Menyembunyikannya

Gea menyandarkan tubuhnya lelah di dinding kamarnya.Diletakkannya sekantong obat yang baru ia dapat dari dokter.Ditatapnya buku bersampul pink bergambar ibu dan anak itu.Kini pikirannya benar benar kalut.

Selepas Teo pergi dari rumah tadi Gea tak kunjung merasakan tubuhnya membaik hingga ia memutuskan untuk pergi ke dokter.Namun penjelasan yang dokter berikan usai pemeriksaan sungguh membuatnya terkejut.Gea dinyatakan positif hamil empat minggu.

"Kenapa kamu hadir di situasi seperti ini?Apakah ayahmu akan menerima keberadaanmu sementara hatinya masih mengharapkan selain ibumu ini?"rintih Gea perih.

Gea mengusap airmata yang mengalir.Sekuatnya mencoba untuk menguatkan diri sendiri.Meski ia tau semua akan terasa berat baginya.Tapi ia yakin Tuhan lebih tau yang terbaik baginya.

Ia bangkit lalu menyimpan buku kontrolnya.Ya,ia akan menyembunyikan kehamilannya dari suaminya.Meski suaminya berhak tau,tapi ia merasa belum siap untuk menyampaikannya.

Gea keluar dari kamarnya.Dapur menjadi tujuannya.Bagaimanapun keadaannya saat ini,ia tak boleh membuat neneknya curiga.Ia tak ingin membebani neneknya dengan terlihat sakit.

Sesampainya di dapur Gea membuka kulkas.Ia mencari telur dan sayuran.Entah mengapa ia ingin makan nasi goreng pedas.Apakah ia ngidam?.Entahlah,tapi membayangkannya saja rasanya air liurnya akan menetes.

"Masak apa Ge?"tanya nenek yang melihat Gea di dapur.

"Pengen nasi goreng nek"jawabnya"nenek mau?"

"Engga,nenek sudah makan tadi.Kamu habis darimana?"

"Dari beli obat nek.Agak meriang rasanya"kata Gea

"Suamimu mana?"tanya nenek.

Gea menghela nafas tak kentara."Baru keluar nek,tadi temannya telfon"

"Kamu ga berantem kan sama Teo"

"Enggak kok nek,memangnya kenapa"tanya Gea heran.Jangan jangan nenek curiga.

"Nenek ga mau kamu berantem sama suamimu.Baik baik Ge sama suamimu.Nenek sudah tua,kalau sudah waktunya nenek pergi hanya ada suamimu yang akan menjagamu"ucap nenek.

"Nek,jangan ngomong gitu.Nenek masih akan bersama Gea.Nenek ga boleh pergi"sahut Gea cepat.

Nenek menatap Gea sendu.Bagaimanapun ia tau,cepat atau lambat waktu berpisah itu akan tiba.Dan ia berharap saat ia pergi nanti,Teo akan menjaga Gea dan melindunginya.

Sebagai pengganti orang tua Gea,nenek bisa merasakan kalau saat ini hubungan cucu dan cucu menantunya tidak baik baik saja.Tapli ia tak ingin ikut campur.Ia yakin keduanya sudah dewasa dan bisa menentukan yang terbaik.Hanya doa yang ia sematkan di setiap sujudnya agar keduanya tetap bersama sampai maut yang memisahkan.

Tadi siang saat usai sholat dzuhur ia melihat Teo pergi dengan wajah penuh amarah.Melihatnya saja ia tau,mereka ada masalah.Tapi mungkin keduanya berusaha menyembunyikannya.Dan iapun mencoba percaya bahwa semuanya akan tetap baik baik saja.

"Telpon Teo Ge,bilang nenek titip bakso.Kayanya enak makan bakso panas panas"kata nenek.Sebenarnya itu hanya sebuah alasan agar keduanya bisa tetap berkomunikasi.

"Iya nek,selesai makan aku telpon kak Teo"

"Sebentar lagi adzan maghrib,nenek ke masjid dulu ya"kata nenek seraya beranjak ke kamar.

