3 Hilman dan Qiya

Lelaki itu terlihat memegang pipi dan bibirnya yang terasa sakit. Ia tak menyangka mendapatkan serangan mendadak dari Bram. Lelaki yang seharusnya menjadi ayah mertuanya itu terlihat menatap dirinya tajam. Ia tak percaya jika sang calon mertua bisa melakukan itu.

Hilman adalah tokoh pengusaha yang cukup terkenal di kalangan pengusaha. Termasuk dirinya yang sedang akan melakukan pencalonan sebagai anggota DPR.

"Pak Bram..." Ucap Hilman sedikit tak percaya.

Sedangkan Qiya menoleh sebentar ke arah Hilman. Ia cepat mengalihkan pandangannya pada Bram.

"Kamu Pecundang! Orang seperti kamu ingin menjadi wakil Rakyat? bahkan untuk dirimu saja, kamu tidak bisa bijak dalam bersikap!" Suara Bram terdengar sangat marah.

"Istighfar Pa... Ada apa? Bicarakan semua baik-baik." Pinta Qiya pada sang ayah.

Bram cepat menarik tangan putrinya ke dalam ruangan dimana Ayra di rawat. Putri Bram itu hanya pasrah dan mengikuti langkah sang ayah. Ia di didik untuk begitu menjaga adab kepada orang tua. Sekalipun ia benar, ia tak berani untuk langsung meminta penjelasan. Ia selalu menunggu orang tuanya lebih dulu menjelaskan perkara suatu kejadian.

Hilman baru akan mengejar Bram dan Qiya. Namun tangan kekar Ammar menahan pundak Hilman.

"Berhenti, Papa sedang sangat emosi. Papa ku tak pernah se emosi itu. Maka aku khawatir aku pun terpancing emosi jika kamu menyusul papa. Katakan apa yang terjadi?" Ammar menatap tajam Hilman.

Sulung Ayra itu sangat hapal siapa ayahnya. Jika ia sampai memukul orang lain, maka ada hal yang menyakiti hatinya bukan dirinya. Dan Ammar lelaki yang cerdas, ia bisa dengan mudah menebak. Hal itu tentu berhubungan dengan adik perempuannya, Qiya.

"Katakan! Jangan sampai kamu menyakiti adik ku seujung kuku pun! Dia tidak pernah disakiti oleh ku atau pun oleh kedua orang tuanya. Jika kamu yang baru mengenalnya dan menyakiti dirinya. Aku orang pertama yang akan mencari dan menghajar mu!" Nada bicara Ammar terdengar dingin.

Hilman menelan salivanya dengan kasar. Ia duduk di kursi yang ada di depan ruang pasien. Ia mengusap wajahnya berkali-kali. Hilman adalah pemuda tampan. Ia bertemu Qiya ketika saat akan mendaftar kuliah kedokteran. Namun takdir berkata lain, dirinya tak diterima sehingga ia terjun ke dunia politik dan menjadi pengusaha di kota itu. Dan ketika Hilman menghadiri Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Dokter di sebuah gedung.

Ia yang terjebak di dalam lift yang tiba-tiba macet bersama Qiya dan satu lansia juga salah satu tamu di acara itu. Qiya membantu lansia itu ketika pingsan di dalam lift. Hilman yang sebenarnya juga pernah mondok di pondok pesantren yang sama dengan Qiya sudah menaruh hati pada putri Bram itu. Maka kesempatan itu membuat ia bisa berkenalan dengan Qiya juga keluarganya.

Dan ternyata kakek dari Hilman adalah teman dari Kyai Rohim. Saat sang kakek datang langsung melamar Qiya ke kediaman Bram dan Ayra. Keponakan Kyai Rohim itu juga mengenal lelaki tersebut. Namun semua keputusan Kembali ke Qiya. Bram dan Ayra termasuk orang tua yang mendidik anaknya dengan prinsip agama namun ada demokrasi saat memilih keputusan apalagi untuk menjalani kehidupan. Walau mereka pun memberikan beberapa pertimbangan pada sang anak.

