Rumah Sakit 2

Adzan subuh berkumandang dari masjid rumah sakit.Gea menyingkirkan tangan Teo yang memeluknya dan beranjak ke kamar mandi.Selesai membersihkan diri Gea mengambil mukena dan ingin keluar ruangan tapi suara Teo menahannya.

"Mau kemana?"

"Aku mau sholat di masjid Kak"

"Sholat disini aja bareng aku"

Gea terpana mendengarnya,lalu senyum lebar terpampang begitu saja saat menyadari ucapan suaminya.Usahanya untuk membawa Teo menjadi pribadi yang lebih baik tidaklah sia sia belaka.

Sementara menunggu suaminya berwudhu Gea menggelar sajadah.Lalu tatapannya beralih pada neneknya yang masih tertidur."Semoga cepat membaik nek.Biasanya nenek yang selalu mengingatkanku untuk sholat"lirihnya.

Tak lama Teo keluar dari kamar mandi.Ia lalu memakai kain sarungnya dan langsung menghampiri Gea.

"Ayo"ajaknya.

Hampir setahun menikah dengan Teo baru kali ini Gea merasakan bahagia menyentuh ke relung hatinya yang paling dalam.Keinginannya untuk bisa menjadi makmum bagi suaminya sendiri kini bisa ia rasakan.Tanpa ia harus membuang banyak kata untuk membujuknya.

Airmatanya mengalir deras saat ia menadahkan tangannya dalam doa.

"Ya Allah,terimakasih atas nikmat dan karunia yang Engkau berikan.Semoga hidayah yang Engkau berikan selamanya membawa suami hamba menjadi pribadi yang lebih baik.Lindungilah ia dimanapun ia berada.Mudahkanlah urusannya,lancarkanlah rejekinya dan berikanlah umur panjang yang berkah barokah.Dan semoga rumahtangga kami menjadi sakinah hingga ke surgaMu.Aamiin"

Usai berjamaah Gea mencium punggung tangan suaminya.Bukannya melepas setelahnya,Teo justru membawanya dalam dekapannya.

"Bantu aku merubah diriku Ge.Aku bukanlah pribadi baik seperti kebanyakan orang.Aku hanya manusia penuh dosa"lirih Teo.

"Bukan kita yang harus menghakimi diri sendiri kak.Biarkan semua itu menjadi ketentuan Allah.Kta hanya harus memperbaiki diri kita sendiri"balas Gea.

"Terima kasih mau menerima laki laki kotor ini dan tetap ada disampingku meski aku hanya bisa membuatmu terluka.Dan terimakasih juga untuk semua pengorbananmu demi anak kita"

"Kalo begitu berikan hadiah terbaik untuk anak kita"manja Gea

"Apapun akan aku berikan selagi aku mampu"

"Kamu sangat bisa memberikannya kak"kata Gea.

"Apa yang menjadi keinginan kalian,katakanlah"pinta Teo.

"Hadiahkan surah Alfatihah untuknya"

Ya,bukan benda mewah dan mahal yang dipinta.Tapi untaian doa yang menjadi pelindung bagi anak mereka.Karena itu lebih berharga dari apapun.

Tanpa menunggu lama Teo memberikan keinginan istrinya.Ia mengelus lembut perut Gea setelahnya.

"Maaf belum bisa jadi imam yang baik buat kalian"sesal Teo.

"Berusahalah terus kak,kakak pasti bisa"

"Berjanjilah untuk tidak pernah meninggalkanku"

"Aku tak akan pergi hingga kakak sendiri yang memintaku untuk pergi"

"Apa yang kamu harap dari laki laki sepertiku Ge?Aku slalu menyakiti hatimu,tapi kamu masih tetap disampingku"ungkap Teo.

"Surga Allah.Itu kak yang aku harap.Aku pernah meminta padaNya,dan jawabannya adalah kakak.Maka seburuk apapun keadaannya saat ini,aku hanya harus yakin takdirnya akan indah pada saatnya nanti.Meski terkadang hati ini terasa begitu sakit dengan penghianatanmu kak"lirih Gea.

