13 Kejujuran Bram

Cukup lama di perjalanan, Ayra bahkan sempat tertidur selama di perjalanan. Namun ia kaget karena dirumah sakit telah ada Alan.

"Bagaimana kondisinya?"

"Sudah di tangani dan di ruang VIP satu pak." Ucap Alan dengan pelan.

Bram cepat menuju ke ruang dimana Nur di rawat. Ia masih menggenggam tangan istri tercinta. Ayra semakin bingung bagaimana suaminya bisa begitu erat menggenggam tangannya sedang hati nya tertuju pada perempuan lain.

"Siapa perempuan ini mas.... Cinta mu seolah tak berkurang tetapi rasa khawatir mu menunjukkan ada cinta di hati mu." Batin Ayra.

Mereka pun tiba di sebuah ruang pasien. Jantung Ayra berdetak tak karuan saat melangkah masuk kedalam ruangan itu.

"Bismillahirrahmanirrahim... Kamu harus kuat dan menerima semua takdir dari Allah Ay.... " Ucap Ayra dalam hatinya.

Dan ketika masuk, Ayra kembali di buat kaget. Perempuan yang berada di sisi Nur adalah mantan asisten rumah tangga Rafi. Ia mengenali perempuan yang tak terlalu tua itu. Karena ia lah yang meminta bantuan intan untuk mencarikan asisten rumah tangga untuk Aisha saat itu.

"Bu Ayra... Silahkan duduk..." ucap perempuan itu pelan.

"Mas... Bi... siapa dia?" Tanya Ayra penasaran.

"Bi, bisa tinggalkan kami sebentar. Atau bibi bisa istirahat." Pinta Bram.

"Baik Pak. Saya permisi Bu...." Ucap Perempuan itu sopan.

Bram membimbing Ayra ke sisi tempat tidur Nur. Perempuan itu terlihat masih terpejam. Matanya cekung, pipinya terlihat tirus. Satu Minggu ia menangis siang malam. Kurang tidur dan stress membuat dirinya akhirnya ambruk. Ia tak sadarkan diri di dalam kamar. Beruntung asisten rumah tangganya merawat ia seperti anak sendiri. Karena ia yang memang tak memiliki anak.

"Namanya Nur, Ay." Ucap Bram melihat ke arah istrinya.

"Siapa dia mas? Sore tadi ada yang mengirimkan gambar kamu dan dirinya sedang berdua." Ucap Ayra yang sudah berlinang air mata. Namun nada bicaranya masih terdengar lembut.

Bram merasa kaget mendengar Istrinya mengatakan hal itu. Ia cepat memegang kedua pipi sang istri.

"Dan kamu sudah berapa jam ini menahan rasa penasaran kamu? andai setiap istri bisa bersikap sabar dan bijaksana di kala hati mereka tak baik-baik saja. Maka mungkin akan ada banyak lelaki yang bahagia seperti Mas Ay." Ucap Bram yang juga menangis mendengar penuturan Ayra.

Istrinya memang istri yang luar biasa. Bagi seorang pengusaha setampan dan sekaya Bram. Maka akan banyak cobaan yang akan melanda baik itu langsung ke dirinya atau menyerang keluarga. Terlebih ia ingat betul ketika Ayra pernah menjabat sebagai wakil walikota. Mental istri Bram itu diuji saat ada seorang perempuan hamil datang membawa koper dan meminta pertanggungjawaban Bram.

Mentalnya di awal pernikahan sudah teruji. Maka saat itu Ayra membawa perempuan itu ke apartemen yang merupakan investasi nya, selama 4 hari perempuan itu disana. Ia pun tak berbicara apapun pada Bram. Setelah hari kelima, ia justru ke apartemen itu bersama Furqon. Dan yang terjadi wanita itu memanggil Furqon dengan Panggilan Bram. Tentu hal itu membuat Ayra menceritakan hal itu sambil tertawa pada sang suami. Tetapi suaminya justru terharu karena istri mana yang bisa dengan sabar dan bijaksana menghadapi cobaan dari luar untuk menggoncang biduk rumah tangganya.

Jika waktu itu Ayra msih percaya diri karena yang ia anggap lawannya masih sepadan. Tetapi kali ini, seorang perempuan berkerudung, cantik, masih muda membuat hati Ayra sedikit terusik. Rasa percaya diri seiring umur yang mulai menua membuat Ayra berpikiran jika ada satu kebutuhan yang mungkin suaminya tak dapatkan dari dirinya.

Bram melerai pelukannya. Bahkan lelaki itu hampir duduk berlutut jika kedua tangan Ayra tak menahan suaminya itu.

"Katakanlah mas. Siapa perempuan ini. dan apa hubungan mu dengan dirinya?" Ucap Ayra sambil mengusap wajah tampan suaminya.

Bram berjalan ke arah pintu. Ia melihat kondisi di luar, ada Alan dan dua orang yang ia kenal sebagai orang yang ia minta menjaga Nur. Ia kembali menutup pintu itu.

Ia memeluk Ayra.

"Ada dua kebenaran yang harus mas ceritakan padamu. Pertama, dia adalah istri Ibrahim. Kedua, putramu tepatnya 5 tahun yang lalu telah menjadi putra negara. Dimana mati dan hidupnya hanya negara yang tahu Ay. Dan saat ini, ada beberapa kelompok mencari Nur. Dan-" Baru Bram ingin mengatakan jika Nur mantan anggota intelejen juga. Menantu nya justru memanggil namanya.

"Pa...." Ucap Nur pelan.

Ayra dan Bram bersamaan menoleh ke arah Nur.

"Bu Ayra..." Ucap Nur pelan.

Ayra termenung sejenak. Ia masih mencerna kata-kata suaminya.

"Ay... Nur sedang hamil cucu kita." Ucapan Bram seketika kembali membuat airmata Ayra menetes.

Ia melangkah mendekati Nur. Ia menatap perempuan yang terlihat kurang tidur itu.

"Kenapa Ibrahim tak mengatakan apapun padaku Mas... Bahkan menikah pun dia tak meminta ridho ku?"

Seketika hati Nur pun merasa sedih dan sedikit kecewa. Ia khawatir Ayra tak merestui dirinya. Nur bisa melihat jika ayah dan ibu suaminya adalah orang berada atau kaya. Dari pakaian yang digunakan dan aroma parfum Bram dan Ayra yang cukup mahal bagi orang biasa. Ayra yang tadi tak sempat mengganti bajunya. Ia hanya menggunakan cardigan dan jilbab panjangnya.

"Ay... kamu bisa meminta penjelasan itu dengan Umi Laila. Sekarang mas mohon. Jangan ada yang tahu status anak kita dan keberadaan Nur. Ia sedang di cari beberapa kelompok dan orang. Termasuk dari Ammar dan Qiya." Ucap Bram pada Ayra sambil memegang pundak sang istri.

Ayra mendekati Nur. Ia memegang tangan yang tak terlilit infus.

"Kenapa kalian merahasiakan pernikahan kalian ?" Tanya Ayra pada sang menantu yang belum pernah bertemu.

"Bukan merahasiakan Bu. Tetapi lebih menunggu Mas Ibra membawa ku kepada Ibu. Aku pun merasa di tipu oleh Mas Ibra. Dia bilang dia hanya seorang tenaga kerja Indonesia yang bekerja di pabrik yang sama dengan diriku. Tapi nyatanya ia pun merahasiakan identitas pekerjaan dan juga keluarganya. Ia mengatakan jika bapak dan ibu orang biasa. Nyatanya kalian orang kaya." Ucap Nur yang berwajah sendu.

"Lantas kamu pun marah pada suami mu?" Tanya Ayra sambil mengusap punggung tangan Nur.

"Aku tak menghiraukan rasa kesal dibohongi Bu. Aku lebih berharap dan berdoa Mas Ibra pulang dalam keadaan selamat. Dan bisa menunggu kelahiran anak kami. Satu ijab kabul yang telah di ucap adalah janji yang harus di tepati. Maka selagi aku belum melihat sendiri mayat suami ku. Maka ia akan tetap aku anggap hidup baik dalam hatiku maupun dalam hidupku." Nur tak mampu membendung air matanya.