Maka keputusan menerima atau menolak lamaran Hilman ada ditangan Qiya. Dan setelah beberapa hari ia memikirkan dan mengenal Hilman. Qiya pun setuju menerima lamaran dari lelaki yang di calonkan oleh salah satu partai menjadi calon anggota DPR di kota mereka.

Hilman terlihat mengelap keringatnya dengan sapu tangan. Satu benda yang diberikan oleh Qiya saat Hilman tangannya terkena benda tajam saat mencoba membantu membawa tubuh lansia ketika terjebak di lift.

"Apa Pak Bram telah mendengar kabar dari partai ku?" Tanya Hilman dalam hatinya.

Ammar berdiri di hadapan lelaki bernama Hilman itu.

Ia memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya.

"Cepat Katakan!" Bentak Ammar pada Hilman.

"Maafkan saya. Saya bingung. Partai mendesak saya untuk segera membatalkan rencana pernikahan bersama Qiya." Ucap Hilman dengan pelan.

Ammar menarik kerah baju Hilman. Sehingga wajah tampan dua lelaki itu terlihat begitu dekat. Napas mereka pun terasa di kulit lawan bicara mereka.

"Jangan main-main Bung! Kamu sendiri yang datang kerumah dan meminta untuk melamar adik ku. Kami bahkan keberatan di awal karena dia belum seutuhnya menyelesaikan pendidikannya. Tapi hari ini kamu bilang akan membatalkan pernikahan kalian! Apa otak mu itu masih ada?" Ucap Ammar dengan penuh amarah.

Ammar masih mencoba untuk tidak menyakiti calon adik iparnya itu. Seketika ia pun melepaskan cengkraman pada kerah baju Hilman. Ia tak ingin terpancing mengikuti nafsu yang ada di hatinya. Namun hati kakak mana yang tak akan sakit mendengar adik yang sangat ia sayangi akan batal menikah saat gaun dan pesta pernikahan telah siap. Undangan sebanyak 2ribu undangan telah di sebar.

Hilman pun mencoba mengatur napasnya. Ia sedikit takut melihat tatapan dan nada bicara Ammar. Lelaki yang merupakan sulung dari tiga bersaudara itu memang mewarisi sifat Bram dan Ayra. Maka tak aneh jika emosinya bisa naik ketika ada orang yang disakiti.

"Maafkan saya, saya sebenarnya begitu menyukai Qiya. Namun saya tak tahu mana yang harus saya pilih. Orang tua saya pun meminta hal yang sama. Saya bahkan belum membuat keputusan." Ucap Hilman jelas.

Ammar duduk di sebelah Hilman. Ia memainkan korek api gas miliknya.

"Lalu alasan apa yang membuat partai dan orang tua mu meminta pembatalan pernikahan kalian? Dan apa keputusan mu!" Ucap Ammar tegas. Masih menatap korek api gas yang ia hidup dan matikan berkali-kali.

"....."

Hilman bingung menjawabnya. Ia sebenarnya sangat menyukai Qiya. Gadis cantik, pintar, ramah, baik hati dan suka menolong. Namun bulan depan adalah waktu pemilihan. Sedangkan ia dihadapkan dengan pilihan, mundur dari partai atau tetap menikah dengan Qiya.

"Saya masih bingung..." Ucap Hilman pelan.

Ammar menepuk pundak calon adik iparnya.

"Jika kamu tak punya keputusan. Maka apa alasan pernikahan ini harus di hentikan?" Tanya Ammar.

"Berita tentang di duga terlibatnya Ibrahim pada jaringan teroriiiis yang menyebabkan ledakan di gedung kemarin adalah alasan akan menurunkan elaktabilitas suara partai dan juga saya." Ucap Hilman sambil menelan salivanya kasar.

Kedua netra Ammar sudah sangat merah. Bahkan kedua bola matanya seakan-akan ingin keluar mendengar kalimat yang keluar dari mulut Hilman.

"Breeeengsek! Jadi kamu menikah dengan adik ku juga untuk menaikan elaktabilitas suara mu dan partai mu!" Ucap Ammar dengan keras.

Baru ia ingin meninju muka tampan Hilman. Lengan Ammar di tahan oleh sosok perempuan yang menjadi objek pembicaraan dua lelaki itu.

"Bersabarlah Kak...." Ucap gadis itu sambil berlinang air mata.

Ia bahkan menatap lelaki yang tak berani mengangkat wajahnya dengan tatapan tajam.

Terpopuler

Comments

Erlina Rahayu

Erlina Rahayu

qia SMG Allah sedang menyiapkan jodoh terbaik nya untuk qia

2023-08-28

2

Milhiyah

Milhiyah

Menikah karena ingin jadi pejabat bukan menikah karena Allah, berarti petunjuk dari Allah , bahwa hilman tdk cocok untuk Qiya

2023-05-19

0

hidagede1

hidagede1

hadir 😊

2023-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 Duka Keluarga Bramantyo
2 2 Ayra Terjatuh
3 3 Hilman dan Qiya
4 Ayra dan Keluarganya.
5 5 Hilman dan Pak Toha
6 6 Keputusan Qiya
7 7 Dua Keluarga Dua Rasa
8 8 Siapakah Perempuan Itu?
9 9. Nur Hasanah
10 10 Memilih Wahana Internship
11 11 Ibrahim, Nur, Bram dan Ayra
12 12 Menanti Kejujuran
13 13 Kejujuran Bram
14 14 Qiya Berangkat Ke Wahana Internship
15 15 Qiya di Rumah Sakit
16 16 Dokter Gede Ardhana, Qiya dan Cita
17 17 Isi Hati Si Kembar
18 18 Rasa Yang berbeda
19 19 Dokter Gede dan Qiya
20 20 Hati Qiya Yang Terusik
21 21 Qiya Dan Kebenaran Yang Ia Lihat
22 22 Mie Kiting dan Alam Ghoib
23 23 Qiya dan rasa dihatinya
24 24 Kedatangan Ayra dan Bram
25 25 Dua Kondisi Di Dua tempat Berbeda
26 26 Kembali Bertemu
27 27 Ammar dan Kepribadian nya
28 28 Apakah Ini Cinta?
29 29 Keputusan Ayra dan Bram
30 30 Keluarga Bram dan Ayra
31 Berita Tentang Ibrahim
32 32 Kau Gadis Atau Janda? Atau Istri Orang?
33 33 Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya
34 34 Surat Tugas Meresahkan Hati
35 35 Keresahan Hati Ammar
36 36 Dua Lelaki Yang Berharap Alisha
37 37 Lelaki Itu Ibrahim
38 38 Nasib Alex dan Doa Qiya
39 39 Jantung Dokter Gede
40 40 Dokter Gede
41 41 Ammar dan Cintanya
42 42 Dokter Gede dan Qiya
43 43 Dua Hati Satu Cinta
44 44 Dua Hati Satu Cinta 2
45 45 Berharap Seperti Arjuna dan Wara Subadra
46 46 Status Qiya dan Dua Pria
47 47 Alisha, Mayang, Putri Broto?
48 48 Kisah Hidup Gede Ardhana
49 49 Kejujuran Ammar
50 50 Siapa Kamu?
51 51 Arumi Mayang Dahayu
52 52 Rasa Kecewa Ammar
53 53 Kebimbangan Ammar
54 54 Dua hati, Buah Hati Ayra
55 55 Musyawarah Keluarga
56 56 Hati Qiya dan Arumi
57 57 Menanti Jawaban Arumi
58 58 Jawaban Arumi
59 59 Keputusan Bram
60 60 Dokter Gede PDKT
61 61 Dokter Gede dan Qiya Merona
62 62 Ternyata dia Muslim
63 63 Perjuangan Dokter Gede 1
64 64 Ungkapan Hati Dokter Gede
65 65 Kala Lisan Tak Mampu Berucap
66 66 Habis Di Goda Ammar
67 67 Masalalu dokter Gede & Masa Depannya
68 68 Anak Kembar Ayra, Apakah Sold Out?
69 69 Potret Keluarga Ayra Khairunnisa
70 70 Bantu Author Senin besok ya (vote buat the twins)
71 71 Perjuangan Cita Untuk Qiya
72 72 Tamu tak diharapkan
73 73 Datang Disaat yang Tepat
74 74 Maksud dua Lelaki
75 75 Hanya Ibu Jari Yang bisa Mewakili
76 76 Penantian Nur untuk Separuh Jiwa nya
77 77 Petuah Untuk Qiya dari Poro Sepuh
78 78 Kedatangan Dua Lelaki
79 79. Gede dan Hilman Di Mata Keluarga Bram
80 80 "Dek Qiya"
81 81 Dek Qiya Menangis?
82 82 Masalalu Yang Harus Diceritakan
83 83 Menanti kedatangan Keluarga Gede
84 84 Lamaran Gede untuk Qiya
85 85 Separuh Jiwa Nur
86 86 Calon Kakak Ipar
87 87 Kekhawatiran Bu Ratih
88 88 Ammar & Arumi "Sah"
89 89 Hati Ammar dan Arumi
90 90 Air mata Di Hari Bahagia
91 91 Malam Yang Dingin
92 92 Kompetisi Meraih Cinta
93 93 Ijab Gede dan Qiya
94 94 Kau Telah Memilih Yang Lain
95 95 Satu Nama Dua Hati
96 96 Kehangatan Cinta Untuk Arumi
97 97 Munajat Cinta
98 98 Gede dan Masalalunya
99 99 Gadis itu Siapa
100 100 Isi hati Ammar dan Qiya 1
101 101 Isi Hati Ammar dan Qiya 2
102 102 Tiga Bulan Pernikahan
103 103 Kelembutan Hati
104 104 Pesona Ayra dan Anak-anaknya
105 105 Arumi Dan Ammar
106 106 Flashback Arumi bersama Ayra
107 107 Dinginnya Australia
108 108 Apakah Aku ada Disana?
109 109 "Mas Ammar"
110 110 Kamu Dimana?
111 111 "I love you Arumi."
112 112 Kebahagiaan Pengantin Baru
113 113 Saling Membuka Diri
114 114 Hati Yang Masih Tersakiti
115 115 Masalalu Pak Rendra
116 116 Kebahagiaan Keluarga Ayra.
117 117 Cinta Penuh Kelembutan
118 118 Belajar dari Kisah
119 119 Keegoisan Pak Rendra
120 120 Kebenaran Masalalu Pak Rendra
121 121 Bahagia Gede, Penyesalan Rendra
122 122 Kebahagiaan Putra Ayra
123 123 Luka Hati Bu Ratih
124 124 Penolakan Ratih
125 125 Kehamilan Anak dan Menantu Ayra
126 126 Kemuliaan Versi Gede dan Qiya
127 127 Dua Menantu Yang Bahagia
128 128 Ungkapan Hati Gede
129 129 Kehangatan dan Pesona Keluarga Bramantyo
130 130 Peran Qiya Sebagi Istri
131 131 Pesona The Twins
132 132 Siapa Kamu Arumi?
133 133 Skenario Allah
134 134 Kebenaran Untuk Arumi
135 135 Kebesaran Hati Gede
136 136 Kebahagiaan Pak Subroto
137 137 Arumi Koma
138 138 Tiga Keluarga
139 139 Kesedihan Ammar
140 140 Ikhtiar Ammar
141 141 Hasil Pemeriksaan
142 142 Kedatangan Ayra dan Bram Di Australia
143 143 Aib Pak Rendra Yang Terbuka
144 144 Flashback Bram dan Ayra
145 145 Rendra dan Masalalunya
146 146 Watak yang Keras
147 147 Permohonan maaf Pak Rendra
148 148 Kabar Duka
149 149 Pesona Qiya dan Gede Di Mata Ayra
150 150 Habis Gelap Terbitlah Terang
151 151 Semua karena Cinta
152 152 Keluarga Bramantyo Pradipta
153 153 Mantan
154 154 Prasangka
155 155 Pesona Ammar
