gaya hidup bak sosialita. Ia tak pernah pikir panjang untuk berhutang yang tentu saja hanya ia gunakan untuk kebutuhan pribadinya dan anak kandungnya yang kini tengah melanjutkan pendidikan di sebuah universitas di kota Y.

Jarak dari kandang ternak menuju rumahnya cukup jauh, sekitar satu kilometer. Dengan berjalan setengah berlari tentu saja keduanya bisa tiba lebih cepat di rumah itu. Rumah berdinding batu bata, lantai nya pun masih beralaskan tanah.

"Bapak!" pekiknya saat mendapati pria yang begitu dikasihinya itu jatuh tersungkur di atas tanah. Wajahnya tampak lebam menandakan jika ia baru saja dipukuli. Ya, pelakunya tak lain dan tak bukan adalah dua orang penagih hutang berbadan kekar yang berdiri dengan bekacak pinggang di tengah pintu rumahnya. 

"Mbak Suci!" 

Melihat kedatangan Suci, kedua adik perempuannya yang sedari tadi bersembunyi di dalam rumah itu pun lekas keluar dan menghambur ke dalam pelukannya. Ia bisa menangkap ketakutan di raut wajah keduanya.

"Kalian tidak perlu takut, ada mbak," hiburnya.

"Kenapa kalian menyakiti bapak saya 'hah!" serunya pada kedua pria berwajah garang itu.

"Sudah tiga bulan ibu Widya tidak membayar cicilan hutang. Hari ini adalah batas terakhir pembayaran cicilan," jelas salah satu pria itu.

"Hutang?"

"Ya. Bu Widya telah menggadaikan rumah ini senilai dus puluh juta. Menurut isi surat perjanjian ini, jika dalam waktu tiga bulan berturut-turut peminjam tidak membayar cicilan hutang beserta bunganya, maka kami berhak menyita rumah ini." Pria lainnya menimpali.

Suci merebut map berwarna biru yang berada di genggaman salah satu pria berbadan kekar itu kemudian membaca surat perjanjian di dalamnya. Benar saja, tiga bulan yang lalu ibu tirinya meminjam uang sebesar dua puluh juta dengan tempat tinggal mereka sebagai jaminannya.

"Keterlaluan!" gumamnya.

"Bagaimana, apa kamu punya uang untuk membayar hutang itu?" tanya salah satu pria.

"Dari mana saya mendapatkan uang sebesar itu dalam hitungan detik. Memangnya saya tukang sulap?"

Kedua pria itu saling memandang.

"Kalau dalam waktu satu Minggu kamu tidak bisa membayar hutang ini, kalian harus angkat kaki dari rumah ini!" ancam pria bertato itu.

"Ya. Saya janji. Satu Minggu lagi saya akan membayar hutang ini beserta bunganya!" tegas Suci.

"Baiklah, awas kalau kamu ingkar janji!"

"Ya sudah, sana pergi! Jangan membuat adik-adik saya semakin ketakutan!" 

Kedua pria penagih hutang itu pun lantas meninggalkan rumah tersebut.

"Kenapa kamu harus janji membayar hutang ibumu Minggu depan, Nduk? Memangnya kamu punya uang dari mana?" tanya sang ayah.

"Aku tidak tega melihat ayah dipukuli begini."

"Ibumu itu memang sudah keterlaluan! Dia menggadaikan rumah ini tanpa sepengetahuan bapak."

"Di mana sekarang wanita tidak tahu diri itu? Sudah bagus ada yang mau menikahi janda beranak satu sepertinya. Ini kerjanya hanya menyusahkan saja," gerutu wanita yang dipanggil budhe itu kesal.

"Tadi ibu bilang mau arisan di rumah bu Rina." Sang adik Murni menimpali.

"Lagaknya saja kaya orang berduit. Tapi hutang pada rentenir lepas tangan begitu saja!" 

Tidak berselang lama seseorang muncul .

"Ada apa ini? Kok rame-rame?" tanyanya.

"Istri durhaka! Lihat. Gara-gara perbuatanmu adikku babak belur dipukuli penagih hutang!" seru wanita bernama Tini itu.

