"Ni kenapa dahh? Explain, explain," suruh Ikhsan saat sudah di samping Danial. "Kagak kenapa-napa, kita duduk di sini aja. Gabung sama adek gue," ajak Danial.
"Ntah apa pun faedahnya, ngapain pake gabung segala," cibir Ayesha. Danial menatapnya sinis, "Gak usah protes."
"Ini adek lo yang mana?" tanya Revin. "Yang mukanya julid," sambil menunjuk ke arah Ayesha.
"Anjayyy, cakep juga ngabb." Danial menoleh, "Macem-macem gue tikam kepala lo."
"Kagak nyantuy banget dah. Ini yang lain gak ada niat dikenalkan?" tanya Ikhsan gantian. "Ini temennya adek gue, namanya tanya aja sendiri."
"Kelas berapa kalian?"
"XI IPS 4."
"Sekelas sama kalian berempat dong berarti?" tanya Ikhsan pada Branden. "Iye emang sekelas."
"Gitu-gitu lagak sok gak kenal."
"Jadi ini adek lo, bang?" tanya Bryant memastikan. "Iya adek gue, kenapa?" Bryant mendekat, "Lo lihat gak nih pipi gue rada bonyok?"
"Puft.. Kenapa lo?" ledek Revin menahan tawa. "Dijotos sama temen adeknya bang Danial," jawab Bryant.
"Yailaahhh, itu mah lo aja yang rempong jadi laki. Ditabrak dikit doang ngomelnya ngalahin mak-emak, kena jotos kan jadinya," cibir Ayesha dengan muka datar. "Gak ada niatan maaf dulu gitu?"
"Dihh? Kemaren juga Dipa minta maaf lo nya tetep nyolot. Udah ah, cabut yuk," ajak Ayesha mulai tidak tertarik dengan perbincangan. "Fiana.. eh Yesha duduk duluu."
"Apa lagi, bangg?" tanya Ayesha sabar. "Mau kemana buru-buru? Udah sih duduk aja dulu di sini. Sekalian kenalan sama teman-teman abang. Lo kan tau, abang jarang di sekolah. Ini antisipasi, siapa tau ada yang macam-macam sama lo waktu abang gak sekolah, kan ada mereka yang jagain lo ntar."
"Hilih bicit, kayak tuan putri aja pake dijagain."
"Dah gak pake basa-basi, gue Ikhsandy Pratama. Panggil Ikhsan aja. Gue sekelas sama Danial," kata Ikhsan memulai perkenalan diri.
"Panggil Sandy aja ya? Biar sama kea temannya Spongebob yang tupai ituuu." Ayesha dan teman-temannya tertawa. "Ci, gak boleh begituu," kata Nara menahan tawa.
"Gak usah aneh-aneh dah, panggilan gue Ikhsan bukan Sandy," tegas Ikhsan tak ingin dibantah. "Bodo amat, kita panggilnya Sandy."
"Karepp!"
"Gue Bryant Narendra, panggil aja Ryan. Kita sekelas, tetangga juga sebelahan," kata Bryant menghadap ke arah Ayesha. "Gue gak tanya, gak tertarik."
"Ayeshaaa...."
"Ampun kudanil!! Galak banget, heran."
"Gini amat ya adek lo, Dan?" Danial mengangguk-angguk pasrah, "Darisananya emang minta di pukul."
"Gue Branden Malik, panggil aja Branden."
"Yeah, untung bukan Zayn Malik, " kata Alika meroasting lagi. Branden memilih untuk no comment.
"Gue Khansa Bramastya, Khansa."
"Bram aja, cakep," sahut Nara ikut komentar.
"Gue Frans Anandika, Frans."
"Anand!"
"Revin Alfarizky, Revin. Kagak usah diganti!" ujar Revin ketika melihat Nara ingin bersuara. Nara cengengesan, gak jadi meroasting.
"Gue Athalla Naufal."
"Kagak usah halu! Athalla Naufal mah gantengg. Lo kan enggak ganteng," cibir Nara julid. "Astaghfirullah. Ya Allah, bang, adek lo sama temen-temennya kalau ngomong pedes banget dahh," keluh Naufal sedih.
"Udah gue bilang, darisananya emang minta di pukul," balas Danial seadanya. "Kagak ada kata lain selain darisananya?"
"Gak ada, emang darisananya."
"Satu spesies dah!"
"Gue Naufal Adijaya, panggil aja Naufal." Mereka diam manggut-manggut. "Btw, Echa daritadi kagak ada nyuruh kenalan, kenapa pada nyebutin nama?"
"Gak masalah. Biar kenal aja, biar makin dekat," jawab Frans menatap Alika. "Ini temen kalian yang satu ini kenapa diam aja? Benar-benar gak bereaksi apapun gue liat?" tanya Revin menunjuk Diva.
"Takut di pukul sama dia, jantan yang rempong," jawab Ayesha sambil menunjuk Bryant. "Eh woi!?" tegur Bryant tak terima. Ayesha diam tetap tenang, "Alay."
"Hadeh sudahlah. Kalian kenalin nama juga dong, biar makin akrab kita," kata Ikhsan memperbaiki suasana.
"Gue Alika Florwencia, Alika."
"Narade Asassya, Nara."
"Ludiva Farasia, Diva. Btw, maaf untuk yang kemaren, Yan," kata Diva takut-takut. "Kagak usah minta maap, Dip, dia aja yang rempong."
"Fianaa."
"Apa bang apaaa?" tanya Ayesha tak terima. Danial menatapnya tajam, Ayesha membalas dengan tatapan datar. "Udah bagus temennya minta maaf kok. Gak boleh gitu dah."
"Ini nama lo siapa deh? Pertama tadi Danial panggil Yesha, terus jadi Fiana. Mana satu yang bener?" tanya Revin kebingungan. "Nah iya, Nara sama yang lain panggilnya Echa. Nama lo siapa aslinya?" tanya Ikhsan gantian.
"Penting apa nama gue buat kalian?"
"Adek!!"
"Ayesha Fianabelle. Gue Ayesha, bisa dipanggil Yesha, Fiana, ataupun Echa," jawabnya sambil memaksakan senyuman.
"Anjayy, cakepp juga senyum lo?"
"Bacot! Udah ah, ayok cabut," ajak Ayesha pada teman-temannya. Tepat di saat Ayesha beranjak, Bryant menahan tangannya, dan yaa lagi-lagi kepalanya pusing karena pegangan Bryant.
Ayesha melepaskan secara kasar lalu berlari sambil memegang kepalanya. "Buset, adek gue kenapa?" tanya Danial. Dengan cepat Danial meneguk minumannya kemudian berlari mengejar Ayesha.
"Lahh? Lagii??"
...●●...
Ayesha berlari menuju taman belakang kelas, disusul ketiga temannya, dan ketujuh teman abangnya. Sesekali di jalan ia oleng dan menabrak siswa-siswi lainnya sampai hampir terjatuh.
Untung tempat terakhir sepi, jadi dia tidak menanggung malu. Ayesha menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak lama kemudian pusingnya menghilang, temannya, abang bersama antek-anteknya pun muncul.
"Cha, lo kenapa? Kumat lagi kayak semalam?" tanya Diva panik. "Kagak tau, kayaknya gue kagak bisa di sentuh sama dia," tunjuk Ayesha pada Bryant.
"Lo siapa sebenernya?" tanya Ayesha penasaran. Bryant diam penuh kebingungan. "Gue Bryant? Ada yang salah gitu sama gue?"
"Ini lo apa yang sakitt? Kepalanya sakit lagi?" tanya Danial mendekat dengan wajah paniknya. "Kagak kenapa-napa, gue sehat wal afiat kok, bang."
"Semalam Echa juga kayak gini bang, setelah tangannya dipegang sama Bryant, Echa jadi pusing," kata Alika mengadu. "Yann, tangan lo ada apanya?"
"Kagak ada apa-apa, monyet. Gue juga bingung inii dari kemarenn," jawab Bryant was-was. "Coba lu pegang tangan gue." Bryant manut dan memegang tangan Danial, nyatanya semua biasa saja.
"Coba gue pegang tangannya Yesha." Naufal memegang tangannya Ayesha, tapi semua normal. "Wah, Yan, ada apa-apa pasti di tangan lo. Ngaku lo!"
"Ada apa-apa apaan? Ngaco lo!" sahut Bryant. Bryant melihat tangannya sekalian melihat jam di tangannya. "Lo masih pusing? Mau ke UKS aja? Biar gue gendong," tawar Bryant tiba-tiba.
"Mau cabut jamnya pak killer ya, Yann? Pinter lo, pinterrr!" cibir Khansa julid, Bryant cengengesan. "Kali-kalii."
"Kagak usah. Gue gak mau, lagian gue juga gak apa-apa selagi gak lo sentuh."
"Jangan ngeyel kalau gak sanggup bilang," sahut Danial penuh penegasan. "Bodo amat!" Ayesha kembali berdiri dan berjalan.
Tapi tiba-tiba berbalik. "Jangan lupa utang lo ya, bang, transfer!!" teriak Ayesha dengan senyuman lalu lanjut pergi ke kelasnya.
"Adek gue aneh ya?"
"Bryant juga aneh cokk."
"Aku tidak dengar, aku tidak perduli," kata Bryant lalu mengikuti Ayesha dan teman-temannya. "Gelo pisan, temannya siapa itu?"
"Teman lo, Pal."
Bel berbunyi menghentikan interaksi mereka.
"Balik ke kelas dah yok." Danial, Ikhsan, dan Revin pun kembali ke kelas mereka XII IPA 3. Branden, Frans, Khansa dan Naufal pun juga pergi menyusul Bryant.
"Demen ya lo sama adeknya bos besar?" bisik Khansa pada Bryant saat mereka bersampingan. "Kagak usah ngaco! Ngawur lo mah."
"Mulut lo bilang nggak, tapi hati lo bilang 'iya gue demen, demen banget malah', ye kan?" tanya Branden. "Kagak gue bilang, kagak!"
"Dah woi dahh, ngamuk dia keluar jinnya nanti," ledek Naufal menengah. "Udah keluar juga noh jinnya."
"Au ah, serah lo pada."
"Ututu babang Iyann merajuk, jangan merajuk dong," goda Khansa. "Alay lo, jameett!!"
"HAHAHAHA!"
..._______________...
...Revisi, Maret 2023...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Fitriani
grup somplak ....😁😁😁
2021-03-14
1
Kanjeng Netizzen
Novel teruwuwuh yg terbacot bikin gua ketawa sama hp 😂😂😂
2020-12-17
1
Akira khamila Hidayat
temen ngk ada ahlak🤣
2020-06-19
2