BAB 6

Suci bernafas lega saat ia menemukan handphone miliknya yang sengaja ia letakkan di bagian paling bawah tas miliknya. Meskipun bukan handphone canggih seperti yang dimiliki gadis seusianya, tetap saja benda itu penting baginya. Ia membelinya dengan cara mengumpulkan sedikit demi sedikit upah yang didapatnya dari mengurus kandang bebek. Tiba-tiba saja ia merasa bersalah lantaran tidak berpamitan dengan pemilik kandang itu sebelum berangkat ke kota. Ah! Biar itu menjadi urusan bapak.

"Alhamdulillah," ucapnya.

"Syukurlah kalau handphone mu tidak ikut diambil juga," ucap pemilik warung.

"Iya, Bu. Kalau handphone saya hilang, saya akan semakin kebingungan."

"Mbak ini dari mana mau kemana?"

"Saya dari kampung makmur mau bekerja di kota ini."

"Kerja apa?"

"Pengasuh bayi. Oh ya, Bu. Saya mau menghubungi teman saya agar menjemput saya ke sini. Uang yang saya punya hanya yang di dalam dompet itu," ucap Suci. Pemilik warung itu mengangguk paham.

[Halo, Din]

[Ya, Ci. Kamu sudah sampai di kota belum?]

[Sudah, Din. Aku baru saja sampai terminal]

[Sekarang kamu jalan keluar dari terminal, lalu naik angkutan berwarna biru. Bilang pada supir nya berhenti di Azzalea Estate. Ongkosnya sepuluh ribu saja]

[Tapi, Din, …]

[Tapi kenapa?]

[Aku tidak punya ongkos naik angkutan. Dompetku hilang]

[Astaga. Kenapa kamu ceroboh sekali?]

[Saat aku berada di dalam bis, seorang penumpang memberi sebotol air mineral untukku. Aku tidak ingat apapun lagi setelah meminumnya. Saat aku terbangun, dompetku sudah raib]

[Pasti penumpang itu yang sudah mencuri dompetmu. Minuman itu sudah dicampurkan obat tidur sehingga membuatmu mengantuk]

[Din, kamu bisa 'kan jemput aku di terminal sekarang? Aku bahkan tidak memiliki uang untuk membayar makanan di warung nasi]

Dina yang berada di seberang sana terdiam.

[Halo, Din. Kamu masih di situ 'kan? Kenapa kamu diam saja?]

[Maaf, Ci. Majikanku tidak memperbolehkanku keluar di atas jam lima sore]

[Jadi, bagaimana caranya aku bisa sampai di rumah keluarga yang membutuhkan pengasuh bayi itu? Hanya kamu satu-satunya orang yang bisa menolongku]

[Ehm, begini saja. Bagaimana kalau aku minta tolong pacarku untuk menjemputmu? Kamu tunggu saja di pintu masuk terminal. Biar nanti dia yang sekalian mengantarmu ke rumah orang yang membutuhkan jasa baby sitter itu.]

[Maaf sudah merepotkan]

[Kamu ngomong begitu kaya ngomong sama siapa saja. Ya sudah, kamu tunggu di pintu masuk terminal. Sebentar lagi mas

Rio akan menjemputmu]

[Terima kasih, Din.]

-Panggilan terputus-

"Maaf, Bu. Saya belum memiliki uang untuk membayar makanannya. Saya janji jika saya sudah gajian nanti, saya akan membayar hutang saya," ucap Suci pada pemilik warung makan.

Ia berpikir pemilik warung itu akan marah atau menyuruhnya mencuci piring untuk mengganti makanan yang sudah ia beli. Namun, ia tak menyangka masih dipertemukan dengan orang baik di kota asing ini.

"Tidak apa, saya ngerti Mbak sedang mengalami kesusahan. Uangnya bisa diganti kapan-kapan."

"Terima kasih, Bu." Suci meraih tangan pemilik warung itu lalu menciumnya penuh takdzim.

"Saya permisi dulu, Bu."

"Ini ada sedikit uang. Semoga bermanfaat." Pemilik warung itu menyelipkan sejumlah uang di tangan Suci.

"Apa ini, Bu? Tidak usah repot-repot. Ibu memperbolehkan saya berhutang saja saya sudah terima kasih sekali."

"Tidak apa, Mbak. Insyaallah saya ikhlas. Sebagai manusia kita harus saling membantu 'bukan?"

"Oh ya, apa saya boleh tahu nama Ibu?"

"Orang-orang di sini biasanya memanggil saya bu Tegal. Sesuai kota asal saya."

"Kalau begitu saya permisi dulu. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam, hati-hati."

******

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam petang namun orang yang akan menjemputnya belum juga muncul. Ia pun kembali menghubungi Dina.

[Halo, Din. Maaf, mana pacar kamu? Sudah hampir gelap kok dia belum sampai?]

[Pacarku bilang sudah menuju ke sana. Mungkin sebentar lagi sampai]

Benar saja, hanya selang beberapa saat setelah menutup teleponnya, seorang laki-laki seusianya datang dan menghampiri Suci yang kini berdiri di pintu masuk terminal.

"Kamu temannya Dina ya?" tabya laki-laki itu.

"I-i-iya, Mas."

"Tunggu. Sepertinya wajah kamu tidak asing bagiku." Laki-laki itu pun lantas mengamati penampilan Suci dari ujung rambut hingga ujung kakinya.

"Kamu Suci 'kan?''

"Bagaimana bisa kamu kenal saya? Sepertinya kita belum pernah bertemu sebelumnya."

"Ini aku, Ari. Kita pernah satu kelas waktu SMP."

Giliran Suci yang mengamati penampilan Ari atau yang entah mengapa namanya kini berganti menjadi Rio.

"Ka-ka-mu Ari Prasetyo 'kan? Yang dulu duduk di belakang bangku ku? Maaf, aku hampir tidak mengenalimu."

Ari Prasetyo. Meskipun bukan murid yang menonjol di sekolahnya dulu, namun Ari cukup pandai di pelajaran seni. Setiap kali guru mereka memberi tugas menggambar, Ari lah yang akan mendapatkan nilai tertinggi di kelas.

"Ya, Aku Ari Prasetyo. Masa kamu pangling dengan kawan sendiri]

"Penampilan kamu berubah 180 derajat. Dulu badan kamu kurus dan kulit kamu gelap. Sekarang badan kamu berisi, kulit kamu juga sedikit lebih bersih."

"Mungkin ini karena sehari-harinya aku bekerja di dalam ruangan ber AC."

"Memangnya kamu bekerja di mana?"

"Di Indo-Mei. Hari ini aku masuk shift malam. Ya sudah cepat naik. Aku antar kamu ke rumah majikan kamu."

"Apa rumahnya jauh?"

"Nggak kok. Mungkin lima belas menit pakai motor."

Suci pun lantas membonceng sepeda motor Ari.

Ketika di tengah perjalanan peristiwa tak terduga terjadi. Tepatnya di lampu merah. Saat pergantian dari lampu kuning menuju warna hitam, entah disengaja atau tidak, sebuah mobil sedan berwarna merah melaju dengan kecepatan sedang menyalip sepeda motor yang mereka tumpangi hingga menyenggol salah satu spion kendaraan roda dua itu. Akibatnya sepeda motor matic itu pun terjatuh. Bukannya berhenti ataupun meminta maaf, mobil itu justru melaju begitu saja meninggalkan tempat tersebut.

"Dasar pemilik mobil nggak punya etika!

Kalau kamu ganteng aku sumpahi jadi suamiku!" umpat Suci seraya memegangi siku tangannya yang terluka akibat terjatuh di jalan beraspal.

"Di mana-mana nyumpahin itu yang jelek. Kenapa sumpah kamu begitu?" protes Ari yang tengah berusaha mengangkat kembali sepeda motornya.

"Nggak tahu, tiba-tiba saja keluar kata-kata itu." Suci terkekeh.

"Kamu nggak apa-apa 'kan?" tanya Ari.

"Cuma lecet begini saja, kecil. Nanti juga sembuh sendiri."

"Dari dulu kamu tidak pernah berubah, tangguh dan pantang mengeluh," puji Ari.

"Pim! Pim! Pim! Woi! Cepat jalan! Kalian pikir ini jalanan nenekmu!" seru seorang pengguna jalan dari dalam mobilnya.

"Apa begini perilaku pengguna jalan di kota? Mereka berbuat semaunya," ucap Suci.

"Tidak semuanya penduduk kota seburuk yang kamu pikir. Aku sudah cukup lama bekerja di kota ini, masih ada orang baik."

Lima belas menit kemudian keduanya tiba di sebuah rumah. Ari yang memang sudah mengenal security di rumah itu pun mengenalkan Suci padanya.

"Aku pergi dulu, semoga kamu betah kerja di sini," ucap Rio atau yang sebenarnya bernama asli Ari itu.

"Terima kasih sudah mengantarku."

Tidak berselang lama Ari pun meninggalkan rumah tersebut.

"Mari, Mbak. Saya antar ke dalam menemui tuan dan nyonya," ucap security bernama Bondan itu.

Suci menarik nafas panjang sebelum melangkahkan kaki di rumah besar berlantai dua itu. Rumah yang sebentar lagi akan menjadi tempatnya bekerja demi menyelamatkan keluarganya. Namun, langkahnya terhenti saat ia melintasi sebuah mobil yang terparkir di halaman yang cukup luas itu.

"Loh, mobil ini, …"

Bersambung …

Hai, pembaca setia…. ditunggu dukungannya ya….

Jangan lupa tinggalkan like,komentar positif, favorit, vote, dan hadiah. Sekecil apapun dukungan kalian. Akan sangat berarti bagi Author 🥰🥰🥰🥰

Happy reading…

Terpopuler

Comments

Kenyang

Kenyang

suci sepertinya sumpah kmu akn mnjadi kenyataan🥰🥰🥰

2022-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 Promo novel baru
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
Promo novel baru
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!