Ayra menatap perempuan bernama nur itu. Terlihat wajah teduh dari sang menantu. Bahkan jilbab yang terbungkus saat ia masih di rumah sakit menandakan bahwa anak bungsunya memilih Nur sebagai istri bukan karena kecantikannya. Saat akan meminta bantuan Alan dan satpam, asisten rumah tangga Nur cepat memakaikan jilbab Nur. Perempuan itu pernah berpesan jika terjadi apa-apa pada dirinya. Ia minta tolong agar auratnya tetap di tutupi dari lelaki yang tak halal menikmatinya.

Ayra menggenggam tangan Nur.

"Jangan bersedih. Putra ku Ibrahim selalu memanggilku Mama. Maka panggil aku Mama. Terimakasih sudah mencintai Ibrahim dengan tulus." Ucap Ayra sambil mengusap air mata Nur.

"......" Nur tak mampir berkata-kata.

Ia begitu merasakan kehangatan dari Papa dan Mama sang suami. Ia yang tak pernah merasakan kasih sayang orang tua sedari bayi. Membuat dirinya begitu merasakan bahagia sekaligus terharu. Ia pikir Ayra akan marah atau tidak menerima dirinya. Terlebih ketika ia dibawa beberapa orang dari Malaysia secara paksa. Ia pikir itu adalah orang yang berhubungan dengan pekerjaannya dulu. Namun saat bertemu Bram dan lelaki paruh baya itu mengatakan jika ia adalah ayah dari Ibrahim. Pikiran Nur justru sudah negatif thinking.

Namun ia justru kaget. Karena Bram begitu lembut. Ia bahkan marah pada anak buah nya yang begitu kasar menarik lengan Nur saat gadis itu meronta. Bahkan kalimat Bram saat itu selalu terngiang di telinga Nur. Sosok yang gersang akan rasa dicintai orang tua.

"Mulai sekarang tidak ada yang boleh menyakiti dia. Dia putriku."

Malam itu Ayra pun menemani menantunya. Bahkan saat Shubuh tiba, Ayra memeluk erat menantunya kala ia melihat bagaimana sang menantu memaksa diri untuk melaksanakan kewajiban nya shalat 5 waktu. Bahkan mata Ayra meneteskan butiran bening karena bahagia. Suara menantunya kala membaca ayat-ayat Al-Qur'an membuat Ayra merasa bahagia.

"Sungguh Allah berkehendak kalian berjodoh karena kalian sama-sama mencintai kalam ilahi yang mulia. Mama yakin Ibrahim memilih mu menjadi istrinya karena cinta mu pada Kalam yang di terima Rasulullah shalallahu alaihi sebagai risalah Al Qur'an." Ucap Ayra dalam hatinya. Ia bahagia walau sang anak tak meminta restu dirinya.

Pesan yang sering ia sampaikan kepada Anak-anaknya agar memilih calon hidup bukan sesuai yang kita inginkan. Setidaknya ada kriteria calon pendamping hidup untuk bisa bersama-sama diajak mencintai Rasulullah sang penyampai risalah. Dan Allah subhanallahu wa ta'ala yang menciptakan dunia dan isinya.

Pesan itu Ibrahim lakukan dengan pilihannya pada Nur. Sungguh ilmu bagi anak-anak begitu bermanfaat kala ia tak bersama orang tuanya dan dimanapun ia berada. Seperti Ibrahim yang memilih jalan hidupnya. Ilmunya menjadi bekal ia menjalani kehidupannya dengan profesi apapun ia bekerja.

Sedangkan di luar ruangan Alan begitu kagum pada Sosok Ayra.

"Gila. Gue pikir bakal terjadi perang Baratayudha. Lah kok adem-adem saja di dalam. Salut Bu Ayra. Dimana punya bini bisa tenang begitu, lakinya menghamili orang lain eh kayaknya di dalam cool cool aja." batin Alan yang dari tadi khawatir terjadi keributan dirumah sakit. Ia juga harus sibuk membereskan karena itu termasuk tugasnya sebagai Aspri.