"Maaf,mungkin kata maafku tak lagi berarti bagimu Ge"

Hati Teo begitu sesak mendengar penuturan istrinya.Sekejam itukah ia pada istrinya sendiri?.

Sementara Gea juga terdiam.Ia masih ragu untuk mengungkapkan semua apa yang ia rasa.Belum waktunya Teo mendengar semuanya sekarang.Hati Teo masih terlalu rapuh untuk menerimanya.

Hening.Keduanya kembali terdiam dengan pemikiran masing masing.

"Mau sarapan apa?"tanya Teo memecah kesunyian diantara keduanya.

"Apa aja kak.Kakak kerja ga hari ini"

"Libur dulu lah.Aku ga mungkin biarin kamu jaga nenek sendirian"kata Teo seraya merapikan kain sarungnya."Aku beli sarapan dulu ya"

Gea merapikan mukenanya setelah Teo keluar ruangan.

"Gea"

Netra Gea langsung mengarah pada neneknya saat ada yang memanggilnya.Ia segera menghampiri neneknya yang kini telah bangun.

"Nenek udah bangun"kata Gea.

"Mana suamimu?"tanya nenek.

"Baru keluar nek beli sarapan.Ada apa nek?"

"Kenapa nenek dibawa kesini?Biayanya pasti ga sedikit"

"Nenek tenang aja ya.Insyaallah aku sama Kak Teo masih ada tabungan.Yang penting nenek cepat pulih"terang Gea.

"Kamu jual aja ya kalung peninggalan kakek kamu"

Gea menggeleng."Itu peninggalan kakek nek,aku ga mau.Biar urusan biaya menjadi urusan aku sama Kak Teo"

Jika Gea sudah seperti itu maka nenek hanya bisa diam.Ia tahu betul sifat cucunya.Sifat yang selalu mengingatkannya pada sang suami yang telah lama meninggalkan dirinya menghadap Sang Pencipta.

Tak lama Teo masuk membawa sekantong plastik makanan dan menyerahkannya pada Gea.

"Gimana keadaan nenek?"tanya Teo

"Alhamdulillah udah mendingan.Minta pulang aja Te,nenek ga betah disini"kata nenek.

"Iya nek,tapi nunggu diperiksa dokter dulu ya.Takutnya keadaan nenek belum sepenuhnya pulih"

Nenek hanya bisa pasrah mendengarnya.Teo pun lalu beralih menghampiri Gea.

"Kamu makan dulu mumpung masih anget buburnya"kata Teo.

"Aku belum pengen Kak.Kakak aja dulu yang sarapan"

Mendengar ucapan istrinya Teo meradang.Ditariknya Gea untuk duduk lalu ia mengambil buburnya.Ia sendok dan ia arahkan ke mulut istrinya.

"Buka mulutnya.Aku ga mau kamu juga ikutan sakit"titahnya.

"Malu kak dilihat nenek"

"Buka mulutnya atau aku pergi sekarang"

Mendengar ancaman Teo Gea menjadi manyun.Namun ia langsung membuka mulutnya saat tatapan Teo yang begitu tajam mengarah padanya.

Nenek yang melihatnya pun tersenyum bahagia.Besar harapan dan doanya rumah tangga cucunya akan kekal hingga maut yang memisahkan.

Teo selesai menyuapi Gea tepat saat dokter masuk untuk melakukan pemeriksaan.Ia membuang sampah bungkus makanan lalu menghampiri dokter.

"Bagaimana keadaan nenek saya dok?"tanya Teo.

"Alhamdulillah sudah ada peningkatan.Hanya tekanan darahnya yang masih tinggi"terang dokter.

"Kapan boleh pulang dok,soalnya udah minta pulang aja"

"Kita lihat dulu sampai nanti malam ya.Kalo sudah membaik insyaallah besok boleh pulang.Yang penting obatnya diminum terus sama makannya dijaga"

Usai memeriksa dokter meninggalkan ruangan.