"Iya nek"

Selesai makan Gea masuk ke kamar.Dengan ragu ia mengambil ponselnya.Haruskah ia menghubungi suaminya?Rasanya malas sekali,tapi bagaimana pesanan neneknya?Akhirnya ia memutuskan untuk mengirim pesan saja.

"Kak,tolong belikan bakso buat nenek.Tadi minta dibilangin ke kakak nitip bakso"

Lama pesan itu belum terbaca,membuat Gea menjadi nething."Apa jangan jangan kak Teo menemui Riri?"pikirnya.

Ah,tapi Gea segera mengenyahkan pikiran buruknya.Ia tak ingin merubah suasana hatinya menjadi lebih buruk lagi.

Satu jam kemudian ada pesan masuk ke ponsel Gea.

"Kamu mau bakso sekalian ga,ini kakak masih antri"

Gea tersenyum,meski marah ternyata Teo masih mau memikirkan dirinya.

"Aku udah bikin nasi goreng barusan,buat kakak sama nenek aja"balasnya.

Tak ada balasan lagi dari Teo.Ya,suaminya memang secuek itu.Tak pernah bisa romantis ataupun manis.Entah karena tak bisa ataupun tak cinta.

Bosan menunggu pesan dari Teo akhirnya Gea memilih beranjak untuk menunaikan sholat isya.Ditengah gejolak rumah tangganya ia tetap berusaha memohon pada Sang Pemilik Hati agar ia tetap kuat menjalani setiap takdir yang tertulis untuknya.

Rasa lelah dan beban pikiran membuatnya tertidur usai sholat dengan masih berbalut mukena.Bahkan ia tak tau saat Teo masuk ke kamar.Menyentuh lembut wajahnya dan mengecup keningnya sesaat.

Usai mandi dan berganti pakaian Teo mengambil mangkok berisi bakso dan membawanya ke kamar.Sengaja ia membeli dua bungkus bakso,satu untuk nenek dan satu untuk istrinya.Ia menaruhnya di atas meja dan ingin membangunkan Gea terlebih dahulu.Namun sudut matanya menangkap sebuah benda pipih terselip di tas Gea yang sedikit terbuka.

Sebuah testpeck dengan garis dua.

"Apa ini punya Gea?Kenapa gadis kesayangannya itu tak memberi tahu dirinya.Apa Gea benar benar marah padanya?"

Serentetan pertanyaan itu muncul di benaknya.Ada rasa yang membuncah di hatinya kalau memang Gea kesayangannya tengah hamil.Apakah ini menjadi pertanda bahwa ikatan keduanya akan semakin kuat?

Dengan senyuman di sudut bibirnya beranjak membangunkan Gea.

"Ge,bangun.Pindah ya tidurnya,jangan disini"bisiknya pelan di telinga Gea.

Istrinya melenguh,lalu membuka kedua matanya.

"Aku ngantuk kak,males mau pindah"lirihnya.Namun tanpa permisi,Teo justru mengangkat tubuhnya dan membawanya ke ranjang.Membuat kedua mata Gea kembali terjaga.

Teo melepas mukena yang masih melekat di tubuh Gea.Melipat dan menyimpannya di lemari.Lalu kembali ke hadapan Gea dengan semangkok bakso.

"Makan bakso dulu ya,aku beli juga buat kamu"kata Teo,namun Gea hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku udah makan"ketusnya.

Membuat Teo kembali meletakkan mangkuknya.Ditatapnya Gea dengan penuh arti dan digenggamnya kedua tangan Gea.

"Maaf.Aku akui aku salah Ge.Aku ga berani jujur sama kamu.Sebenarnya udah satu bulan ini aku hubungan lagi sama Riri.Tapi hanya sebatas chat aja,ga lebih"ungkapnya.

"Apa kak Teo masih mencintainya?"

Teo menggeleng lemah."Aku ga tau dengan apa yang aku rasa.Aku hanya merasa aku belum bisa sepenuhnya melupakannya"

"Lalu kakak anggap aku selama ini apa?Pelampiasan?Atau pelarian?"cecar Gea.

"Aku sayang kamu Ge"balas Teo.

