Pesona The Twins

Pesona The Twins

Duka Keluarga Bramantyo

Di sebuah rumah mewah, terdapat banyaknya karangan bunga ucapan belasungkawa. Bahkan tenda dan kursi masih berjejer di depan kediaman Pak Erlangga.

Siang itu, lelaki yang merupakan pendiri dan pemilik perusahaan Pradipta baru saja di makamkan. Beberapa orang kebersihan tampak masih membersihkan bagian depan. Sedangkan di dalam rumah megah nan mewah itu. Sosok perempuan nomor satu di rumah itu masih berada di tempat tidur dalam keadaan tak sadarkan diri.

Lukis Wijayanti, ia masih merasakan kesedihan yang mendalam karena kehilangan lelaki yang menemani dirinya. Erlangga Pradipta atau biasa dipanggil Pak Rangga meninggal dunia karena penyakit jantungnya. Hal itu dikarenakan satu berita yang ia dengar bahwa salah satu cucu kesayangannya yang bernama Ibrahim dinyatakan menjadi salah satu korban ledakan Bom di sebuah gedung saat sedang kuliah di Australia.

Putra ketiga Ayra memang melanjutkan pendidikannya ke Australia untuk mengambil jurusan ekonomi di negara kangguru itu. Namun naas saat terjadi ledakan di gedung itu. Anak ketiga Bram sedang berada disana sebagai salah satu peserta seminar. Maka kabar bahwa Ibrahim menjadi salah satu korban meninggal dunia di gedung itu, membuat Pak Erlangga langsung dilarikan ke rumah sakit. Seolah Keluarga Pradipta itu dibuat untuk kembali kuat di kala musibah datang bertubi-tubi.

Ayra juga harus mencoba tegar, dikala anak nya dinyatakan telah tiada. Papa mertua yang begitu menyayangi dirinya di awal pernikahan membuat dirinya cukup terpukul walau masih mencoba untuk tetap tegar. Rumah mewah nan megah milik Pak Erlangga itu terlihat sekali suasana duka. Rani dan Bambang pun hanya mampu memandangi wajah orang tua mereka yang ada di ruang keluarga. Begitupun Beni dan Liona. Sepasang suami istri itu masih saling menenangkan.

Di ruangan kamar Lukis. Ayra menemani sang ibu mertua masih dengan melantunkan shalawat yang ia harap bisa menjadi penenang hatinya yang sedang bersedih. Air mata tak mampu lagi keluar dari sudut mata Istri Bram itu. Saat ia sibuk dengan bacaan shalawatnya. Seseorang memeluknya dari belakang.

"Ma.... " Suara serak Ammar yang baru saja tiba di Jakarta.

Anak pertama Ayra itu tak bisa menghadiri proses pemakaman Pak Erlangga karena ia berada di Jepang. Saat berita meninggalnya Ibrahim, ia langsung terbang ke Indonesia namun saat tiba di tanah air. Sebuah kabar duka baru ia dengar bahwa Pak Erlangga telah tiada. Maka saat ia tiba di tanah air. Pak Erlangga telah di makamkan.

Ayra menoleh ke arah suara yang ia rindukan satu Minggu ini. Ammar memeluk perempuan yang telah melahirkan dirinya. Ia tak menyangka jika sang ibu masih bisa tersenyum menatap wajahnya. Ayra memegang pundak anak pertamanya.

"Kamu harus kuat Mar. Jangan tunjukkan kesedihan mu di hadapan Qiya. Temuilah adik mu di kamar biasanya ia tidur." Ucap Ayra pelan.

Ia tadi sempat menenangkan anak perempuannya. Saat ini, Qiya masih mengurung diri di kamar yang biasa ia tempati jika sedang menginap di rumah Pak Erlangga.

Ammar mengangguk pelan. Ia mencium punggung tangan Ayra. Cukup lama ia tahan kecupan pada punggung tangan ibunya itu. Sehingga tak terasa butiran hangat jatuh membasahi punggung tangan Ayra.

Ayra mengusap pipi putranya itu.

"Semua yang ada di dunia ini akan kembali pada Nya Nak. Termasuk Ibrahim dan juga Kakek mu." Ucap Ayra dengan suara serak.

Mata dan hidungnya bahkan terlihat merah. Dahinya terasa berat karena banyaknya air mata yang keluar.

Sebelum pergi meninggalkan ruangan itu. Ammar mencium dahi neneknya yaitu Lukis.

Ammar pun menuju ruangan dimana adiknya yang manja namun kadang tegas itu sedang menyendiri. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Itulah ungkapan yang pas untuk Qiya. Ia memang menyendiri di ruangan itu. Namun ia duduk diatas sajadah, tangannya sibuk dengan butiran tasbih kayu yang terus bergerak diantara sela-sela jari telunjuk dan jempol nya.

Ammar mengucapkan salam ketika ia mengetuk pintu kamar adiknya. Qiya menjawab sambil menoleh ke arah pintu. Kakak beradik itu saling pandang. Mereka yang biasanya bisa saling merasakan jika salah satu dari mereka sakit. Maka apalagi di saat hari mereka kehilangan adik bungsu mereka. 'Baim' Panggilan yang biasa Qiya sematkan untuk bungsu Ayra itu.

"Baim.... Baim.... sudah pergi. Dia sudah tidak ada kak.... Kakek...." Ucap Qiya masih dengan posisi duduk dan kepala menoleh ke arah kakaknya.

Ammar berjalan pelan. Ia duduk di hadapan adiknya. Ia tarik kepala adiknya yang terbungkus mukenah. Qiya menangis sepuasnya di dalam pelukan sang kakak.

"Ibra tidak pergi Qi. Dia telah kembali menemui kekasihnya. Ia pulang kemana ia berasal. Teruslah berdoa untuk Ibra. Dia akan senang jika kita tidak berlarut-larut dalam kesedihan." Ucap Ammar dengan suara tenang.

Qiya memundurkan wajahnya dari sang kakak. Ia menatap bola mata Ammar.

"Kakak tidak merasa kehilangan?" Tanya Qiya penasaran. Karena suara Ammar begitu tenang walau ada sisa air mata di sudut mata penerus MIKEL Group itu.

"Apakah untuk bersedih harus ada air mata yang mengalir? apakah untuk merasa kehilangan harus menangis terisak-isak? Hati kakak mana yang tak merasa sakit, kehilangan adik yang lebih pintar dalam segala hal. Bahkan Ia yang selalu mengingatkan kakak mu ini untuk selalu mengedepankan bekal ke akhirat." Jelas Ammar sambil memegang pundak adiknya.

Ibrahim memang sering mengingatkan Ammar bahwa prinsip hidup Ammar yang mengatakan bahwa harus seimbang antara dunia dan akhirat. Sedangkan adik bungsunya itu yang dari kecil sudah di pondok hingga lulus SMA masih mengabdi di pondok, memiliki prinsip bahwa yang paling penting adalah bekal untuk akhirat.

Ibrahim mirip Bram. Ia irit bicara tapi sosoknya kadang membuat Ayra teringat akan Abi Rohim. Ada kesamaan antara Ibrahim dan Abi Rohim dalam bersikap dan bertindak. Bahkan Ammar jika sudah berdiskusi dengan Ibrahim, maka dipastikan jika putra sulung Ayra itu akan terdiam mendengar penjelasan-penjelasan dari sang adik bungsu.

Saat Ammar mencoba menenangkan hati sang adik. Cobaan kehidupan seolah ingin kembali bermain-main dengan salah satu anak kembar Ayra. Seorang tamu yang baru saja Bram temui di ruangan depan. Membuat Bram menahan amarahnya berkali-kali. Ia yang tadi sengaja tak memanggil Qiya atau Ayra ke ruangan depan. Ternyata keputusannya betul.

Orang tua dari Hilman yang merupakan calon suami Qiya memutuskan untuk membatalkan pernikahan yang tinggal 14 hari lagi. Undangan telah disebar, belum lagi duka kehilangan ayah dan anak bungsu tercinta hilang. Kembali ia harus di tuntut untuk sabar dan bijaksana menerima kabar itu. Ia pun mencoba Manahan gerahamnya. Jika dulu keluarga Hilman yang begitu berharap putrinya menjadi menantu di keluarga mereka. Maka kenapa tiba-tiba di hari duka itu mereka justru menambah luka baru.

"Apakah tidak bisa menunggu sampai besok Pak Rendra?" Tanya Bram sambil menatap sinis keluarga calon besannya.

