"Akhh, kepala gue. Sialan banget si David" keluh Yesha. Dia berada di suatu kamar apartemen David. Dari tempatnya dia mendengar suara.
"Sama gue aja gitu dav, oh ayolah" ajaknya dengan suara genit.
"Nanti aja deh, gue mau sekolah dulu. Terserah lo mau tunggu apa ngga" jawab David.
"Ya udah, nanti kabarin gue ya." jawabnya, Yesha mendengar suara sepatu begitu dekat. Yesha berpura pura tidur.
Ceklek..
"Sayang, jangan kabur ya. Lo disini dulu, gue mau sekolah oke?" ujar David pada Yesha yang tidur, dia mengecup kening Yesha setelah itu David keluar dari sana.
"Jagain, jangan sampe lepas!" suruh David pada seseorang. Yesha yakin itu orang yang berantem dengan nya semalam.
"Najis amat kening gue dicium" ujar Yesha dia mengelapnya dengan selimut.
"Ahh sial, penjagaan David ketat banget. Untung aja gue gak diikat" ujar Yesha, dia melihat dari lubang kecil pintu kamar. Ada dua orang berlagak preman dengan kepala botak licin.
"Gimanaa caranya gue cabut?" tanya Yesha. Dia mondar-mandir mencari ide. Yesha menemukan kaca dan berkaca.
"Astaga muka gue lukanya banyak amatt" keluhnya, dia selalu berbicara dengan pelan. Tidak jauh dari kaca, ada telepon rumah disana. Yesha menghampiri telepon itu.
"Mangfus, gue lupa lagi nomornya. Mau nelepon siapa ya?" tanya Yesha.
Toktoktok...
'bangstt' umpat Yesha, dia kembali ketempat tidur untuk berpura pura tidur.
"Masih tidur, awet juga." ujar preman itu lalu keluar.
"Berisik Lo botak" cibir Yesha setelah preman keluar. Dia kembali ke telepon itu. Menekan angka untuk menelepon Diva.
"Untung gue sempat ingat teleponnya Dipa." ujar Yesha.
📞 Diva; Halo, assalamualaikum. Siapa ya?
Yesha; kenalin gue dengan suara gue. Tolong!!! Jemput gue, gue di apartemennya David. Tapi gue gak tau dimana.
📞 Diva; Lo kemana ajaaa???
Yesha; nanti gue jelasin, jemput gue sekarang. eh hati hati, di depan ada preman.
📞 Diva; oke ntar gue lacak. (mematikan panggilannya)
"Semoga gue bisa keluar" ujar Yesha, dia kembali ketempat tidur untuk berpura pura tidur.
°~°
Di rumah Danial, sebelum ditelepon.
"Dimana lagi coba Yesha? Dia ngilang atau gimanaa?" tanya Alika.
"Sabar, bentar lagi pasti bakal ada kabar baik" ujar Frans. Tiba tiba ponselnya Diva berbunyi.
"Angkat cepetan! Gue kesel ini. Denger kalian nafas aja gue kesel." suruh Nara.
"Gue gorok juga leher Lo" balas Alika.
"Nomor gak dikenal, males gue" jawab diva.
"Udah angkat aja buruan!" suruh Revin, Diva mengangkatnya.
"Lo kemana ajaaa?"
"Oke ntar gue lacak" Diva selesai menelepon.
"Kenapa ada apa??" tanya Danial.
"Apartemen David, ada yang tau dimana??" tanya Diva.
"Kenapa?" tanya Revin.
"Echa disana" jawab Diva.
"Nah kan bener apa kata gueee" sahut Khansa.
"Ada yang tau gakk? Cepat??" tanya Alika.
"Gak ada yang tau" jawab Branden.
"Ya udah lacak aja ini dari nomor telepon" suruh Diva, Bryant pun melacaknya.
"Disini" ujar Bryant.
"Loh, ini deket sama markasnya kemaren kan?" tanya Ikhsan.
"Ehh.. Iyaa," jawab Naufal.
"Udah ayok cepetan! Gue takut Yesha dalam bahaya" ajak Bryant.
"Eh tunggu yan," suruh Diva.
"Echa bilang ada dua preman disana yang dia nampak. Gak tau yang lain, nah gue, Nara, Alika aja yang susulin kesana. 10 menit setelahnya kalian masuk. Oke?" suruh Diva. Mereka mengiyakan saja apa kata diva. Mereka pun bergegas menuju ke apartemen si pria brengsek, David.
Sesampainya disana, Diva dan kedua temannya langsung menghampiri lokasinya Zia.
"David nya lagi sekolah, ada urusan apa?" tanya orang suruhan David saat masih didepan pintu apartemen David.
"Urusan kita bukan urusan Lo" jawab Alika, preman itu geram. Terjadi persaingan disana. Karena sudah sepuluh menit kurang 2 detik, Danial dan komplotannya masuk. Frans, Branden, dan Khansa membantu Alika, Diva, dan Nara. Sisanya mereka masuk. Saat mereka masuk, ada sekitar 3 orang suruhan David. Danial yang kesal langsung mengahajar mereka, dibantu Ikhsan, Revin, dan Naufal. Karena sudah ada mereka bertiga, Danial bersama Bryant mencari keberadaan Yesha.
Setelah ketemu Yesha langsung memeluk Bryant lalu pingsan di pelukan Bryant. Bryant langsung menggendong Yesha.
"Udah ayok cabut" ajak Danial. Sebelum dia pergi, dia menghampiri preman yang tenggen karena Naufal, Danial menarik kerah bajunya.
"Kalau bos Lo nanya dimana tawanannya. Bilang Danial datang ke sini!" suruh Danial. Danial memukulnya sekali lagi lalu pergi.
"Echaaa, hiks hiks echaaa.. mukanya banyak lukaa" keluh Diva.
"Nara, Diva, Alika. Kalian sama Khansa, Branden sama Frans. Mobilnya gue pinjam" suruh Danial. Mereka mengiyakan permintaan Danial. Bryant masuk mobil Alika masih sambil menggendong Yesha.
"Kok dia meluk Lo? Kok bukan gue?" tanya Danial heran, dia masih kebingungan dengan Yesha.
"Kagak tau gue bang bener deh" jawab Bryant.
"Mukanya banyak banget luka" sahut Revin.
"Apa dia disiksa?" tanya Bryant.
"Liat aja David, gak bakal gue kasih ampun" ancam Danial masih sambil menyetir.
"Untung aja cuma Yesha, kalau ketiga temannya juga gimana???" tanya Revin.
"Feeling gue dia emang incar Yesha setelah dia tau Yesha adeknya bang Danial" kata Bryant.
"Bisa jadi" balas Revin.
Gak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit. Bryant menggendong Yesha kedalam. Dokter datang memeriksa keadaan Yesha.
"Loh Revin? Kenapa kamu disini? Ini pacar kamu?" tanya Dokter Erwin, oomnya Revin.
"Bukan om, ini adeknya temen" jawab Revin, Erwin mengangguk angguk.
"Gimana keadaan adek saya dok?" tanya Danial.
"Dia hanya kecapean dan belum makan. Makanya dia pingsan" jawab Erwin.
"Kalian gak makan kemaren?" tanya Ikhsan pada Diva.
"Makan, tapi Echa emang gak makan" jawab Diva.
"Sebentar lagi pasien akan sadar, saya pergi dulu" pamit Erwin lalu pergi.
"Gila David, masa Echa gak dikasih makan?" tanya Alika.
"Lihat aja, gue bakal musnahkan manusia sampah itu" kata Alika sinis. Yang lain juga bertekad untuk memusnahkan sampah seperti David.
"Akghhh" keluh Yesha sambil memegang kepalanya.
"Dek" panggil Danial.
"Echaa" panggil Alika, Diva, dan Nara.
"Lo gak apa apa?" tanya Bryant.
"Gue gak apa apa" jawab Yesha.
"Huhuuu kleji bacotkuu" ujar Yesha. Mereka berpelukan, hanya sebentar lalu mereka melepas pelukannya.
"Fiana kenapa ada disini?" tanya Yesha.
"Lo pingsan di pelukan Bryant" jawab Danial ketus.
"Jih, kenapa eta si bos?" tanya Naufal.
"Loh? Bukannya tadi Yesha peluk bang kuda nil?" tanya Yesha.
"Lo peluk Bryant bukan abang, yang gendong Lo juga Bryant bukan abang" balas Danial.
"Yee maap. Pala gue pusing banget tadi, jadi salah tempat nyosor" jawab Yesha.
"Lo udah beneran gak apa apa?" tanya Bryant.
"Gue gak apa apa, thanks udah gendong gue" ujar Yesha sambil tersenyum manis pada Bryant.
"Iya santai aja" jawab Bryant juga sambil senyum gak kalah manisnya. Mata mereka bertemu, sepersekian detik Yesha mengalihkan pandangannya. 'jantung gue detaknya cepet banget' batin Yesha. 'deg degan gue jadinya' batin Bryant.
"Kalian kok gak sekolah?" tanya Yesha.
"Gimana kita mau sekolah, Lo aja gak ketemu ketemu tadi." sahut Alika.
"Kita gak tidur tau, gara gara nyariin Lo" balas Naufal.
"Hah?" tanya Yesha.
"Sekarang cerita sama abang! Kenapa muka Lo banyak lukanya, dan kenapa Lo bisa di apartemen David?" tanya Danial. Yesha menghela nafas panjang.
"Jadi gini bang....."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
linanda anggen
boom like + fav + bintang 5 done
semangat up 😁👍
salam dari :
-balas dendam cowok kampungan
-perfect Idol
-menikah karena skandal (beautiful trap)
#SP
2020-06-07
0
Aldekha Depe
hai aku datang, bawa fav, rate5 n boomlike semua episodemu, semangat!
salam sahabat pena
2020-06-06
0
Mooboo
Nextt
2020-06-06
2