"Sayang??Kalo kakak sayang aku cinta aku,kakak ga mungkin nyebut nama wanita lain saat kakak menyentuhku.Apa kakak tau apa yang aku rasain?Sakit kak,sakit banget"ungkap Gea.

"Maaf Ge,tolong maafin aku.Tapi aku bener bener sayang sama kamu.Aku ga mau kehilangan kamu Gea"

"Kakak ga mau kehilangan,tapi kakak terus terusan nyakitin aku.Sakit kak,disini sakit banget".Gea menunjuk dadanya dengan airmata yang terus mengalir.Begitu perih yang kini ia rasakan.

"Kenapa dulu kakak tetep milih aku.Bukankah aku pernah minta kakak buat kembali sama dia jika memang kakak masih mencintainya.Apa kakak sengaja ingin mempermainkan aku?"tanya Gea lemah.

Melihat Teo yang hanya diam tanpa menjawabnya membuat Gea tersenyum masam.Ia tau kalau suaminya masih bimbang dengan perasaannya.Dan itu sungguh menyakitkan.Kenapa hubungannya dengan suaminya sendiri menjadi serumit ini.

Gea lalu membaringkan tubuhnya dan membelakangi suaminya.Ia biarkan Teo yang masih terdiam di rempatnya.Namun tak lama kemudian ia merasakan Teo memeluknya dan membisikkan sebuah kalimat di telinganya.

"Maafin kakak Ge.Kakak tau kakak salah.Kakak sayang kamu dan kakak ga mau kehilangan kamu.Tolong bantu kakak buat melupakan masalalu kakak"

Gea tetap diam mendengarnya.Haruskah ia percaya kata kata dari lelaki yang menyandang status sebagai suaminya,namun nyatanya masih menyimpan rasa untuk wanita lain?Haruskah ia mengatakan tentang keadaannya saat ini agar laki laki itu tau apa statusnya sekarang?.

Pertanyaan yang menari di benaknya dibiarkannya begitu saja.Ia memilih menyembunyikan kehamilannya dari sang suami.Berusaha menetralkan perasaan yang terombang ambing di tengah badai rumah tangganya dengan memejamkan matanya.Melupakan sejenak sakit yang terasa begitu menghimpit.