"Maaf Pak. Putra kami sendiri yang mengatakan jika ia tak ingin menikah dengan putri anda. Ia tak ingin karir politiknya menjadi buruk karena menikah dengan Qiya." Ucap Pak Rendra dengan hati-hati.

"Apa maksud anda!" Bentak Bram.

"Apa Pak Bram belum membaca berita terbaru?" Tanya Pak Rendra sambil menunjukkan sebuah tablet ke arah Bram.

Kedua pupil mata Bram membesar membaca media yang diterbitkan oleh pemerintah tempat dimana Ibrahim menuntut ilmu jurusan ekonomi. Ia pun mengepalkan tangan kanannya.

"Siapa yang membuat Berita Gila Ini!" Bentak Bram masih menahan emosinya.

"Jadi dengan alasan ini. saya juga sependapat dengan Hilman. Kami rasa lebih cepat lebih baik. Rencana pernikahan Qiya dan Hilman kami batalkan." Ucap Pak Rendra sambil permisi pamit.

Seorang perempuan yang dari tadi mencoba tegar. Terjatuh tepat sebelum ia menuruni anak tangga. Pertahanannya roboh, ia seolah tak mampu mendengar berita yang kembali menyakiti hatinya.

Perempuan itu jatuh dari atas anak tangga hingga berguling sampai ke bawah. Bram berteriak kencang menyebut sebuah nama.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Dinniey Meyla

Dinniey Meyla

yaa Allah thor baru baca bab pertama udah di bikin berlinang air mata 😭😭

2024-03-24

0

Anonymous

Anonymous

keren

2024-02-21

2

Yus Warkop

Yus Warkop

udah baca ceritanya tapi tetep mewek nih sir mata gak kebendung, sengaja aku baca ulang sambil nunggu cerita gafi up

2024-01-15

2

lihat semua
Episodes
1 Duka Keluarga Bramantyo
2 2 Ayra Terjatuh
3 3 Hilman dan Qiya
4 Ayra dan Keluarganya.
5 5 Hilman dan Pak Toha
6 6 Keputusan Qiya
7 7 Dua Keluarga Dua Rasa
8 8 Siapakah Perempuan Itu?
9 9. Nur Hasanah
10 10 Memilih Wahana Internship
11 11 Ibrahim, Nur, Bram dan Ayra
12 12 Menanti Kejujuran
13 13 Kejujuran Bram
14 14 Qiya Berangkat Ke Wahana Internship
15 15 Qiya di Rumah Sakit
16 16 Dokter Gede Ardhana, Qiya dan Cita
17 17 Isi Hati Si Kembar
18 18 Rasa Yang berbeda
19 19 Dokter Gede dan Qiya
20 20 Hati Qiya Yang Terusik
21 21 Qiya Dan Kebenaran Yang Ia Lihat
22 22 Mie Kiting dan Alam Ghoib
23 23 Qiya dan rasa dihatinya
24 24 Kedatangan Ayra dan Bram
25 25 Dua Kondisi Di Dua tempat Berbeda
26 26 Kembali Bertemu
27 27 Ammar dan Kepribadian nya
28 28 Apakah Ini Cinta?
29 29 Keputusan Ayra dan Bram
30 30 Keluarga Bram dan Ayra
31 Berita Tentang Ibrahim
32 32 Kau Gadis Atau Janda? Atau Istri Orang?
33 33 Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya
34 34 Surat Tugas Meresahkan Hati
35 35 Keresahan Hati Ammar
36 36 Dua Lelaki Yang Berharap Alisha
37 37 Lelaki Itu Ibrahim
38 38 Nasib Alex dan Doa Qiya
39 39 Jantung Dokter Gede
40 40 Dokter Gede
41 41 Ammar dan Cintanya
42 42 Dokter Gede dan Qiya
43 43 Dua Hati Satu Cinta
44 44 Dua Hati Satu Cinta 2
45 45 Berharap Seperti Arjuna dan Wara Subadra
46 46 Status Qiya dan Dua Pria
47 47 Alisha, Mayang, Putri Broto?
48 48 Kisah Hidup Gede Ardhana
49 49 Kejujuran Ammar
50 50 Siapa Kamu?
51 51 Arumi Mayang Dahayu
52 52 Rasa Kecewa Ammar
53 53 Kebimbangan Ammar
54 54 Dua hati, Buah Hati Ayra
55 55 Musyawarah Keluarga
56 56 Hati Qiya dan Arumi
57 57 Menanti Jawaban Arumi
58 58 Jawaban Arumi
59 59 Keputusan Bram
60 60 Dokter Gede PDKT
61 61 Dokter Gede dan Qiya Merona
62 62 Ternyata dia Muslim
63 63 Perjuangan Dokter Gede 1
64 64 Ungkapan Hati Dokter Gede
65 65 Kala Lisan Tak Mampu Berucap
66 66 Habis Di Goda Ammar
67 67 Masalalu dokter Gede & Masa Depannya
68 68 Anak Kembar Ayra, Apakah Sold Out?
69 69 Potret Keluarga Ayra Khairunnisa
70 70 Bantu Author Senin besok ya (vote buat the twins)
71 71 Perjuangan Cita Untuk Qiya
72 72 Tamu tak diharapkan
73 73 Datang Disaat yang Tepat
74 74 Maksud dua Lelaki
75 75 Hanya Ibu Jari Yang bisa Mewakili
76 76 Penantian Nur untuk Separuh Jiwa nya
77 77 Petuah Untuk Qiya dari Poro Sepuh
78 78 Kedatangan Dua Lelaki
79 79. Gede dan Hilman Di Mata Keluarga Bram
80 80 "Dek Qiya"
81 81 Dek Qiya Menangis?
82 82 Masalalu Yang Harus Diceritakan
83 83 Menanti kedatangan Keluarga Gede
84 84 Lamaran Gede untuk Qiya
85 85 Separuh Jiwa Nur
86 86 Calon Kakak Ipar
87 87 Kekhawatiran Bu Ratih
88 88 Ammar & Arumi "Sah"
89 89 Hati Ammar dan Arumi
90 90 Air mata Di Hari Bahagia
91 91 Malam Yang Dingin
92 92 Kompetisi Meraih Cinta
93 93 Ijab Gede dan Qiya
94 94 Kau Telah Memilih Yang Lain
95 95 Satu Nama Dua Hati
96 96 Kehangatan Cinta Untuk Arumi
97 97 Munajat Cinta
98 98 Gede dan Masalalunya
99 99 Gadis itu Siapa
100 100 Isi hati Ammar dan Qiya 1
101 101 Isi Hati Ammar dan Qiya 2
102 102 Tiga Bulan Pernikahan
103 103 Kelembutan Hati
104 104 Pesona Ayra dan Anak-anaknya
105 105 Arumi Dan Ammar
106 106 Flashback Arumi bersama Ayra
107 107 Dinginnya Australia
108 108 Apakah Aku ada Disana?
109 109 "Mas Ammar"
110 110 Kamu Dimana?
111 111 "I love you Arumi."