Terpopuler

Comments

solihin 78

solihin 78

benar nur itu sebagian arti ijab kabul

2023-11-18

3

Muhammad Alfan

Muhammad Alfan

wah hebat thor pemahaman agamanya bagus ..aku suka banget ..semangat

2023-07-15

0

Cucu Ulpah

Cucu Ulpah

klo aq jadi qiya ya pasti salah paham duluan lah liat ayahnya bersama perempuan lain....tapi kan qiya anak yg solehah jadi dia tidak akan langsung marah" sebelum menanyakan alasannya

2023-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 Duka Keluarga Bramantyo
2 2 Ayra Terjatuh
3 3 Hilman dan Qiya
4 Ayra dan Keluarganya.
5 5 Hilman dan Pak Toha
6 6 Keputusan Qiya
7 7 Dua Keluarga Dua Rasa
8 8 Siapakah Perempuan Itu?
9 9. Nur Hasanah
10 10 Memilih Wahana Internship
11 11 Ibrahim, Nur, Bram dan Ayra
12 12 Menanti Kejujuran
13 13 Kejujuran Bram
14 14 Qiya Berangkat Ke Wahana Internship
15 15 Qiya di Rumah Sakit
16 16 Dokter Gede Ardhana, Qiya dan Cita
17 17 Isi Hati Si Kembar
18 18 Rasa Yang berbeda
19 19 Dokter Gede dan Qiya
20 20 Hati Qiya Yang Terusik
21 21 Qiya Dan Kebenaran Yang Ia Lihat
22 22 Mie Kiting dan Alam Ghoib
23 23 Qiya dan rasa dihatinya
24 24 Kedatangan Ayra dan Bram
25 25 Dua Kondisi Di Dua tempat Berbeda
26 26 Kembali Bertemu
27 27 Ammar dan Kepribadian nya
28 28 Apakah Ini Cinta?
29 29 Keputusan Ayra dan Bram
30 30 Keluarga Bram dan Ayra
31 Berita Tentang Ibrahim
32 32 Kau Gadis Atau Janda? Atau Istri Orang?
33 33 Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya
34 34 Surat Tugas Meresahkan Hati
35 35 Keresahan Hati Ammar
36 36 Dua Lelaki Yang Berharap Alisha
37 37 Lelaki Itu Ibrahim
38 38 Nasib Alex dan Doa Qiya
39 39 Jantung Dokter Gede
40 40 Dokter Gede
41 41 Ammar dan Cintanya
42 42 Dokter Gede dan Qiya
43 43 Dua Hati Satu Cinta
44 44 Dua Hati Satu Cinta 2
45 45 Berharap Seperti Arjuna dan Wara Subadra
46 46 Status Qiya dan Dua Pria
47 47 Alisha, Mayang, Putri Broto?
48 48 Kisah Hidup Gede Ardhana
49 49 Kejujuran Ammar
50 50 Siapa Kamu?
51 51 Arumi Mayang Dahayu
52 52 Rasa Kecewa Ammar
53 53 Kebimbangan Ammar
54 54 Dua hati, Buah Hati Ayra
55 55 Musyawarah Keluarga
56 56 Hati Qiya dan Arumi
57 57 Menanti Jawaban Arumi
58 58 Jawaban Arumi
59 59 Keputusan Bram
60 60 Dokter Gede PDKT
61 61 Dokter Gede dan Qiya Merona
62 62 Ternyata dia Muslim
63 63 Perjuangan Dokter Gede 1
64 64 Ungkapan Hati Dokter Gede
65 65 Kala Lisan Tak Mampu Berucap
66 66 Habis Di Goda Ammar
67 67 Masalalu dokter Gede & Masa Depannya
68 68 Anak Kembar Ayra, Apakah Sold Out?
69 69 Potret Keluarga Ayra Khairunnisa
70 70 Bantu Author Senin besok ya (vote buat the twins)
71 71 Perjuangan Cita Untuk Qiya