Episodes
1 Menuju Sah
2 Mantan lagi mantan lagi
3 Kesedihan Gea
4 Kamu Tak Pantas Bersamanya
5 Hanya Ada Kamu
6 Menikah
7 Drama Hari Pertama
8 Ternyata Masih Munafik
9 Gea Pingsan
10 Terkuak
11 Menyembunyikannya
12 Permintaan Nenek
13 Kembali bertemu
14 Benar Benar Hamil
15 Janji Bertemu
16 Rumah Sakit
17 Rumah Sakit 2
18 Harus Bagaimana
19 Ajakan Teman
20 Berjanjilah
21 Melihatnya Selingkuh
22 Kepergian Nenek
23 Tak Tersentuh
24 Kembali Terluka Lagi
25 Teruslah Kuat
26 I Love You
27 Aku Butuh Kamu
28 Terpuruk
29 Dengan Sahabat
30 Mencoba Mencari Solusi
31 Teo Yang Terluka
32 Kesempatan Dari Istri
33 Selesaikan Segera
34 Menemui Riri
35 Melahirkan
36 Salah Makan Apa Ya?
37 Kamu kuat Gea
38 Sweet Heart Owner
39 Hama Penganggu
40 Hatimu Belum Sepenuhnya Milikku
41 Aku Lelah
42 Aku Yang Akan Berjuang
43 Aku Ingin Melepasmu
44 Takut Dosa
45 Rencana Teo
46 Teror
47 Kebuasannya
48 Satu Minggu
49 Ngedate
50 Pertemuan
51 Lagi dan Lagi
52 Alasan Riri
53 Cerita Para Wanita
54 Reihan
55 Reuni
56 Cemburu
57 Keputusan
58 Mulai Bekerja
59 Tawaran Pak Zain
60 Menolak
61 Obrolan Lelaki
62 Dia lagi
63 Ga Nyaman
64 Marah Lagi
65 Rencana
66 Memaksa
67 Tak Mengingat Apapun
68 Bersiap
69 Terlalu Cinta
70 Aku Percaya
71 Obrolan Gosip
72 Prahara
73 Butuh Ketenangan
74 Yang Harus Pergi Itu Aku Bukan Kamu
75 Aku Yang Harus Pergi
76 Penyitaan Anak
77 Anak Lo Aman
78 Pertanda
79 SPD
80 Cemburu Penambah Keheningan
81 Hanya Hadiah Kecil
82 Siang Yang Panas
83 Kembali Merasakannya Lagi
84 Suami Omes
85 Amarah Yang Tersimpan
86 Butuh Kawalan?
87 The Best Women
88 Duo Sahabat
89 Semua Terserah Padamu
90 Kangen Dedek
91 Cemburu
92 Terimakasih Sudah Mencintai Putriku
93 Cinta Tanpa Batas
94 Sudah Tugasku Melayanimu
95 Keributan Kecil
96 Bertemu Ibu
97 Terimakasih Cinta(Tamat)
98 Karya baru
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Menuju Sah
2
Mantan lagi mantan lagi
3
Kesedihan Gea
4
Kamu Tak Pantas Bersamanya
5
Hanya Ada Kamu
6
Menikah
7
Drama Hari Pertama
8
Ternyata Masih Munafik
9
Gea Pingsan
10
Terkuak
11
Menyembunyikannya
12
Permintaan Nenek
13
Kembali bertemu
14
Benar Benar Hamil
15
Janji Bertemu
16
Rumah Sakit
17
Rumah Sakit 2
18
Harus Bagaimana
19
Ajakan Teman
20
Berjanjilah
21
Melihatnya Selingkuh
22
Kepergian Nenek
23
Tak Tersentuh
24
Kembali Terluka Lagi
25
Teruslah Kuat
26
I Love You
27
Aku Butuh Kamu
28
Terpuruk
29
Dengan Sahabat
30
Mencoba Mencari Solusi
31
Teo Yang Terluka
32
Kesempatan Dari Istri
33
Selesaikan Segera
34
Menemui Riri
35
Melahirkan
36
Salah Makan Apa Ya?
37
Kamu kuat Gea
38
Sweet Heart Owner
39
Hama Penganggu
40
Hatimu Belum Sepenuhnya Milikku
41
Aku Lelah
42
Aku Yang Akan Berjuang
43
Aku Ingin Melepasmu
44
Takut Dosa
45
Rencana Teo
46
Teror
47
Kebuasannya
48
Satu Minggu
49
Ngedate
50
Pertemuan
51
Lagi dan Lagi
52
Alasan Riri
53
Cerita Para Wanita
54
Reihan
55
Reuni
56
Cemburu
57
Keputusan
58
Mulai Bekerja
59
Tawaran Pak Zain
60
Menolak
61
Obrolan Lelaki
62
Dia lagi
63
Ga Nyaman
64
Marah Lagi
65
Rencana
66
Memaksa
67
Tak Mengingat Apapun
68
Bersiap
69
Terlalu Cinta
70
Aku Percaya
71
Obrolan Gosip
72
Prahara
73
Butuh Ketenangan
74
Yang Harus Pergi Itu Aku Bukan Kamu
75
Aku Yang Harus Pergi
76
Penyitaan Anak
77
Anak Lo Aman
78
Pertanda
79
SPD
80
Cemburu Penambah Keheningan
81
Hanya Hadiah Kecil
82
Siang Yang Panas
83
Kembali Merasakannya Lagi
84
Suami Omes
85
Amarah Yang Tersimpan
86
Butuh Kawalan?
87
The Best Women
88
Duo Sahabat
89
Semua Terserah Padamu
90
Kangen Dedek
91
Cemburu
92
Terimakasih Sudah Mencintai Putriku
93
Cinta Tanpa Batas
94
Sudah Tugasku Melayanimu
95
Keributan Kecil
96
Bertemu Ibu
97
Terimakasih Cinta(Tamat)
98
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!