112 112 Kebahagiaan Pengantin Baru
113 113 Saling Membuka Diri
114 114 Hati Yang Masih Tersakiti
115 115 Masalalu Pak Rendra
116 116 Kebahagiaan Keluarga Ayra.
117 117 Cinta Penuh Kelembutan
118 118 Belajar dari Kisah
119 119 Keegoisan Pak Rendra
120 120 Kebenaran Masalalu Pak Rendra
121 121 Bahagia Gede, Penyesalan Rendra
122 122 Kebahagiaan Putra Ayra
123 123 Luka Hati Bu Ratih
124 124 Penolakan Ratih
125 125 Kehamilan Anak dan Menantu Ayra
126 126 Kemuliaan Versi Gede dan Qiya
127 127 Dua Menantu Yang Bahagia
128 128 Ungkapan Hati Gede
129 129 Kehangatan dan Pesona Keluarga Bramantyo
130 130 Peran Qiya Sebagi Istri
131 131 Pesona The Twins
132 132 Siapa Kamu Arumi?
133 133 Skenario Allah
134 134 Kebenaran Untuk Arumi
135 135 Kebesaran Hati Gede
136 136 Kebahagiaan Pak Subroto
137 137 Arumi Koma
138 138 Tiga Keluarga
139 139 Kesedihan Ammar
140 140 Ikhtiar Ammar
141 141 Hasil Pemeriksaan
142 142 Kedatangan Ayra dan Bram Di Australia
143 143 Aib Pak Rendra Yang Terbuka
144 144 Flashback Bram dan Ayra
145 145 Rendra dan Masalalunya
146 146 Watak yang Keras
147 147 Permohonan maaf Pak Rendra
148 148 Kabar Duka
149 149 Pesona Qiya dan Gede Di Mata Ayra
150 150 Habis Gelap Terbitlah Terang
151 151 Semua karena Cinta
152 152 Keluarga Bramantyo Pradipta
153 153 Mantan
154 154 Prasangka
155 155 Pesona Ammar
156 156 Otw Ending.
157 Perjuangan Nafisah Shidqiyah
158 158 Kembar 3
159 159 Bayi-bayi Trah Kyai Rohim
160 160 Pemotretan
161 161 Keakraban keluarga Ayra
162 162 Perkenalan Zhafirah
163 163 Intermezo Zhafirah
164 164 Firasat Ayra
165 165 Ayra dan Kelima Cucunya
166 166 THE END
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Duka Keluarga Bramantyo
2
2 Ayra Terjatuh
3
3 Hilman dan Qiya
4
Ayra dan Keluarganya.
5
5 Hilman dan Pak Toha
6
6 Keputusan Qiya
7
7 Dua Keluarga Dua Rasa
8
8 Siapakah Perempuan Itu?
9
9. Nur Hasanah
10
10 Memilih Wahana Internship
11
11 Ibrahim, Nur, Bram dan Ayra
12
12 Menanti Kejujuran
13
13 Kejujuran Bram
14
14 Qiya Berangkat Ke Wahana Internship
15
15 Qiya di Rumah Sakit
16
16 Dokter Gede Ardhana, Qiya dan Cita
17
17 Isi Hati Si Kembar
18
18 Rasa Yang berbeda
19
19 Dokter Gede dan Qiya
20
20 Hati Qiya Yang Terusik
21
21 Qiya Dan Kebenaran Yang Ia Lihat
22
22 Mie Kiting dan Alam Ghoib
23
23 Qiya dan rasa dihatinya
24
24 Kedatangan Ayra dan Bram
25
25 Dua Kondisi Di Dua tempat Berbeda
26
26 Kembali Bertemu
27
27 Ammar dan Kepribadian nya
28
28 Apakah Ini Cinta?
29
29 Keputusan Ayra dan Bram
30
30 Keluarga Bram dan Ayra
31
Berita Tentang Ibrahim
32
32 Kau Gadis Atau Janda? Atau Istri Orang?
33
33 Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya
34
34 Surat Tugas Meresahkan Hati
35
35 Keresahan Hati Ammar
36
36 Dua Lelaki Yang Berharap Alisha
37
37 Lelaki Itu Ibrahim
38
38 Nasib Alex dan Doa Qiya
39
39 Jantung Dokter Gede
40
40 Dokter Gede
41
41 Ammar dan Cintanya
42
42 Dokter Gede dan Qiya
43
43 Dua Hati Satu Cinta
44
44 Dua Hati Satu Cinta 2
45
45 Berharap Seperti Arjuna dan Wara Subadra
46
46 Status Qiya dan Dua Pria
47
47 Alisha, Mayang, Putri Broto?
48
48 Kisah Hidup Gede Ardhana
49
49 Kejujuran Ammar
50
50 Siapa Kamu?
51
51 Arumi Mayang Dahayu
52
52 Rasa Kecewa Ammar
53
53 Kebimbangan Ammar
54
54 Dua hati, Buah Hati Ayra
55
55 Musyawarah Keluarga
56
56 Hati Qiya dan Arumi
57
57 Menanti Jawaban Arumi