156 156 Otw Ending.
157 Perjuangan Nafisah Shidqiyah
158 158 Kembar 3
159 159 Bayi-bayi Trah Kyai Rohim
160 160 Pemotretan
161 161 Keakraban keluarga Ayra
162 162 Perkenalan Zhafirah
163 163 Intermezo Zhafirah
164 164 Firasat Ayra
165 165 Ayra dan Kelima Cucunya
166 166 THE END
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Duka Keluarga Bramantyo
2
2 Ayra Terjatuh
3
3 Hilman dan Qiya
4
Ayra dan Keluarganya.
5
5 Hilman dan Pak Toha
6
6 Keputusan Qiya
7
7 Dua Keluarga Dua Rasa
8
8 Siapakah Perempuan Itu?
9
9. Nur Hasanah
10
10 Memilih Wahana Internship
11
11 Ibrahim, Nur, Bram dan Ayra
12
12 Menanti Kejujuran
13
13 Kejujuran Bram
14
14 Qiya Berangkat Ke Wahana Internship
15
15 Qiya di Rumah Sakit
16
16 Dokter Gede Ardhana, Qiya dan Cita
17
17 Isi Hati Si Kembar
18
18 Rasa Yang berbeda
19
19 Dokter Gede dan Qiya
20
20 Hati Qiya Yang Terusik
21
21 Qiya Dan Kebenaran Yang Ia Lihat
22
22 Mie Kiting dan Alam Ghoib
23
23 Qiya dan rasa dihatinya
24
24 Kedatangan Ayra dan Bram
25
25 Dua Kondisi Di Dua tempat Berbeda
26
26 Kembali Bertemu
27
27 Ammar dan Kepribadian nya
28
28 Apakah Ini Cinta?
29
29 Keputusan Ayra dan Bram
30
30 Keluarga Bram dan Ayra
31
Berita Tentang Ibrahim
32
32 Kau Gadis Atau Janda? Atau Istri Orang?
33
33 Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya
34
34 Surat Tugas Meresahkan Hati
35
35 Keresahan Hati Ammar
36
36 Dua Lelaki Yang Berharap Alisha
37
37 Lelaki Itu Ibrahim
38
38 Nasib Alex dan Doa Qiya
39
39 Jantung Dokter Gede
40
40 Dokter Gede
41
41 Ammar dan Cintanya
42
42 Dokter Gede dan Qiya
43
43 Dua Hati Satu Cinta
44
44 Dua Hati Satu Cinta 2
45
45 Berharap Seperti Arjuna dan Wara Subadra
46
46 Status Qiya dan Dua Pria
47
47 Alisha, Mayang, Putri Broto?
48
48 Kisah Hidup Gede Ardhana
49
49 Kejujuran Ammar
50
50 Siapa Kamu?
51
51 Arumi Mayang Dahayu
52
52 Rasa Kecewa Ammar
53
53 Kebimbangan Ammar
54
54 Dua hati, Buah Hati Ayra
55
55 Musyawarah Keluarga
56
56 Hati Qiya dan Arumi
57
57 Menanti Jawaban Arumi
58
58 Jawaban Arumi
59
59 Keputusan Bram
60
60 Dokter Gede PDKT
61
61 Dokter Gede dan Qiya Merona
62
62 Ternyata dia Muslim
63
63 Perjuangan Dokter Gede 1
64
64 Ungkapan Hati Dokter Gede
65
65 Kala Lisan Tak Mampu Berucap
66
66 Habis Di Goda Ammar
67
67 Masalalu dokter Gede & Masa Depannya
68
68 Anak Kembar Ayra, Apakah Sold Out?
69
69 Potret Keluarga Ayra Khairunnisa
70
70 Bantu Author Senin besok ya (vote buat the twins)
71
71 Perjuangan Cita Untuk Qiya
72
72 Tamu tak diharapkan
73
73 Datang Disaat yang Tepat
74
74 Maksud dua Lelaki
75
75 Hanya Ibu Jari Yang bisa Mewakili
76
76 Penantian Nur untuk Separuh Jiwa nya
77
77 Petuah Untuk Qiya dari Poro Sepuh