72 72 Tamu tak diharapkan
73 73 Datang Disaat yang Tepat
74 74 Maksud dua Lelaki
75 75 Hanya Ibu Jari Yang bisa Mewakili
76 76 Penantian Nur untuk Separuh Jiwa nya
77 77 Petuah Untuk Qiya dari Poro Sepuh
78 78 Kedatangan Dua Lelaki
79 79. Gede dan Hilman Di Mata Keluarga Bram
80 80 "Dek Qiya"
81 81 Dek Qiya Menangis?
82 82 Masalalu Yang Harus Diceritakan
83 83 Menanti kedatangan Keluarga Gede
84 84 Lamaran Gede untuk Qiya
85 85 Separuh Jiwa Nur
86 86 Calon Kakak Ipar
87 87 Kekhawatiran Bu Ratih
88 88 Ammar & Arumi "Sah"
89 89 Hati Ammar dan Arumi
90 90 Air mata Di Hari Bahagia
91 91 Malam Yang Dingin
92 92 Kompetisi Meraih Cinta
93 93 Ijab Gede dan Qiya
94 94 Kau Telah Memilih Yang Lain
95 95 Satu Nama Dua Hati
96 96 Kehangatan Cinta Untuk Arumi
97 97 Munajat Cinta
98 98 Gede dan Masalalunya
99 99 Gadis itu Siapa
100 100 Isi hati Ammar dan Qiya 1
101 101 Isi Hati Ammar dan Qiya 2
102 102 Tiga Bulan Pernikahan
103 103 Kelembutan Hati
104 104 Pesona Ayra dan Anak-anaknya
105 105 Arumi Dan Ammar
106 106 Flashback Arumi bersama Ayra
107 107 Dinginnya Australia
108 108 Apakah Aku ada Disana?
109 109 "Mas Ammar"
110 110 Kamu Dimana?
111 111 "I love you Arumi."
112 112 Kebahagiaan Pengantin Baru
113 113 Saling Membuka Diri
114 114 Hati Yang Masih Tersakiti
115 115 Masalalu Pak Rendra
116 116 Kebahagiaan Keluarga Ayra.
117 117 Cinta Penuh Kelembutan
118 118 Belajar dari Kisah
119 119 Keegoisan Pak Rendra
120 120 Kebenaran Masalalu Pak Rendra
121 121 Bahagia Gede, Penyesalan Rendra
122 122 Kebahagiaan Putra Ayra
123 123 Luka Hati Bu Ratih
124 124 Penolakan Ratih
125 125 Kehamilan Anak dan Menantu Ayra
126 126 Kemuliaan Versi Gede dan Qiya
127 127 Dua Menantu Yang Bahagia
128 128 Ungkapan Hati Gede
129 129 Kehangatan dan Pesona Keluarga Bramantyo
130 130 Peran Qiya Sebagi Istri
131 131 Pesona The Twins
132 132 Siapa Kamu Arumi?
133 133 Skenario Allah
134 134 Kebenaran Untuk Arumi
135 135 Kebesaran Hati Gede
136 136 Kebahagiaan Pak Subroto
137 137 Arumi Koma
138 138 Tiga Keluarga
139 139 Kesedihan Ammar
140 140 Ikhtiar Ammar
141 141 Hasil Pemeriksaan
142 142 Kedatangan Ayra dan Bram Di Australia
143 143 Aib Pak Rendra Yang Terbuka
144 144 Flashback Bram dan Ayra
145 145 Rendra dan Masalalunya
146 146 Watak yang Keras
147 147 Permohonan maaf Pak Rendra
148 148 Kabar Duka
149 149 Pesona Qiya dan Gede Di Mata Ayra
150 150 Habis Gelap Terbitlah Terang
151 151 Semua karena Cinta
152 152 Keluarga Bramantyo Pradipta
153 153 Mantan
154 154 Prasangka
155 155 Pesona Ammar
156 156 Otw Ending.
157 Perjuangan Nafisah Shidqiyah
158 158 Kembar 3
159 159 Bayi-bayi Trah Kyai Rohim