"Apa sudah boleh pulang kak?"tanya Gea yang baru kembali dari kamar mandi.

"Kata dokter nunggu sampe nanti malem.Kalo membaik besok boleh pulang"

"Beneran mau libur kak hari ini?"tanya Gea lagi.

"Iya"singkat Teo.Ia berlalu dan kembali merebahkan tubuhnya di kasur lantai.Dipandanginya Gea yang tengah menyuapi neneknya.Tatapannya jatuh pada perut Gea yang sudah membuncit.

"Sebentar lagi aku jadi ayah.Tanggungjawabku bertambah.Apa aku akan seperti ini terus.Bagaimana aku menghidupi anak istriku nanti"pikir Teo.

Angan Teo melayang entah kemana.Membayangkan apa yang akan ia hadapi ke depannya.Meskipun berandalan tapi iapun ingin yang terbaik bagi anaknya.Dan ia bertekad akan berjuang untuk kebahagiaan anak istrinya.

"Jangan melamun kak"kata Gea yang tiba tiba sudah duduk disampingnya.

"Engga,cuma lagi mikir"kata Teo.

"Mikirin apa?"tanya Gea.

"Kamu"jawab Teo singkat.Ia bangkit dari tidurnya lalu kembali meletakkan kepalanya di paha istrinya dengan wajah menghadap perut buncit Gea.

"Anak ayah apa kabar.Sehat sehat ya di perut Bunda,jangan rewel"katanya.Ciuman bertubi tubi pun mendarat di perut Gea.

Mendapat perlakuan manis dari suaminya membuat Gea tersenyum.Bukan hal mahal dan mewah yang di idamkannya melainkan kasih tulus dari suaminya.Dielusnya rambut Teo dengan lembut dan penuh rona bahagia hingga tak lama Teo kembali tertidur dengan wajah yang terlihat lelah.

