BAB 7

"Kenapa, Mbak? tanya pak Bondan pada Suci yang sedari tadi tak berhenti mengamati mobil sedan berwarna merah itu.

"Ti-ti-tidak apa kok, Pak."

"Mbak ehm, …"

"Nama saya Suci".

"Mbak Suci tunggu di sini sebentar. Saya temui Nyonya besar dulu di ruangannya," ucap pak Bondan.

Beberapa saat kemudian pak Bondan kembali menghampiri Suci lalu mengajaknya masuk ke dalam ruang tamu.

Suci berdecak kagum saat melihat ruangan yang ukurannya bahkan tiga kali lipat lebih besar dari rumahnya itu hingga ia tertarik pada sebuah foto berukuran besar yang dipajang di salah satu bagian dinding. Di antara potret ke empat wajah itu hanya seorang perempuan yang menggendong bayi saja yang tampak tersenyum lepas.

"Jadi kamu yang mau bekerja sebagai pengasuh Arsene?"

Dari foto berukuran besar itu pandangan Suci beralih pada sesosok wanita yang kini berdiri tepat di hadapannya. Ia tampak anggun mengenakan dress panjang berwarna maroon serta sepatu berwarna senada. Riasannya cukup tebal hingga wajahnya terlihat lebih putih dari warna cat dinding di ruangan itu.

"Ceritakan pengalamanmu mengasuh bayi," ucapnya dengan nada tegas.

"Hah?!"

"Apa kamu tidak dengar, nyonya Sofia memintamu menceritakan pengalamanmu mengasuh bayi," ucap seorang gadis yang berdiri persis di belakang perempuan itu.

"Saya-saya pernah membantu almarhumah ibu mengasuh kedua adik saya saat mereka masih kecil."

"Kamu jangan main-main! Saya tidak akan sembarangan memilih orang untuk menjadi pengasuh cucu saya. Dari sepuluh orang yang pernah menjadi pengasuh Rayyan, tidak ada satu pun yang becus mengurusnya."

"Saya pasti bisa mengurus Arsene dengan baik, Bu … eh, Nek … eh Nyonya."

"Kamu sendiri yang mengatakan belum memiliki pengalaman menjadi pengasuh bayi, tapi kamu seyakin itu bisa mengurus cucu saya dengan baik."

"Memangnya apa bedanya Arsene dengan adik-adik saya ketika mereka bayi. Di mana-mana perawatan bayi sama saja."

"Enak saja kamu membandingkan Arsene dengan dengan bayi lain. Arsene adalah calon pewaris tunggal perusahaan Bimantara group."

"Se istimewa apapun perlakuan kita pada Arsene, pada akhirnya dia tetap makan nasi seperti orang pada umumnya."

"Sekarang juga kamu tinggalkan rumah ini! Gadis sepertimu tidak pantas menjadi pengasuh cucu saya!" seru nyonya Sofia.

"Tolong beri saya kesempatan. Saya sudah banyak berkorban untuk bisa sampai di rumah ini. Bahkan saya kehilangan dompet saya saat di perjalanan."

"Kamu pikir saya peduli?!"

"Saya mohon beri saya kesempatan. Kalaupun harus pulang, saya bingung karena saya benar-benar tidak memiliki ongkos."

"Zola," panggil nyonya Sofia pada gadis yang sedari tadi membawakan tas milik sang nyonya.

"Ya, Nyonya."

"Suruh sopir menyiapkan mobil. Aku harus berangkat sekarang."

"Baik, Nyonya."

Gadis yang dipanggil Zola itu pun beranjak dari ruang tamu lalu berjalan menuju halaman rumah.

"Kenapa kamu masih di sini juga? Apa perlu saya memanggil security untuk menyeretmu keluar dari rumah ini?!"

"Bagaimana ini? Apa yang harus kukatakan pada bapak dan budhe jika aku gagal mendapatkan pekerjaan di kota? Apakah ini artinya kami benar-benar harus menyerahkan rumah kami pada rentenir?"

"Cepat tinggalkan rumah ini!" bentak nyonya Sofia. Dia lantas meninggalkan ruangan itu.

"Nyonya! Tunggu!" panggil seseorang dari dalam rumah. Namun sayang, sang nyonya telah masuk ke dalam mobil. Detik kemudian mobil itu pun meninggalkan halaman rumah.

"Maaf, kamu siapa?" tanya perempuan paruh baya berpakaian daster itu.

"Nama saya Suci. Tadinya saya berniat melamar pekerjaan sebagai pengasuh Arsene. Tapi, …"

Suci belum menyelesaikan kalimatnya namun tiba-tiba perempuan yang belum diketahui namanya itu menarik tangannya.

"Saya mau dibawa kemana?"

"Ini kamar tuan muda Arsene. Sedari tadi dia menangis tanpa sebab. Saya dan tuan Rayyan sudah mencoba menenangkannya tapi tangisnya justru semakin menjadi."

Di ruangan itu tampak seorang laki-laki yang tengah menggendong seorang bayi laki-laki. Usianya mungkin sekitar satu tahun. Laki-laki itu yang disebut tuan Rayyan sendiri memiliki penampilan yang jauh dari kata rapi. Hampir seluruh bagian wajahnya dipenuhi jambang dan rambutnya yang gondrong itu pun dibiarkan terurai.

"Bagaimana bayi itu mau tenang? Yang ada dia malah semakin takut melihat wajah anda," ucap Suci yang sontak membuat laki-laki berusia 35 tahun itu menoleh ke arahnya.