78
78 Kedatangan Dua Lelaki
79
79. Gede dan Hilman Di Mata Keluarga Bram
80
80 "Dek Qiya"
81
81 Dek Qiya Menangis?
82
82 Masalalu Yang Harus Diceritakan
83
83 Menanti kedatangan Keluarga Gede
84
84 Lamaran Gede untuk Qiya
85
85 Separuh Jiwa Nur
86
86 Calon Kakak Ipar
87
87 Kekhawatiran Bu Ratih
88
88 Ammar & Arumi "Sah"
89
89 Hati Ammar dan Arumi
90
90 Air mata Di Hari Bahagia
91
91 Malam Yang Dingin
92
92 Kompetisi Meraih Cinta
93
93 Ijab Gede dan Qiya
94
94 Kau Telah Memilih Yang Lain
95
95 Satu Nama Dua Hati
96
96 Kehangatan Cinta Untuk Arumi
97
97 Munajat Cinta
98
98 Gede dan Masalalunya
99
99 Gadis itu Siapa
100
100 Isi hati Ammar dan Qiya 1
101
101 Isi Hati Ammar dan Qiya 2
102
102 Tiga Bulan Pernikahan
103
103 Kelembutan Hati
104
104 Pesona Ayra dan Anak-anaknya
105
105 Arumi Dan Ammar
106
106 Flashback Arumi bersama Ayra
107
107 Dinginnya Australia
108
108 Apakah Aku ada Disana?
109
109 "Mas Ammar"
110
110 Kamu Dimana?
111
111 "I love you Arumi."
112
112 Kebahagiaan Pengantin Baru
113
113 Saling Membuka Diri
114
114 Hati Yang Masih Tersakiti
115
115 Masalalu Pak Rendra
116
116 Kebahagiaan Keluarga Ayra.
117
117 Cinta Penuh Kelembutan
118
118 Belajar dari Kisah
119
119 Keegoisan Pak Rendra
120
120 Kebenaran Masalalu Pak Rendra
121
121 Bahagia Gede, Penyesalan Rendra
122
122 Kebahagiaan Putra Ayra
123
123 Luka Hati Bu Ratih
124
124 Penolakan Ratih
125
125 Kehamilan Anak dan Menantu Ayra
126
126 Kemuliaan Versi Gede dan Qiya
127
127 Dua Menantu Yang Bahagia
128
128 Ungkapan Hati Gede
129
129 Kehangatan dan Pesona Keluarga Bramantyo
130
130 Peran Qiya Sebagi Istri
131
131 Pesona The Twins
132
132 Siapa Kamu Arumi?
133
133 Skenario Allah
134
134 Kebenaran Untuk Arumi
135
135 Kebesaran Hati Gede
136
136 Kebahagiaan Pak Subroto
137
137 Arumi Koma
138
138 Tiga Keluarga
139
139 Kesedihan Ammar
140
140 Ikhtiar Ammar
141
141 Hasil Pemeriksaan
142
142 Kedatangan Ayra dan Bram Di Australia
143
143 Aib Pak Rendra Yang Terbuka
144
144 Flashback Bram dan Ayra
145
145 Rendra dan Masalalunya
146
146 Watak yang Keras
147
147 Permohonan maaf Pak Rendra
148
148 Kabar Duka
149
149 Pesona Qiya dan Gede Di Mata Ayra
150
150 Habis Gelap Terbitlah Terang
151
151 Semua karena Cinta
152
152 Keluarga Bramantyo Pradipta
153
153 Mantan
154
154 Prasangka
155
155 Pesona Ammar
156
156 Otw Ending.
157
Perjuangan Nafisah Shidqiyah
158
158 Kembar 3
159
159 Bayi-bayi Trah Kyai Rohim
160
160 Pemotretan
161
161 Keakraban keluarga Ayra
162
162 Perkenalan Zhafirah
163
163 Intermezo Zhafirah
164
164 Firasat Ayra
165
165 Ayra dan Kelima Cucunya
166
166 THE END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!