Gea menggeliat pelan,merasakan berat menindih perutnya.Mengerjapkan mata mengumpulkan kesadaran.Dan kala matanya terbuka penuh,ia menatap jam dinding.Waktu menunjukkan pukul 12.25.
"Kenapa perut melintir di jam segini sih.Males banget mau bangun"gerutunya.
Dipindahkannya tangan Teo yang masih memeluk perutnya,lalu beranjak dari ranjang.Tapi pergerakannya justru membangunkan sang suami.
"Mau kemana"tanya Teo.
"Dapur"
Jawaban yang yang singkat membuat Teo bangkit dan segera menahan tangan Gea.
"Kamu laper?"tanyanya.
Gea hanya menganggukkan kepala malas.Masih terpancar kemarahan di wajahnya.
"Mau makan apa?Biar kakak ambilin.Apa mau bakso yang kakak beli tadi?"
Gea hanya menatap heran.Tak biasanya Teo mau mengambilkan makan untuknya.Biasanya ia masih tetap terlelap saat Gea memintanya untuk menemaninya masak bila ia kelaparan tengah malam.
"Tunggu disini aja ya,biar aku yang ambil"kata Teo.Dibawanya Gea kembali duduk lalu ia beranjak keluar kamar.
Tak lama berselang Teo kembali masuk dengan semangkok bakso panas dan sepiring nasi.Tak lupa ada segelas teh hangat.
"Makan ya,mumpung masih anget"katanya seraya meletakkan nampan itu di pangkuan Gea.
Sementara Gea hanya menerimanya dengan mulut yang membisu.Sementara istrinya makan Teo mengambil ponselnya lalu duduk di samping Gea.
Sudut mata Gea melirik suaminya.Rasa penasaran tak bisa hilang dari pikirannya.Terlihat Teo membuka aplikasi chat berwarna hijau.Sesaat kemudian helaan nafas yang berat terdengar dari mulut Teo.Lalu tangannya tergerak menghapus chat dari kontak bernama Riri.
Hati Gea begitu perih mendapatinya.Namun ia sedikit lega saat tau Teo menghapus chat beserta kontak Riri.Namun bisakah ia percaya begitu saja?.
Bukankah tidak memungkiri jika keduanya bisa saja kembali berkomunikasi di belakangnya lagi?.
Melihat Gea yang makan sambil melamun Teo tersadar.Mungkin Gea melihat apa yang dilakukannya tadi.Ia segera menaruh ponselnya di atas ranjang lalu mengambil sendok yang ada di tangan Gea untuk menyuapinya.
"Keburu dingin ntar makanannya"kata Teo saat Gea berusaha menolak suapan darinya.Meski Gea hanya diam,Teo berusaha sabar menghadapinya.Bagaimanapun ini adalah salahnya sendiri.Dan ini adalah konsekuensi yang harus ia terima.
Ia sadar,kecewa yang dirasakan istrinya pastilah begitu besar.Bagaimana tidak?.Disaat umur pernikahannya yang baru seumur jagung Gea mendapati kenyataan kalau suaminya masih menyimpan rasa untuk sang mantan.Bahkan itu terjadi saat istrinya tengah hamil.Bukankah kemarahan adalah suatu yang wajar untuk Gea rasakan?
Setelah suapan terakhir Teo memberikan teh hangat untuk Gea.Setelahnya ia membawa piring kotor bekas makan Gea ke dapur.Sungguh hal yang selama ini tak pernah ia lakukan selama menjadi suami Gea.Di rumah ini apa yang ia butuhkan selalu disiapkan oleh Gea.
Sungguh,bukankah ia telah menjadi suami yang kejam?.
Sekembalinya ke kamar ia mendapati Gea telah berbalut selimut.Ia pun lalu menyusul dan memeluk kembali tubuh istrinya.Berharap Gea masih memberinya maaf meski ia tau itu bukanlah hal yang mudah bagi Gea.
...****************...
Matahari pagi telah beranjak dari peraduannya.Mengusik gelap untuk berganti terang.Namun sinarnya tak jua membuat Gea bangun dari tidurnya.Rasa malas membuatnya betah bergelung di dalam selimut.Bahkan Teo pun terheran dibuatnya,karena biasanya di jam yang sama Gea sudah sibuk di dapur.
Teo beranjak bangun lalu ke kamar mandi.Setelah mencuci muka Teo keluar kamar.
"Gea nya mana Te?"tanya nenek saat ia sampai di dapur.
