Four Crazy Girls
"Awh, jalan lihat lihat dong!" keluh seseorang. Dirinya yang menabrak, dirinya juga yang mengeluh. Sedangkan orang yang di tabrak hanya diam dan menatapnya dengan tatapan datar.
Korban mengulurkan tangannya membantu pelaku. Setelahnya ia beranjak meninggalkan orang itu tanpa sepatah kata pun.
Si pelaku yang menggunakan masker membuat sang korban berambut panjang ini tidak mengenalinya. Itu sebabnya ia cuek.
Melihat korban hendak pergi, pelaku penabrakan tadi menahan tangan korban berambut panjang yang di tabraknya dengan sangat sengaja.
"What's wrong?" Ia menunjuk ke belakang korban. Korban itu berbalik dan melihat dua orang yang sebenarnya memang ingin di datangi.
Ia kembali menatap ke depan, pelaku tadi membuka maskernya dan terlihat jelas ia merupakan salah satu temannya juga. "Dipsii kampret!!" ujar gadis ini kesal.
Si pelaku yang di panggil Dipsi itu hanya tertawa melihat korbannya kesal, mereka bertiga berjalan ke arah korban itu lalu memeluknya.
"Welcome back, Ayesss!" ujar salah satu dari mereka, yang bernama Alika. Pelukan hangat bak teletubbies pun terjadi.
"Maacii, guyss! Tapi agak lain kalau lo pada panggil gue Ayesss. Btw, ayok kesono," ajaknya sambil menunjuk kafe. Mereka berempat pun berjalan bersama menuju kafe.
"Cutee tauu, Ayess."
"Geli."
"Hahaha! Lo belum berubah ya, Chaa, tetap aja dingin bangeettt," sahut salah satu temannya, Nara. "Iya nih, udah dingin cuek lagi. Gemetaran gue tadi pas mau nabrak."
"Jangan bacot dah lo, Dip!"
"Ini realll."
"Mau pesen apaann? Baik kita pesan duluuu," tanya Alika tak sabar. "Lo mau bayarin kita bertiga nih?"
Alika menatapnya jengah. "Pengen gue tabok sih, kok bisa gue punya temen modelan lo begini, Naa? Gratisan mulu anjaayyy," balas Alika. "Yaelah, Cii, sensi amat lu sama gue. Tapi kali-kali bolehlah, free."
"Gak gakkk, lagi miskin guee!" jawab Alika tegas. "Gue aminin gimanaaa?" tantang Nara julid.
"Iyakk, adu mulut teross sampe besok! Suntuk banget gue dengernyaaaaa." Nara dan Alika cengengesan. "Ampun, Dip, ampunnn."
"Hahaha. Apa gerangan pulak ni, mak sama kakak takut ke bungsuu?" tanya Ayesha, korban tabrak pundak. "Gak takut cok, gak takoott. Mengalah be, bungsu nanti stress."
"Prettt!!"
"Skip, skipp! Akhirnya kita jumpa yaa, gak nyangka sih gue lo balik lagi ke sini, Chaa." Alika mengalihkan topik. "Gue juga gak nyangka bangett, " balas Diva.
"Halahh! Gak usah alay deh pada, sok dramatis banget," sahut Nara songong. "Ni orang dari tadi kenapaaa seehh? Lo mau gue tabok beneran?" tanya Alika.
"Ihh, pms. Santuyy, bang, santuyy! Tapi emang alay sih kalian," kata Nara cengengesan. "Sabar sabar gue liat lo ya, Naraaa!"
Nara dan Alika memang selalu begituu. Mereka berdua jarang akur, Ayesha dan Diva saja sampai pusing melihat pertikaian mereka berdua.
"Gak penting dah. Cha, lo masuk di SMA kita, kan??" tanya Diva. "Iyapp, kalau gak di situ juga ogah gue balik."
"Berarti lo balik juga demi kami dong ini?"
"Nggak. Pede banget buset."
Seketika tatapan mereka datar. "Ini jawabnya gak nyantuy banget cokk, pengen gue geplak!" balas Diva.
Alika menghela nafas. "Sabar sabar aja gue punya temen sumbu pendek kayak kalian. Panjangkan umur Alika, Ya Allah."
"HAHAHAA!!"
...●●●...
Ayesha POV
Hollaa! Nama gue Ayesha Fianabelle. Untuk panggilan gue punya banyak. Temen-temen gue manggil Echa. Tapi kalau orang rumah panggil gue Fiana.
Banyak yang bilang gue punya sifat dingin dan cuek. Yaa sebenarnya gue cuma cuek sama orang baru. Kalau sama temen gue? Enggaklah anjay.
Fun fact, gue itu sangat amat tidak suka jika sesuatu milik gue direbut ataupun diganggu, jika itu terjadi gue pasti gak bakal diem aja.
For you information, gue jago main basket, juga jago bela diri sama seperti ke-tiga teman gue yang lain. Yepp, gue punya tiga temen yang deket banget kek saudara. Gue bakal kenalin satu persatu.
Yang pertama Ludiva Farasia. Biasa di panggil Diva atau Fara, tapi gue sama yang lain manggilnya Dipsi atau kadang-kadang Dipo, ya sesuai mood aja sih. Diva baik, bisa jadi penengah antara kami. Mukanya kalem tapi tingkahnya gak pernah kalem. Sama aja kek ke-tiga teman gue yang lain. Oh iya, dia yang paling muda.
Teman gue yang kedua itu Narade Asassya. Biasa di panggil Nara tapi itu versi orang lain. Kalau kita panggil Nara dengan sebutan Nana atau kadang Emak, terserah kita pokoknya, hehe. Nara tu periang, super ceria. Punya suara yang bagus apalagi buat ngebacot. Dia tertua.
Yang terakhir ada Alika Flowrencia. Si Alika ini sering kita panggil Cia atau Bunga. Kenapa kita panggil dia Bunga? Karena kata Florwencia. Cuma kita yang panggil dia kayak gitu, kalau orang lain lebih sering manggil Alika.
Alika tu yang paling sering ngebacot sama si emak, kalau ketemu berantem mulu kagak ada habis-habisnya. Tapi mereka yang menghidupkan suasana tongkrongan. Alika punya sikap dewasa, kadang suka ngalah, tapi itu kadang-kadang doang sih.
Kita berempat udah berteman sejak Junior High School. Bukan karena satu sekolah gitu sih kenalnya, tapi kenal virtual. Itu juga kenal karena gabut. Gabut yang berfaedah.
Ceritanya gini, waktu itu gue lagi buka aplikasi buat ngilangin gabutnya gue, nah di aplikasi itu bisa nemu teman. Teman pertama gue di situ si Diva, di susul Nara, baru yang terakhir Alika. Alika sama Diva itu satu provinsi, tapi mereka gak sadar. Kalau gue sama Nara tu jaaauh banget sama mereka.
First meet gue sama Alika. Itu juga karena gue pindah ke provinsinya si Alika dan gak sengaja ketemu si Alika di bandara, setelahnya kita deket gitu, akrab banget. Beberapa minggu kemudian, gue ajak si Alika buat keliling kota, waktu kita berdua haus terus mampirlah kita ke kafe. Suatu kebetulan yang sangat kebetulan, di situ kita ketemu sama Diva, jadi kita bertiga pun lebih akrab lagi.
Nah, kalau ketemu si Nara, kita hasut dia buat ke sini. Awalnya sih kagak mau, tapi plot twistnya, dia di suruh tinggal tempat neneknya di provinsi yang sama kayak gue, Diva dan Alika.
And yeahh, we finally met. Sewaktu dia sampe di provinsi ini, kita bertiga yang jemput. Terus setelahnya kita temenan akrab banget sampe sekarang.
Gue sama ke-tiga teman gue sempat terpisah karena papa gue suruh untuk SMA di kota lain dan tinggal sama paman gue. Gue turutin kemauannya papa waktu itu, terus karena gue ngerengek di sana minta pindah. Akhirnya gue pindah, balik lagi ke sini.
Sifat gue yang cuek dan bodoamat itu, bikin gue gak punya teman seorang pun. Ada yang deket sih, tapi gue nya malah ngejauh.
Pertemanan kami tu gak pernah jaga image, dan kita selalu menunjukkan bagaimana sikap asli kita. Anti munafik clublah. Kita bertiga sama-sama gak suka di bohongi. Traumatik?
...●●●...
Author POV
"Cha, lo kok bisa pindah lagi?" tanya Alika membuka topik baru. Mereka masih di kafe yang sama. "Gue paksa bokap gue biar bisa pindah, pake jurus ngerengek tiap call."
"Bungsu pridee emang sejahtera."
"Di sana pasti banyak cogan kan, Cha? Bagi dong gue," kata Diva merayu. "Teman sekelas gue aja gak ada yang gue kenal ntah cewek ataupun cowok, apalagi cowok kelas lain. Jadi gue gak bisa bagi lo cowok."
"Seriouslyy? Wah parah, penyakit lo aneh sih," sahut Nara geleng-geleng. "Eh, gue tabok juga lo lama-lama. Bukan penyakit ini, namanya tu mengantisipasi dari yang aneh-aneh."
"Bacott pake pelangii!"
"Kalau beneran ada cogan di sono gue pindah sekolah dehh," sahut Nara. "Gue ke sini lo malah ke sono gimana sih maunyaa?" tanya Ayesha kesal.
"Harap maklum, isi otaknya Nana kan cowok mulu," balas Alika. "Namanya gue normal."
"Wait, wait, maksud lo apa nih? Jadi lo kira kita kagak normal begituuu?" tanya Alika sinis. "Gue gak bilang begituu, tapi gue rasa sih kagak."
"Kampret lo ya! Bener-bener lo Nana dalemm!" balas mereka bertiga bersamaan. Nara cengengesan, "Ampun ndoroo!"
Mereka lanjut berbincang, tepat di saat seru-serunya, tiba-tiba ponsel Ayesha berbunyi. Ada panggilan masuk dari mamanya.
...Momm...
📞 ; Fiana, kamu di mana?
^^^Di kafe. Kenapa, Ma?^^^
📞 ; Ada yang cariin kamu, balik gih.
^^^Widih dicariin. Siapa ma? Betina jantan?^^^
📞 ; Kamu kira hewan betina jantan?
^^^Lah, maksudnya Fiana kan perempuan atau laki-laki gituuu^^^
📞 ; Rahasia.
^^^Mama gak jelas, aneh. Yang bener dehh, Mamm?^^^
📞 ; Udah buruan pulang aja duluu.
^^^Setengah jam lagi, Mam. Wa'alaikumsalam.^^^
Ayesha langsung mematikan panggilan. Memang akhlaknya sangat minus, jangan ditiru.
"Kenapa, Chaa?" tanya Alika. "Kagakk, kata nyokap gue ada yang cariin. Lah gue kan kagak punya teman lain selain kalian. Ada sih ya tapikan kagak deket, jadi rada bingung aja siapa yang nyariin."
"Lo sih anti sosial, sok-sok misterius."
"Anti sosial pale lo ungu, kalau gue anti sosial kita gak bakal kenal ya cokk!" jawab Ayesha. "Si Nana tu emang beneran pengen gue geplak tau, emang pengen gue geplak, kann?" sahut Diva.
Nara nyengir. "Gak gitu, Diponegoro."
"Nah, kan kampret! Sini lo biar gue pukull!" kata Diva bak preman. "Kejar gua duluu, hwahahaa!"
Terjadilah kejar-kejaran antara Diva dan Nara, mereka sudah keluar dari kafe itu, sekarang sedang berjalan ntah menuju ke mana. Di tengah sedang lari-larian, dengan tidak sengaja Diva menabrak seseorang.
"Sorry, sorry. Sorry ya, gue gak sengaja," kata Diva panik. Yaa bagaimana tidak, orang yang tanpa sengaja di tabraknya itu anggota geng populer yang ada di sekolahnya.
"Yailah, bocah. Jalan lihat-lihat dong! Udah besarkan? Jangan kayak bocah deh!!" kata pria itu ngegas.
Ayesha dan Alika memantau dari kejauhan, merasa tidak suka temannya di perlakuan seperti itu, Ayesha datang mendekat. "Mau lo apa deh? Dia udah minta maaf sama lo, kenapa jadi ribet? Rempong amat lo jadi laki!" cibir Ayesha.
Nara, Diva, dan Alika meremang mendengar penuturan Ayesha barusan. Sedikit ketar-ketir, tapi gakpapa.
"Hah? Apa? Gak lo liat itu bawaan gue jatuh terus kotor kayak gitu? Lo kira maaf aja cukup gitu?" sahut pria itu tak kalah ngegas. Ayesha mengambil beberapa lembar uang dari tasnya.
"Ambil tuh, lo ganti bawaan lo yang kotor dan berhenti marahin temen gue! Rempong amat." Ayesha langsung beranjak pergi, tapi tiba-tiba tangan pria itu menahan tangannya.
Aneh, seketika kepalanya pusing. Ia memegangi kepalanya sambil menghempas kasar tangan pria itu.
"Chaa? Cha, lo kenapa? Chaa?!!" panggil Nara panik.
"Echaa? Anjirr, lo kenapa cokk?" tanya Diva ikutan panik. Ayesha geleng-geleng. "Gue gakpapa, aman kok."
"Drama ya lo?"
Brukk!!! Nara auto menjotos pria itu sampai jatuh tersungkur. Jotosannya meninggalkan bekas yang membiru di pipi si pria. Sudut bibirnya sedikit lecet.
"Berani-beraninya lo ya! Gue tau lo anggota geng hebat di sekolah gue. Tapi bukan berarti lo bisa ngomong seenaknya!" ujar Nara emosi. "Anjrott, kepancing."
"Udah, udah. Gak usah ribut! Ayok cabut!" ajak Alika menengah. Mereka memilih pergi daripada jadi pusat perhatian banyak orang.
"Eh, woi! woii!"
"Apalagi sih?" tanya Alika berbalik. "Ahh gue tau!" sahut Ayesha, ia kembali mengambil lembaran uang di tasnya.
"Itukan? Tuhh, buat biaya sakit lo!!" ujar Ayesha sambil meletakkan uang di saku baju pria itu. "Dahlah, ayok cabut." Mereka berempat pun pergi menuju mobil.
"Agak laen juga orang ini ku tengok...."
...___________...
...Hai readers!! 🙌🏻...
...Ini novel ke dua aku, semoga kalian sukaa....
...Selamat membaca ya semuaaa...
..._______________...
...Revisi, Maret 2023...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Rahmah Rahmah
Hai🙋
2022-10-17
0
kania puspitaS
😀
2021-03-28
0
Green Garden
Permisi author dan para pembaca setia noveltoon.
Baca juga karya novel aku yang judulnya counting of love.
Tinggalkan komentar,like dan votenya juga ya...
2021-03-21
0