David mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan itu, pisau lipat. 'hidup gue berakhir sia sia' kata Yesha dalam hati, dia masih mencoba tersenyum, walau ada rasa gugup di benaknya. David membuka pisau lipat itu. Mendekatkan ke Yesha. Yesha memejamkan matanya. Dann, ternyata David tidak ingin membunuhnya, hanya berpura pura saja. Ketika melihat Yesha memejamkan mata. Dia tertawa.
"Loh kok? Gue masih hidup?" tanya Yesha.
"Ooh jadi, mau mati beneran?" tanya David.
"Kagakkk woi, gue masih muda" jawab Yesha. David kembali mengemudi.
"Lo kenapa sih vid?" tanya Yesha.
"Kenapa apanya?" tanya David balik.
"Aneh. Kemaren Lo kan yang ngehajar gue waktu lemes?" tanya Yesha memandangi David.
"Bukan, bukan gue. Itu Rudi, orang yang dilapangan basket waktu itu" jawab David, pandangannya lurus menatap jalanan.
"Serius bukan Lo? Jadi kenapa gue di apartemen Lo" tanya Yesha lagi.
"Lo cerewet ya? Setau gue Lo dingin orangnya" kata David sambil sesekali melirik Yesha.
"Ye kan gue penasaran"
"Oke gue jawab" kata David.
"Lo di apartemen gue karenaaaa.. gue culik Lo lah. Gue dendam sama Danial. Juga dendam sama Lo. Tapi beberapa jam yang lalu gue sadar kalau gue salah."
"Pasti Lo tau dari Danial kalau gue orang yang bengis, gue juga sering ngesandra cewek buat hal yang gak bener. Tapi gue tau batasan kok" lanjut David.
"Dih, gak ada akhlak Lo mah, untung gue bisa cabut" potong Yesha.
"Ini gue culik lagi" balas David. Yesha menatapnya datar, David malah cengengesan.
"Rada aneh sih situasi kayak gini, Lo yang bengis ketawa ngakak karena itu" kata Yesha.
"Gue juga bingung kenapa ketawa, tapi ekspresi Lo tadi ngakak bagi gue" ujar David.
"Terus, ini gue Lo ajakin kemana? Besok kan sekolah sih"
"Ya suka suka gue lah, anggap aja ini permintaan maaf dari gue"
"Dih dih dih" cibir Yesha.
"Jujur deh, Lo abis di rukyah kan?!" tanya Yesha sambil menyipitkan matanya. David malah menggetok jidatnya.
"Not have akhlak" cibir Yesha sambil mengusap jidatnya yang digetok David.
"Sakit?" tanya David.
"Oow oww astaga, gue merinding Lo kayak gini" kata Yesha.
"Gue mau berubah kayak Daffy,"
"Gue bisa bantu kalau Lo mau, asalkannnn..."
"Apa? Uang?" tanya David.
"Dih, Lo kira gue matre apa hah?!" tanya Yesha ngegas.
"Ya jadi apaan tuh?" tanya David.
"Asalkan perubahan Lo itu tulus, mendasar dari dalam hati dan itu bener bener niat Lo. Gue janji gue bakal bantuin Lo. Tapi jangan sampe macem macem" cerocos Yesha.
"Gue coba"
"Lo coba mulai, pakaian serag—"
"Eeee waaahhhhh kerennnn" puji Yesha. Dia melihat di depannya, ada pemandangan yang begitu indah, meskipun dia melihat masih dari dalam mobil.
"Ini tempat dimana gue butuh waktu sendiri" ujarnya.
"Terus?" tanya Yesha.
"Ya udah gitu aja"
"Gak jelas lu,"
"Mau kesana atau mau balik?" tanya David.
"Balik aja, dingin. Gue juga ngantuk. Kapan kapan aja ajakin gue kesini." jawab Yesha, David pun setuju, dia kembali mengemudikan mobilnya untuk menuju rumah Yesha.
"Jadi, Lo ajak gue keluar cuma gitu doang?" tanya Yesha.
"Gue mau ajak Lo makan, Lo nya udah makan"
"Vid, lo serem kalau gini." cibir Yesha.
"Aih, gue karetin juga mulut Lo" kata David. Yesha malah cengengesan.
"Ehh.. maaf ya, gara gara teman gue muka Lo jadi gitu" ujar David sambil memegang daerah luka Yesha.
"Liat aja, gue dendam. Berani beraninya ngelawan gue yang lagi lemes" keluh Yesha sambil melepaskan tangan David.
"Dendam lah, terserah lo" ujar David sambil senyum pepsodent, Yesha mengabaikannya, David pun fokus dengan kemudinya.
Beberapa menit kemudian, Yesha tiba dirumah. Dia langsung masuk tanpa berkata sepatah kata pun.
"Gila emang heran gue" cela David, dia pun kembali mengemudi mobilnya menuju rumah.
Setelah melihat David pergi, Yesha menuju garasinya, mengeluarkan mobil itu lalu pergi ke markas legendary abangnya. Ketiga temannya juga berada disana.
★★★
"Heo watsapp gengs?!!" kata Yesha saat sampai.
"Untung kepala Lo masih ada" sahut Nara.
"Untuk tangan Lo masih lengkap" ujar Diva.
"Untung kaki Lo ada dua" sambung Alika.
"Lah apa apaaaan woe" balas Yesha.
"Gue kira Lo ecek ecek pas chat di grup. Lah giliran bang Sandy telepon baru percaya gue" kata Alika
"Lo gak apa apa?" tanya Danial dan Revin bersamaan.
"Gak apa apa," jawab Yesha.
"Terus itu tadi pisau ngapa?" tanya Bryant.
"Ecek ecek doang David" jawabnya.
"Keren kan tadi akting gue, cocok jadi aktor gue tuh" sahut Nara.
"Ngupas bawang dulu baru nangis hahahahaa" kata Naufal.
"Air mata gue mahal, susah keluarnya." balas Nara.
"Banyak banget bawang yang Lo kupas nana, gila lu mah. Kena marah sama mommy ntar Lo" kata Yesha.
"Bawang emak gue itu tuh, bukan punya dia" sahut Alika.
"Hahahaha" tawa mereka.
"Udah balek kuy?" ajak Diva.
"Gue anterin ya" tawar Branden.
"Hah? Ng– nggak usah, ada cia kok" jawab Diva.
"Gue naik taksi ege, kagak bawa kendaraan" sahut Alika.
"Nana"
"Gue naik ojol" kata Nana.
"Udah gini aja deh, daripada ada yang hilang lagi. Nara sama Khansa, Alika sama Naufal, Diva sama Branden" usul Danial.
"Alika sama gue aja, si pal pal anterin bang Sandy aja" pinta Frans.
"Ada maksud sesuatu pasti nih, aciahhhh Frans" goda Branden.
"Bodo amat, ayok Al" ajak Frans. Alika hanya mengikuti Frans dan duduk tenang di motor Frans.
"Gue duluan ketua," pamit Frans lalu pergi. Diikuti yang lainnya.
·—__________≈__________—·
Keesokan harinya...
"Annyeong, ciaaa datang" ujar Alika, mereka masuk ke kamar Yesha pagi ini. Mereka berangkat bersama menaiki mobil Nara. Ini masih sangat sangat pagi, tapi mereka sudah tiba di rumah Yesha. Mereka kesana untuk membantu Yesha menutupi luka yang ada di mukanya.
"Gila? Cepat banget kalian datang!" ujar Yesha yang baru saja selesai memakai baju.
"Hahaha" tawa mereka. Mereka berhias diri, mereka juga berdandan sesuai tutorial dari Diva si ratu kecantikan. Di squad mereka, cuma diva yang jago make up an, di posisi kedua ada Alika, lalu Nara, setelahnya Yesha. Yesha sama sekali tidak bisa dengan hal berbau make up, dia hanya mengenakan bedak my baby jika ingin pergi.
Setelah selesai berdandan, mereka berempat turun untuk sarapan. Mereka sarapan bersama di rumah Yesha.
"Wah wah wah, ini kalian?" tanya Danial heran. Tampilan mereka hari ini berubah drastis, karena rambut yang biasanya terikat jadi tergerai. Perubahan itu membuat Danial, papa dan mama Yesha pangling melihatnya.
"Gak usah dipuji bang, kita emang cantik dari lahir" kata Nara.
"Dih dih, pede amat." cela Alika, Nara tertawa bersamaan dengan yang lain.
"Terimakasih ya, kalian udah mau temenan sama Fiana" ujar Deokhwa tulus.
"Astaghfirullah om, gak perlu bilang makasih dong om. Kita mah seneng temenan sama Echa, meskipun dia cuek dan sedingin es batu" jawab Diva.
"Hahaha, gak tau nih dia anak siapa. Papa mama aja gak cuek gitu." sahut Danial.
"Loh, kata siapa papa mu nggak cuek?" tanya Yeira.
"Kamu aja yang nggak tau, papa kamu itu. Cuuuuueknya nauzubillah" lanjut Yeira.
"Waaaaww, fia gak pernah tau tuh" sahut Yesha.
"Papa mu itu cuek, dingin. Apa lagi sama cewek lain. Maka dari itu, mama kasih tau sama kamu ya al, jangan coba coba jadi Fakboy. Kalau kamu jadi Fakboy, kamu berurusan sama mama" ancam Yeira.
"Debes emak gue, mam*pus Lo" cibir Yesha pada abangnya sambil menjulurkan lidahnya. Danial memasang wajah sinis, siap membantai adeknya.
"Cabut yuk" ajak Yesha setelah melihat teman temannya selesai sarapan. Mereka pun mengikuti keinginan Yesha untuk pergi. Mereka gak mau lihat ada perang antara Yesha dengan Danial. Setelah salam pada Deokhwa dan Yeira, mereka menuju ke SMA Erdven.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
linanda anggen
semangat up 😁👍
salam dari :
-balas dendam cowok kampungan
-perfect Idol
-menikah karena skandal (beautiful trap)
2020-06-13
0
Mooboo
Nextt
2020-06-12
1
Syala Yaya (IG @syalayaya)
lanjut up kak
2020-06-12
1