"Mbak Tini ini kenapa? Saya baru datang kok nyerocos gitu?" protes Widya.

"Apa benar kamu hutang pada rentenir sebesar dua puluh juta? Uang sebanyak itu kamu gunakan untuk apa?" tanya sang ayah.

"Aku hutang untuk membeli sepeda motor buat Siska di kota. Dia malu setiap hari harus naik angkutan kalau berangkat ke kampusnya," ucap Widya enteng.

"Jadi, demi Siska Ibu ingin mempermalukan keluarga Ibu sendiri? Lantas, Jika kita benar-benar diusir dari rumah ini, kita mau tinggal di mana?" Suci menimpali.

"Kita? Kalau aku gampang. Berangkat ke kota saja. Aku bisa tinggal di tempat kost Siska. Sekarang dia sudah punya pacar orang kaya, jadi tidak perlu pusing-pusing membayar biaya kuliah ataupun membayar sewa kost. Memangnya kamu, kampungan dan hanya tamatan SMP. Mana ada laki-laki yang mau sama kamu."

"Paling-paling anak gadis kamu yang centil itu jual diri di kota. Zaman sekarang mana ada laki-laki yang mau membiayai hidup orang lain tanpa syarat?" cibir Tini.

"Mbak Tini ini kalau ngomong suka ngawur! Menuduh tanpa bukti itu sama saja memfitnah!"

"Sudah, jangan ribut lagi. Malu kalau didengar tetangga," pria bernama Bimo itu.

"Mbakyumu saja yang kebanyakan mulut. Aku tahu dari dulu dia tidak pernah menyukaiku. Jadi apapun yang aku lakukan selalu salah di matanya."

"Apa yang Ibu lakukan memang salah. Sekarang yang harus kita pikirkan adalah bagaimana caranya melunasi hutang itu. Aku tidak rela jika rumah ini sampai diambil rentenir." Suci menimpali.

"Kalaupun ada yang salah, itu bapak kamu. Kalau saja dia punya pekerjaan bagus dan uang yang banyak, aku tidak akan berhutang kesana kemari," ucap Widya.

"Kamu kan sudah tahu bagaimana keadaan Bimo. Dia duda beranak tiga, dan pekerjaannya hanya buruh pencari rumput. Dari awal kamu yang selalu kegatelan menggodanya. Kalau tahu setelah menikah kamu hanya membuatnya susah, lebih baik dia menikahi Fatimah. Sudah cantik, santun lagi. Tidak seperti kamu yang suka membangkang dan sulit diatur," ucap Tini.

"Ah! Bicara dengan Mbak Tini hanya membuat tekanan darahku naik saja!" gerutu Widya.

"Kalau tekanan darah tinggi kamu naik, paling-paling kamu stroke dan mati." Tini terkekeh.

"Astaga. Sekarang malah nyumpahin mati. Yang ada Mbak duluan yang mati karena kebanyakan dosa. Suka ikut campur urusan rumah tangga orang!"

Widya berlalu dari hadapan Tini lalu melengang masuk ke dalam rumah.

"Ya Allah, Bimo … Bimo. Punya istri kok begini amat. Beda banget sama almarhumah Mirna."

Bimo membuang nafas.

"Sifat buruk Widya baru kelihatan setelah kami menikah, Mbak," ujarnya.

"Masalahnya sekarang bagaimana caranya mendapatkan uang sebesar dua puluh juta dalam waktu seminggu?"

tanya Tini.

Bersambung …

Terpopuler

Comments

Ananda Muthaharoh

Ananda Muthaharoh

sibimo bapak yg lembek, udah tau istri berhutang cm m nyenengin anaknya doang yg dikota, ga mikirin nasib anak sambungnya gimana, klo qu idah qu cerein aja, dri pd mkan hati, ga ada untungnya jga km nikah lagi pak bimo, yv ada km buntung

2024-07-10

0

Devi Handayani

Devi Handayani

kasian gara gara bapak.... anak jadi korban😏😏😏

2023-03-09

0

Riyanti

Riyanti

awal baca udah emosi duluan

2022-11-28

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 Promo novel baru
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
Promo novel baru
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!