"Ayesha Fianabelle" panggil Erik. Baru saja masuk ke kelas, lagi lagi Yesha harus berurusan dengan pak Erik. Dan kali ini, Yesha kena semprot pak Erik didalam kelasnya, ditonton teman teman sekelasnya.
"Pak saya gak salah pak, saya cuma bela diri tanya mer—"
"Diam! Saya gak suruh kamu ngomong" suruh Erik. Yesha pun diam.
"Baru semalam kamu masuk, hari ini kamu berulah. Bolos jam saya, dan bertengkar. Kamu fikir saya gak tau?" tanya Erik, Yesha tetap diam.
"Ayesha, kenapa kamu berurusan dengan David?" tanya Erik.
"YESHAA!!" teriak Erik kuat sekali. Yesha diam, tetap santai, hawa dingin mendominasi ruangan mereka. Seketika kelas mereka menegang.
"Ayesha jawab pertanyaan saya!" suruh Erik.
"Saya ngomong bapak salahin gimana sih?"
"Ya udah, gini saya mau jelasin pak" Yesha beranjak dari hadapan Erik pindah ke papan tulis. Bukannya menjelaskan tentang David, dia menjelaskan tentang pelajaran yang akan dipelajari hari ini. Anehnya semua siswa siswi anteng, kalem mendengar penjelasan dari Yesha.
"Yesha, bapak suruh kamu jelaskan hubungan kamu dengan David bukan tentang pelajaran!" ujar Erik.
"Pak Erik yang terhormat, pelajaran lebih penting daripada masalah pribadi saya." jawab Yesha.
"Kamu tau dari mana itu?" tanya Erik.
"Saya baca buku bapak yang terbuka waktu bapak bicara" jawab Yesha.
"Baca sekilas?" tanya Panji.
"Hmm" jawab Yesha singkat.
"Gila? Seriusan?" tanya Aji. Sebego begonya Aji, dialah yang terpintar dikelas ini. Dibagian para siswa. Kalau siswinya, Diva, Nara, Alika, mereka ngebut. 'jago tengkar, jago basket, pintar pelajaran. Terus apa lagi?' batin Bryant.
"Sudahlah kamu duduk" suruh Erik, Yesha kembali ke tempat duduknya.
"Ada yang mau ditanyakan?" tanya Erik. Mereka serentak menjawab tidak.
"Bapak kasih kuis buat kalian hari ini. Satu persatu dapat giliran" ujar Erik, mereka biasa saja dan tidak protes. Erik heran benar benar heran. Dia mencoba bergiliran, dan semua menjawab benar. Termasuk Fahmi, biang rusuh yang doyan ngeluh.
"Bapak heran hari ini, mungkin kalian habis dirukyah, atau kalian habis kejedut tembok. Tapi bapak senang kalian begini" ujar Erik.
"Kenapa kalian gak protes dan bisa jawab semuanya"
"Materinya Yesha simpel pak, gak muter muter" jawab Gery. Yesha berbalik menatap Gery sinis.
"Bukan seperti itu bapak Erik, semua itu ada perubahan. Mereka gak bodoh pak cuma mereka malas. Dan sekarang mereka rajin makanya bisa dengan semua soal bapak" sahut Yesha. Dia takut, Pak Erik sakit hati karena merasa bukan guru yang baik.
"Baiklah, terserah. Saya akhiri perjumpaan kali ini, selamat sore"
"Sore pak" ujar mereka bersamaan sambil nunduk. Pak Erik tersenyum lalu pergi.
"Kenapa Lo jawab gitu tadi ?" tanya Lisa.
"Hanya saja, saya gak mau pak Erik sakit hati karena kalian lebih mengerti yang saya ajarkan. Saya juga gak mau kalau dijadikan guru pengganti." jawab Yesha dingin.
"Saya duluan" pamit Yesha lalu pergi.
"Ca tunggu" teriak Nara, mereka pun kembali bergabung. Mereka berjalan menuju parkiran.
"Gila, formal amat Lo ngomong tadi" cela Diva.
"Sengaja sih" jawab Yesha.
"Kita berempat kok gak ada yang gob*lok pelajaran sih?" tanya Alika.
"Bersyukur dong, kita berempat bisa kuliah ditempat luar biasa" sahut Nara.
"Bukan gitu na, gue takut aja kita malah tengkar." cemas Alika.
"Tenang aja, gue pura pura ****** kok" sahut Yesha.
"Otaknya kumat gini" cibir Diva.
"Hahaha, lagian tadi cuma kebetulan, karena gue gabut" kata Yesha.
"Eh ntar kumpul di Asf" ajak Yesha.
"Ngapain?" tanya Nara.
"Main lahh" jawab Alika, Yesha bertos dengan Alika.
"Kalian gak pernah bosen?" tanya Branden yang tiba tiba muncul bersama dengan yang lain.
"Astaga, Branden. Lo gila? Kenapa tiba tiba muncul!" cibir Nara.
"Hahahah" tawa Naufal.
"Kalian gak pernah bosen? Ketemu terus?" tanya Khansa.
"Kagak pernah," jawab Alika.
"Seriusan? Ya kali. Gak percaya. Gibah pasti kalau ketemu!" tanya Naufal.
"Sotoy woi" teriak Diva ditelinga Naufal.
"Echa tumben diam?" tanya Revin.
"Echa?" tanya Naufal.
"Diva, Nara, Alika panggil dia Echa. Kita juga gak masalah kan?" tanya Revin.
"Terserah terserah"
"Echa dingin come back" cibir Danial.
"Gak ada yang perlu diomongin, ngapain gue ngomong?" tanya Yesha.
"Ajaib" kata Bryant.
"Kalian nanti kemana? Asf?" tanya Ikhsan.
"Kita ikut" pinta Revin. Perjalanan mereka terhenti.
"Ngapain? Gak usah deh. Rame ntar" suruh Yesha.
"Dek, udah dibilang kan tadi. Kemana mana harus ada anggota abang?" tanya Danial.
"Bang! Gue bukan ratu. Kita bukan ratu, princess atau permaisuri yang perlu dijagain. Kita bisa jaga diri. Jadi, gak perlu repot repot" jelas Yesha.
"Oh iyaa, kalau mau lindungi Diva, Nara, Alika, terserah. Khusus gue gak usah" lanjutnya, dia pun melanjutkan perjalanannya dan langsung masuk ke mobil, diikuti ke tiga temannya.
"FIA.. FIANA!! DENGERIN ABANG DULU. DEK!!!!!" teriak Danial.
"Aghh.." keluh Danial mengacak rambutnya.
"Kita gak usah terang terangan kalau gini dan" ujar Revin.
"Jadi?" tanya Danial.
"Diam diam lah" jawab Ikhsan.
"Nyamar aja" usul Naufal.
"Terserah, gak ngerti lagi gue sama Fiana bener deh" keluh Danial.
"Gak banyak yang tau kalau Lo punya adek bang," ujar Frans.
"Emang sengaja gak ada yang gue kasih tau, gue takut dia sasaran banyak orang nanti kalau kita lagi punya musuh" jawab Danial.
"Positif thinking, semua bakal baik baik aja" sahut Bryant. Mereka mengangguk setuju lalu pergi ke parkiran.
∆∆∆
Beberapa jam setelah mereka pulang, Yesha dan temannya telepon bersama.
📞 Ciao; Jam berapa jadinya? Jam 4?
📞 Nana; gue baru selese ngasih makan ayam gue.
Echa; Kampret si Nana.
📞 Ciao, Nana, Dipsi; tertawa
📞 Dipsi; kita baru pulang sekolah nying. Sekarang aja jam tengah 4. Jam 5 an gitu.
Echa; Gue manut.
📞 Nana; ntar malem aja gimana?
📞 Dipsi; setuju gue.
📞 Ciao; Oke deh.
Echa; Terserah kalau gitu.
Echa; berarti ntar malam.
📞 Nana; Oke tar malem.
Echa; yauda gue matiin dulu. Kucing gue belum makan.
📞 Dipsi; serah lu deh ca
Echa; Yoda assalamualaikum sahabat.
📞 Ciao; Kampret..
Echa; hahaha (mematikan teleponnya)
Setelah teleponan, Yesha keluar kamar mengambil cemilan. Di dapur dia jumpa dengan Danial. Sejak pulang sekolah tadi, Yesha memilih diam tanpa bicara sepatah kata meskipun Danial sudah mengajaknya bicara.
"Dek," panggil Danial. Yesha tidak merespon dan langsung pergi. Danial menarik tangannya dan langsung memeluk Yesha.
"Dengerin abang dulu"
"Abang punya banyak musuh diluar sana, abang gak mau Lo kenapa kenapa. Apalagi abang mau ke Jepang, abang gak bisa jagain Lo. Makanya abang suruh teman abang buat jagain Lo sama teman teman Lo." jelas Danial. Yesha tetap diam.
"Ayolah ngomong! Jangan kayak gini!!!" suruh Danial.
"Fia bisa jaga diri bang, gak perlu dijagain kayak gitu" sahut Yesha.
"Abang tau kamu bisa jaga diri, ini cuma antisipasi aja." ujar Danial. Yesha melepas pelukannya.
"Mending bodyguard papa dari pada teman abang. Fia ke kamar dulu" pamit Yesha lalu pergi.
★★
Malam harinya, mereka berkumpul di Asf sesuai schedule.
"Rese banget Danial, kesel gue sumpah" keluh Yesha.
"Abang Lo buat gue aja gimana?" tanya Diva.
"Ambil ikhlas gue" jawab Yesha.
"Gila dia mah, kumat" cibir Nara. Mereka tertawa.
"Bokap nyokap gue tadi dirumah" curhat Diva.
"Bagus dong, keinginan Lo kesampean" sahut Alika.
"Iya sih." kata diva.
"Terus sekarang apa? Hm? Kenapa malah sedih?" tanya Yesha.
"Gue denger mereka ngomong tentang perjodohan" jawab Diva.
"Hah? Serius? Lo?" tanya Nara.
"Gak tau gue siapa. Mereka ngobrol dikamar" jawab Diva.
"Dip, bokap nyokap Lo suruh bikin adek gitu buat Lo" suruh Alika.
"Gue ogah malah" kata Diva.
"Dipa sengklek bener sumpah deh. Lo bilang Lo pengen punya sodara, adek" sahut Yesha.
"Ya tapi ca, gimana ya? Udahlah gak perlu dibahas hehe" suruh Diva.
"Jih Dipsiii, yaudah deh. Jangan sedih ya, ada kita disini" sahut Alika.
"Gayane si Ciao," cibir Yesha. Mereka tertawa mendengarnya, mereka pun terus berbincang sampai akhirnya pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Alya Linner
kok kuliah sih thor🤣
2020-09-11
2
Callysta
Yesha Bryant,My Fav Couple oke😂😍
2020-07-16
6
Nisaa🍁🍁
kak mut ciwi barbar juga
semangattt
2020-06-04
7