Bram terpaku di depan ruangan kerjanya. Ia memikirkan apa yang harus ia lakukan. Orang-orang yang ia minta mencari informasi tentang Ibrahim belum memberikan kabar lebih lanjut. Ia sengaja mengirim Ammar ke luar negeri untuk mengalihkan perhatian anaknya. Karena jika ia di kantor. Maka akan bingung ketika Bram tak di kantor sedangkan ia harus pergi ke kediaman Nur.
Ia terpaksa merahasiakan Nur dari istri dan anak-anaknya. Karena berdasarkan informasi dari orang-orang Bram, setelah pemerintah Australia menyatakan bahwa Ibrahim bukan anggota yang terlibat jaringan terooorisme. Ada beberapa kelompok yang mencari keberadaan Ibrahim yang dinyatakan hilang oleh pemerintah Australia.
Anak bungsu Bram itu dianggap hilang ketika kejadian. Karena pakaian yang atas nama Ibrahim setelah di periksa lagi, Bukan Ibrahim melainkan orang lain. Hal itu membuat orang-orang Bram yang mengetahui bahwa jati diri istri Ibrahim sedang di cari oleh orang-orang atau kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan untuk mencari informasi.
Nur baru 4 bulan menikah dengan Ibrahim. Pernikahan mereka terhitung singkat dan cepat. Itupun terjadi karena bungsu Bram sendiri yang melamar Nur saat dirinya terbaring di ranjang rumah sakit. Dan pernikahan itu terjadi hanya di saksikan oleh saksi dan penghulu.
Nur yang hanya tahu jika Ibrahim adalah salah satu TKI yang bekerja di Malaysia sama seperti dirinya yang sedang menjalani misi terakhir yaitu terkait jual beli tenaga kerja ilegal. Disaat ia menyelesaikan misi nya bersama tim. Ia memang sengaja tidak membalas ketika di pukul dan di siksa oleh beberapa orang yang merasa marah karena pekerjaan mereka di usik. Karena akhir misi adalah ia yang akan masuk rumah sakit. Namun semua terjadi di luar rencana, lelaki yang menyelamatkan dirinya malah melamar dan menikahinya.
Maka ia saat dipukul hanya diam dan tak membalas. Namun saat Ibrahim yang juga menjalani misi di pabrik itu, ia melihat seorang perempuan di hajar di tepi pabrik. Ia cepat membantu Nur. Dan mau tidak mau disaat akan membawa Nur ke rumah sakit. Ia yang begitu menjaga pandangannya, terpaksa berkali-kali beristighfar karena sebagian baju Nur robek. Terlebih saat Nur dirumah sakit tak ada kontak anak dan saudara yang bisa di hubungi. Hanya agen yang menaungi Nur yang bisa Ibrahim hubungi dan menyatakan bahwa Nur adalah sebatang kara.
Malam Hari saat ia menunggu orang yang ia selamatkan itu siuman. Ia malah dibuat jatuh hati karena bibir mungil Nur melafadzkan sebuah surat Ibrahim. Air mata bungsu Ayra itu menangis terharu. Seorang perempuan yang juga masih gadis. Dalam keadaan tubuh penuh luka masih bisa mengeluarkan kalimat indah yaitu kalam-kalam Allah.
Ibrahim menyangka jika Nur adalah Tenaga kerja wanita yang bekerja di pabrik yang sama. Ia tak tahu jika istrinya adalah salah satu anggota intelejen yang berasal dari organisasi yang sama.
Jangankan ketika hidup. Ketika seorang anggota intelejen mati pun. Jati dirinya sebagai anggota intelejen tak akan di ungkap ke publik. Maka tak heran jika jati diri Ibrahim sebagai salah satu anggota intelejen tak ada yang tahu termasuk pernikahan nya yang ternyata belum sempat ia beritahukan pada Ayra dan kakak-kakaknya karena misi nya di Malaysia belum selesai.
Keluarga di tanah air hanya tahu Ibrahim sedang kuliah di Australia. Karena sudah biasanya anggota intelejen akan menyamarkan keberadaannya. Padahal bungsu Ayra itu sedang menjalankan misi di Malaysia. Sebuah lembaga intelegen sangat menjaga kerahasiaannya. Bahkan sesama anggota intelejen yang tidak berada di tim yang sama tak akan tahu jika orang itu juga Anggota intelejen. Seperti yang terjadi pada Ibrahim dan Nur Hasanah.
Ibrahim bisa menjadi anggota intelejen karena putra Ayra itu memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Bahkan ketika SD, bungsunya Ayra itu melalui percepatan kelas dimana anaknya hanya menjalani SD selama Lima tahun. Awal mula Ibrahim akhirnya bercita-cita masuk intelejen adalah ketika SMP. Salah seorang istri dari teman Kyai Rohim kagum dengan kepintaran sang cucu yang baru kelas 3 SMP bisa menguasai 5 bahasa. Dimana itu bukan hal mudah. Belum lagi fisik yang terlihat sehat juga atletis.
Istri sahabat Rohim yang dulu mantan anggota intelegen mengatakan pada Umi Laila bahwa sosok Ibrahim begitu dibutuhkan untuk negara di bidang intelejen. Karena selain kecerdasannya. Pemahaman agamanya. Karena banyaknya aliran agama yang seolah menjadi penentang Pancasila sebagai dasar negara. Bahkan jihad bagi mereka adalah mati dengan melukai orang-orang yang tak sama pemahamannya dengan mereka. Maks sosok-sosok cerdas dan paham ilmu agama dibutuhkan di bidang intelejen.
Ketika Umi Laila berbicara pada Ibrahim. Ia pun tertarik ikut sekolah akselerasi yang merupakan jenis sekolah unggulan yang hanya orang-orang unggul saja yang bisa masuk ke sekolah ini. Maksudnya, unggul dalam kecerdasan. Syarat untuk masuk sekolah ini adalah mempunyai kecerdasan IQ di atas rata-rata siswa di sekolah regular.
Dan Ibrahim memiliki itu. Sehingga putra bungsu Ayra itu hanya menempuh pendidikan SMA nya selama 1 tahun di sekolah akselerasi itu. Lalu ia mengikuti tes sekolah Intelejen dengan seleksi begitu ketat. Hingga akhirnya ia lulus dan harus mengikuti pendidikan selama 4 tahun untuk memperoleh gelar sebagai anggota intelejen. Naas, misi keduanya di Australia membuat nya hilang tanpa jejak.
Bram sudah tahu konsekuensinya, saat dulu ia menandatangani surat persetujuan anak nya menandai anggota intelejen, disana diterangkan jangankan hidup bahkan ketika mati pun tak akan diakui sebagai anggota intelejen itu. Bisa di pribahasa kan Ibrahim telah menjadi anak negara. Maka hidup dan matinya hanya negara yang tahu.
Bram tak bisa meminta klarifikasi atau semacam informasi pada lembaga itu. Ia menyewa orang-orang lain yang bisa ia minta mencari informasi keberadaan anaknya. Termasuk Nur yang juga mantan intelejen telah bocor ke orang-orang Bram. Maka rasa takut Bram membuat dirinya menyembunyikan Nur dari orang-orang.
"Kamu adalah warisan Ibrahim jika memang dia telah tiada. Dan jika ia masih hidup. Aku akan menjaga mu. Maafkan aku Ayra....Aku belum bisa jujur padamu." Ucap Bram dalam hatinya saat Nur menceritakan alasannya mundur dari intelejen.
Keesokan harinya ia ingin memberi tahu Nur jika Qiya akan dirumah sakit yang tak jauh dari kediamannya dan juga tempat untuk dirinya kontrol. Saat tiba disana belum ia mengatakan maksud tujuannya. Nur yang penasaran bertanya pada Bram.
"Pa, rahasia apa yang mas Ibrahim tak ceritakan padaku Pa? Dia bilang dia bukan siapa-siapa. Hanya buruh pabrik. Papa juga bilang papa bukan siapa-siapa. Lantas vila ini?" Tanya Nur penasaran.
"Hhhhh.... bersabarlah Nak. Papa tak bisa menceritakan semuanya. Nanti akan ada masanya kamu tahu. Yang jelas Ibrahim tak berbohong jika ia mengatakan ia bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. Karena semua harta ini hanya titipan dari Allah untuk kami menjadi orang bermanfaat dimuka bumi ini. Termasuk kamu yang mengundurkan diri dari intelejen. Dan satu rahasia besar. Allah mempertemukan kamu dengan orang yang sama seperti mu. Ia baru satu tahun lebih bertugas." Jelas Bram sambil menenangkan hati sang menantu.
"Maksud Papa mas Ibrahim agen seperti Nur dulu? Nur berpikir akan hidup bahagia setelah mundur dan membayar denda dari lembaga intelijen. Tetapi seolah ada yang dirahasiakan oleh Mas Ibrahim dari Nur. Apakah betul pa, mas Ibrahim juga anggota intelejen?." Tanya Nur makin penasaran.
"Tenanglah.... Semua akan melalui masa-masa dimana kita merasa masalah begitu berat Nak. Tapi yakinlah akan ada pelangi setelah hujan deras." Ucap Bram pada menantunya yang belum memiliki surat nikah resmi karena belum tercatat di Lembaga resmi.
Tanpa Nur dan Bram sadari. Kehadiran Bram ke Vila untuk mengatakan bahwa ia tak akan bisa sering mengunjungi menantunya itu. Tepat di depan pintu mobil. Saat Nur setengah berlari memberikan jam tangan Bram yang tertinggal. Ia yang sedang mencium tangan Bram sedang di foto oleh seseorang.
Dan dalam hitungan detik foto itu masuk ke ponsel perempuan yang sedang menyiapkan diri untuk menyambut suaminya pulang bekerja. Saat ia membuka pesan yang ia sangka dari sang kekasih hati. Betapa kagetnya Ayra. Ia melihat seorang perempuan muda sedang mencium tangan suaminya dengan takhdim dan sang suami memegang kepala perempuan itu.
Ia sudah hampir lebih dari 25 tahun menemani sang suami. Ini kali pertama Bram selama menikah dengan dirinya begitu dekat dengan perempuan. Namun pupil mata Ayra semakin membesar. Foto kedua yang masuk. Terlihat Bram memegang kedua pundak seorang perempuan. Terlihat jelas, perempuan muda cantik memandang Bram. sang suami pun memandangi wajah perempuan itu.
"Hhhh.... Astaghfirullah.... Lindungilah suami hamba dari fitnah-fitnah yang kejam Rabb.... ". Ayra pun seketika menatap cermin besar yang ada di hadapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
ummu rekyhan
berat berat
konsekuensinya itu
2023-04-14
2
LENY
harusnya Ayra dan anak2 dikasih tahu.biar.gak timbul fitnah
kan mereka jg bisa jaga rahasia. kl begini malah jd fitnah dan ada pihak ke 3 yg ambil kesempatan.
2023-02-10
1
Nuryati Yati
tuh kan jd salah paham
2023-02-09
0