58
58 Jawaban Arumi
59
59 Keputusan Bram
60
60 Dokter Gede PDKT
61
61 Dokter Gede dan Qiya Merona
62
62 Ternyata dia Muslim
63
63 Perjuangan Dokter Gede 1
64
64 Ungkapan Hati Dokter Gede
65
65 Kala Lisan Tak Mampu Berucap
66
66 Habis Di Goda Ammar
67
67 Masalalu dokter Gede & Masa Depannya
68
68 Anak Kembar Ayra, Apakah Sold Out?
69
69 Potret Keluarga Ayra Khairunnisa
70
70 Bantu Author Senin besok ya (vote buat the twins)
71
71 Perjuangan Cita Untuk Qiya
72
72 Tamu tak diharapkan
73
73 Datang Disaat yang Tepat
74
74 Maksud dua Lelaki
75
75 Hanya Ibu Jari Yang bisa Mewakili
76
76 Penantian Nur untuk Separuh Jiwa nya
77
77 Petuah Untuk Qiya dari Poro Sepuh
78
78 Kedatangan Dua Lelaki
79
79. Gede dan Hilman Di Mata Keluarga Bram
80
80 "Dek Qiya"
81
81 Dek Qiya Menangis?
82
82 Masalalu Yang Harus Diceritakan
83
83 Menanti kedatangan Keluarga Gede
84
84 Lamaran Gede untuk Qiya
85
85 Separuh Jiwa Nur
86
86 Calon Kakak Ipar
87
87 Kekhawatiran Bu Ratih
88
88 Ammar & Arumi "Sah"
89
89 Hati Ammar dan Arumi
90
90 Air mata Di Hari Bahagia
91
91 Malam Yang Dingin
92
92 Kompetisi Meraih Cinta
93
93 Ijab Gede dan Qiya
94
94 Kau Telah Memilih Yang Lain
95
95 Satu Nama Dua Hati
96
96 Kehangatan Cinta Untuk Arumi
97
97 Munajat Cinta
98
98 Gede dan Masalalunya
99
99 Gadis itu Siapa
100
100 Isi hati Ammar dan Qiya 1
101
101 Isi Hati Ammar dan Qiya 2
102
102 Tiga Bulan Pernikahan
103
103 Kelembutan Hati
104
104 Pesona Ayra dan Anak-anaknya
105
105 Arumi Dan Ammar
106
106 Flashback Arumi bersama Ayra
107
107 Dinginnya Australia
108
108 Apakah Aku ada Disana?
109
109 "Mas Ammar"
110
110 Kamu Dimana?
111
111 "I love you Arumi."
112
112 Kebahagiaan Pengantin Baru
113
113 Saling Membuka Diri
114
114 Hati Yang Masih Tersakiti
115
115 Masalalu Pak Rendra
116
116 Kebahagiaan Keluarga Ayra.
117
117 Cinta Penuh Kelembutan
118
118 Belajar dari Kisah
119
119 Keegoisan Pak Rendra
120
120 Kebenaran Masalalu Pak Rendra
121
121 Bahagia Gede, Penyesalan Rendra
122
122 Kebahagiaan Putra Ayra
123
123 Luka Hati Bu Ratih
124
124 Penolakan Ratih
125
125 Kehamilan Anak dan Menantu Ayra
126
126 Kemuliaan Versi Gede dan Qiya
127
127 Dua Menantu Yang Bahagia
128
128 Ungkapan Hati Gede
129
129 Kehangatan dan Pesona Keluarga Bramantyo
130
130 Peran Qiya Sebagi Istri
131
131 Pesona The Twins
132
132 Siapa Kamu Arumi?
133
133 Skenario Allah
134
134 Kebenaran Untuk Arumi
135
135 Kebesaran Hati Gede
136
136 Kebahagiaan Pak Subroto
137
137 Arumi Koma
138
138 Tiga Keluarga
139
139 Kesedihan Ammar
140
140 Ikhtiar Ammar
141
141 Hasil Pemeriksaan
142
142 Kedatangan Ayra dan Bram Di Australia
143
143 Aib Pak Rendra Yang Terbuka
144
144 Flashback Bram dan Ayra
145
145 Rendra dan Masalalunya
146
146 Watak yang Keras
147
147 Permohonan maaf Pak Rendra
148
148 Kabar Duka
149
149 Pesona Qiya dan Gede Di Mata Ayra
150
150 Habis Gelap Terbitlah Terang
151
151 Semua karena Cinta
152
152 Keluarga Bramantyo Pradipta
153
153 Mantan
154
154 Prasangka
155
155 Pesona Ammar
156
156 Otw Ending.
157
Perjuangan Nafisah Shidqiyah
158
158 Kembar 3
159
159 Bayi-bayi Trah Kyai Rohim
160
160 Pemotretan
161
161 Keakraban keluarga Ayra
162
162 Perkenalan Zhafirah
163
163 Intermezo Zhafirah
164
164 Firasat Ayra
165
165 Ayra dan Kelima Cucunya
166
166 THE END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!