"Masih tidur Nek,mungkin hari ini ga masuk kerja dulu"jawab Teo.
"Kamu mau apa"
"Mau masak nasi goreng nek buat Gea"
"Emang bisa?"tanya nenek.
"Bisa lah Nek,kan cuma nasi goreng.Udah biasa buat"jawabnya sambil tersenyum.Wajar kalo nenek ragu,karena selama tinggal di rumah ini Teo memang belum pernah masak sendiri.
"Apa Gea sakit"tanya nenek sendu,membuat Teo menghela nafas.
"Udah mendingan nek,mungkin hanya kecapekan.Nenek ga usah khawatir"balas Teo."Gea juga lagi hamil nek"lanjutnya dalam hati.
"Bagaimana nenek ga khawatir Teo.Gea sudah cukup menderita selama ini.Keegoisan orang tuanya membuat dia harus berjuang sendiri untuk hidupnya,bahkan juga untuk nenek"tutur nenek.
"Teo tau nek,doakan saja kami kuat menjalaninya"
"Nenek titip Gea padamu Teo.Tolong jaga dia,bahagiakan dia.Jangam buat dia sedih dan kecewa.Nenek sudah tua,tak mungkin nenek bisa terus menjaganya"
Deg!
Desir halus terasa di hati Teo.Perasaannya tersentil dengan ucapan sang nenek.Sungguh,selama ini ia begitu egois pada Gea.
"Nek,jangan berkata begitu.Maaf kalo Teo belum bisa membahagiakan nenek sama Gea.Aku sadar nek aku belum bisa jadi suami yang sempurna untuk Gea.Doakan dan ingatkan kami nek agar kami tetap bersama.Dan nenek juga harus sehat biar bisa menimang cucu cucu nenek"
Nenek tersenyum mendengarnya.Seburuk apapun Teo,ia percaya bahwa masih ada sisi baik dalam dirinya.
"Doakan saja nenek panjang umur.Namun bila suatu saat nanti nenek harus pergi,tolong jaga Gea"
"Pasti nek,itu sudah jadi tanggung jawab Teo"ucap Teo."Nenek mau teh hangat?"tanyanya seraya mengangsurkan segelas teh hangat.
"Nenek mau nunggu tukang sayur dulu Te,kamu mau dimasakin apa?"tanya nenek.
"Apa aja lah nek,yang penting nenek sama Gea dulu"jawab Teo.
Sepeninggal neneknya,Teo melanjutkan masak dengan pikiran kalut.Ucapan nenek benar benar mengusik hatinya.Seandainya nenek pergi bagaimana dengan Gea?Sanggupkah Gea menghadapinya sementara keadaannya sendiri sedang tidak baik baik saja?.
Ditepisnya pikiran buruk yang menghampiri itu.Berharap semua akan tetap baik baik saja."Semoga aku juga bisa merubah keadaan juga hatiku.Aku tak boleh seperti ini.Bagaimana jika benar Gea hamil?Aku benar benar suami yang tak berguna.Mengatur hatiku sendiri aku tak mampu,bagaimana aku akan mengatur anak dan istriku?"pikirnya.
Bagaimanapun Teo juga manusia biasa.Namun rasa yang pernah hadir di hatinya juga bukan atas keinginannya.Jika boleh memilih,ia akan minta rasa cinta itu hadir hanya saat ia bertemu Gea.Namun nyatanya cinta yang dalam pernah ia miliki untuk Riri.Pernah berharap agar Riri menjadi pelabuhan terakhirnya.Dan saat ia tahu cintanya berbalas ia menyerahkan segenap cintanya tanpa sisa.Namun pada akhirnya ia harus menelan kekecewaan karena ternyata cinta yang ia kira tulus hanyalah sekedar mempermainkan rasanya.
Dan kini saat ia berlabuh,kenangan lama itu datang mengusik rasa yang ia coba kubur dalam dalam.Dilema.Antara cinta yang terikad akad suci dan cinta karena rasa yang masih tertinggal.
Haruskah ia memilih?
Rasanya begitu sulit ia menghadapi perasaannya sendiri.Egokah Teo dengan segala rasa yang ia miliki?.Sementara dimana kini ia bernaung,ada seseorang yang melimpahinya dengan keinginannya yang sederhana.Menjaga dan melindungi cucu yang slalu ia sayangi.
Mampukah dirinya?Sedangkan tanpa ada yang memintanya pun itu sudah menjadi kewajibannya untuk menjaga dan melindungi Gea yang notabene adalah istrinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments