Jam istirahat kedua tiba, Yesha keluar dari kelasnya menghirup udara segar. Dia tidak dipanggil guru BK, tapi dia diceramahi oleh pak Erik. Huh.. reputasinya menurun karena David sialan.
"Jadi gak?" tanya Alika.
"Jadilah" jawab Yesha.
"Ini serius? Ca, dengerin gue deh. Team nya David mainnya kasarr" sahut Diva.
"Jangan keras keras suara lo, ntar komplotannya bang Al denger gimana?" tanya Yesha.
"Ntar juga bakal tau, lapangan basket juga bakal rame ntar" balas Nara.
"Ca, David pasti lagi mikirin sesuatu ca. Pasti ada yang ga beres" sahut Alika.
"Eyy! Diva jago banget tau main basket, kita bertiga juga kan?" tanya Yesha.
"Gue jamin kita bakal menang, ayok!" ajak Yesha.
"Keras kepala dia mah, mana bisa dikasih tau" cela diva, mereka pun mengikuti Yesha.
-
"Eh, datang juga" sapa David saat melihat Yesha dan temannya dilapangan.
"Echaaa" panggil Alika sedikit berteriak.
"Apaaaan monyet" balas Yesha.
"Kita pake rok, gak mungkin kan?" tanya Alika.
"Kita bawain celana buat kalian" sahut Valdi.
"Gak usah diterima deh mendingan, ntar ada apa apa gimana?" tanya Diva.
"Diva sayang, jangan negatif gitu dong" kata Andre.
"Najis" cibir Diva.
"Udah, sini celananya" pinta Yesha. Valdi melemparkan celana mereka berempat. Gak tau deh celana siapa.
"Celana mang tatang," kata David. Yesha melihat David sinis lalu pergi keluar lapangan menuju toilet.
"Wah, gue gak pernah tanding basket sama cewek" sahut Andre.
"Gue juga" sambung Rudi. Gak lama kemudian mereka muncul, lapangan basket pun jadi ramai.
"Perjanjiannya gimana?" tanya David.
"Berhenti ganggu gue!" sahut Yesha.
"Fine, tapi kalau gue menang. Lo sama ke tiga teman Lo puasin kami di hotel" suruh David. Yesha dan temannya terkejut. 'gila ni orang gila!!' umpat Yesha. Yesha menendang anunya David. David meringis kesakitan.
"Yang adil dikit dong jadi orang! Otak lu sakit apa gimana?" tanya Yesha ngegas.
'wah, baru kali ini ada yang nantangin david'
'gimana ya jadinya?'
'hotel menn!'
'gila gak tu'
Protes siswa siswi SMA Erdven.
"Ca gimana?" bisik Diva.
"Kalian berani gak? Positif atau negatif pikiran kalian?" tanya Yesha balik.
"Ngeliat dia gini sih, gue punya tekad mendem dia di sumur belakang sekolah" sahut Nara, Yesha tertawa sinis.
"Dealin aja ca, kita buat perjanjian lebih dari ini" bisik Alika. Mereka pun melihat David yang bangun kembali.
"Oke oke, gini aja. Terserah apa mau Lo. Perjanjian dari team gue, kita ganti." Yesha buka suara.
"Apa?" tanya David.
"Berhenti jadi sampah di sekolah ini. Berhenti ganggu gue sama teman teman satu sekolah yang lain. Dan.."
"Dann?" tanya mereka.
"Udahlah yang terakhir gak jadi" sahut Yesha.
"Woi ege, dan apaan?" tanya Nara.
"Gak jadi" jawab Yesha.
"Ca, yang bener aja dong!!" seru diva.
"Udah, ayok. Keburu jam masuk" ajak Yesha.
"Jangan main licik!" suruh Yesha, mereka tersenyum tanda mengiyakan perkataan Yesha. Mereka pun memulai pertandingan. Adam yang jadi wasit nya.
Karena ada keramaian, Revin datang menghampirinya.
"Eh ada apa?" tanya nya pada satu siswi.
"Itu, diva sama anak baru tanding basket sama rombongan David." Jawabnya.
"Se- serius?" tanya Revin. Siswi itu mengangguk, Revin melihat sekilas setelah itu dia lari menghampiri Danial dan komplotan mereka, mereka pun melihat pertandingan team David dan team Yesha. Guru penjas —Pak Ahmed— juga melihat pertandingan itu.
Beberapa menit kemudian, team David ternyata kalah telak dari teamnya Yesha, walaupun mereka sudah bermain licik dan itu terlihat jelas dimata penonton. Kemenangan team Yesha karena diva yang lebih banyak mencetak poin. Disusul temannya yang lain.
"HAH GIMANA BISA?" tanya Naufal.
"Gue diam aja dari tadi, karena gue tau. Mereka berempat ahli dibidang ini" jawab Danial. Dia tersenyum bangga melihat adeknya. 'jago tengkar, jago basket. Habis ini apa?' tanya Bryant dalam hati. 'sejak kapan diva sejago itu main basket?' Branden bertanya dalam hati. 'salut, squadnya Yesha top banget" batin Ikhsan. 'keren tuh si Alika' batin Frans. 'nara galak galak punya keahlian juga ya?' batin Khansa.
Pak Ahmed gak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Seorang David kalah? Luar biasa." ujar Pak Ahmed, dia pun pergi meninggalkan lapangan basket dengan keheranan.
Dilapangan itu.
"Tuan David, gimana?" tanya Yesha mengejek.
"Sialan lo!" umpat David.
"Gagal ngerasain tubuhnya diva" ceplos Andre, diva mendekat dan menampar pipi Andre.
"Bangun dong, jangan mimpi terus" ejek diva dengan muka sok sedihnya. Rudi ingin membalasnya, tapi tangannya ditahan Branden.
"Pria, yang melawan wanita. Bukannya terlihat lemah dan seperti pengecut?" tanya Branden sambil tersenyum sinis. Yesha melihat abangnya datang terkejut.
"Loh kok?" tanya Yesha. Danial memeluk Yesha.
"Gud job sayang abang, Lo emang debes!" kata Danial sambil melihat sinis ke arah David. Yesha tersenyum lalu melepas pelukannya.
"Sekarang, sesuai perjanjian. Berhenti ganggu gue, dan siswa siswi lainnya." suruh Yesha pada David. Yesha maju satu langkah dari tempatnya.
"Gue akui Lo ganteng dav, tapi SAYANGNYA Lo be*go. Coba aja Lo kayak Daffy, saudara kembar Lo pasti gue jatuh cinta sama Lo. Tapi..." ucapan Yesha terjeda.
"Tapi?" tanya David.
"Bohong" jawab Yesha dan teman temannya serentak. Komplotan Danial pun tertawa mengejek melihatnya.
"Kita pergi dulu ya mas mas ganteng" pamit Yesha lalu pergi dari samping David. David menahan tangannya. Lagi lagi Yesha memelintir tangan David dan melakukannya seperti tadi. Yesha pun pergi sambil menginjak telapak tangan David. Diikuti Diva, Alika dan yang terakhir Nara.
"Sorry gak sengaja" ujar Nara, setelah itu dia nyengir dan pergi. Komplotan Danial juga pergi meninggalkan lapangan. Semua siswa siswi kagum melihat keberanian Yesha dan teman temannya itu.
"Adeknya Danial?" tanya David.
"Gue baru tau, baru tau Danial punya adek" sahut Valdi.
"Kok bisa sejago itu coba?" tanya Adam.
"Lo kurangin poinnya ya?" tanya Andre.
"Gila lo? Ya nggak lah, ngapain gue kurangin" balas Adam.
"Gue punya ide sih, dari muka Danial, Danial sayang banget sama itu cewek." sahut David.
"Ide apaan?" tanya Rudi, mereka pun merundingkan apa idenya David.
"Setuju" ujar mereka bersamaan, David tersenyum sinis karena ini.
ΩΩΩ
Diperjalanan menuju kelas Yesha.
"Apa lagi masalah sekarang?" tanya Danial tegas, seperti nada marah. Dia tidak marah, dia bangga pada adik dan teman adik adiknya. Hanya saja dia takut, kalau adik dan teman teman adiknya bakal kena masalah lagi dengan David.
"Jadi gini bang" awal Yesha, mereka berhenti ditempat.
"Gue tadi ketoilet, setelahnya gue jumpa David sama ke empat temannya. Dia tabrak gue dengan sengaja, gue diemin tu orang. Habis tu, dia colekin gue kayak sabun colek. Gue marahlah kan gue bukan sabun colek." jeda Yesha.
"Sempat sempatnya bercanda?" tanya Revin sinis.
"Gak usah sinis amat napa sih kalian" suruh Yesha.
"Bukan apa apa ca, kita khawatir kalian berempat bakal kena masalah lagi sama David." sahut Bryant.
"Bryant bener, gue khawatir kalian kenapa kenapa" ujar Ikhsan.
"Udah lah. Kita gak lemah kok." balas Yesha.
"Ya udah lanjut ceritanya" suruh Revin.
"Sampe mana tadi?" tanya Yesha.
"Sabun colek" celetuk Naufal.
"Nah, gue udah diem gue sabar sabarin bang otak gue. Eh dia makin ngulah, gue lawan. Kawannya yang lain juga pada maju."
"Five by One?" tanya Khansa.
"Ya" jawab Yesha.
"Ajib, adek Lo gila dan" sahut Revin.
"Sembarangan kalau ngomong" balas Yesha sambil mencubit lengan Revin, setelah dilepas Revin menatapnya sinis.
"Pada KO mereka, pas gue mau pergi. David tahan gue. Dia bilang ajak gue tanding basket. Gue telepon mereka berempat dan gue suruh datang" lanjut Yesha.
"Terus kenapa Bryant sama yang lain gak ikut? Gak dikasih tau?" tanya Danial.
"Gue yang nyuruh, udahlah bang udah berlalu. Lagian dia gak bakal ganggu gue sesuai perjanjian" jawab Yesha.
"Fiana, dengerin abang. Abang mau ke Jepang besok.."
"Hah? Sama papa? Mau ikut! Mau oleh oleh" rengek Yesha, 'kan gemes' batin Bryant.
"Gue belum selesai bicara" kata Danial, Yesha terdiam.
"Huft.. pokoknya, apapun itu kasih tau Bryant! Bryant tangan kanan abang dikelas Lo. Dan kalau lebih danger, panggil Ikhsan atau Revin paham?" tanya Danial, Yesha mengangguk.
"Kalian gak apa apa?" tanya Danial pada temannya Yesha.
"Gak apa apa kok bang" jawab Nara.
"Serius? Gue lihat tadi David main licik" tanya Khansa.
"Serius kita gak apa apa" jawab Nara.
"Oke oke, semua balik ke kelas masing masing." suruh Danial. Mereka pun kembali ke kelas masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Putri Aina
lanjutt thorr
seru nih mah apa yg direncanain david?
2020-06-03
3
ines.m.c.a😙
next thor😊
2020-06-03
1
Mooboo
Guee penasaran mut sma idenya david 🤨
2020-06-02
9