"Kamu siapa? Berani-beraninya masuk ke dalam rumah ini tanpa izin," ucap Rayyan.

"Suci ini yang akan mengasuh tuan muda Arsene," jelas perempuan paruh baya itu.

"Kamu sudah bertemu ibu?" tanya Rayyan atau yang kerap disapa Ray itu.

"Ehm … sebenarnya … saya tidak dite- …"

"Kamu sudah berpengalaman mengasuh bayi 'bukan? Pasti kamu tahu caranya menenangkan bayi yang sedang tantrum."

"Ehm … saya-saya, …"

"Mbok Asih ini kurang paham bagaimana cara mengurus bayi. Itulah sebabnya aku membuat pengumuman untuk mencari pengasuh Arsene," ujar Rayyan.

Dengan langkah ragu Suci melangkahkan kakinya menuju kamar yang didominasi warna biru itu. Meski tak yakin, dia mencoba mendekati Arsene lalu mengambil alih bayi laki-laki itu dari gendongan Rayyan.

"Hai, Sayang. Kamu kenapa menangis terus? Kamu mengantuk, lapar, atau bosan?" ucap Suci sembari menatap wajah bayi tampan itu. Arsene memiliki kulit putih, mata kebiruan, dan bibir kemerahan. Hanya dalam hitungan detik saja Suci sudah jatuh cinta padanya.

Ajaib. Bayi yang tengah belajar berjalan itu sontak menghentikan tangisnya. Dia lantas tersenyum lebar.

"Nah, gitu dong. Tuan Arsene tampan sekali loh kalau tersenyum," ucap Suci.

"Kamu hebat, Suci. Tuan muda langsung berhenti menangis setelah kamu gendong," puji mbok Asih.

"Mungkin tuan muda merasa tidak nyaman karena ruangan ini dingin. Lebih baik kecilkan AC nya lalu ganti pakaiannya dengan baju dan celana panjang," ucap Suci.

Dengan sigap mbok Asih menyiapkan baju panjang sang tuan muda, ia lantas memakaikannya pada Arsene.

"Kamu sudah merasa nyaman 'kan sekarang?" tanya Suci. Arsene menanggapinya dengan senyum lebar hingga memperlihatkan gigi susunya yang baru tumbuh itu.

"Setelah minum susu Tuan Arsene tidur ya, Sayang," ucap Suci. Penampilannya boleh saja tomboy dan sedikit menyerupai laki-laki. Tapi hatinya begitu lembut, apalagi terhadap anak kecil.

Mbok Asih semakin dibuat kagum pada Suci saat Arsene yang sudah kenyang minum susu formula itu mulai menunjukan tanda-tanda mengantuk. Tidak berselang lama bayi itu pun benar-benar terlelap dalam gendongan Suci.

"Mulai malam ini dan hari-hari berikutnya kamu tidur di kamar ini menjaga Arsen," titah Rayyan.

"T-t-tapi, Tuan. Saya-saya, …"

"Akhirnya, setelah banyak orang mencoba menjadi pengasuh, tuan muda Arsene menemukan pengasuh yang tepat," ujar mbok Asih.

"T-t-tapi, Tuan. Saya-saya, …"

"Sebutkan berapa gaji yang kamu minta," ucap Rayyan.

"Ap-ap-apa? Apa aku tidak salah dengar? Bagaimana mungkin aku diminta menentukan gajiku sendiri?" gumam Suci.

"Ehm … satu … dua … tiga. Tiga juta rupiah."

"Kamu sudah menikah?"

"Belum, Tuan. Tapi saya memiliki dua orang adik yang masih sekolah."

"Baiklah, aku akan memberikanmu gaji sebesar lima juta rupiah perbulan."

"Li-li-ma juta?" Apa itu uang semua, Tuan?"

"Bukan, itu daun kering. Kamu pikir aku sudah gila membayar gaji baby sitter dengan daun," gerutu Rayyan kesal.

"Maaf, Tuan. Saya hanya bercanda. Jangan terlalu serius jadi orang. Nanti cepat tua, cepat kena stroke lalu mati," ucap Suci.

"Saya ke kamar dulu, selamat malam."

Rayyan pun lantas meninggalkan kamar Arsene.

"Loh, ngapain kamu masih di sini? Tadi nyonya Sofia sudah mengusirmu 'bukan?"

Zola yang melintasi kamar Arsene tampak kebingungan saat mendapati keberadaan Suci di dalam sana.

"Aku-aku, …"

"Ayo cepat pergi sebelum nyonya besar pulang!" Zola menarik paksa tangan Suci lalu mendorongnya dengan kasar hingga ia terjatuh di atas lantai.

"Zola! Apa-apaan kamu!" seru Rayyan yang ternyata masih berada di ruang makan."

"Ini, Pak. Ada penyusup di rumah ini."

"Penyusup kamu bilang. Suci ini adalah pengasuh Arsen!".

"T-t-tapi, Tuan."

Suci menjulurkan lidahnya ke arah Zola hingga membuatnya mendengus kesal.

"Awas kamu, Suci!"

Bersambung ….

Hai, pembaca setia…. ditunggu dukungannya ya….

Jangan lupa tinggalkan like,komentar positif, favorit, vote, dan hadiah. Sekecil apapun dukungan kalian. Akan sangat berarti bagi Author 🥰🥰🥰🥰

Happy reading…

Terpopuler

Comments

Kenyang

Kenyang

senang bngt BacA cerita ini mnarik dn penuh tantangan🥰🥰

2022-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 Promo novel baru
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
Promo novel baru
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!