160 160 Pemotretan
161 161 Keakraban keluarga Ayra
162 162 Perkenalan Zhafirah
163 163 Intermezo Zhafirah
164 164 Firasat Ayra
165 165 Ayra dan Kelima Cucunya
166 166 THE END
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Duka Keluarga Bramantyo
2
2 Ayra Terjatuh
3
3 Hilman dan Qiya
4
Ayra dan Keluarganya.
5
5 Hilman dan Pak Toha
6
6 Keputusan Qiya
7
7 Dua Keluarga Dua Rasa
8
8 Siapakah Perempuan Itu?
9
9. Nur Hasanah
10
10 Memilih Wahana Internship
11
11 Ibrahim, Nur, Bram dan Ayra
12
12 Menanti Kejujuran
13
13 Kejujuran Bram
14
14 Qiya Berangkat Ke Wahana Internship
15
15 Qiya di Rumah Sakit
16
16 Dokter Gede Ardhana, Qiya dan Cita
17
17 Isi Hati Si Kembar
18
18 Rasa Yang berbeda
19
19 Dokter Gede dan Qiya
20
20 Hati Qiya Yang Terusik
21
21 Qiya Dan Kebenaran Yang Ia Lihat
22
22 Mie Kiting dan Alam Ghoib
23
23 Qiya dan rasa dihatinya
24
24 Kedatangan Ayra dan Bram
25
25 Dua Kondisi Di Dua tempat Berbeda
26
26 Kembali Bertemu
27
27 Ammar dan Kepribadian nya
28
28 Apakah Ini Cinta?
29
29 Keputusan Ayra dan Bram
30
30 Keluarga Bram dan Ayra
31
Berita Tentang Ibrahim
32
32 Kau Gadis Atau Janda? Atau Istri Orang?
33
33 Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya
34
34 Surat Tugas Meresahkan Hati
35
35 Keresahan Hati Ammar
36
36 Dua Lelaki Yang Berharap Alisha
37
37 Lelaki Itu Ibrahim
38
38 Nasib Alex dan Doa Qiya
39
39 Jantung Dokter Gede
40
40 Dokter Gede
41
41 Ammar dan Cintanya
42
42 Dokter Gede dan Qiya
43
43 Dua Hati Satu Cinta
44
44 Dua Hati Satu Cinta 2
45
45 Berharap Seperti Arjuna dan Wara Subadra
46
46 Status Qiya dan Dua Pria
47
47 Alisha, Mayang, Putri Broto?
48
48 Kisah Hidup Gede Ardhana
49
49 Kejujuran Ammar
50
50 Siapa Kamu?
51
51 Arumi Mayang Dahayu
52
52 Rasa Kecewa Ammar
53
53 Kebimbangan Ammar
54
54 Dua hati, Buah Hati Ayra
55
55 Musyawarah Keluarga
56
56 Hati Qiya dan Arumi
57
57 Menanti Jawaban Arumi
58
58 Jawaban Arumi
59
59 Keputusan Bram
60
60 Dokter Gede PDKT
61
61 Dokter Gede dan Qiya Merona
62
62 Ternyata dia Muslim
63
63 Perjuangan Dokter Gede 1
64
64 Ungkapan Hati Dokter Gede
65
65 Kala Lisan Tak Mampu Berucap
66
66 Habis Di Goda Ammar
67
67 Masalalu dokter Gede & Masa Depannya
68
68 Anak Kembar Ayra, Apakah Sold Out?
69
69 Potret Keluarga Ayra Khairunnisa
70
70 Bantu Author Senin besok ya (vote buat the twins)
71
71 Perjuangan Cita Untuk Qiya
72
72 Tamu tak diharapkan
73
73 Datang Disaat yang Tepat
74
74 Maksud dua Lelaki
75
75 Hanya Ibu Jari Yang bisa Mewakili
76
76 Penantian Nur untuk Separuh Jiwa nya
77
77 Petuah Untuk Qiya dari Poro Sepuh
78
78 Kedatangan Dua Lelaki
79