Episodes
1 Menuju Sah
2 Mantan lagi mantan lagi
3 Kesedihan Gea
4 Kamu Tak Pantas Bersamanya
5 Hanya Ada Kamu
6 Menikah
7 Drama Hari Pertama
8 Ternyata Masih Munafik
9 Gea Pingsan
10 Terkuak
11 Menyembunyikannya
12 Permintaan Nenek
13 Kembali bertemu
14 Benar Benar Hamil
15 Janji Bertemu
16 Rumah Sakit
17 Rumah Sakit 2
18 Harus Bagaimana
19 Ajakan Teman
20 Berjanjilah
21 Melihatnya Selingkuh
22 Kepergian Nenek
23 Tak Tersentuh
24 Kembali Terluka Lagi
25 Teruslah Kuat
26 I Love You
27 Aku Butuh Kamu
28 Terpuruk
29 Dengan Sahabat
30 Mencoba Mencari Solusi
31 Teo Yang Terluka
32 Kesempatan Dari Istri
33 Selesaikan Segera
34 Menemui Riri
35 Melahirkan
36 Salah Makan Apa Ya?
37 Kamu kuat Gea
38 Sweet Heart Owner
39 Hama Penganggu
40 Hatimu Belum Sepenuhnya Milikku
41 Aku Lelah
42 Aku Yang Akan Berjuang
43 Aku Ingin Melepasmu
44 Takut Dosa
45 Rencana Teo
46 Teror
47 Kebuasannya
48 Satu Minggu
49 Ngedate
50 Pertemuan
51 Lagi dan Lagi
52 Alasan Riri
53 Cerita Para Wanita
54 Reihan
55 Reuni
56 Cemburu
57 Keputusan
58 Mulai Bekerja
59 Tawaran Pak Zain
60 Menolak
61 Obrolan Lelaki
62 Dia lagi
63 Ga Nyaman
64 Marah Lagi
65 Rencana
66 Memaksa
67 Tak Mengingat Apapun
68 Bersiap
69 Terlalu Cinta
70 Aku Percaya
71 Obrolan Gosip
72 Prahara
73 Butuh Ketenangan
74 Yang Harus Pergi Itu Aku Bukan Kamu
75 Aku Yang Harus Pergi
76 Penyitaan Anak
77 Anak Lo Aman
78 Pertanda
79 SPD
80 Cemburu Penambah Keheningan
81 Hanya Hadiah Kecil
82 Siang Yang Panas
83 Kembali Merasakannya Lagi
84 Suami Omes
85 Amarah Yang Tersimpan
86 Butuh Kawalan?
87 The Best Women
88 Duo Sahabat
89 Semua Terserah Padamu
90 Kangen Dedek
91 Cemburu
92 Terimakasih Sudah Mencintai Putriku
93 Cinta Tanpa Batas
94 Sudah Tugasku Melayanimu
95 Keributan Kecil
96 Bertemu Ibu
97 Terimakasih Cinta(Tamat)
98 Karya baru
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Menuju Sah
2
Mantan lagi mantan lagi
3
Kesedihan Gea
4
Kamu Tak Pantas Bersamanya
5
Hanya Ada Kamu
6
Menikah
7
Drama Hari Pertama
8
Ternyata Masih Munafik
9
Gea Pingsan
10
Terkuak
11
Menyembunyikannya
12
Permintaan Nenek
13
Kembali bertemu
14
Benar Benar Hamil
15
Janji Bertemu
16
Rumah Sakit
17
Rumah Sakit 2
18
Harus Bagaimana
19
Ajakan Teman
20
Berjanjilah
21
Melihatnya Selingkuh
22
Kepergian Nenek
23
Tak Tersentuh
24
Kembali Terluka Lagi
25
Teruslah Kuat
26
I Love You
27
Aku Butuh Kamu
28
Terpuruk
29
Dengan Sahabat
30
Mencoba Mencari Solusi
31
Teo Yang Terluka
32
Kesempatan Dari Istri
33
Selesaikan Segera
34
Menemui Riri
35
Melahirkan
36
Salah Makan Apa Ya?
37
Kamu kuat Gea
38
Sweet Heart Owner
39
Hama Penganggu
40
Hatimu Belum Sepenuhnya Milikku
41
Aku Lelah
42
Aku Yang Akan Berjuang
43
Aku Ingin Melepasmu
44
Takut Dosa
45
Rencana Teo
46
Teror
47
Kebuasannya
48
Satu Minggu
49
Ngedate
50
Pertemuan
51
Lagi dan Lagi
52
Alasan Riri
53
Cerita Para Wanita
54
Reihan
55
Reuni
56
Cemburu
57
Keputusan
58
Mulai Bekerja
59
Tawaran Pak Zain
60
Menolak
61
Obrolan Lelaki
62
Dia lagi
63
Ga Nyaman
64
Marah Lagi
65
Rencana
66
Memaksa
67
Tak Mengingat Apapun
68
Bersiap
69
Terlalu Cinta
70
Aku Percaya
71
Obrolan Gosip
72
Prahara
73
Butuh Ketenangan
74
Yang Harus Pergi Itu Aku Bukan Kamu
75
Aku Yang Harus Pergi
76
Penyitaan Anak
77
Anak Lo Aman
78
Pertanda
79
SPD
80
Cemburu Penambah Keheningan
81
Hanya Hadiah Kecil
82
Siang Yang Panas
83
Kembali Merasakannya Lagi
84
Suami Omes
85
Amarah Yang Tersimpan
86
Butuh Kawalan?
87
The Best Women
88
Duo Sahabat
89
Semua Terserah Padamu
90
Kangen Dedek
91
Cemburu
92
Terimakasih Sudah Mencintai Putriku
93
Cinta Tanpa Batas
94
Sudah Tugasku Melayanimu
95
Keributan Kecil
96
Bertemu Ibu
97
Terimakasih Cinta(Tamat)
98
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!