Guruku Jodohku
Sebuah pesawat penerbangan internasional terlihat baru saja mendarat pada pukul 4 sore. Senyum menghiasi wajah seorang pemuda dengan tinggi 175 cm dan memiliki postur proposianal, rate ketampanan yang nyaris mendekati sempurna.
Dia adalah Ryuga Pratama Wijaya seorang pria berusia 24 tahun baru saja menyelesaikan study di negara Britania Raya.
"Hmmm!! Akhirnya gua bisa menginjakan kaki lagi di sini,"guman Ryuga dengan senyum mengembang tipis menghiasi wajah tampannya keluar dari pintu pesawat.
Begitu rindunya Ryuga dengan tempat dimana ia dilahirkan, karena setelah 4 tahun ia harus
menyelesaikan studinya di Cambridge University, dan ia juga harus rela terpisah dengan kedua orang tuanya yang tinggal di Indonesia.
Gerimis hujan mengiring perjalanan Ryuga menuju kediamannya menuju pusat kota
Jakarta. Bising suara kendaraan di tengah kemacetan ibukota bisa terdengar jelas.
Sayup sayup mata Ryuga mulai terpejam mewakilkan tubuhnya yang terasa begitu lelah karena penerbangannya dari Inggris ke Indonesia yang menempuh jarak yang cukup lama.
.......
Hampir 2 jam perjalanan dan berkutat dengan kemacetan ibukota, Ryuga pun tiba di sebuah komplek perumahan elit di bilangan Pondok Indah. Langkah gontai memasuki tempat yang begitu ia rindukan.
"Sayang... dari tadi Mamah dari tadi tungguin kamu, akhirnya kamu sampe juga, sini-sini peluk, mamah kangen banget sama kamu." ujar Retno terhadap putra semata wayangnya sambil memeluknya dengan erat.
Tiba-tiba Retno meraup wajah Ryuga ingin mencium putranya namun Ryuga sedikit risih dengan perlakuan mamahnya tersebut.
"Mah Ryuga udah gede jangan samain Ryuga kaya anak TK," ujar Ryuga memegang bahu mamahnya dengan kedua tangannya menatap mamahnya tersenyum.
Bi Siti..., tolong ambilin minumn buat Ryuga," ujar Retno memanggil asisten rumah tangga.
Ryuga adalah putra semata wayang dari Retno dengan suaminya Bimo. Retno merupakan sosok ibu yang penyayang dan perhatian namun sikapnya agak sedikit heboh, contohnya seperti tadi, ia selalu merengek kepada suaminya dan bersikeras ingin menjemput putranya kesayangannya di Bandara, namun harus ia urungkan mengingat kondisi suaminya kini yang sedikit kurang sehat.
"Ini bu minumnya," ujar bi Siti begitu terkesima menatap anak majikannya yang terlihat sedikit berbeda.
"Wah.. mas Ryuga lama di luar negri kok makin ganteng aja Mas, perasaan baru kemarin
Bibi ngejar-ngejar mas Ryuga nyuapin makannya Mas Ryuga," ujar bi Siti malu-malu.
"Bi Siti pasti naksir Ryuga ya," goda Ryuga kepada wanita paruh baya yang dulu pernah mengurusnya sewaktu kecil.
Tidak lupa Bimo pun ikut menyambut putra semata wayangnya dengan pelukan hangat.
"Gimana perjalanannya lancar Ga ?" tanya Bimo memeluk putra kebanggaannya.
"Alhamdulillah lancar pah," ujar Ryuga tersenyum hangat.
Lama di sana kok anak mamah makin ganteng ajah sih, "ucap Retno sambil memeluk putranya kembali.
"Mah... udah ya peluknya, Ryuga capek banget nih..,"ucap Ryuga dengan lembut, sambil memegang kedua lengan mamahnya.
Melihat putranya yang nampak lelah Bimo pun menyuruh putranya pergi ke kamarnya untuk beristirahat.
"Ya udah! Aku ke kamar dulu ya mah pah," pamit Ryuga. Lalu berjalan menapaki anak tangga menuju kamarnya.
"Ihhh Papah, mamah kan masih kangen, kok malah nyuruh Ryuga masuk," ujar Retno merajuk karena suaminya menyuruh putranya untuk istirahat.
"Hmmmm..!, mamah kaya nggak ada besok ajah, mamah tadi nggak liat tuh mukanya
Ryuga keliatan capek gitu," ucap Bimo sambil menatap intens istrinya yang merengek.
Ryuga membuka pintu kamarnya dan menatap setiap sudut kamar yang masih terlihat sama seperti empat tahun lalu. la pun merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya hingga seketika langsung terlelap karena penerbangannya yang cukup jauh membuat kepalanya agak pusing akibat jet lag.
Kediaman keluarga Ferdy seperti biasa pertengkaran kerap terjadi antara Ferdy dengan putrinya, Alexa. Ferdy yang terlihat begitu emosi karena tingkah Alexa kerap sekali membuat masalah di sekolah.
Kali ini Alexa di skorshing akibat bertengkar lagi dengan Grace, disekolah. Alexa sampai membuat Grace mengalami cidera ringan di tangannya.
Alexa kamu anggep apa papah ini, beraninya kamu bersikap seperti preman di sekolah, kamu bikin malu papah. "Papah sudah bilang jangan kamu berurusan dengan keluarga sialan itu lagi," bentak Ferdy dengan penuh emosi dan penekanan.
"Grace yang mulai duluan pah bukan Alexa, udahlah pah Alexa capek, Alexa mau istirahat," ucap Alexa dengan wajah dingin.
Pokoknya papah tidak mau dengar kamu membuat masalah di sekolah lagi. Kamu memang anak yang tidak pernah sesuai dengan harapan papah. "Nilaimu tidak pernah memuaskan, prestasi saja tidak ada, dan kamu juga selalu saja bikin masalah di sekolah kamu terus saja bikin malu papah," ucap Ferdy yang tersulut emosi.
"lya Alexa emang anak yang nggak berguna, mending papah matiin aja Alexa sekalian biar papah puas," ujar Alexa dengan nada menantang, memprovokasi papahnya. Ferdy pun terlihat semakin kalap, dan melayangkan tangannya.
"Hentikan Mas! Alexa kamu gpp kan Sa?" tanya Karin yang muncul di tengah perdebatan antara Alexa dan suaminya memegang bahu Alexa.
Ferdy pun langsung mengepalkan tangannya dengan kencang sampai memperlihatkan buku-buku jarinya yang memutih.
Alexa menghempaskan tangan Karin dengan kasar, menatap Karin dengan tatapan tidak suka. "Jangan sentuh aku, "saut Alexa dingin kepada Karin yang merupakan ibu sambungnya.
Alexa memang belum menerima Karin sebagai mama sambungnya walaupun sikap Karin tidak seperti ibu tiri yang sering dicap buruk dan jahat.
Karena bagi Alexa belum ada yang bisa menggantikan posisi almarhum mamanya di hatinya. Sikap Alexa selalu berhasil membuat jarak antara Karin dan dirinya layaknya seperti orang asing walaupun sudah bertahun tahun tinggal bersama.
Ucapan Alexa kepada Karin tadi, membuat Ferdy semakin murka. Dan Alexa pun pergi menuju kamarnya untuk menghindari perdebatannya yang selalu berhasil membuatnya semakin benci dengan sikap papahnya tersebut.
Alexa berlari menapak anak tangga menuju kamarny dan ia saja langsung mengunci pintu kamarnya sebelum papahnya datang.
"Alexa tunggu papah belum selesai bicara keluar kamu...buka pintunya, "bentak Ferdy terus memanggil putrinya sambil menggedor pintu kamar Alexa dengan kencang.
Namun Alexa tidak menghiraukan panggilan papahnya ia terus menutup kupingnya duduk meringkuk bersandar di bawah tempat tidurnya.
Di dalam kamarnya yang merupakan tempat saksi bisu setiap kesedihan Alexa, dimana kata kata dan makian dari Papahnya itu selalu saja berhasil menambah luka di hati Alexa.
Isak tangisnya pun menjadi mode akhir Alexa melampiaskan emosinya, betapa pedihnya setiap sikap dan ucapan papah itu yang selalu terulang ulang dalam benaknya.
Seberapa besar apapun usaha Alexa mencoba menerima dan bersikap biasa agar hubungannya dengan Papanya tidak semakin memburuk namun tetap saja sulit. Alexa hanya bisa menangis sambil memegang sebuah foto kenangan bersama mendiang mamahnya saat masih di taman kanak kanak.
"Mah.. Alexa kangen mamah," ujar Alexa dengan isak tangis.
Dengan begitu pilu Alexa menangis meratapi kesedihannya sampai tak teras ia pun tertidur dengan seragamnya yang masih ia kenakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
223
😀
2024-09-21
0
Ikah Ikah
assalamualaikum aku gabung y ka
2023-09-06
0
Adreena
Ya Allah sedih, gda mama n punya ibu tiri
2023-06-13
0