79. Gede dan Hilman Di Mata Keluarga Bram
80
80 "Dek Qiya"
81
81 Dek Qiya Menangis?
82
82 Masalalu Yang Harus Diceritakan
83
83 Menanti kedatangan Keluarga Gede
84
84 Lamaran Gede untuk Qiya
85
85 Separuh Jiwa Nur
86
86 Calon Kakak Ipar
87
87 Kekhawatiran Bu Ratih
88
88 Ammar & Arumi "Sah"
89
89 Hati Ammar dan Arumi
90
90 Air mata Di Hari Bahagia
91
91 Malam Yang Dingin
92
92 Kompetisi Meraih Cinta
93
93 Ijab Gede dan Qiya
94
94 Kau Telah Memilih Yang Lain
95
95 Satu Nama Dua Hati
96
96 Kehangatan Cinta Untuk Arumi
97
97 Munajat Cinta
98
98 Gede dan Masalalunya
99
99 Gadis itu Siapa
100
100 Isi hati Ammar dan Qiya 1
101
101 Isi Hati Ammar dan Qiya 2
102
102 Tiga Bulan Pernikahan
103
103 Kelembutan Hati
104
104 Pesona Ayra dan Anak-anaknya
105
105 Arumi Dan Ammar
106
106 Flashback Arumi bersama Ayra
107
107 Dinginnya Australia
108
108 Apakah Aku ada Disana?
109
109 "Mas Ammar"
110
110 Kamu Dimana?
111
111 "I love you Arumi."
112
112 Kebahagiaan Pengantin Baru
113
113 Saling Membuka Diri
114
114 Hati Yang Masih Tersakiti
115
115 Masalalu Pak Rendra
116
116 Kebahagiaan Keluarga Ayra.
117
117 Cinta Penuh Kelembutan
118
118 Belajar dari Kisah
119
119 Keegoisan Pak Rendra
120
120 Kebenaran Masalalu Pak Rendra
121
121 Bahagia Gede, Penyesalan Rendra
122
122 Kebahagiaan Putra Ayra
123
123 Luka Hati Bu Ratih
124
124 Penolakan Ratih
125
125 Kehamilan Anak dan Menantu Ayra
126
126 Kemuliaan Versi Gede dan Qiya
127
127 Dua Menantu Yang Bahagia
128
128 Ungkapan Hati Gede
129
129 Kehangatan dan Pesona Keluarga Bramantyo
130
130 Peran Qiya Sebagi Istri
131
131 Pesona The Twins
132
132 Siapa Kamu Arumi?
133
133 Skenario Allah
134
134 Kebenaran Untuk Arumi
135
135 Kebesaran Hati Gede
136
136 Kebahagiaan Pak Subroto
137
137 Arumi Koma
138
138 Tiga Keluarga
139
139 Kesedihan Ammar
140
140 Ikhtiar Ammar
141
141 Hasil Pemeriksaan
142
142 Kedatangan Ayra dan Bram Di Australia
143
143 Aib Pak Rendra Yang Terbuka
144
144 Flashback Bram dan Ayra
145
145 Rendra dan Masalalunya
146
146 Watak yang Keras
147
147 Permohonan maaf Pak Rendra
148
148 Kabar Duka
149
149 Pesona Qiya dan Gede Di Mata Ayra
150
150 Habis Gelap Terbitlah Terang
151
151 Semua karena Cinta
152
152 Keluarga Bramantyo Pradipta
153
153 Mantan
154
154 Prasangka
155
155 Pesona Ammar
156
156 Otw Ending.
157
Perjuangan Nafisah Shidqiyah
158
158 Kembar 3
159
159 Bayi-bayi Trah Kyai Rohim
160
160 Pemotretan
161
161 Keakraban keluarga Ayra
162
162 Perkenalan Zhafirah
163
163 Intermezo Zhafirah
164
164 Firasat Ayra
165
165 Ayra dan Kelima Cucunya
166
166 THE END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!