Di kafe, tempat perkumpulan Crazy Bacot.
"Ca, lu kagak takut sama David?" tanya Diva.
"Takut kenapa?" tanya Yesha balik.
"Ya takut dia.. dia macem macem lah. David itu ganas ca suer dah" balas Diva.
"Kagak, kagak takut gue" jawab Yesha.
"Lah, ni anak beneran dah, lo kagak ada takutnya" cibir Alika.
"Au tuh, kayak gak punya beban hidup" sambung Diva.
"Bukan gitu bang, gue kan punya Nana yang bisa ngehajar itu orang. Sama kayak Nana ngehajar bry bry apa? Lupa gue. Itulah pokoknya" jawab Yesha.
"Bry bry dot kom" sahut Nara.
"Bli bli na bli blii!!!" sarkas Diva.
"Udah ganti?" tanya Nara.
"Matamui ganti. Namanya emang itu geblek." sahut Diva.
"Pengen gue tabok beneran" balas Yesha.
"Udah lama gak di tabok, mau dong." pinta Nara sambil memajukan mukanya ke depan Yesha. Kesempatan nabok Nara ada di depan mata, Yesha tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Yesha pun menabok Nara.
"Eh satbang, beneran di tabok. Tega banget lu" rengek Nara.
"Kan lo yang mau Nana dalem" jawab Yesha sambil tersenyum lebar.
"Bangstt!" umpat Nara. Yesha dan yang lain pun tertawa.
Ting...
Ponsel Yesha berbunyi, ada pesan masuk.
"Akhirnya, di transfer juga sama kuda nil" kata Yesha.
"Buset dah, heran gue. Bang Danial yang imut ulala gitu punya adek sebobrok Echa" puji Nara.
"Nana, mau Echa tabok lagi gak?" tanya Yesha sambil tersenyum.
"Gue aja yang gantiin gimana ca?" tanya Alika.
"Plis deh, jangan ngefans gitu sama pipi gue" jawab Nara.
"Kok gue jadi pengen nabok juga ya?" tanya Diva.
"Member Teletubbies kamu diam aja" suruh Nara.
"Bener bener pengen nabok. Gak sabar deh" pinta Alika.
"Jangan Malika!!" suruh Nara.
"Lo kira gue kecap, Malika??!" tanya Alika. Yesha dan Diva tertawa ngakak dengarnya. Mereka berempat punya nama ejekan tersendiri, kalau Echa jadi permen Chacha. Nara jadi Nana dalem. Alika jadi kecap Malika. Dan diva jadi member Teletubbies.
"Bacot mulu bener deh, heran" cibir Yesha.
"I don't care" jawab Diva, Nara dan Alika serentak.
"Bodo amat dah" balas Yesha, Yesha melihat sekelilingnya.
"Eh, itu yang gue tendang bukan sih?" tanya Yesha saat melihat dua meja yang bersebelahan dengan meja mereka.
"Loh, katanya David, kenapa jadi Daffy?" tanya Diva.
"Lah? Gimana gimana?" tanya Yesha balik.
"Yang Lo tendang tadi itu mungkin David Albertdrik. Nah dia punya kembaran namanya Daffy Albertdrik. Mereka berdua punya sifat yang jauh berbeda. Daffy itu soft boy kalau David itu fakboy." jelas Diva.
"Terus, kalian tau darimana itu David atau Daffy?" tanya Yesha.
"David punya tindik dihidungnya, Daffy? Nggak" jawab Alika.
"Tapi, kalau sama sama gak ada tindik, bedanya? David punya bekas luka di atas alis, Daffy? Gak ada sama sekali. Lo jangan sampe salah bedainnya." lanjut diva.
"Jadi itu David atau Daffy?" tanya Nara.
"Daffy" jawab Alika.
"Lo juga gak tau na?" tanya Yesha.
"Gak pernah tau dan gak mau tau" jawab Nara.
"Tadi dia nanya kan? Berarti mau taukan? Emang be*go dia murni banget" cibir Diva, Alika dan Yesha tertawa. Sedangkan Nara menatap Diva sinis. Ponsel Yesha berbunyi lagi, telepon dari abangnya.
—Bangkudanil—
📞 Danial; Balikin motor gue!
Yesha; pelit banget Masyaallah.
📞 Danial; dih, lo dimana??
Yesha; Asf Cafe.
📞 Danial; gue kesana sama The Wolf Brutal.
Yesha; The Wolf Brutal? Hah?! Jangannnnnn woi.
📞 Danial; mematikan teleponnya.
Yesha; bang, bang kuda!! Bang!!!!!
"Syalannd!!" umpat Yesha.
"Ngapa ca?" tanya Diva.
"Si Danial rusuh" jawab Yesha.
"The Wolf Brutal siapa?" tanya Yesha.
"TWB, itu mah geng bang Febri. Isinya bang Febri, bang Revin, Sandy, Bryant, Branden, Frans, Khansa. Yang tadi pokoknya" jawab Alika.
"Lah, rombongan sirkus? Ish, mereka mau kesini. Pulang kuy" ajak Yesha.
"Dih?!" ujar mereka serentak.
"Udah disini aja kali, biarin ajj— lah itu orangnya? Kenapa cepat banget?" tanya Nara, mereka mengikuti pandangan Nara, dan menemukan Danial dan teman temannya sedang berjalan.
"Kenapa cepat banget astaga" tanya Yesha. Crazy Bacot melihat kearah The Wolf Brutal yang melambaikan tangannya.
"Sumpah dah, itu kenapa dada dada sih. Sok sokan banget elahh" cibir Nara.
"Sok ganteng" balas Diva.
"Si Frans ganteng" sahut Alika.
"Ehh kecap!!" balas Diva dan Nara bersamaan. 'bryant? dia itu siapa?!' tanya Yesha dalam hati.
"Oi" panggil Danial pada Yesha yang bengong. The Wolf Brutal udah sampe di mejanya Crazy Bacot.
"Eh?! Cepet banget sih kalian" cibir Yesha dengan nada tidak suka.
"Udah gue tebak, Lo kalau disini gak bakal jauh jauh dari Asf." jawab Danial.
"Kunci gue" pinta Danial. Seketika Yesha berubah menjadi sok imut.
"Bang.. bang Al kan ganteng" bujuk Yesha sambil mengeluarkan puppy eyesnya.
"Motornya sama Fia aja yaa yaaa" pinta Yesha.
"Dan, lu tega? Kalau gue jadi Lo gak tega sih" sahut Revin.
"Modus dia, hafal banget gue sama tingkahnya" balas Danial.
"Jijik kali gue, dibaik baikkin pun ah" kata Yesha.
"Terus gue naik apa? Lo naik apa?" tanya Yesha.
"Naik..."
"Aaaaa... Elemje? Mau gue mau" potong Yesha.
"Dih, gak jadi gak jadi. Naik motor aja lo udah." sahut Danial.
"Udah dua tahun gue temenan sama bang Danial, gue gak pernah dengar apa itu elemje" ujar Khansa.
"Elemje, mobil gue" jawab Danial. Mereka membulatkan mulutnya.
"Ngapa namanya gitu?" tanya Naufal.
"Suka suka gue" jawab Yesha.
"Gue tanya bang Danial bukan Lo" sahut Naufal.
"Cabut kuy, ada rombongan sirkus jadi rusuh" ajak Yesha.
"Gue pengen nabok" cibir Ikhsan.
"Bang Sandy diem aja deh. Mending main sama Spongebob" balas Nara.
"Gud" ujar Yesha yang tertawa.
"Udah deh ya, gue mau balik!!!!!! Gudbaiiiiii" pamit Yesha lalu pergi. Diikuti ke tiga temannya. The Wolf Brutal menetap disana mereka memesan makanan dan minuman.
"Oke jad- itu bukannya David?" tanya Danial saat melihat kesamping.
"Bukan, itu Daffy kayaknya" jawab Ikhsan.
"Gimana Lo tau itu Daffy?" tanya Revin.
"Wound above the eyebrow" jawab Frans.
"Cerdas" sahut Ikhsan.
"Serius, itu David atau Daffy?" tanya Branden.
"Emmm.. kita test" ujar Khansa.
"Mbakk" panggil Khansa pada seorang pembeli.
"Ah.. iya mas?" tanya wanita itu.
"Emm, mbak mau nomor hp saya gak?" tanya Khansa. Bryant menggetok kepala Khansa.
"Bukan gitu be*go." cibir Bryant, Khansa menatapnya sinis.
"Hah? ehe, boleh mas. Masnya ganteng" ujar wanita itu.
"Maukan, wlee" ledek Khansa pada Bryant.
"Au ah." balas Bryant.
"Nah gini deh mbak, mbak samperin mas yang disana. Mbak pura pura tumpahin air" suruh Khansa.
"Hah? Mas yang disana ya?" tanya wanita itu sambil menunjuk Daffy.
"Iya mbak, mbak berani gak?" tanya Khansa.
"Oke bentar ya mas" ujar wanita itu.
"Fal, nanti telepon gue. Gak bakal gue angkat kok, oke" ujar Khansa setelah wanita itu sedikit menjauh.
"Raja PHP Lo mah" cibir Danial.
"Diem deh bang" ujar Khansa cengengesan. Mereka pun memfokuskan perhatian mereka pada wanita tadi. Respon pria yang tertumpah air tadi biasa saja, bahkan dia tidak marah.
"Fix itu Daffy" ujar Revin. Mereka mengangguk. Wanita itu kembali ke meja Khansa dan yang lain.
"Udahkan mas" ujar wanita itu. Khansa mengkode Naufal untuk meneleponnya. Dengan menahan tawanya dia mengikuti kemauan Khansa. Ponsel Khansa berbunyi.
"Bentar ya mbak" ujar Khansa. Dia menolak panggilan Naufal dan meletakkan ponsel itu ditelinga nya.
"Halo sayang? Hah? iyaa, nanti malam aku kerumah kamu. Apa? 3 Ronde. Apapun untuk kamu pasti aku turutin—"
"Brengsek, gak jadi deh mas. Saya pergi dulu" protes wanita itu.
"Hah? oh iya makasih mbak" ujar Khansa masih tetap meletakkan ponsel ditelinga nya, sampai wanita itu menjauh dia baru melepaskannya.
"Gila otak lu sa sa" cibir Revin sambil tertawa, yang lain pun ikutan tertawa.
"Tau tuh, gaya gayaan ngomongnya 3 ronde" balas Branden.
"Diam deh," sahut Khansa. Yang lain pun masih saja tertawa karena dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Pengagummu⚘
gesreknya minta ampunn😂😂
2021-09-20
0
альфа
Naufal itu agak geser tu pala nya😂😂😂
2020-06-03
5
альфа
😂😂😂 Khansa ngomong nya asal jeplak aja ga disaring dulu😂😂😂
2020-06-03
7