Gea menata hasil masakannya pagi ini dengan terburu buru.Hari ini ia bangun kesiangan.Ia baru membuka matanya saat jam menunjukkan pukul 5.15.Di waktu yang sebentar itu ia harus tetap menyiapkan makanan sebelum ia sendiri pergi bekerja.Alhasil ia hanya memasak sayur sop dan tempe goreng.Beruntungnya malam sebelum ia beranjak tidur ia sempat memasak nasi di rice cooker.
Beranjak dari dapur Gea masuk ke kamarnya.Netranya menatap sosok suaminya yang masih lelap dalam tidurnya.
"Kak,bangun ini udah siang.Aku mau berangkat kerja kak"kata Gea seraya menggoyangkan lengan Teo.Berharap suaminya bangun dan mau mengantarkannya berangkat kerja pagi ini.Namun suaminya itu hanya membalikkan tubuhnya lalu terlelap lagi.
Gea menghela nafasnya kasar.Tiga bulan menjalani biduk rumahtangga bersama Teo cukup membuatnya harus menahan batas kesabarannya.Sikap Teo mulai berubah.Tak lagi semanis dulu.Bahkan,suaminya kini sering pulang malam dalam keadaan setengah mabuk.
Selesai mandi Gea langsung berkemas berangkat kerja.Ia mengeluarkan motor matic yang baru ia beli sebulan lalu.Mengingat Teo yang sering pulang malam,ia menggunakan uang tabungannya untuk membeli motor agar ia tak kesulitan dalam bekerja.Meski hanya motor second itu cukup mengurangi bebannya.
Sebelum berangkat Gea berpamitan pada nenek.Lalu ia meninggalkan sebuah memo di atas pakaian kerja Teo yang telah ia siapkan di atas meja kamar.
"Kak,aku berangkat duluan.Kopi dan pakaian kerja sudah aku siapkan.Jangan lupa sarapan".
Gea melajukan motornya lebih cepat dari biasanya.Seharusnya ia sampai kantor lebih pagi hari ini karena akan ada meeting bulanan.Tapi rupanya keberuntungan tak berpihak padanya.Ia justru bangun kesiangan.
Setelah memarkirkan motornya,Gea langsung berlari menuju ruang kerjanya.Dinyalakannya laptopnya lalu ia mengambil berkas laporan yang kemarin sudah ia persiapkan.Ia pelajari sekali lagi agar tak ada kesalahan saat meeting nanti.
"Tumben telat Ge,apa ada masalah?"tanya Pak Zain yang baru saja masuk ruangan.
Gea menggeleng.
"Ga ada masalah kok Pak,cuma tadi pagi saya bangun kesiangan"jawab Gea.
"Laporan buat meeting bulanan sudah siap kan?"tanya Pak Zain.
Gea hanya mengangguk dan menunjuk laporan yang sedang ia pelajari.Keduanya lalu tenggelam dengan kesibukan masing masing.
"Assalamualaikum"
Sebuah suara terdengar dari luar.Gea dan Pak Zain serentak berdiri setelah menjawab salam dari Pak Yuli.
"Bagaimana Pak Zain,Gea,sudah siap laporannya?"tanya Pak Yuli.
"Alhamdulillah semua sudah siap Pak"jawab Pak Zain.
"Kalau begitu kita langsung ke aula saja"ajak Pak Yuli.
Ketiganya lalu berjalan menuju aula dimana meeting akan dilaksanakan.Gea melihat peserta meeting dari bagian lain juga sudah banyak yang datang.
Gea menghela nafas lelah.Meeting yang berjalan alot memakan waktu hampir dua jam.Begitu menyita tenaga dan pikiran.Apalagi Gea belum mengisi perutnya sejak pagi.Kini badannya benar benar terasa lemas tak berdaya.
Dengan langkah gontai is berjalan menuju ruangannya.Namun baru lima langkah ia menapakkan kakinya tiba tiba semuanya terlihat kabur.
Bruukk.
Gea pingsan tepan di depan pintu aula.
"Gea!!"seru Avika,teman sesama admin.Mereka segera berlari dan mengangkat tubuh Gea.Membawa dan membaringkannya di kursi.Berupaya membangunkan Gea dengan membaluri telapak kakinya dengan minyak kayu putih.Namun,Gea masih terbaring dalam pinsannya.
"Tumben Gea sampai pingsan pak,biasanya dia paling semangat"kata Pak Yuli pada Pak Zain.
"Saya kurang tau Pak Yuli,tadi pagi memang Gea agak kesiangan"tutur Pak Zain.
"Apa mungkin Gea sedang hamil muda ya Pak".Sebuah perkiraan yang tiba tiba muncul di benak Pak Yuli.
Pak Zain yang mendengarnya tersenyum."Bisa jadi pak,kan masih dalam suasana pengantin baru juga"timpalnya.
Keduanya tersenyum dan berlalu meninggalkan Gea yang masih belum sadarkan diri.
Tiga puluh menit kemudian Gea baru siuman.Ia bangun lalu menyandarkan tubuhnya di kursi.Memijat kepalanya yang terasa pening.
"Udah bangun Ge?"sapa Pak Zain yang baru memasuki ruangan.
"Iya pak,maaf kalau saya merepotkan"lirih Gea.
"Santai saja Ge.Siapapun juga pengennya dalam keadaan baik baik saja.Ga ada yang mau juga kalau ditawarin buat pingsan"sahut Pak Zain."Udah enakan belum?"lanjutnya.
"Masih sedikit pusing pak.Mungkin karena tadi belum sempat sarapan"balas Gea.
"Owh,pantesan sampe pingsan.Makan dulu sana,udah siang ini.Saya mau ke penggilingan pakan dulu"kata Pak Zain seraya beranjak.
Gea pun segera menuju mejanya setelah Pak Zain keluar.Ia mengambil tas dan mengeluarkan bekalnya.Bekal yang harusnya ia santap tadi pagi.Namun ia terlupa karena mengejar persiapan meeting.
Meskipun tenggorokannya terasa pahit Gea tetap memaksa untuk menelan makanannya.Ia tak ingin sakit.Namun perutnya benar benar tak bisa di ajak kompromi.
Perutnya terasa di aduk aduk.Keringat dingin pun bercucuran di dahinya.Sadar akan kondisi tubuhnya yang tidak baik baik saja ia segera menemui mandornya.Ia tak bisa bekerja dengan keadaan seperti itu.Gea pun memutuskan pulang setelah mendapat izin dari Pak Zain.
Gea memilih pulang dengan ojek online sementara motornya ia titipkan pada Avika.Sesampainya di rumah ia pun langsung meringkuk di atas ranjang.Selimut tebal yang menutupi tubuhnya sedikit mengurangi rasa dingin yang menderanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments