"Hai, Ayesha," sapa seorang pria, teman sekelas Ayesha. Ayesha diam dengan tatapan datar. Ia dan temannya sudah tiba di kelas sekitar tujuh menit yang lalu.
"Buset dah, datar amat muka lo. Senyum dikit dong," godanya lagi. Ayesa pun menoleh sekilas lalu kembali membuang muka.
"Kenalin gue Aji," kata pria itu. Ayesha masih teguh pendirian, ia tetap diam. Seisi kelas mereka tiba-tiba hening dan memperhatikan Aji yang menggoda Ayesha.
"Guys, Pak Irwan gak masuk. Kita belajar sendiri aja dan gak pake ribut!" sahut Panji —Ketua kelas— yang baru masuk setelah dari ruangan guru. Pandangan mereka kembali teralihkan.
"Alhamdulillah!!"
"Akhirnya, doa anak yang baik budi ini terkabul. Kuy mabar," ajak Branden pada Bryant. "Lo anaknya Budi? Bukannya anak Om Bisma?" tanya Fahmi mendadak dungu.
"Sak karepmu cokk!"
"Salah gue apa coba?"
"Salahnya di otak lo yang rada sengklek, Mi," jawab Gery, teman kelas yang lain. "Gery salut kata gue mending lo diem deh."
"Sialann lo sarimie!!!"
"Kumat dah kumattt."
"Hahaahahaha! Udah, ayok login, Yan," ajak Branden lagi. Khansa datang mendekat. "Gue ikutt." Mereka pun mulai memainkan game bersama.
Aji sendiri masih saja berada di samping Ayesha, mencoba untuk melelehkan es di dalam diri gadis itu. "Yeshaa," panggil Aji sekali lagi.
"Jik, mending lo cari kegiatan lain deh, Echa tuh kagak demen sama lo," suruh Nara gak sabar. "Halah! Lo kalau ngomong tu yang iya-iya aja dahh!" sahut Aji.
"Udah paling iya itu. Sini deh Jik, sini. Kasian gue liat lo patah hati mulu, ketolak mulu," sambung Cakra.
"Hoasuu. Ntar gue datang lagi, lo pasti bisa luluh sama gue," kata Aji pede lalu pergi. "Mimpi," jawab Ayesha acuh.
Selepas kepergian Aji, Nara, Diva, dan Alika pun datang menghampiri meja Ayesha. "Geser lo!" perintah Nara pada Bryant. "Sialann," umpat Bryant, karena sedang fokus dan tidak ingin bertengkar, Bryant mengalah.
"Lo kenapa, Cha?" tanya Alika setelah memperhatikan temannya. "Masih bingung gue sama siluman satu itu," jawab Ayesha menunjuk Bryant dengan dagunya.
"Gue? Seganteng ini dikatain siluman?" tanya Bryant menghentikan permainan. "Anjiirr. Yann, yang bener lah cokk mainnyaa, sampe kalah ntar lo gue lempar ke kandang macan," ancam Branden serius.
"Taiiii!!" umpat Bryant kembali memainkan gamenya. Ayesha menatap Bryant serius lalu kembali melihat ke arah temannya. "Dia siapa sih?"
"Emmm...." sahut mereka bersamaan sambil berfikir.
"Hai!" Kali ini seorang siswi yang menghampiri Ayesha and the geng. "Tadi cowok, sekarang cewek," gumam Ayesha sedikit malas.
"Kenalin gue Ferania Windy."
"Gue Milly Jova."
"Ayesha Fianabelle," jawab Ayesha singkat. Merasa direspon dengan baik, mereka tersenyum. "Kita boleh gabung?" tanya Fera.
"Biasanya juga kagak pernah lo. Mau caper sama siapa?" tanya Alika mencibir. "Gak senang banget lo gue liat. Gue kan cuma mau kenalan sama Yeshaa," sahut Milly. "Ya udah kenalan gak perlu gabung juga, kan?"
"Sudah, Cia. Sudah, ayo istighfar."
"Oiya, lagi ngadepin setan. Astaghfirullahalazim..."
"Sial—"
"Hadeh, udahlah. Cewek di kelas kita itu cuma tujuh orang, akur dikit kek. Sama temen sekelas juga," dumel Panji tidak sabar. "Berisik!"
"Ini si Lisa ke mana?" tanya Panji bingung, anggotanya hilang satu. "Ke kelas sebelah dia," jawab Fera seadanya.
"Kok kalian gak ikut? Tumben banget ibunda ratunya gak diikutin," ujar Irham si wakil ketua kelas. "Mager, capek."
Ayesha dan ketiga temannya beralih menatap Bryant dan yang lain. "Lo main game apaan?" tanya Nara pada Bryant dan temannya. "Pabji."
"Kagak usah geer ya, Pann. Ini bukan Panji tapi Pabji!" sahut Branden. "Yayayaya, karep."
"Gue ikut dong" pinta Ayesha tiba-tiba akrab. "Lo bisa?" tanya Branden sedikit ragu. "Kalau gak bisa gue kagak minta ikut."
Ayesha login, Nara juga ikutan. Mereka memang jago banyak hal, salah satunya ini. Tapi diantara mereka hanya Ayesha dan Nara yang mahir dan sering main game, Alika dan Diva juga mahir sih tapi mereka gak sesering Ayesha dan Nara.
Oh iya, Fera dan Willy tadi memilih pergi karena terabaikan.
Di saat sedang asik bermain, suara pemberitahuan dari kantor TU menggema. "Panggilan kepada Yesha Anabelle, harap ke ruangan guru sekarang juga."
"Buset, ganggu aja. Mana salah lagi nama gue disebutnya," dumel Ayesha. "Weh, Dip, gantiin gue bentar."
"Mager gue, Cia nih."
"Sini sini."
"Kalah gue gorok leher lo," ancam Ayesha sinis. "Iya nyet tenang aja lo," jawab Alika santai sembari mengambil alih ponsel.
"Dipp, ini ruang guru di mana?" Diva mengambil ponselnya, membuka playstore dan menunjukkan sesuatu. "Ruang guru."
"Bukan yang ini Dipsi, ah elah lo mah nguji kesabaran gueee." Diva cengengesan. "Kebanyakan konser sama Teletubbies ya gitu."
"Diam lu sarimie isi dua!" balas Diva jutek. Fahmi geram, ia beranjak mendekat ke arah Diva, menggetok pelan kepalanya. "Huaaaa, Panjiiiii!!" teriak diva.
"Yailaahh, ganggu gue tidur ajaa. Gue jodohin ntar lo berdua!" sahut yang lain. "Najis!"
"Cie kompak," ledek Cakra. "Udah diam woi!"
"Astaga, papi Panji marah," ledek Aji.
"Hahahaha!!"
"Aelaaahh, ini gue gimanaa? Ruang guru di mana?"
"Ayok gue anterin," ajak Aji bangkit dari duduknya. "Gak dulu, makasih."
"Di tawarin bantuan gak mau, yaudah terserah." Aji kembali duduk. Sepertinya ia sudah tersadar kalau Ayesha tidak mudah luluh dengan godaannya.
"Okee, Cha, dengerin gue baik-baik. Ntar dari kelas kita belok kiri, lurus terus habis itu belok kanan, ada perempatan belok kanan lagi. Ruangannya di sebelah kanan," kata Frans.
"Ribet amat. Makasih btw," Ayesha langsung keluar kelas. Ia berjalan dengan santai dan tiba tepat di tujuan.
Cukup lama di sana. Setelahnya Ayesha beranjak kembali menuju kelas. Sialnya malah salah jalan. "Sial, gimana bisa gue lupa. Hp gue di kelas lagi."
"Ehm! Hai, pretty," sapa seorang siswa dengan pakaian yang sedikit acak-acakan. Rambut berantakan, baju dikeluarkan dan sepatu melanggar aturan.
Ayesha diam dan mengabaikan siswa itu, ia lanjut berjalan santai meninggalkan siswa gila di depannya. "Eitss, tunggu. Kenalan dulu dong," pintanya menghentikan Ayesha.
"Apasih? Diem lo banci!" Siswa itu terkejut. "Wah, hahaha. Baru kali ini ada yang berani lawan gue. Berani banget ya lo?"
"Why not? Humans like you are nothing but trash here!!"
"Apaa? Lo bilang gue sampah? Wah, cari ributt?" tanya siswa itu tertantang. "Sure, I'm not afraid!"
"Gak usah sok Inggris!"
"Kenapa? Lo gak tau artinya ya?"
"Anjingg juga ini cewek." Siswa itu makin tertantang. "Main halus aja gimana? Di hotel?"
Merasa geram dengan pertanyaan yang dilontarkan, Ayesha menghela nafasnya panjang. Sepersekian detik berikutnya, ia menendang perut siswa gila itu sampai terhuyung ke belakang.
"Anjirr... Sialan lo!!"
"Wehh, Pitt, are you okay?" tanya temannya tiba-tiba nongol membantu. "Alay banget jadi jantan," cibir Ayesha. Ia beranjak pergi, tetapi tangannya malah ditahan.
Ayesha memutar pergelangan tangan siswa itu, kemudian dilepas tangannya darisana dan beralih ke leher lalu menyandarkannya di dinding.
"Don't ever touch me, with your filthy hands!" suruh Ayesha. Ia lantas beranjak pergi setelah melepaskan cekikannya. "AWAS AJA LO! TUNGGU PEMBALASAN GUE!"
"Udah jauh baru teriak lo, Dapit begoo." Siswa bernama David itu menoleh ke arah temannya. "Lo dicekek gak matikan?"
"Kagak."
"Mau gue tambahin biar mati?"
"Anak monyet, gak mau lahh."
"Lagian lo nambah emosi gue, ngatain begoo."
"Kan nyata?"
"Bacot." David diam sejenak sambil menatap arah pergi Ayesha. "Siapa cewek tadi? Penasaran gue jadinya," gumam David lalu beranjak pergi darisana.
Tidak jauh dari tempat kejadian perkara, kebetulan ada Danial dan Revin yang baru saja balik sehabis bolos ke kantin. "Cokk, itu beneran adek lo?" tanya Revin panik.
"Iya, adek gue."
"David loh ini, David. Khawatir gue sama adek lo," ujar Revin. "Adek gue jago bela diri, sama kayak tiga temannya yang lain. Sedikit aman, tapi gue juga gak bisa tenang sebenernya. Gue yakin sih, setelah ini pasti adek gue bakal berurusan terus sama makhluk sampah spesies David."
"Nah ya terus gimanaa?"
"Gue juga bingung."
"Ini yang gue takutin, Pin. Waktu gue gak ada di sekolah, adek gue bisa aja di apa-apain sama ni orang. Dia memang sok cool, kaku, cuek. Tapi dia susah tahan amarah. Gue tau dia jago bela diri, tapi kalau musuh dia rame gimana? Sama aja habis dia."
"Udah, udah. Jangan mikir kejauhah. Lo tenang aja, ada gue sama yang lain yang bakal jagain Ayesha sama temen-temennya kalau lo lagi gak di sekolah."
"Thanks, Pin.“
"Gak gratis tapii."
"Taii!! Tapi oke gakpapaaa, lo mau apa bakal gue kabulin ntar," kata Danial santai. "Anjaayy! Orang kaya ni memang bedaa."
..._______________...
...Revisi, April 2023...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Fitriani
wah sdh ada musuhnya...
2021-03-14
0
Diva Safa_24
Thor lanjut
2020-11-16
1
rachelll
kapan up nya Thor?🥳✨
2020-05-27
3